Arkha dan Vina langsung saling menatap, mereka sama-sama bingung harus menjawab sekaligus memberikan alasan apa untuk Mikha agar hal itu tidak terjadi.
Vina melirik jam di dinding, ternyata sudah hampir jam 2 dinihari. Besok ia harus mengantar keluarganya ke terminal bus.
''Tadi pas aku tanya, kata Mama, Papa masih selesaikan pekerjaan, jadi belum ke kamar. Sekarang pasti sudah selesai 'kan, Pa kerjanya?'' tanya Mikha dengan tatapan yang penuh harap sehingga membuat kedua orangtuanya itu tidak tega, tetapi juga sangat berat.
Setelah Mikhael sudah tidur sejak di perjalanan pulang tadi malam, pria kecil itu terbangun 1,5 jam kemudian dan menanyakan keberadaan Arkha. Sesuai dengan apa yang dipesankan oleh Arkha, Vina pun menjawab bahwa Arkha sedang bekerja. Saat itu Mikha yang masih mengantuk pun nurut untuk melanjutkan tidurnya.
''Emmm, anu, Mikhaaa, emm.'' Vina menjadi gugup sendiri sehingga membuatnya sulit untuk berbicara apa.
''Sayang, tidurnya sama Mama aja dulu ya, kasurnya 'kan cuma segini, kalau Papa ikut tidur disini nanti sempit.'' timpal Arkha yang akhirnya menemukan alasan. Ia berharap Mikha menerima alasan itu.
''Ya sudah, berarti kita tidur di kamar satunya aja.'' jawab Mikha dengan enteng.
''Ha?!'' pekik Arkha dan Vina bersamaan.
Vina langsung menepuk keningnya sendiri. Ia sedang tidak bisa berpikir harus membuat alasan apa lagi karena yang diminta oleh Mikha bukan hal yang rumit, hanya saja kisah ini yang rumit bagi Arkha dan Vina.
''Mama sama Papa kok malah bengong?'' tegur Mikha sehingga membuyarkan lamunan Arkha dan Vina.
''Eh, iya, nggak bengong kok.'' jawab Arkha sembari menggaruk tengkuknya.
Arkha berpindah ke sebelah Vina karena hendak membisikkan sesuatu.
''Turuti saja, nanti Mikha yang di tengah. Kamu jangan cari-cari kesempatan!'' bisik Arkha yang tidak lupa disertai ancaman, padahal yang memiliki ketakutan justru Vina.
Vina langsung memundurkan kepalanya diancam jangan mencari kesempatan.
''Kebalik!'' bathin Vina.
''Terserah anda saja.'' jawab Vina.
Dengan keterpaksaan ini, akhirnya Arkha dan Vina sepakat untuk tidur bertiga di kamar Arkha. Ukuran ranjang di kamar Arkha dan Vina berbeda, yang awalnya bisa dijadikan alasan, ternyata anak kecil itu sudah cukup cerdas untuk mendapatkan jalan lain.
''Horee! mulai sekarang Mikha tidurnya sama Papa dan Mama!'' seru Mikha.
Sementara Vina dan Arkha hanya bisa nyengir kikuk.
''Mikha duluan ya sama Papa, Mama mau bereskan kasur ini dulu.'' ujar Vina yang ingin menenangkan jantungnya dulu.
''Kita tungguin aja ya, Pa.'' jawab Mikha sembari menatap Arkha untuk meminta persetujuan.
''Eh, iya-iya.'' jawab Arkha kaget.
Vina langsung menghela napas dalam-dalam. Mikha dan Arkha menunggunya di sofa, sementara Vina cepat-cepat membereskan tempat tidur tersebut akan terlihat rapi.
Melihat Vina yang membelakanginya, Arkha langsung menelan salivanya. Vina mengenakan kaos oblong dan celana pendek diatas lutut berwarna biru. Jiwa laki-lakinya langsung mencuat, namun, ia langsung menepis pikiran kotornya itu.
Setelah selesai, mereka bertiga keluar dari kamar tersebut dan siap pindah ke kamar Arkha.
''Mama minum dulu sebentar ya.'' ujar Vina ketika mereka sudah di depan kamar.
''Iya Ma.'' jawab Mikha.
Satu gelas air mineral itu langsung Vina habiskan.
''Bismillahirrahmanirrahiim.'' gumam Vina sebelum kembali bersama suami dan anaknya.
Arkha melirik Vina dengan tajam, sedangkan Vina langsung menunduk dalam karena ia tau sudah pasti Arkha ingin memprotesnya.
Sesampainya di dalam kamar Arkha, Vina langsung menggelengkan kepalanya. Ia menatap kamar tersebut yang sudah berantakan. Tapi, Mikha tidak memusingkan hal itu, ia langsung naik ke atas ranjang lebih dulu. Sedangkan mama dan papanya masih berdiam sembari perang bathin.
''Saya tidur dimana, Tuan?'' tanya Vina lirih.
''Masih tanya? dasar bod*h!'' jawab Arkha lirih.
Vina menarik napas panjang lagi. Ia juga heran kenapa bisa melontarkan pertanyaan itu.
Keduanya langsung melangkah maju dan berpisah ke sisi kiri dan kanan.
''Ayo tidur lagi, sudah jam 2. Besok kita antar nenek sama kakek ke terminal.'' ujar Vina.
''Iya Ma.'' jawab Mikha nurut.
Pria kecil itu langsung merebahkan tubuhnya lagi. Saking gugupnya, Vina tidak meminta Mikha untuk membaca do'a.
Arkha dan Vina cukup lega karena Mikha terlihat senang ada di tengah.
Arkha yang sebelumnya sudah berniat untuk membawa Mikhael ke kamarnya pun langsung mengusap-usap lembut rambut keponakannya itu. Sedangkan Vina menatap sekilas lalu ikut merebahkan tubuhnya dengan perasaan yang tidak karuan. Ia memanfaatkan ranjang big size itu untuk memperlebar jarak.
30 menit kemudian
Suami dan anaknya sudah terlihat tidur. Vina juga terbawa suasana, perlahan ia memejamkan matanya yang mulai mengantuk. Saat ia terbangun karena Mikha tidak ada disampingnya, ia baru bisa tidur sekitar satu jam sebelumnya, sehingga waktu tidurnya belum cukup.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Sabrina
lanjut up thor
2023-05-22
0
🔵◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻
Makin Seru Kk
Ry Benci Pakpol Mampir
2023-05-19
1