Part 18 : SIAPA YANG MAU CERAI?

''SIAPA YANG MAU CERAI?'' protes Arkha sembari menempelkan telapak tangannya ke dahi Vina, sehingga wajah Vina terangkat dan membuat mereka saling menatap.

Tatapan itu langsung membuat keduanya terdiam. Sesaat kemudian Arkha menyingkirkan tangannya dari kening Vina.

''Lalu, a-ada apa, Tuan?'' tanya Vina gugup.

''Nih!''

Arkha menyodorkan sebuah kartu untuk Vina. Yang pastinya untuk Vina gunakan sebagai alat transaksi pembayaran.

''A-apa ini, Tuan?'' tanya Vina gugup.

''NUGGET AYAM!'' jawab Arkha emosi.

''Ya kartu kreditlah! pake nanya lagi!'' sambung Arkha ketus.

''Nih orang tensinya tinggi banget kali ya, emosi mulu.'' bathin Vina.

''Di rekening kamu sudah saya transfer uang juga buat keperluan kamu kalau butuh uang cash pas lagi keluar. Terserah mau kamu gunakan itu untuk apa! yang penting jangan aneh-aneh!'' ujar Arkha.

Vina melirik dan membatin aneh-aneh apa yang dimaksud, sementara yang mempunyai kebiasaan aneh-aneh justru Arkha sendiri.

''Maaf Tuan, kalau sudah ditransfer ke rekening, sepertinya ini tidak perlu buat saya.'' ucap Vina dengan mengembalikan kartu kredit itu. Vina sendiri belum melihat notifikasi masuk di rekeningnya.

Arkha langsung menatap tajam ke Vina.

''Kalau kamu kembalikan kartu ini ke saya, itu namanya kamu nggak menghargai? PAHAM!''

Vina membalas tatapan Arkha tak kalah tajam.

''Menghargai?" tanya Vina.

''Mau bagaimanapun kamu mengancam tentang pernikahan ini, saya tidak akan pernah menerima perceraian! saya tidak akan pernah menceraikan kamu apapun dan bagaimanapun perjalanan pernikahan yang nggak penting ini! itu bentuk tanggungjawab saya karena menikahi kamu.''

''Kalau sampai kamu macam-macam dan berani nekat menggugat cerai saya, saya bunuh kamu dan seluruh keluarga kamu! NGERTI!'' gertak Arkha yang semakin mempertajam tatapannya pada Vina.

Vina pun langsung semakin menciut, wajah-wajah memelas keluarganya saat mendapatkan serangan dari Arkha langsung terngiang-ngiang.

''Di bunuh? serius kah anda, Tuan?'' lirihnya takut.

''Kamu pikir saya suka becanda?'' balas Arkha

''BUANG-BUANG WAKTU!'' sambungnya lagi lalu beranjak dari sofa.

Vina tidak berani berbicara lagi karena nyalinya sudah semakin ciut.

Baru beberapa langkah, Arkha berhenti dan kembali.

''Kalau kamu memang benar-benar mau bekerja, jangan cari yang jauh dari sini! kamu harus bilang dulu ke saya dimana kamu bekerja. Harus ada kejelasan masuk jam berapa dan pulang jam berapa! saya sudah belikan kamu motor matic buat kamu pakai. Tidak usah pake kendaraan umum, nanti kamu kabur.''

Vina hanya mengangguk, tenggorokannya terasa tercekat untuk merespon dengan suara. Ia terheran-heran dengan sikap Arkha itu.

Setelah Arkha menutup pintu kamarnya, Vina langsung menarik napas dalam-dalam.

''Pernikahan macam apa ini? aku juga pengin rasanya jalan-jalan bareng sama suami. Menikmati keindahan sunset dipinggir pantai. Makan berdua sambil becanda, dan sesekali saling disuapi.'' gumam Vina kembali menarik napas panjang.

''Ayo Vin, semangat, kamu pasti bisa merayunya dengan caramu sendiri.'' gumamnya lagi memberikan semangat pada dirinya sendiri, meskipun ia masih bingung cara seperti apa yang harus ia gunakan.

Vina langsung menggelengkan kepalanya cepat, ia tak mau dipusingkan oleh hal ini dulu. Ia akan bersih-bersih supaya perasaan ini bisa tersampingkan. Setelah itu, ia harus menghubungi tempat yang sudah ia hubungi kemarin untuk mencari pekerjaan.

Tok tok tok

Vina mengetuk pintu kamar Arkha.

''Ada apa?'' tanya Arkha dingin.

''Maaf Tuan, apa kamarnya mau dibersihkan sekarang atau nanti?'' tanya Vina.

Arkha menoleh ke belakang, ranjangnya masih berantakan karena ia malas membereskan.

''Hmm, nggak pake lama dan yang bersih.'' ujar Arkha.

''Baik bos.'' jawab Vina.

''Bas bos bas bos!'' gerutu Arkha sembari kembali masuk ke kamar, dan ia duduk di kursi kerjanya.

Vina sudah membersihkan ruangan lain, pakaian kotor juga sudah berada di dalam mesin cuci. Tapi, belum ia keluarkan karena cuaca masih belum mendukung.

Sebelum nyapu dan ngepel, Vina membereskan tempat tidur Arkha terlebih dahulu. Sedangkan Arkha bukan tengah bekerja, melainkan bermain game online. Meskipun Arkha bukan seorang gamers aktif, ia menyukai game online hanya untuk sekedar mengisi waktu senggangnya.

''Awas itu hati-hati jangan sampai jatuh!'' ujar Arkha saat melihat Vina sedang membersihkan area bawah lampu tidur.

''Iya suamiku.'' jawab Vina.

''Cih! dasar!'' gerutu Arkha yang langsung menghindari tatapan Vina.

Vina hanya terkekeh kecil.

''Maaf Tuan, saya mau nyapu bawah meja ini.'' ucap Vina menunjuk meja yang tengah digunakan Arkha itu.

Tanpa menjawab, Arkha mundur tanpa turun dari kursi karena terdapat roda. Vina langsung sedikit jongkok sambil cepat-cepat menyapu.

Melihat istrinya yang tengah jongkok, pikiran Arkha langsung berfantasi liar, apalagi rambut Vina yang dicepol keatas sehingga memperlihatkan lehernya dan mengingatkannya pada pagi hari itu. Ia masih tidak menyangka bisa melakukan hal yang seharusnya tidak ia lakukan.

''Sudah Tuan, silahkan dilanjutkan.'' ujar Vina.

''Itu rambutmu nggak usah diikat!'' ujar Arkha.

Vina langsung mengernyitkan keningnya.

''Ribet dong kalau lagi beres-beres rambutnya diurai?''

''Tuan ini ada-ada saja.'' tolak Vina.

Arkha langsung beranjak dari kursinya dan langsung menarik ikat rambut Vina.

''Buang itu!'' suruh Arkha.

''Ish!'' gerutu Vina pelan.

Arkha langsung kembali ke kursi, ia menatap layar laptop dan melanjutkan bermain game online yang tertunda.

Tanpa mau berlama-lama disini, Vina langsung menyapu lantai kamar Arkha. Ia cepat-cepat lanjut ngepel, begitu juga di dalam kamar mandi. Setelah itu, ia langsung berpamitan ketika semua sudah beres.

''Oh ya, Tuan mau makan siang apa?'' tanya Vina.

''Daging, pake saos barbeque.'' jawab Arkha.

''Baik Tuan.'' jawab Vina lalu meninggalkan kamar Arkha.

Begitu keluar dari kamar Arkha, Vina melihat jam sudah menjelang siang. Ia langsung mengeluarkan daging dan perbumbuan. Sembari menunggu dagingnya tidak beku, Vina menyiapkan bumbu lebih dulu, setelah itu ia akan lanjut mandi supaya tidak terlalu lama menunggu daging.

''Oke siap, lanjut nanti lagi, daging juga belum cair. Sekarang mandi dulu aja kali ya biar nggak kelamaan nunggunya.'' gumam Vina.

Vina langsung membersihkan badannya sekitar 10 menit. Sekarang sudah lebih segar setelah dibawa untuk beraktivitas bersih-bersih, cukup untuk membuatnya bergerak dan cukup mengeluarkan keringat.

Saat tengah menyisir rambut di depan cermin dan hampir selesai, ia dikagetkan dengan suara pintu kamarnya dibuka. Ternyata Arkha yang masuk dan terlihat buru-buru itu.

''Ada apa Tu-,'' tanya Vina terpotong karena Arkha menutup mulutnya. Ia tak mau Mikha mendengar Vina memanggilnya Tuan.

''Manggil yang bener, Mikha video call.'' bisik Arkha sembari menunjukkan layar ponselnya.

Vina langsung membulatkan bibirnya.

''Halo sayang, ini Mama baru selesai mandi.'' ujar Arkha lalu mengarahkan ponselnya ke Vina.

''Mamaaa, Mikha sudah sampai dari tadi, tapi, Mikha kecapean jadinya langsung tidur.'' ujar Mikha.

''Iya nggak papa, sayang. Baik-baik ya disana.'' ujar Vina.

''Iya Ma. Mama sama papa kok berdiri terus sih? nanti kakinya pegal.'' tanya Mikha.

Spontan Vina dan Arkha saling menatap. Keduanya langsung kompak menuju sofa setelah berdiri didepan cermin.

''Mama tadi lagi nyisir rambut, sayang, hehe. Sekarang sudah duduk nih.'' jawab Vina menunjukkan sofa.

''Kok papa nggak kelihatan? Mama sama papa lagi marahan ya kok jauh-jauhan?'' protes Mikha.

Keduanya saling menatap lagi, Arkha langsung bergeser dan menjadi tidak ada jarak diantara mereka demi di pandang baik-baik saja oleh Mikha.

Vina sangat ingin bergeser, tetapi terpaksa ia bertahan demi Mikha.

''Papa nggak jauh-jauh kok, cuma mama kedekatan aja nih hpnya, jadi papa nggak kelihatan.'' ujar Vina.

''Oohh gitu?'' balas Mikha.

Arkha dan Vina mengangguk secara bersamaan. Sekarang keduanya sudah terlihat dilayar ponsel.

Mereka bertiga pun saling bertukar cerita. Mikha terlihat baik-baik saja, tidak tampak kesedihan karena berjauhan dari Arkha dan Vina.

''Ya sudah dulu ya, Pa, Ma ... hpnya mau dipakai sama oma.'' ujar Mikha setelah sambungan video call itu sudah hampir satu jam.

''Iya sayang, jaga kesehatan ya.'' jawab Arkha.

Mikha menyudahi telepon itu.

Arkha dan Vina langsung terdiam, sama-sama belum bergerak. Mungkin saja belum sadar posisinya sangat nempel.

''Oh ya, saya mau masak.'' ujar Vina langsung menyadarkan diam keduanya.

Vina langsung bergegas ke dapur, sementara Arkha masih terdiam dikamar itu.

''Huuuffttt! gue hampir nggak bisa nahan bau aroma harum sabun itu! arrghh!!'' gerutu Arkha sembari mengacak-acak rambutnya sendiri.

Tidak terasa, komunikasi dengan Mikha ternyata sudah melewati jam 12 siang. Untung saja perbumbuan sudah siap. Vina langsung memotong daging itu dan memasak tidak pakai lama.

Vina juga menyiapkan potongan timun dan tomat sebagai pendamping. Tak lupa juga buah-buahan sebagai pencuci mulut setelah makan.

Episodes
1 Part 1 : Persiapan Pernikahan
2 Part 2 : Saya Terima Nikahnya
3 Part 3 : Sah
4 Part 4 : Kembali Ke Setelan Pabrik
5 Part 5 : Dinner
6 Part 6 : Dasar Bocil
7 Part 7 : Tidur Bersama
8 Part 8 : Saya Tidur Dimana
9 Part 9 : Bukankah Ini Wajar?
10 Part 10 : Ini Tidak Mungkin!
11 Part 11 : Menutupi Jejak-jejak Kekreatifan
12 Part 12 : Pepaya Anak Kampung!
13 Part 13 : FOUNDATION LIMA CENTIMETER
14 Part 14 : Bersiap-siaplah Untuk Perceraianmu
15 Part 15 : Dasar Nggak Konsisten!
16 Part 16 : TOBAT SAMBEL
17 Part 17 : Dasar Cewek Aneh!
18 Part 18 : SIAPA YANG MAU CERAI?
19 Part 19 : Percaya atau Tidak
20 Part 20 : Siapa Tau Jadi Jodoh
21 Part 21 : JANGAN MASUKKAN PRIA LAIN
22 Part 22 : Tidak Sepolos Yang Kamu Kira
23 Part 23 : Cukup Bertanggungjawab Juga
24 Part 24 : SIAPA LAKI-LAKI ITU?
25 Part 25 : Anda Cemburu Ya?
26 Part 26 : Terima Kasih Atas Perhatian
27 INFO KUIS-KUISAN CIMAI
28 Part 28 : Berikan Padaku Sekarang Juga
29 Part 29 : Hanya Sakit Sebentar
30 Part 30 : Masih Terlalu Kecil
31 Part 31 : Ternyata Kembali Kokoh Lagi
32 Part 32 : Murung
33 Part 33 : Apa Aku Berani?
34 Part 34 : Terlihat Sangat Menyayangi Bosmu
35 Part 35 : Nanti Akan Saya Jelaskan
36 Part 36 : Hanya Antara Majikan dan Pembantu
37 Part 37 : Untung Nggak Saya Jual
38 Part 38 : Kurang Gizi
39 Part 38 : Percaya Atau Tidak!
40 Part 40 : Andaikan Aku
41 Part 41 : Apa Itu Maksudnya?
42 Part 42 : Sebagai Permintaan Maaf
43 Part 43 : Terlihat Menggemaskan
44 Part 44 : TERJADI ATAU TIDAK
45 Part 45 : Sangat Mencintainya Kala Itu
46 Part 46 : Lagi-lagi Dia Modus!
47 Part 47 : Dia Cantik Apa Adanya
48 Part 48 : Dia Perempuan Biasa
49 Part 49 : Akal-akalan Arkha
50 Part 50 : Persiapkan Dirimu
51 Part 51 : Overthinking
52 Part 52 : Ikuti Permainan Mereka
53 Part 53 : Semakin Imut
54 Part 54 : Mimpi Buruk
55 Part 55 : Istriku Hanya Satu, VINA!
56 Part 56 : Waktu Yang Tepat
57 Part 57 : Bikin Adik Untuk Mikhael
58 Part 58 : Firasat
59 Part 59 : Petunjuk
60 Part 60 : Tetap Bersama Saya
61 Part 61 : Menikah Dengan Rachel!
62 Part 62 : Orangtua Egois
63 Part 63 : Kamu Bukan Sumber Masalah
64 Part 64 : Menjadi Suami Pengangguran
65 Part 65 : Fitonah
66 Part 66 : Petaka
67 Part 67 : Sudah Taubat
68 Part 68 : Bahagia Versi Kita
69 Part 69 : Panggil Sayang
70 Part 70 : Sengaja Ingin Mencari Masalah
71 Part 71 : Pulang Kampung
72 Part 72 : Suamimu Ganteng Banget
73 Part 73 : Dalam Suasana Bahagia
74 Part 74 : Dasar Tukang Maksa!
75 Part 75 : Semoga Cepat Dikasih Momongan
76 Part 76 : Cantik
77 Part 77 : Jadi Artis Dadakan
78 Part 78 : Menjadi Menantu Kesayangan?
79 Part 79 : Nggak Jadi Mantu Kesayangan
80 Part 80 : Akan Selalu Mendampingi Kamu
81 Part 81 : Karena Do'a-do'a Kamu
82 Part 82 : Syukuran
83 Part 83 : Cemburu Sama Anak Sendiri
84 Part 84 : Kedatangan Mikhael
85 Part 85 : Aku Juga Ingin Berbicara
86 Part 86 : Hamil (final episode)
87 PROMO NOVEL BARU
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Part 1 : Persiapan Pernikahan
2
Part 2 : Saya Terima Nikahnya
3
Part 3 : Sah
4
Part 4 : Kembali Ke Setelan Pabrik
5
Part 5 : Dinner
6
Part 6 : Dasar Bocil
7
Part 7 : Tidur Bersama
8
Part 8 : Saya Tidur Dimana
9
Part 9 : Bukankah Ini Wajar?
10
Part 10 : Ini Tidak Mungkin!
11
Part 11 : Menutupi Jejak-jejak Kekreatifan
12
Part 12 : Pepaya Anak Kampung!
13
Part 13 : FOUNDATION LIMA CENTIMETER
14
Part 14 : Bersiap-siaplah Untuk Perceraianmu
15
Part 15 : Dasar Nggak Konsisten!
16
Part 16 : TOBAT SAMBEL
17
Part 17 : Dasar Cewek Aneh!
18
Part 18 : SIAPA YANG MAU CERAI?
19
Part 19 : Percaya atau Tidak
20
Part 20 : Siapa Tau Jadi Jodoh
21
Part 21 : JANGAN MASUKKAN PRIA LAIN
22
Part 22 : Tidak Sepolos Yang Kamu Kira
23
Part 23 : Cukup Bertanggungjawab Juga
24
Part 24 : SIAPA LAKI-LAKI ITU?
25
Part 25 : Anda Cemburu Ya?
26
Part 26 : Terima Kasih Atas Perhatian
27
INFO KUIS-KUISAN CIMAI
28
Part 28 : Berikan Padaku Sekarang Juga
29
Part 29 : Hanya Sakit Sebentar
30
Part 30 : Masih Terlalu Kecil
31
Part 31 : Ternyata Kembali Kokoh Lagi
32
Part 32 : Murung
33
Part 33 : Apa Aku Berani?
34
Part 34 : Terlihat Sangat Menyayangi Bosmu
35
Part 35 : Nanti Akan Saya Jelaskan
36
Part 36 : Hanya Antara Majikan dan Pembantu
37
Part 37 : Untung Nggak Saya Jual
38
Part 38 : Kurang Gizi
39
Part 38 : Percaya Atau Tidak!
40
Part 40 : Andaikan Aku
41
Part 41 : Apa Itu Maksudnya?
42
Part 42 : Sebagai Permintaan Maaf
43
Part 43 : Terlihat Menggemaskan
44
Part 44 : TERJADI ATAU TIDAK
45
Part 45 : Sangat Mencintainya Kala Itu
46
Part 46 : Lagi-lagi Dia Modus!
47
Part 47 : Dia Cantik Apa Adanya
48
Part 48 : Dia Perempuan Biasa
49
Part 49 : Akal-akalan Arkha
50
Part 50 : Persiapkan Dirimu
51
Part 51 : Overthinking
52
Part 52 : Ikuti Permainan Mereka
53
Part 53 : Semakin Imut
54
Part 54 : Mimpi Buruk
55
Part 55 : Istriku Hanya Satu, VINA!
56
Part 56 : Waktu Yang Tepat
57
Part 57 : Bikin Adik Untuk Mikhael
58
Part 58 : Firasat
59
Part 59 : Petunjuk
60
Part 60 : Tetap Bersama Saya
61
Part 61 : Menikah Dengan Rachel!
62
Part 62 : Orangtua Egois
63
Part 63 : Kamu Bukan Sumber Masalah
64
Part 64 : Menjadi Suami Pengangguran
65
Part 65 : Fitonah
66
Part 66 : Petaka
67
Part 67 : Sudah Taubat
68
Part 68 : Bahagia Versi Kita
69
Part 69 : Panggil Sayang
70
Part 70 : Sengaja Ingin Mencari Masalah
71
Part 71 : Pulang Kampung
72
Part 72 : Suamimu Ganteng Banget
73
Part 73 : Dalam Suasana Bahagia
74
Part 74 : Dasar Tukang Maksa!
75
Part 75 : Semoga Cepat Dikasih Momongan
76
Part 76 : Cantik
77
Part 77 : Jadi Artis Dadakan
78
Part 78 : Menjadi Menantu Kesayangan?
79
Part 79 : Nggak Jadi Mantu Kesayangan
80
Part 80 : Akan Selalu Mendampingi Kamu
81
Part 81 : Karena Do'a-do'a Kamu
82
Part 82 : Syukuran
83
Part 83 : Cemburu Sama Anak Sendiri
84
Part 84 : Kedatangan Mikhael
85
Part 85 : Aku Juga Ingin Berbicara
86
Part 86 : Hamil (final episode)
87
PROMO NOVEL BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!