Part 16 : TOBAT SAMBEL

''Tuan, bukankah dulu pernah bilang kalau kita akan pura-pura terlihat saling mencintai dihadapan nyonya Lidya?'' tanya Vina.

Memang, belum sempat Vina dan Lidya bertemu setelah rencana pernikahan itu. Kedua orangtua Arkha sudah marah lebih dulu atas keputusan putranya sehingga langsung memutuskan untuk ke luar negeri. Apalagi saat Arkha langsung mengatakan tidak menerima penolakan karena semua itu demi Mikha.

''Saya tidak bisa, dan kenyataannya mama juga tidak menerima kamu. Yang penting 'kan Mikha sudah bahagia atas pernikahan ini.'' jawab Arkha.

Vina langsung menatap Arkha sembari menggeleng pelan.

''Sesimpel itu kah cara pikir anda mengenai perasaan orang lain, Tuan?'' tanya Vina dengan menatap dalam.

Vina kembali menggelengkan kepalanya.

''Apakah menurut anda, menikah itu hanya laki-laki dan perempuan bersatu, setelah itu urusan selesai?'' sambungnya lagi tanpa mengalihkan tatapannya pada Arkha.

Arkha menoleh ke arah Vina sekilas lalu kembali menatap lurus ke depan. Ia pun melihat raut wajah Vina yang tampak kecewa atas jawabannya.

''Lha, gue mau jawab apa? salah jawab nih gue.'' bathin Arkha.

''Apakah tidak ada sedikitpun kepedulian terhadap perasaan saya? perasaan kedua orangtua saya yang menginginkan pernikahan sekali seumur hidup dengan penuh cinta?'' tanya Vina yang mulai berkaca-kaca.

Arkha terdiam, ia belum tau harus menjawab apa. Membahas tentang cinta, ia tidak tau cinta seperti apa yang benar-benar tidak menyakitkan. Ia hanya bisa merasakan nafsunya, with ***, no love. Berada dalam ikatan membuatnya menjadi terkekang. Sekarang pun ia sudah merasa terjebak dalam situasi yang ia perbuat sendiri.

''Kemarin Mikha membahas soal adik.'' tutur Vina lalu menunduk.

''Apa!'' pekik Arkha.

Kemudian Arkha menaikkan sudut bibirnya.

''Hah, kamu pasti ngarang cerita 'kan? mana mungkin Mikhael sudah mengerti soal itu.'' bantah Arkha.

''Mikha tidak memikirkan apa yang orang dewasa lakukan, Tuan. Dia hanya memikirkan dan mengharapkan memiliki seorang saudara.'' ujar Vina tegas.

Arkha kembali terdiam, begitu juga dengan Vina.

''Maaf Tuan, saya tidak bermaksud untuk mengusik pikiran anda. Tapi, itu uneg-uneg yang ingin saya sampaikan ke anda.''

Vina beranjak dari kursi, Arkha langsung menatapnya tanpa berbicara.

''Saya akan berusaha untuk membuat anda mencintai saya. Meskipun saya sadar diri sepenuhnya, bahwa anda hal itu pasti akan sulit. Jika sampai saatnya nanti Mikha kembali ke Indonesia dan ternyata saya tidak berhasil, saya menyerah, Tuan, saya siap mundur dari kepura-puraan ini. Saya punya perasaan yang layak untuk dibahagiakan dan dihargai, sekalipun itu saya sangat menyayangi Mikha. Ada kalanya saya bisa tega karena tidak dihargai sama sekali.'' ujar Vina tegas dan langsung meninggalkan balkon tanpa menunggu jawaban dari Arkha.

Vina langsung masuk ke dalam kamar. Ia tidak menangis, namun, menarik napas panjang berkali-kali.

''Kenapa Mikhael bisa nggak benar-benar maksa aku buat ikut?''

''Apa ada yang mempengaruhi pikirannya?'' tebak Vina dalam hati.

Sementara di balkon, Arkha mengusap wajahnya dengan kasar.

''Arrghh sialan! berani-beraninya dia ngancam gue!'' gumam Arkha.

''Cinta! cinta! cinta! apa itu cinta, hah!'' gumam Arkha yang muak dengan kata cinta.

''Astaga malah lupa!'' gerutu Arkha melihat kartu di meja bulat.

Arkha sudah mempersiapkan sebuah kartu untuk ia berikan kepada Vina. Meskipun ia tak mencintai gadis itu, ia juga tetap bertanggungjawab mengenai kebutuhannya. Ia juga tidak mau melarang Vina untuk memiliki kegiatan diluar sana, karena baginya hal itu akan memudahkannya dalam melakukan hidup bebasnya saat Vina tidak ada di apartemen.

Arkha memasukkan kembali kartu itu ke saku celananya dan berniat kembali memberikan kepada Vina besok pagi.

Setelah pikirannya pusing, Arkha bergegas masuk. Ia akan keluar mencari hiburan. Toh, Vina juga sudah masuk ke dalam kamar sehingga tidak melihat ia pergi.

Di tempat hiburan malam, Arkha yang bertemu dengan teman-temannya itu bisa melupakan kepenatan hidup sejenak.

Besok tanggal merah, sehingga Arkha bisa lebih tenang jika pulang sampai pagi. Ia tak mengingat Mikha, apalagi Vina yang bukan prioritasnya. Yang sedang ia rasakan sekarang adalah bersenang-senang dengan alunan musik yang keras dan memekakkan telinga. Namun, bagi Arkha hal itu sudah biasa, apalagi beberapa hari ini tidak mengunjungi tempat itu karena ada Mikha.

''Sudah pesen lu?'' tanya teman Arkha setengah berteriak.

''Nggak! gue lagi mau sendiri!'' jawab Arkha yang juga berteriak.

Arkha keluar hanya untuk minum-minum, ia tidak memesan seorang wanita untuk memuaskannya. Bahkan hal itu membuat teman-temannya sangat heran karena Arkha menjadi lain. Biasanya tidak pernah absen jika besoknya hari libur.

''Lah tumben, sudah tobat lu?'' tanya temannya lagi.

''Ya!'' jawab Arkha sembari memijat pelipisnya yang sudah terasa berat.

''Tobat sambel lu! tobat kok mabok!'' protes teman Arkha lainnya.

''Arghh! diem lu semua! berisik banget jadi manusia!'' seru Arkha kembali menenggak minuman itu.

Pukul 05.15 WIB, Vina sudah berada di dapur. Selesai shalat subuh, ia langsung ke dapur untuk menyiapkan bahan-bahan masakan untuknya, karena sarapan Arkha hanya roti gandum dengan selai yang dipilihnya sendiri.

Saat sedang fokus, Vina mendengar suara pintu terbuka. Ia langsung mempertajam pendengaran karena ia berpikir Arkha ada di dalam kamar.

''Apa itu tuan Arkha?'' gumamnya sedikit melongok ke depan.

Vina melihat jam di dinding dapur.

''Kalaupun iya, darimana jam segini? apa dari olahraga?'' gumamnya lagi.

Beberapa detik kemudian, Vina mendengar suara menabrak sesuatu.

''Eh, astaghfirullah, ada apa itu?'' gumamnya yang langsung spontan menghentikan aktivitasnya.

Vina langsung bergegas ke depan setelah mencuci tangannya dengan buru-buru.

''YA ALLAH, TUAN ARKHA!'' pekik Vina.

Vina langsung semakin mempercepat langkahnya saat melihat Arkha dalam kondisi tergeletak di lantai sebelah meja. Suara yang ia dengar tadi adalah Arkha menabrak sofa dan langsung terjatuh, untuk saja tidak menimpa meja kaca itu.

Vina berjongkok dan menepuk-nepuk pipi Arkha.

''Astaghfirullah! Tuan sadar! Tuan! ya Allah!''

''ASTAGHFIRULLAHALADZIIM!''

''Kenapa anda masih belum bisa meninggalkan minuman itu?'' gerutu Vina dengan tangis yang bercampur emosi.

Arkha membuka mata sayunya sembari tersenyum yang membuat Vina merasa jijik. Arkha berusaha untuk duduk, namun, berat di kepalanya membuat Arkha kembali oleng, untung saja Vina sigap menahannya meskipun pundaknya juga hampir tersungkur.

Dengan upaya yang berat, Vina membantu Arkha untuk ia bawa ke dalam kamar, meskipun nafasnya sendiri tersengal-sengal saat menopang langkah suaminya yang berat itu.

''Kamu mau cinta? hahahaha!''

''Hmmmmm, cinta cinta cinta! apa itu cinta?''

''Hahhhhh! cinta itu bikin muak!''

HOEEKK

Dengan langkah yang sedikit terseret-seret, akhirnya Vina berhasil membawa Arkha ke dalam kamar mandi. Vina tidak mempedulikan suara Arkha yang terus meracau. Setelah di kamar mandi, Vina langsung menghidupkan shower supaya efek mabok Arkha berkurang.

"CEPAT SADAR!" seru Vina kesal lalu keluar dari kamar mandi.

Kaos yang Vina kenakan terkena muntahan Arkha. Pria itu muntah sedikit saat meracau.

"Ya Allah, sabar Vinaa, sabar ya. Kamu pasti bisa!!" seru Vina memberikan semangat pada dirinya sendiri.

Vina langsung kembali ke kamar dan mencari baju ganti. Setelah itu ia cepat-cepat ke kamar mandi untuk membersihkan badannya agar tidak bau.

"Ish, jorok banget sih! hiiiihh." gerutu Vina sembari melepaskan kaosnya itu dengan pelan-pelan supaya tidak menempel dibagian kulitnya yang lain.

Terpopuler

Comments

🔵◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻

🔵◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻

Makin Seru Kk
Arka itu di kecewain sama Satun perempuan malah benci ama semua perempuan
PaMud mampir

2023-06-04

1

lihat semua
Episodes
1 Part 1 : Persiapan Pernikahan
2 Part 2 : Saya Terima Nikahnya
3 Part 3 : Sah
4 Part 4 : Kembali Ke Setelan Pabrik
5 Part 5 : Dinner
6 Part 6 : Dasar Bocil
7 Part 7 : Tidur Bersama
8 Part 8 : Saya Tidur Dimana
9 Part 9 : Bukankah Ini Wajar?
10 Part 10 : Ini Tidak Mungkin!
11 Part 11 : Menutupi Jejak-jejak Kekreatifan
12 Part 12 : Pepaya Anak Kampung!
13 Part 13 : FOUNDATION LIMA CENTIMETER
14 Part 14 : Bersiap-siaplah Untuk Perceraianmu
15 Part 15 : Dasar Nggak Konsisten!
16 Part 16 : TOBAT SAMBEL
17 Part 17 : Dasar Cewek Aneh!
18 Part 18 : SIAPA YANG MAU CERAI?
19 Part 19 : Percaya atau Tidak
20 Part 20 : Siapa Tau Jadi Jodoh
21 Part 21 : JANGAN MASUKKAN PRIA LAIN
22 Part 22 : Tidak Sepolos Yang Kamu Kira
23 Part 23 : Cukup Bertanggungjawab Juga
24 Part 24 : SIAPA LAKI-LAKI ITU?
25 Part 25 : Anda Cemburu Ya?
26 Part 26 : Terima Kasih Atas Perhatian
27 INFO KUIS-KUISAN CIMAI
28 Part 28 : Berikan Padaku Sekarang Juga
29 Part 29 : Hanya Sakit Sebentar
30 Part 30 : Masih Terlalu Kecil
31 Part 31 : Ternyata Kembali Kokoh Lagi
32 Part 32 : Murung
33 Part 33 : Apa Aku Berani?
34 Part 34 : Terlihat Sangat Menyayangi Bosmu
35 Part 35 : Nanti Akan Saya Jelaskan
36 Part 36 : Hanya Antara Majikan dan Pembantu
37 Part 37 : Untung Nggak Saya Jual
38 Part 38 : Kurang Gizi
39 Part 38 : Percaya Atau Tidak!
40 Part 40 : Andaikan Aku
41 Part 41 : Apa Itu Maksudnya?
42 Part 42 : Sebagai Permintaan Maaf
43 Part 43 : Terlihat Menggemaskan
44 Part 44 : TERJADI ATAU TIDAK
45 Part 45 : Sangat Mencintainya Kala Itu
46 Part 46 : Lagi-lagi Dia Modus!
47 Part 47 : Dia Cantik Apa Adanya
48 Part 48 : Dia Perempuan Biasa
49 Part 49 : Akal-akalan Arkha
50 Part 50 : Persiapkan Dirimu
51 Part 51 : Overthinking
52 Part 52 : Ikuti Permainan Mereka
53 Part 53 : Semakin Imut
54 Part 54 : Mimpi Buruk
55 Part 55 : Istriku Hanya Satu, VINA!
56 Part 56 : Waktu Yang Tepat
57 Part 57 : Bikin Adik Untuk Mikhael
58 Part 58 : Firasat
59 Part 59 : Petunjuk
60 Part 60 : Tetap Bersama Saya
61 Part 61 : Menikah Dengan Rachel!
62 Part 62 : Orangtua Egois
63 Part 63 : Kamu Bukan Sumber Masalah
64 Part 64 : Menjadi Suami Pengangguran
65 Part 65 : Fitonah
66 Part 66 : Petaka
67 Part 67 : Sudah Taubat
68 Part 68 : Bahagia Versi Kita
69 Part 69 : Panggil Sayang
70 Part 70 : Sengaja Ingin Mencari Masalah
71 Part 71 : Pulang Kampung
72 Part 72 : Suamimu Ganteng Banget
73 Part 73 : Dalam Suasana Bahagia
74 Part 74 : Dasar Tukang Maksa!
75 Part 75 : Semoga Cepat Dikasih Momongan
76 Part 76 : Cantik
77 Part 77 : Jadi Artis Dadakan
78 Part 78 : Menjadi Menantu Kesayangan?
79 Part 79 : Nggak Jadi Mantu Kesayangan
80 Part 80 : Akan Selalu Mendampingi Kamu
81 Part 81 : Karena Do'a-do'a Kamu
82 Part 82 : Syukuran
83 Part 83 : Cemburu Sama Anak Sendiri
84 Part 84 : Kedatangan Mikhael
85 Part 85 : Aku Juga Ingin Berbicara
86 Part 86 : Hamil (final episode)
87 PROMO NOVEL BARU
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Part 1 : Persiapan Pernikahan
2
Part 2 : Saya Terima Nikahnya
3
Part 3 : Sah
4
Part 4 : Kembali Ke Setelan Pabrik
5
Part 5 : Dinner
6
Part 6 : Dasar Bocil
7
Part 7 : Tidur Bersama
8
Part 8 : Saya Tidur Dimana
9
Part 9 : Bukankah Ini Wajar?
10
Part 10 : Ini Tidak Mungkin!
11
Part 11 : Menutupi Jejak-jejak Kekreatifan
12
Part 12 : Pepaya Anak Kampung!
13
Part 13 : FOUNDATION LIMA CENTIMETER
14
Part 14 : Bersiap-siaplah Untuk Perceraianmu
15
Part 15 : Dasar Nggak Konsisten!
16
Part 16 : TOBAT SAMBEL
17
Part 17 : Dasar Cewek Aneh!
18
Part 18 : SIAPA YANG MAU CERAI?
19
Part 19 : Percaya atau Tidak
20
Part 20 : Siapa Tau Jadi Jodoh
21
Part 21 : JANGAN MASUKKAN PRIA LAIN
22
Part 22 : Tidak Sepolos Yang Kamu Kira
23
Part 23 : Cukup Bertanggungjawab Juga
24
Part 24 : SIAPA LAKI-LAKI ITU?
25
Part 25 : Anda Cemburu Ya?
26
Part 26 : Terima Kasih Atas Perhatian
27
INFO KUIS-KUISAN CIMAI
28
Part 28 : Berikan Padaku Sekarang Juga
29
Part 29 : Hanya Sakit Sebentar
30
Part 30 : Masih Terlalu Kecil
31
Part 31 : Ternyata Kembali Kokoh Lagi
32
Part 32 : Murung
33
Part 33 : Apa Aku Berani?
34
Part 34 : Terlihat Sangat Menyayangi Bosmu
35
Part 35 : Nanti Akan Saya Jelaskan
36
Part 36 : Hanya Antara Majikan dan Pembantu
37
Part 37 : Untung Nggak Saya Jual
38
Part 38 : Kurang Gizi
39
Part 38 : Percaya Atau Tidak!
40
Part 40 : Andaikan Aku
41
Part 41 : Apa Itu Maksudnya?
42
Part 42 : Sebagai Permintaan Maaf
43
Part 43 : Terlihat Menggemaskan
44
Part 44 : TERJADI ATAU TIDAK
45
Part 45 : Sangat Mencintainya Kala Itu
46
Part 46 : Lagi-lagi Dia Modus!
47
Part 47 : Dia Cantik Apa Adanya
48
Part 48 : Dia Perempuan Biasa
49
Part 49 : Akal-akalan Arkha
50
Part 50 : Persiapkan Dirimu
51
Part 51 : Overthinking
52
Part 52 : Ikuti Permainan Mereka
53
Part 53 : Semakin Imut
54
Part 54 : Mimpi Buruk
55
Part 55 : Istriku Hanya Satu, VINA!
56
Part 56 : Waktu Yang Tepat
57
Part 57 : Bikin Adik Untuk Mikhael
58
Part 58 : Firasat
59
Part 59 : Petunjuk
60
Part 60 : Tetap Bersama Saya
61
Part 61 : Menikah Dengan Rachel!
62
Part 62 : Orangtua Egois
63
Part 63 : Kamu Bukan Sumber Masalah
64
Part 64 : Menjadi Suami Pengangguran
65
Part 65 : Fitonah
66
Part 66 : Petaka
67
Part 67 : Sudah Taubat
68
Part 68 : Bahagia Versi Kita
69
Part 69 : Panggil Sayang
70
Part 70 : Sengaja Ingin Mencari Masalah
71
Part 71 : Pulang Kampung
72
Part 72 : Suamimu Ganteng Banget
73
Part 73 : Dalam Suasana Bahagia
74
Part 74 : Dasar Tukang Maksa!
75
Part 75 : Semoga Cepat Dikasih Momongan
76
Part 76 : Cantik
77
Part 77 : Jadi Artis Dadakan
78
Part 78 : Menjadi Menantu Kesayangan?
79
Part 79 : Nggak Jadi Mantu Kesayangan
80
Part 80 : Akan Selalu Mendampingi Kamu
81
Part 81 : Karena Do'a-do'a Kamu
82
Part 82 : Syukuran
83
Part 83 : Cemburu Sama Anak Sendiri
84
Part 84 : Kedatangan Mikhael
85
Part 85 : Aku Juga Ingin Berbicara
86
Part 86 : Hamil (final episode)
87
PROMO NOVEL BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!