Penghulu pun langsung mempertanyakan kepada para saksi mengenai sah atau tidaknya proses ijab qobul tersebut.
''Bagaimana para saksi? sah? sah?'' tanyanya sambil menoleh ke kanan dan kirinya.
SAAAHHH
Beberapa orang di sana yang terdiri dari keluarga langsung menjawab sah, bapak Vina pun langsung melepaskan tangannya. Penghulu itu langsung memberikan do'a.
''Alhamdulillah, pernikahan kalian sudah sah. Jadi, mempelai wanita dipersilahkan untuk kemari.'' ujar penghulu itu.
Pak Yanto pun langsung bergegas ke lantai atas, dimana Vina sedang berada di kamar bersama mbaknya.
Sementara itu, Mikha yang duduk di tengah-tengah antara kakek dan neneknya pun tersenyum lebar, ia memperlihatkan betapa bahagianya hari ini. Tidak ada kebahagiaan yang lebih dari hari ini selama ini. Neneknya pun langsung menciumi sang cucu, tak terasa air matanya mengalir tanpa henti.
''Semoga, opa dan omamu bisa segera menyadari dan menerima semua ini. Semoga mereka paham kebahagiaan kamu, sayang.'' bathinnya.
Tiba di lantai atas, pak Yanto langsung mengetuk pintu yang terbuka itu.
''Permisi, mari turun ke bawah.'' pinta pak Yanto.
''Oh, iya Pak.'' jawab mbaknya Vina.
''Ayo Dek.''
Vina mengangguk, ia berhasil menahan air matanya sejak tadi. Ia tak ingin membuat keluarganya yang sudah jauh-jauh datang ke sini dan tentu mengharapkan kebahagiaan itu menjadi sedih, apalagi curiga. Vina harus membuat keluarganya tidak meragukan pernikahan ini.
Vina dan mbaknya menuruni anak tangga. Ia tampak anggun dengan balutan kebaya pengantin berwarna putih itu, apalagi penampilan Vina yang berkerudung. Di tambah lagi dengan riasan modern yang cocok untuk wajahnya.
''Tuan, itu istri anda sudah turun, persiapkan diri anda. Berdirilah dan sambut dengan penuh cinta.'' bisik Dicky dari arah belakang.
''Diem!'' balas Arkha yang juga berbisik.
Akting kembali siap di mulai, Arkha langsung bergegas berdiri, ia yang sudah mendapatkan banyak wejangan dari Dicky pun melakukannya dengan baik, agar sikapnya ini tidak terlihat palsu.
Arkha berdiri di sisi tangga bawah, ia langsung menyodorkan tangannya yang siap menyambut tangan istrinya itu, sehingga membuat yang menatapnya ikut tersenyum.
Vina menatap senyum kedua orangtuanya dan juga Mikha. Rasa tidak tega melihat mereka, ia pun tak kalah untuk berakting.
''Awas aja lu anak kampung!'' bathin Arkha.
Vina memahami senyum Arkha itu disertai ancaman, ia pun menempatkan tangannya pada tangan Arkha. Tidak perlu dipertanyakan lagi bagaimana perasaan Vina saat ini, sudah pasti sedang deg-degan.
Arkha dan Vina berjalan berdampingan, mereka kembali ke hadapan penghulu untuk membubuhkan tandatangan di buku nikah.
''Sekarang kalian sudah sah menjadi suami istri ya, silahkan pemasangan cincinnya.'' ujar penghulu.
Dengan tangan yang gemetaran, Vina menyodorkan tangannya, Arkha langsung memasangkan cincin itu di jari manis Vina, setelah itu, gantian Vina yang memasangkan cincin di jari manis Arkha.
''Cium tangan.'' bisik Vina.
Dengan sikap yang lembut, Vina mencium punggung tangan pria sombong yang kini sudah sah menjadi suaminya itu. Ia menempelkan hidungnya beberapa detik.
''Papa Arkha sama Mama Vina.'' panggil Mikha yang berdiri di tengah keduanya.
''Iya sayang.'' jawab keduanya bersamaan sehingga membuat keduanya saling melirik sekilas.
Vina memeluk Mikha dengan erat, lalu mencium pipi pria kecil itu.
''Papa Arkha, cium keningnya Mama Vina dong, kayak weddingnya uncle Keith waktu itu.'' pinta Mikha yang teringat acara pernikahan teman Arkha yang ada di luar negeri.
Lagi-lagi Arkha dan Vina langsung saling menatap, mereka sama-sama terbelalak sekilas. Sedangkan Dicky sudah sangat ingin tertawa melihat drama pagi ini.
''Mama Vina malu sayang.'' ujar Arkha mencari alasan. Belum genap satu jam menikah, justru ia terjebak dalam aktingnya sendiri.
''Iya, Mikha, tadi sudah cium tangan aja ya.'' rayu Vina.
''Ya sudah, nggak papa.'' jawab Mikha.
Pasangan pengantin baru itu langsung bernapas lega setelah mendengar jawaban Mikha yang tidak memaksa dan juga tidak menunjukkan kemarahan.
Setelah Vina dan Arkha menolak permintaan Mikha, prosesi dilanjutkan dengan sungkeman kepada orangtua mereka. Kedua orangtua Vina dan kakek nenek Mikha yang mewakili orangtua Arkha.
Tangisan Vina saat sungkem pada kedua orangtuanya tentu saja memiliki arti yang berbeda. Ia tidak tau harus bahagia atau bersedih, sementara Arkha terlihat datar-datar saja.
Sesuatu yang membuat Arkha merasa tidak nyaman karena pengambilan gambar berkali-kali. Mereka yang sudah profesional pun menerima permintaan dari Arkha untuk tidak mempublikasikan hasil foto dan video acara ini, baik dan MUA, fotografer, dan videografer. Selain sudah profesional, mereka juga mendapatkan bayaran lebih dari Arkha. Jika saja bukan karena permintaan Mikha, ia tidak ingin ada dokumentasi di acara ini.
''Saya yakin kalian berdua akan menjadi pasangan yang langgeng, hingga terlahir adik-adik untuk Mikha nantinya.'' ujar Dewi pada Arkha dan Vina.
''Terima kasih, Bu.'' jawab Vina.
''Semoga ya, Bu ... semoga keyakinan Ibu, do'a Ibu, harapan Ibu bisa menjadi kenyataan nantinya, meskipun semua itu tidak akan mudah.'' bathin Vina.
''Saya hanya bisa berpesan pada kamu, Arkha, semoga kamu bisa menjadi pemimpin yang layak dijadikan panutan bagi anggota keluargamu. Satu lagi, jangan sia-siakan orang baik yang sudah berada di sampingmu ya.'' ujarnya lagi.
Arkha hanya tersenyum tipis.
''Dih, ngatur-ngatur hidup orang!'' gerutu Arkha dalam hati.
Akhirnya sudah sampai di penghujung acara. Singkat dan padat, tidak ada kerepotan ini dan itu. Penghulu pun meninggalkan kediaman Dewi, begitu juga tim dokumentasi yang bekerja pada hari ini. Hanya tersisa tim MUA yang menunggu Vina melepaskan aksesoris yang dikenakannya.
''Alhamdulillah ya Bu, Pak, semoga dengan pernikahan Arkha dan Vina ini, tali persaudaraan kita semakin erat.'' ucap Dewi pada keluarga Vina.
''Aamiin, terima kasih banyak, Pak, Bu ... kami sangat berterima kasih karena sudah di terima dengan baik disini.'' balas bapak.
''Kami juga mohon maaf, beberapa hari disini pasti banyak merepotkan, hehe.'' timpal ibu Vina.
''Sama sekali tidak merepotkan kok, Bu.'' balas Dewi sambil tersenyum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments