Part 12 : Pepaya Anak Kampung!

Saat diam setelah Dicky meninggalkan ruangannya, Arkha teringat sesuatu. Ia pun langsung membuka laptopnya.

Di setiap sudut ruangan di dalam apartemennya, Arkha memasang kamera pengintai, kecuali di dalam kamar mandi. Di kamarnya pun ia pasang karena didalam kamarnya menyimpan banyak benda-benda penting, ia juga menaruh curiga pada istrinya itu. Sedangkan satu kamar lainnya tidak dipasang cctv, karena ia tidak peduli, apalagi yang menempati orang yang tidak ia sukai.

''Masa iya gue yang deketin dia duluan! nggak mungkinlah! pasti dia yang genit duluan! dih covernya aja kalem, aslinya brutal tuh pasti!'' gerutu Arkha sembari membuka folder yang menyimpan rekaman video kamera pengintai di dalam kamarnya. Ia yakin, kejadian pagi tadi diawali dengan kegenitan Vina, sehingga ia terpancing tanpa sadar.

''Kalaupun gue terpancing, ya tetep salah dialah, salah siapa kasih ump-,''

Arkha langsung terbelalak sendiri melihat tayangan video itu sehingga membuat gerutunya terhenti.

Berawal dari Mikha yang pindah tempat sehingga membuat Vina berada ditengah mereka, walaupun saat itu Arkha sedang tidak ada. Namun, posisinya masih berjarak. Tak lama kemudian, Mikha terus bergeser maju sehingga membuat Vina mundur. Saat itu terlihat Arkha tidak ada karena ia sedang keluar kamar untuk menenggak minuman yang telah ia rindukan, sekaligus untuk mengurangi efek stresnya dengan pernikahan palsunya ini. Ia tak minum terlalu banyak karena khawatir akan kebablasan dan sampai hilang kendali. Akan sangat beresiko tinggi jika Mikhael mengetahui kebobrokannya.

''Oh, ini pas gue keluar kamar.'' gumam Arkha sembari mengingat-ingat.

Ketika waktu menunjukkan pukul 03.45 wib, terlihat Arkha kembali masuk ke dalam kamar. Ia terlihat berdiri beberapa menit di depan ranjangnya sembari menggaruk kepalanya sendiri. Di sana terlihat ia sudah tak sepenuhnya sadar, bisa jadi karena pengaruh alkohol yang sudah ia tenggak.

Di tempat pinggir yang semula ditiduri oleh Vina kosong, seharusnya Arkha bisa langsung merebahkan tubuhnya disana. Namun, ia malah langsung merebahkan tubuhnya di belakang Vina yang menyisakan tempat sedikit. Tanpa canggung-canggung dan jijik seperti biasanya, ia langsung memeluk istrinya dari belakang.

''Keluarga apaan ini, kebo semua nggak ada yang kebangun!'' gerutu Arkha melihat video tersebut karena mereka tidak ada yang terbangun.

''ASTAGA! GUE NGAPAIN!'' pekik Arkha saat melihat tangannya melingkar diperut Vina tanpa ragu-ragu.

Arkha tidak mempercayai dirinya bisa melakukan hal itu. Di video itu tampak jelas bahwa ia lah pelaku utama dan Vina yang sudah berusaha melepaskan diri darinya ketika sudah menyadari semuanya.

''Pasti anak kampung itu kesenangan sudah gue sentuh! ck!''

''ARKHAAA! BO*DOH SEKALI KAU!! AARRGGHH!!''

Arkha kembali menutup laptopnya karena kepalanya langsung semakin terasa pening. Ia terdiam sembari menyandarkan kepalanya di sandaran kursi dengan menutupkan dua telapak tangannya ke wajahnya.

''Arrghh sial malah kebayang terus itu pepaya anak kampung!'' gerutu Arkha sembari beranjak dari kursi kebesarannya.

''Tapi, kenapa enak sekali rasanya!'' imbuhnya semakin tak terkontrol.

''HEH ARKHA! BISA WARAS NGGAK OTAK LU!'' omel Arkha pada dirinya sendiri.

Arkha mengambil air mineral dingin, ia langsung meneguknya hingga tersisa setengah botol. Bayang-bayang yang seharusnya tidak ada dalam bayangannya pun masih sulit untuk ia kendalikan. Arkha harus berusaha keras untuk mencari solusi dari permasalahan ini.

''Oh iya, Mikha sebentar lagi masuk sekolah, bagaimana ini keputusannya.'' gumam Arkha.

Mengingat kedua orangtuanya tidak merestui pernikahan ini dan sekarang memilih ke luar negeri, Arkha pun menjadi tak begitu dekat. Ia juga sudah cukup lama tidak berkomunikasi secara pribadi, hanya komunikasi sekedarnya tentang pekerjaan.

Setelah mengumpulkan keberaniannya, Arkha menghubungi tuan Leon daripada mamanya.

''Halo, Ar?'' jawab Leon dari sambungan telepon.

''Iya Pa, gimana kabar Papa sama mama?'' tanya Arkha.

''Kami baik-baik saja, gimana Mikha disana?'' tanya pria itu yang tidak peduli dengan putranya. Tanpa bertanya pun, dengan mendengar suara Arkha menjadi jawaban bahwa putranya itu sudah pasti dalam keadaan sehat.

''Ya, sesuai dengan apa yang dia minta, Pa. Mikha terlihat sangat happy.'' jawab Arkha jujur.

Di sana Leon langsung menarik napas dalam-dalam. Kebahagiaan cucunya itu sangat bertentangan dengan harapannya. Namun, keterpaksaan ini akhirnya terjadi demi tidak terjadinya kemungkinan buruk pada sang cucu.

''Pa, Mikha 'kan sudah mau masuk sekolah, gimana? apa pindah ke Indonesia atau Arkha antar kesana sama Vina sekalian?'' tanya Arkha.

''Tanyakan saja sama mamamu, mamamu sudah di Indonesia, datang tadi malam.'' jawab Leon.

''What? semalam?'' pekik Arkha.

''Kenapa kok kamu kaget begitu?'' tanya Leon.

''Emm, nggak papa kok, Pa. Ya sudah nanti setelah pulang dari kantor, aku akan langsung ke rumah untuk ketemu sama mama.'' ujar Arkha.

''Ya.'' jawab Leon lalu menutup sambungan telepon itu lebih dulu.

''Masih ngambek juga nih kakek-kakek.'' gumam Arkha lalu meletakkan ponselnya di atas meja.

Sementara di apartemen, Vina yang sedang menemani Mikhael bermain pun juga teringat bahwa Mikha masih dalam masa libur sekolah, dan sebentar lagi jadwal masuk. Ia menjadi kepikiran untuk kelanjutan drama ini sehingga menebak-nebak didalam hatinya.

''Apa nanti Mikha minta sekolahnya pindah kesini? atau, Mikha kembali ke luar negeri dan aku diajak?'' bathin Vina menebak-nebak.

''Tapiii, bagaimana dengan nyonya Lidya dan tuan Leon yang jelas-jelas belum menerimaku sebagai menantunya?'' bathinnya lagi.

''Kenapa belum ada pembahasan soal sekolah Mikha ya?'' sambungnya.

Vina kembali memfokuskan dirinya, ia menatap wajah Mikhael yang tampak tulus itu. Hanya pria kecil itulah yang tulus menerimanya, ia tersenyum simpul lalu mengusap rambut Mikha.

''Mama kenapa kok senyum-senyum gitu?'' tanya Mikhael.

''Nggak papa, Mama senang lihat Mikha yang sudah bertambah besar, dan pastinya tambah pintar.'' jawab Vina.

''Iya dong, biar nanti kalau Mikha punya adik, Mikha sudah bisa bantu jagain.'' balas Mikha yang diluar dugaan Vina.

Untung saja Vina sedang tidak makan atau minum sehingga tidak ada yang membuatnya tersedak meskipun ia sangat-sangat shock.

''Adik?'' tanya Vina.

Mikha pun mengangguk yakin.

''Teman-teman sekolah Mikha juga sudah punya adik, ada yang nggak punya adik, tapi, dia punya kakak. Pokoknya mereka nggak sendirian seperti Mikha.'' jawab Mikha.

Vina langsung bergeser maju, ia memeluk Mikha dengan kasih sayang. Pemandangan dari keluarga teman-temannya itu pasti membuatnya iri dan membuatnya ingin merasakan hal yang sama.

''Mikha jangan pikirkan tentang itu dulu ya, soal adik itu kita serahkan sama Allah ya. Yang penting sekarang kita semua dalam keadaan sehat dan kita semua sayang sama Mikha.'' terang Vina.

Mikha mengangguk.

''Bagaimana kamu mau punya adik, kalau kedua orangtuamu menjalani pernikahan ini hanya sekedar pura-pura, sayang. Maafkan Mama.'' bathin Vina yang tanpa disadari sudut matanya mengeluarkan air mata.

Episodes
1 Part 1 : Persiapan Pernikahan
2 Part 2 : Saya Terima Nikahnya
3 Part 3 : Sah
4 Part 4 : Kembali Ke Setelan Pabrik
5 Part 5 : Dinner
6 Part 6 : Dasar Bocil
7 Part 7 : Tidur Bersama
8 Part 8 : Saya Tidur Dimana
9 Part 9 : Bukankah Ini Wajar?
10 Part 10 : Ini Tidak Mungkin!
11 Part 11 : Menutupi Jejak-jejak Kekreatifan
12 Part 12 : Pepaya Anak Kampung!
13 Part 13 : FOUNDATION LIMA CENTIMETER
14 Part 14 : Bersiap-siaplah Untuk Perceraianmu
15 Part 15 : Dasar Nggak Konsisten!
16 Part 16 : TOBAT SAMBEL
17 Part 17 : Dasar Cewek Aneh!
18 Part 18 : SIAPA YANG MAU CERAI?
19 Part 19 : Percaya atau Tidak
20 Part 20 : Siapa Tau Jadi Jodoh
21 Part 21 : JANGAN MASUKKAN PRIA LAIN
22 Part 22 : Tidak Sepolos Yang Kamu Kira
23 Part 23 : Cukup Bertanggungjawab Juga
24 Part 24 : SIAPA LAKI-LAKI ITU?
25 Part 25 : Anda Cemburu Ya?
26 Part 26 : Terima Kasih Atas Perhatian
27 INFO KUIS-KUISAN CIMAI
28 Part 28 : Berikan Padaku Sekarang Juga
29 Part 29 : Hanya Sakit Sebentar
30 Part 30 : Masih Terlalu Kecil
31 Part 31 : Ternyata Kembali Kokoh Lagi
32 Part 32 : Murung
33 Part 33 : Apa Aku Berani?
34 Part 34 : Terlihat Sangat Menyayangi Bosmu
35 Part 35 : Nanti Akan Saya Jelaskan
36 Part 36 : Hanya Antara Majikan dan Pembantu
37 Part 37 : Untung Nggak Saya Jual
38 Part 38 : Kurang Gizi
39 Part 38 : Percaya Atau Tidak!
40 Part 40 : Andaikan Aku
41 Part 41 : Apa Itu Maksudnya?
42 Part 42 : Sebagai Permintaan Maaf
43 Part 43 : Terlihat Menggemaskan
44 Part 44 : TERJADI ATAU TIDAK
45 Part 45 : Sangat Mencintainya Kala Itu
46 Part 46 : Lagi-lagi Dia Modus!
47 Part 47 : Dia Cantik Apa Adanya
48 Part 48 : Dia Perempuan Biasa
49 Part 49 : Akal-akalan Arkha
50 Part 50 : Persiapkan Dirimu
51 Part 51 : Overthinking
52 Part 52 : Ikuti Permainan Mereka
53 Part 53 : Semakin Imut
54 Part 54 : Mimpi Buruk
55 Part 55 : Istriku Hanya Satu, VINA!
56 Part 56 : Waktu Yang Tepat
57 Part 57 : Bikin Adik Untuk Mikhael
58 Part 58 : Firasat
59 Part 59 : Petunjuk
60 Part 60 : Tetap Bersama Saya
61 Part 61 : Menikah Dengan Rachel!
62 Part 62 : Orangtua Egois
63 Part 63 : Kamu Bukan Sumber Masalah
64 Part 64 : Menjadi Suami Pengangguran
65 Part 65 : Fitonah
66 Part 66 : Petaka
67 Part 67 : Sudah Taubat
68 Part 68 : Bahagia Versi Kita
69 Part 69 : Panggil Sayang
70 Part 70 : Sengaja Ingin Mencari Masalah
71 Part 71 : Pulang Kampung
72 Part 72 : Suamimu Ganteng Banget
73 Part 73 : Dalam Suasana Bahagia
74 Part 74 : Dasar Tukang Maksa!
75 Part 75 : Semoga Cepat Dikasih Momongan
76 Part 76 : Cantik
77 Part 77 : Jadi Artis Dadakan
78 Part 78 : Menjadi Menantu Kesayangan?
79 Part 79 : Nggak Jadi Mantu Kesayangan
80 Part 80 : Akan Selalu Mendampingi Kamu
81 Part 81 : Karena Do'a-do'a Kamu
82 Part 82 : Syukuran
83 Part 83 : Cemburu Sama Anak Sendiri
84 Part 84 : Kedatangan Mikhael
85 Part 85 : Aku Juga Ingin Berbicara
86 Part 86 : Hamil (final episode)
87 PROMO NOVEL BARU
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Part 1 : Persiapan Pernikahan
2
Part 2 : Saya Terima Nikahnya
3
Part 3 : Sah
4
Part 4 : Kembali Ke Setelan Pabrik
5
Part 5 : Dinner
6
Part 6 : Dasar Bocil
7
Part 7 : Tidur Bersama
8
Part 8 : Saya Tidur Dimana
9
Part 9 : Bukankah Ini Wajar?
10
Part 10 : Ini Tidak Mungkin!
11
Part 11 : Menutupi Jejak-jejak Kekreatifan
12
Part 12 : Pepaya Anak Kampung!
13
Part 13 : FOUNDATION LIMA CENTIMETER
14
Part 14 : Bersiap-siaplah Untuk Perceraianmu
15
Part 15 : Dasar Nggak Konsisten!
16
Part 16 : TOBAT SAMBEL
17
Part 17 : Dasar Cewek Aneh!
18
Part 18 : SIAPA YANG MAU CERAI?
19
Part 19 : Percaya atau Tidak
20
Part 20 : Siapa Tau Jadi Jodoh
21
Part 21 : JANGAN MASUKKAN PRIA LAIN
22
Part 22 : Tidak Sepolos Yang Kamu Kira
23
Part 23 : Cukup Bertanggungjawab Juga
24
Part 24 : SIAPA LAKI-LAKI ITU?
25
Part 25 : Anda Cemburu Ya?
26
Part 26 : Terima Kasih Atas Perhatian
27
INFO KUIS-KUISAN CIMAI
28
Part 28 : Berikan Padaku Sekarang Juga
29
Part 29 : Hanya Sakit Sebentar
30
Part 30 : Masih Terlalu Kecil
31
Part 31 : Ternyata Kembali Kokoh Lagi
32
Part 32 : Murung
33
Part 33 : Apa Aku Berani?
34
Part 34 : Terlihat Sangat Menyayangi Bosmu
35
Part 35 : Nanti Akan Saya Jelaskan
36
Part 36 : Hanya Antara Majikan dan Pembantu
37
Part 37 : Untung Nggak Saya Jual
38
Part 38 : Kurang Gizi
39
Part 38 : Percaya Atau Tidak!
40
Part 40 : Andaikan Aku
41
Part 41 : Apa Itu Maksudnya?
42
Part 42 : Sebagai Permintaan Maaf
43
Part 43 : Terlihat Menggemaskan
44
Part 44 : TERJADI ATAU TIDAK
45
Part 45 : Sangat Mencintainya Kala Itu
46
Part 46 : Lagi-lagi Dia Modus!
47
Part 47 : Dia Cantik Apa Adanya
48
Part 48 : Dia Perempuan Biasa
49
Part 49 : Akal-akalan Arkha
50
Part 50 : Persiapkan Dirimu
51
Part 51 : Overthinking
52
Part 52 : Ikuti Permainan Mereka
53
Part 53 : Semakin Imut
54
Part 54 : Mimpi Buruk
55
Part 55 : Istriku Hanya Satu, VINA!
56
Part 56 : Waktu Yang Tepat
57
Part 57 : Bikin Adik Untuk Mikhael
58
Part 58 : Firasat
59
Part 59 : Petunjuk
60
Part 60 : Tetap Bersama Saya
61
Part 61 : Menikah Dengan Rachel!
62
Part 62 : Orangtua Egois
63
Part 63 : Kamu Bukan Sumber Masalah
64
Part 64 : Menjadi Suami Pengangguran
65
Part 65 : Fitonah
66
Part 66 : Petaka
67
Part 67 : Sudah Taubat
68
Part 68 : Bahagia Versi Kita
69
Part 69 : Panggil Sayang
70
Part 70 : Sengaja Ingin Mencari Masalah
71
Part 71 : Pulang Kampung
72
Part 72 : Suamimu Ganteng Banget
73
Part 73 : Dalam Suasana Bahagia
74
Part 74 : Dasar Tukang Maksa!
75
Part 75 : Semoga Cepat Dikasih Momongan
76
Part 76 : Cantik
77
Part 77 : Jadi Artis Dadakan
78
Part 78 : Menjadi Menantu Kesayangan?
79
Part 79 : Nggak Jadi Mantu Kesayangan
80
Part 80 : Akan Selalu Mendampingi Kamu
81
Part 81 : Karena Do'a-do'a Kamu
82
Part 82 : Syukuran
83
Part 83 : Cemburu Sama Anak Sendiri
84
Part 84 : Kedatangan Mikhael
85
Part 85 : Aku Juga Ingin Berbicara
86
Part 86 : Hamil (final episode)
87
PROMO NOVEL BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!