Part 19 : Percaya atau Tidak

Setelah selesai menyiapkan menu makan siang untuk Arkha, baru beberapa langkah Vina berhenti. Ia menoleh ke depan, kamarnya dan juga kamar Arkha. Sepi dan sunyi tak ada suara yang menandakan keberadaan Arkha.

''Tadi keluarnya duluan aku? jadi, sekarang dimana ya?'' gumam Vina.

Setelah berpikir sejenak, Vina memilih untuk ke kamarnya terlebih dahulu. Ternyata sesuai dengan apa yang Vina perkirakan, Arkha masih berada didalam kamar itu.

''Apa tuan Arkha ketiduran?'' gumam Vina langsung menghentikan langkahnya.

''Segitu lamanya kah aku kalau masak?'' gumam Vina lagi lalu mendekat.

Dengan ragu-ragu, Vina memberanikan diri untuk menepuk pundak Arkha yang ketiduran dalam posisi duduk di sofa.

''Tuan, bangun. Makan siangnya sudah siap.'' panggil Vina.

''Tuan Arkha.'' lanjutnya lagi masih berusaha lembut.

Sekedar menepuk belum berhasil, Vina sedikit menggoyang-goyangkan bahu Arkha.

Vina menarik napas panjang karena masih belum berhasil juga.

''Suamikuu.'' bisik Vina yang cukup dekat dengan telinga Arkha.

Seketika Arkha langsung membuka matanya setelah mendengar suara itu.

Vina tersenyum tipis, sementara Arkha masih bengong karena mungkin nyawanya belum kumpul.

''Eh, eh! mau ngapain? itu makanannya sudah nungguin.'' pekik Vina saat Arkha menarik punggungnya.

Spontan Vina langsung menutup mulutnya agar apa yang ada dibenaknya tidak terjadi sekarang.

''Euummm, kamu memanggilku suami 'kan?'' tanya Arkha.

Vina mengangguk kecil dan tetap menutup mulutnya.

''Emmmmm, saya masih ingat ketika kamu bilang masih ada ruang.'' ujar Arkha dengan kedua matanya yang mulai nakal memandang istrinya itu.

Vina membuka tangannya sedikit karena hendak berbicara.

''Sa-saya becanda, Tuan! jangan macam-macam. Anda harus makan sekarang, nanti kalau tidak makan, anda bisa sakith lho.'' jawab Vina lalu kembali menutupkan tangannya karena waspada mendapatkan serangan.

Arkha langsung tertawa.

''Kamu pikir saya ini anak kecil?!''

Melihat Arkha yang menatapnya dengan tatapan nakal, Vina reflek melepaskan tangannya di mulut lalu ia silangkan didepan dada.

''Minggir lu!'' usir Arkha dengan menggeser bahu Vina sehingga membuat Vina terhempas ke sofa.

Arkha langsung keluar dari kamar tersebut.

''Astaghfirullahaladziim.'' gumam Vina sembari mengelus dadanya agar terus bisa memiliki stok sabar yang tak terhingga.

Arkha yang sebenarnya tidak tertidur pun langsung makan. Ia hanya pura-pura tidur karena ingin melihat bagaimana cara Vina membangunkannya.

''Huufftt! untung gue nggak khilaf beneran nih!'' gumamnya.

Setelah selesai makan, Arkha langsung masuk ke kamar. Sementara Vina yang sudah memperkirakan itu, ia langsung menyusul makan karena perutnya sudah sangat lapar.

Urusan perut sudah selesai, dapur juga sudah dibersihkan. Vina lanjut menghubungi lagi nomor cs yang tertera di postingan lowongan pekerjaan.

Perbincangan itu langsung pada intinya. Vina tidak memiliki banyak alasan karena ia juga mencari pekerjaan yang dekat. Meskipun di bidang ini belum ada pengalaman, ia tetap mau belajar karena dihalaman lowongan tidak menyebutkan minimal pengalaman.

''Baik, Kak, baik. Kalau gitu besok pagi saya akan langsung kesana.''

''....''

''Oh iya, jam 8 pagi ya Kak.''

Vina merasa lega setelah mendapatkan pekerjaan yang menerima karyawan non pengalaman sepertinya. Meskipun diterima, Vina mempelajari hal-hal itu dari youtube. Setidaknya ia harus mengetahui ilmu dasar dan tidak membuat seniornya emosi.

Sebuah perusahaan dibidang yang menerima pesanan pembuatan perlengkapan seserahan, berbagai macam jenis bucket, dan masih banyak lagi. Nama Twins Galery sudah tidak asing lagi, beberapa publik figur pun sudah ada yang pernah menggunakan jasanya.

Saat membaca lowongan di sosial media, Vina langsung berminat. Apalagi ada keterangan yang tidak memiliki pengalaman ada masa training selama 3 bulan. Meskipun training, gaji akan tetap diberikan meskipun tidak full seperti lainnya.

''Alhamdulillah ya Allah, akhirnya lega juga bisa kerja. Nggak bosan di dalam apartemen terus yang kayak penjara ini.'' gumam Vina sembari memeluk ponselnya.

...

Pada malam hari, Vina mencari keberadaan Arkha pada pukul 20.15 WIB. Ia harus menyampaikan bahwa besok pagi dirinya sudah mulai bekerja.

Vina menarik napas panjang saat melihat Arkha tengah meluruskan kakinya di atas meja. Botol berisi air haram itu menemaninya menonton film action diruang keluarga. Vina melihat isi botol tersebut masih banyak, sehingga ia menyimpulkan bahwa Arkha masih bisa diajak berbicara.

''Permisi Tuan, maaf.'' ucap Vina takut mengganggu waktu santai Arkha yang digunakan untuk menonton pertandingan olahraga.

Arkha menoleh sekilas.

''Ada apa?'' tanyanya.

''Saya mulai berangkat bekerja besok pagi.'' tutur Vina.

''Hmm, terus?''

''Anda bilang saya pakai motor, saya 'kan belum tau yang seperti apa motornya, Tuan. Kalau tidak dikasih tau dulu, takutnya besok anda sudah berangkat lebih dulu, dan saya bingung. Nanti kalau saya nekat naik kendaraan umum, anda marahin saya.''

Arkha kembali menoleh.

''Bawel amat!'' gerutu Arkha lalu beranjak dari duduknya.

Arkha mengambil kunci motor digantungan. Selain belum memberitahu dimana dan seperti apa motor untuk Vina, Arkha juga belum menyerahkan kontak motor tersebut.

''Nggak salah sih kalau dia protes!'' bathin Arkha saat mengambil kontak motor itu.

''Ikut saya!''

Vina mengangguk dan langsung mengekor di belakang Arkha.

Sebelum turun ke bawah, Arkha memastikan pintu apartemennya ditutup.

Masih termasuk sore untuk wilayah perkotaan, sehingga masih banyak yang keluar masuk. Baik dari para pasangan ataupun keluarga.

''Gue nggak bisa lagi bawa yang begituan!'' gerutu Arkha dalam hati saat berpapasan dengan sepasang laki-laki dan perempuan yang tengah bermesraan. Sebagai pemain, ia menebak dengan yakin bahwa orang yang baru saja berpapasan dengannya bukanlah pasangan halal.

''Itu kira-kira pasangan suami istri apa masih pacaran ya?'' bathin Vina pemasaran.

Vina melirik Arkha dan melihat pria itu sedang tersenyum penuh arti.

''Kenapa dia nih kok senyum-senyum? apa kenal sama orang yang tadi?'' bathinnya.

''Tuan kenapa senyum-senyum sendiri?'' tegur Vina.

Arkha langsung tersadar bahwa sedari tadi ia sibuk didalam hatinya.

''Terserah saya dong.'' jawabnya.

Mereka pun tiba di area parkir kendaraan roda dua.

Arkha menemui seorang pria, dan orang itu langsung mengantar mereka ke suatu tempat.

''Mari Tuan, Mbak, ikut saya.'' ajak pria itu.

Dari pemanggilan itu, Vina sudah meyakini bahwa pria itu menyimpulkan Arkha sedang bersama pembantunya.

''Silahkan Tuan, Mbak.'' ujar pria itu menunjukkan sebuah motor matic.

Arkha memeriksa kondisi motor itu terlebih dahulu, sedangkan Vina hanya melihat saja sembari menunggu untuk mencoba.

''Kamu bisa nyetir motor 'kan?'' tanya Arkha.

''Alhamdulillah bisa, Tuan. Motor jenis apa aja saya bisa.'' jawab Vina.

''Saya juga sudah punya SIM. Bikin waktu kerja sama mas Gian.'' lanjut Vina sengaja memancing ekspresi Arkha.

Seketika itu Arkha menatapnya tajam.

''Coba dulu ini, saya mau lihat kamu nyetir motor!'' suruh Arkha.

''Siap, Tuan.'' jawab Vina.

Arkha dan pria tadi langsung mundur, giliran Vina yang mencobanya langsung. Di area khusus itu, Vina bisa berputar-putar dan memperlihatkan bahwa ia tidak hanya sekedar bicara.

''Gimana Pak?'' tanya Vina pada pria yang berdiri jarak satu meter dari Arkha itu.

''Keren, Mbak. Sangat tidak meragukan.'' jawab pria itu sambil mengacungkan jempol.

''Ehm, ya sudah, jadi dia ini yang pakai motor ini ya, Pak. Perhatikan dia berangkat dan pulangnya.'' timpal Arkha yang tiba-tiba merasa kesal sendiri.

''Oh, iya Tuan, baik.'' jawab pria itu.

Arkha langsung mengajak Vina untuk kembali ke atas. Saat hendak masuk ke dalam lift, lagi dan lagi harus berpapasan dengan beberapa pasangan dan beberapa keluarga yang barangkali sedang ada acara.

Tiba di dalam apartemennya, Arkha yang memegang kunci motor itu langsung membantingnya ke lantai sehingga membuat Vina yang masih dibelakangnya sangat kaget.

''Anda kenapa, Tuan?'' tanya Vina sembari mengambil kunci motor yang sudah tergeletak dilantai.

Arkha balik badan dengan tatapan mata yang seperti ingin mengunyah Vina. Vina pun spontan langsung melangkah mundur sampai ia membentur dinding.

''Istighfar, Tuan! ISTIGHFAR!'' seru Vina.

Arkha mencondongkan kepalanya.

''Awas kalau kamu macam-macam diluar sana! apalagi diam-diam ketemuan sama laki-laki yang namanya kamu sebut itu!'' ancam Arkha.

Dengan berani, Vina menatap balik Arkha.

"Kenapa, Tuan? kenapa." balas Vina.

''Kalau anda masih bebas membayar wanita-wanita diluar sana demi kesenangan anda, kenapa saya tidak boleh berteman dengan orang-orang yang memang jelas teman saya?'' protes Vina.

''Ohhh, jadi kamu berani ya sekarang?!'' balas Arkha tidak mau kalah.

''KARENA KAMU SUDAH DIANGGAP SEPERTI MALAIKAT SAMA MIKHAEL, JADI KAMU HARUS JAGA SIKAP!'' seru Arkha.

Dada Vina terasa nyeri saat mendengar suara keras itu.

''Jadi, hanya saya yang harus jaga sikap?'' balas Vina.

Arkha langsung membuang pandangannya.

''Saya juga sudah tidak membayar wanita-wanita lagi, paham kamu!'' jawab Arkha menatap Vina sekilas.

''Ohh, gitu ya?'' balas Vina tidak percaya.

''Mau percaya atau tidak, itu terserah kamu!'' gertak Arkha dan langsung meninggalkan Vina.

Vina menatap punggung Arkha yang meninggalkannya itu. Ia menarik napas panjang setelah Arkha sudah masuk ke dalam kamar.

''Ya Allah, dosaku yang mana yang membuat-Mu memberikan hukuman seperti ini." gumam Vina.

Terpopuler

Comments

🔵◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻

🔵◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻

Makin Seru Kk
PaMud Mmapir

2023-06-06

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1 : Persiapan Pernikahan
2 Part 2 : Saya Terima Nikahnya
3 Part 3 : Sah
4 Part 4 : Kembali Ke Setelan Pabrik
5 Part 5 : Dinner
6 Part 6 : Dasar Bocil
7 Part 7 : Tidur Bersama
8 Part 8 : Saya Tidur Dimana
9 Part 9 : Bukankah Ini Wajar?
10 Part 10 : Ini Tidak Mungkin!
11 Part 11 : Menutupi Jejak-jejak Kekreatifan
12 Part 12 : Pepaya Anak Kampung!
13 Part 13 : FOUNDATION LIMA CENTIMETER
14 Part 14 : Bersiap-siaplah Untuk Perceraianmu
15 Part 15 : Dasar Nggak Konsisten!
16 Part 16 : TOBAT SAMBEL
17 Part 17 : Dasar Cewek Aneh!
18 Part 18 : SIAPA YANG MAU CERAI?
19 Part 19 : Percaya atau Tidak
20 Part 20 : Siapa Tau Jadi Jodoh
21 Part 21 : JANGAN MASUKKAN PRIA LAIN
22 Part 22 : Tidak Sepolos Yang Kamu Kira
23 Part 23 : Cukup Bertanggungjawab Juga
24 Part 24 : SIAPA LAKI-LAKI ITU?
25 Part 25 : Anda Cemburu Ya?
26 Part 26 : Terima Kasih Atas Perhatian
27 INFO KUIS-KUISAN CIMAI
28 Part 28 : Berikan Padaku Sekarang Juga
29 Part 29 : Hanya Sakit Sebentar
30 Part 30 : Masih Terlalu Kecil
31 Part 31 : Ternyata Kembali Kokoh Lagi
32 Part 32 : Murung
33 Part 33 : Apa Aku Berani?
34 Part 34 : Terlihat Sangat Menyayangi Bosmu
35 Part 35 : Nanti Akan Saya Jelaskan
36 Part 36 : Hanya Antara Majikan dan Pembantu
37 Part 37 : Untung Nggak Saya Jual
38 Part 38 : Kurang Gizi
39 Part 38 : Percaya Atau Tidak!
40 Part 40 : Andaikan Aku
41 Part 41 : Apa Itu Maksudnya?
42 Part 42 : Sebagai Permintaan Maaf
43 Part 43 : Terlihat Menggemaskan
44 Part 44 : TERJADI ATAU TIDAK
45 Part 45 : Sangat Mencintainya Kala Itu
46 Part 46 : Lagi-lagi Dia Modus!
47 Part 47 : Dia Cantik Apa Adanya
48 Part 48 : Dia Perempuan Biasa
49 Part 49 : Akal-akalan Arkha
50 Part 50 : Persiapkan Dirimu
51 Part 51 : Overthinking
52 Part 52 : Ikuti Permainan Mereka
53 Part 53 : Semakin Imut
54 Part 54 : Mimpi Buruk
55 Part 55 : Istriku Hanya Satu, VINA!
56 Part 56 : Waktu Yang Tepat
57 Part 57 : Bikin Adik Untuk Mikhael
58 Part 58 : Firasat
59 Part 59 : Petunjuk
60 Part 60 : Tetap Bersama Saya
61 Part 61 : Menikah Dengan Rachel!
62 Part 62 : Orangtua Egois
63 Part 63 : Kamu Bukan Sumber Masalah
64 Part 64 : Menjadi Suami Pengangguran
65 Part 65 : Fitonah
66 Part 66 : Petaka
67 Part 67 : Sudah Taubat
68 Part 68 : Bahagia Versi Kita
69 Part 69 : Panggil Sayang
70 Part 70 : Sengaja Ingin Mencari Masalah
71 Part 71 : Pulang Kampung
72 Part 72 : Suamimu Ganteng Banget
73 Part 73 : Dalam Suasana Bahagia
74 Part 74 : Dasar Tukang Maksa!
75 Part 75 : Semoga Cepat Dikasih Momongan
76 Part 76 : Cantik
77 Part 77 : Jadi Artis Dadakan
78 Part 78 : Menjadi Menantu Kesayangan?
79 Part 79 : Nggak Jadi Mantu Kesayangan
80 Part 80 : Akan Selalu Mendampingi Kamu
81 Part 81 : Karena Do'a-do'a Kamu
82 Part 82 : Syukuran
83 Part 83 : Cemburu Sama Anak Sendiri
84 Part 84 : Kedatangan Mikhael
85 Part 85 : Aku Juga Ingin Berbicara
86 Part 86 : Hamil (final episode)
87 PROMO NOVEL BARU
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Part 1 : Persiapan Pernikahan
2
Part 2 : Saya Terima Nikahnya
3
Part 3 : Sah
4
Part 4 : Kembali Ke Setelan Pabrik
5
Part 5 : Dinner
6
Part 6 : Dasar Bocil
7
Part 7 : Tidur Bersama
8
Part 8 : Saya Tidur Dimana
9
Part 9 : Bukankah Ini Wajar?
10
Part 10 : Ini Tidak Mungkin!
11
Part 11 : Menutupi Jejak-jejak Kekreatifan
12
Part 12 : Pepaya Anak Kampung!
13
Part 13 : FOUNDATION LIMA CENTIMETER
14
Part 14 : Bersiap-siaplah Untuk Perceraianmu
15
Part 15 : Dasar Nggak Konsisten!
16
Part 16 : TOBAT SAMBEL
17
Part 17 : Dasar Cewek Aneh!
18
Part 18 : SIAPA YANG MAU CERAI?
19
Part 19 : Percaya atau Tidak
20
Part 20 : Siapa Tau Jadi Jodoh
21
Part 21 : JANGAN MASUKKAN PRIA LAIN
22
Part 22 : Tidak Sepolos Yang Kamu Kira
23
Part 23 : Cukup Bertanggungjawab Juga
24
Part 24 : SIAPA LAKI-LAKI ITU?
25
Part 25 : Anda Cemburu Ya?
26
Part 26 : Terima Kasih Atas Perhatian
27
INFO KUIS-KUISAN CIMAI
28
Part 28 : Berikan Padaku Sekarang Juga
29
Part 29 : Hanya Sakit Sebentar
30
Part 30 : Masih Terlalu Kecil
31
Part 31 : Ternyata Kembali Kokoh Lagi
32
Part 32 : Murung
33
Part 33 : Apa Aku Berani?
34
Part 34 : Terlihat Sangat Menyayangi Bosmu
35
Part 35 : Nanti Akan Saya Jelaskan
36
Part 36 : Hanya Antara Majikan dan Pembantu
37
Part 37 : Untung Nggak Saya Jual
38
Part 38 : Kurang Gizi
39
Part 38 : Percaya Atau Tidak!
40
Part 40 : Andaikan Aku
41
Part 41 : Apa Itu Maksudnya?
42
Part 42 : Sebagai Permintaan Maaf
43
Part 43 : Terlihat Menggemaskan
44
Part 44 : TERJADI ATAU TIDAK
45
Part 45 : Sangat Mencintainya Kala Itu
46
Part 46 : Lagi-lagi Dia Modus!
47
Part 47 : Dia Cantik Apa Adanya
48
Part 48 : Dia Perempuan Biasa
49
Part 49 : Akal-akalan Arkha
50
Part 50 : Persiapkan Dirimu
51
Part 51 : Overthinking
52
Part 52 : Ikuti Permainan Mereka
53
Part 53 : Semakin Imut
54
Part 54 : Mimpi Buruk
55
Part 55 : Istriku Hanya Satu, VINA!
56
Part 56 : Waktu Yang Tepat
57
Part 57 : Bikin Adik Untuk Mikhael
58
Part 58 : Firasat
59
Part 59 : Petunjuk
60
Part 60 : Tetap Bersama Saya
61
Part 61 : Menikah Dengan Rachel!
62
Part 62 : Orangtua Egois
63
Part 63 : Kamu Bukan Sumber Masalah
64
Part 64 : Menjadi Suami Pengangguran
65
Part 65 : Fitonah
66
Part 66 : Petaka
67
Part 67 : Sudah Taubat
68
Part 68 : Bahagia Versi Kita
69
Part 69 : Panggil Sayang
70
Part 70 : Sengaja Ingin Mencari Masalah
71
Part 71 : Pulang Kampung
72
Part 72 : Suamimu Ganteng Banget
73
Part 73 : Dalam Suasana Bahagia
74
Part 74 : Dasar Tukang Maksa!
75
Part 75 : Semoga Cepat Dikasih Momongan
76
Part 76 : Cantik
77
Part 77 : Jadi Artis Dadakan
78
Part 78 : Menjadi Menantu Kesayangan?
79
Part 79 : Nggak Jadi Mantu Kesayangan
80
Part 80 : Akan Selalu Mendampingi Kamu
81
Part 81 : Karena Do'a-do'a Kamu
82
Part 82 : Syukuran
83
Part 83 : Cemburu Sama Anak Sendiri
84
Part 84 : Kedatangan Mikhael
85
Part 85 : Aku Juga Ingin Berbicara
86
Part 86 : Hamil (final episode)
87
PROMO NOVEL BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!