Arkha melihat drama yang sangat membosankan ini, padahal dirinya sendiri lah yang tengah melakukan drama. Ia harus segera mencari alasan untuk bisa lebih cepat pergi dari rumah ini.
''Ehm, maaf saya potong.'' ucap Arkha yang sudah merasa semakin bosan.
''Maaf, sepertinya kami tidak bisa berlama-lama disini, jadi setelah ini saya akan kembali ke apartemen. Bapak, Ibu, sama Mbak,''
''Gini saja, biar disini saja, katanya besok sudah balik ke kampung 'kan?'' potong kakeknya Mikha yang mendapatkan anggukan dari Dewi.
''Iya benar, ya biar bisa ngobrol-ngobrol dulu.'' timpal Dewi yang sengaja ingin membuat momen berdua antara Arkha dan Vina.
''Oh gitu? ya, terserah bagaimana Ibu sama Bapak saja.'' balas Arkha tidak memaksa.
''Kami mah iya-iya saja, mau kemana-mana juga nggak paham, hihi.'' jawab bapak jujur.
''Ya sudah, Mikha ikut kita ya.'' ajak Arkha.
Mikha langsung tampak berpikir keras untuk mengambil keputusan.
''Emmmmm, nggak mau ah, Mikha mau disini dulu sama nenek. Kata Papa 'kan, nanti malam kita pergi dinner, jadi sekalian nanti malam aja.'' jawab Mikha.
Dewi terlihat menyembunyikan senyum tipisnya ketika mendengar jawaban sang cucu.
Arkha dan Vina menatap Mikha, lalu keduanya saling menatap.
''Kalau gitu, biar saya di sini aja dulu nemani Mikha.'' ujar Vina.
''Lho, ya nggak bisa gitu dong, Vin. Kalian ini 'kan baru saja menikah, kamu harus ikut suamimu, Vina. Kalau Mikha masih mau di sini ya nggak papa, ini 'kan mumpung kumpul.'' sahut Dewi.
''Iya Nduk, kasian juga suami kamu, nanti kalau perlu apa-apa bagaimana?'' imbuh ibunya Vina.
Setelah melakukan kode-kodean, akhirnya Arkha dan Vina memutuskan untuk pulang ke apartemen tanpa membawa keluarga mereka dan juga Mikha.
Vina dan Arkha sudah melepaskan pakaian yang mereka kenakan untuk ijab qobul tadi, sekarang mereka sudah berganti pakaian biasa.
''Mikha beneran nggak mau ikut?'' tanya Vina memastikan lagi.
Vina sudah membayangkan kesuraman nanti ketika sudah sampai di apartemen Arkha. Jika ada Mikha, tentu saja ia memiliki teman dan tidak terlalu menerima hal-hal mencengkam saat hanya berdua dengan Arkha.
Mikha tetap menggeleng, ia dengan manja meminta pangku pada orangtua Vina.
''Nggak, Mamaa ... nanti aja.'' tolak Mikha yang masih bersikeras.
''Ya sudah, yang penting Mikha tidak boleh nakal lho ya.'' imbuh Arkha.
''Iya, Pa.'' jawab Mikha.
Arkha melirik Vina dan memberikan kode untuk segera pamit.
''Kita pamit dulu ya, sampai ketemu lagi nanti malam.'' ucap Vina.
Arkha dan Vina segera berpamitan, berat sekali langkah Vina kali ini untuk meninggalkan rumah itu. Ia cemas karena membayangkan hal-hal negatif yang akan ia terima nantinya.
Arkha menarik koper berukuran sedang milik Vina, lalu ia letakkan di belakang.
''Naik depan! saya bukan supirmu!'' gertak Arkha dengan suara yang lirih, namun, penuh penekanan.
''Maaf.'' ucap Vina lalu maju.
Vina dan Arkha menoleh ke belakang, keluarganya berdiri di teras rumah. Keduanya pun tersenyum sembari melambaikan tangan.
Perjalanan ini dilanjutkan dengan cuaca yang mulai mendung. Perubahan cuaca yang begitu cepat, tadi pagi masih terlihat sangat cerah.
''Kenapa anak kampung itu diam saja?'' bathin Arkha.
Vina menatap ke samping, ia melihat toko-toko dan bangunan lain yang berjejer di sepanjang jalan yang ia lalui.
Beberapa menit kemudian, mereka tiba di apartemen baru milik Arkha. Sesuai dengan persyaratan yang pernah diajukan oleh Vina yaitu harus meninggalkan apartemen lama, karena sudah sering menjadi tempat yang Arkha gunakan untuk hal-hal tidak baik. Kesimpulan Vina adalah di apartemen sebelumnya sudah memiliki jejak kotor.
''Cepat ambil kopermu!'' suruh Arkha setelah keduanya sudah keluar dari mobil.
''Baik, Tuan.'' jawab Vina.
Jika dari rumah kakek dan nenek Mikha, Arkha yang menarik koper karena agar terlihat sebagai suami yang baik, beda halnya dengan sekarang, sudah tidak ada yang mengawasi mereka. Sudah saatnya untuk mereka kembali ke setelan pabrik.
Arkha berjalan mendahului Vina, sementara Vina yang masih di belakangnya berjalan terburu-buru mengikuti langkah suaminya itu sembari membawa koper. Tak lupa bibirnya terus mengomel sendiri.
Mereka masuk ke dalam lift, tetap tidak ada yang mereka bicarakan. Arkha sibuk dengan ponselnya, sementara Vina sibuk dengan isi kepalanya yang saling bertempur melawan hati.
Saat sampai di lantai dimana apartemen Arkha berada, Arkha tetap cuek. Tidak ada kesan keindahan sebagai pasangan pengantin baru. Vina menarik napas kesal sesaat, lalu kembali terburu-buru melanjutkan langkahnya.
''Dasar suami kejam!'' gerutu Vina.
''Ini apartemen anda, Tuan?'' tanya Vina ketika Arkha menghentikan langkahnya.
''Punya Barack Obama!'' jawab Arkha ketus.
Lagi-lagi, Vina harus menarik napas panjang sembari berkata, ''sabaaar'', orang sabar sudah pasti emosi.
''Assalamu'alaikum.'' ucap Vina ketika pintu itu terbuka.
"Wa'alaikumussalam." jawab Vina.
"Dasar aneh!" gumam Arkha mendengar suara ucapan salam Vina yang di jawab sendiri.
Apartemen ini terlihat lebih mewah dari apartemen sebelumnya. Sepertinya juga masih aman dan belum pernah ditempati oleh Arkha, karena mengingat di apartemen sebelumnya yang sangat berantakan.
Ucapan salam itu membuat Arkha langsung melirik sekilas sembari mengernyitkan keningnya.
''Kita diwajibkan untuk mengucapkan salam ketika masuk ke dalam rumah, Tuan. Sekalipun tempat itu kosong.'' ujar Vina.
''Siapa yang tanya!'' balas Arkha ketus.
Vina menggeleng pelan, ''Tidak ada, Tuan, saya hanya memberikan informasi. Siapa tau anda belum tau soal itu, karena anda langsung menunjukkan keheranan mendengar saya mengucap salam.'' jelasnya.
Arkha mendengus kesal, ia meninggalkan Vina yang masih berdiri di ruang tamu itu.
''Terus, aku harus kemana ini?'' gumam Vina bingung.
Tidak ada perintah untuk masuk ke kamar mana yang harus ia tempati, Vina memilih duduk di sofa. Ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan itu.
''Aku deg-degan juga, sedangkan dia tetap biasa saja seperti tidak ada apa-apa.'' gumam Vina sembari menunduk.
''Ingat Vin, kamu harus sabar, ketika kamu yakin pernikahan ini menjadi jalan terbaikmu, meskipun jalan ini tidaklah mudah, suatu hari nanti, kamu pasti akan menerima kebahagiaan yang telah kamu upayakan dengan keikhlasan, bismillah.''
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments