Vina membuka matanya karena merasa badannya terhimpit oleh sesuatu. Badannya menjadi susah untuk ia gerakkan karena terasa berat. Ia pun langsung memfokuskan pandangannya setelah merasakan hal aneh.
Pemandangan pagi itu membuatnya benar-benar shock. Vina masih mengingat-ingat beberapa jam sebelumnya saat ia mulai mengantuk. Ia benar-benar meyakini bahwa posisinya berada di pinggir, tidak di tengah seperti saat ini.
''Bagaimana ceritanya kok jadi begini?'' bathin Vina masih bingung.
Vina benar-benar masih mencoba untuk mengingat-ingat apa yang sudah terjadi. Saat ini Mikhael tidur dengan meringkuk di depannya. Sedangkan Arkha tidur dengan posisi memeluknya dari belakang. Bahkan pria itu tak terlihat jijik, ia memeluk erat istrinya seperti guling.
''Pasti dia ngira aku gulingnya. Tapi, anehnya kenapa aku ada di tengah-tengah mereka? siapa yang pindah? Mikha yang pindah atau Mikha di pindah? atau jangan-jangan aku yang pindah? OH NO!'' bathin Vina terus menerus menerka-nerka.
Detak jantungnya tentu saja langsung berdegup kencang. Ia mencemaskan apa yang telah terjadi tanpa kesadarannya. Vina pun langsung memeriksa pakaian yang ia kenakan, ia langsung lega karena masih utuh. Sekilas ia melihat jam di dinding kamar Arkha, meskipun cahaya remang-remang, ia bisa melihat jam menunjukkan pukul 04.20 WIB. Itu berarti waktu tidur Vina belum lama.
Mikhael menggeliat lalu berbalik arah, ia terus bergerak hingga berada di ujung. Pria kecil itu pun masih tampak terlelap. Vina yang posisinya membelakangi Arkha hendak melepaskan tangan suaminya dengan hati-hati. Ia pun sangat ragu untuk menyentuh tangan suaminya itu.
''Ya Allah, tolonglah hamba untuk melepaskan tangan ini.'' bathin Vina yang masih berusaha mengumpulkan keberaniannya untuk menyentuh tangan Arkha.
Vina menarik napas dalam-dalam terlebih dahulu.
Perlahan Vina berhasil untuk mengangkat tangan Arkha, setelah berhasil menggenggam tangan tersebut, ia mengarahkan tangan suaminya ke ranjang tanpa melihat sembari ia pelan-pelan untuk bangun.
Vina baru saja berhasil duduk dan belum tegap, tapi, tiba-tiba tangan Arkha menarik bahunya sehingga membuat Vina kembali jatuh ke ranjang. Vina langsung terbelalak dan sangat shock, untung saja ia tidak berteriak sehingga Mikhael tidak terbangun.
''Tuan! apa yang anda lakukan?'' bisik Vina yang tepat berada di depan wajah sang suami.
Arkha tidak menjawab, ia hanya membuka matanya sedikit dan kembali memejamkan matanya. Tetapi tangannya kembali memeluk Vina dengan erat sehingga membuat wanita itu tidak bisa melepaskan diri. Sepertinya pria itu masih belum sadar dengan semua ini.
Vina sangat khawatir Mikhael akan terbangun dan melihat kejadian ini.
Saat Vina masih bingung dengan pikirannya sendiri, tiba-tiba Arkha pindah tempat, ia berada ditengah, sehingga membuat Vina langsung spontan bergeser ke pinggir. Namun, Arkha yang tampaknya masih belum sadar itu langsung kembali memeluk Vina, bahkan menutupkan selimut tebal ke seluruh tubuh mereka. Sedangkan Mikha memang tidak suka jika tidur dengan ditutup selimut.
''Tuan, Tuan.'' bisik Vina lagi.
Tak ada jarak jauh lagi diantara mereka. Saat mendengar suara Vina, bukannya mengusir ataupun menjauhkan diri, Arkha justru mulai melakukan aksi nakalnya sehingga Vina semakin shock.
''Aku butuh kehangatan.'' ujar Arkha lirih dengan suaranya yang serak khas bangun tidur.
Vina langsung terbelalak mendengar kalimat mengerikan itu.
''Ta-tapi ..,''
Belum sempat Vina melanjutkan jawabannya, Arkha sudah mengunci bibirnya. Vina langsung kembali terbelalak saat menyadari semua ini bukanlah mimpi. Arkha yang merupakan pemain handal memainkan aksinya tanpa menimbulkan suara seolah-olah ia teringat ada orang lain selain mereka berdua.
Vina yang baru merasakan hal ini pun tidak tau harus bagaimana. Ia hanya hampir saja mengeluarkan suara, dan saat itu juga Arkha semakin memperdalam ci*umannya.
''Apa ini? bagaimana kalau dia melakukannya sekarang?'' bathin Vina yang langsung overthinking.
Vina memberanikan diri untuk melirik suaminya itu, ia hanya ingin menangis saat ini.
''Bukankah ini wajar? dia suamimu, Vin.'' bathin Vina lagi setelah beberapa saat.
Vina memejamkan kedua matanya sembari mencoba untuk menerima semua ini dengan ikhlas. Dengan hati yang berharap ini awal dari perjalanan pernikahan yang sesungguhnya. Namun, untuk melepaskan keperawanannya, ia masih terasa berat. Hal itu tentu saja dikarenakan belum adanya cinta diantar keduanya.
Arkha tidak berhenti hanya di bibir saja, ia bahkan semakin turun ke bawah. Vina langsung menutup mulutnya dengan telapak tangannya agar tidak keluar suara-suara yang bisa mengganggu Mikhael.
''Tuan, ada Mikha.'' bisik Vina yang benar-benar mulai khawatir Mikhael akan terbangun.
Arkha menghentikan aksinya sejenak.
''Diam!'' balasnya dengan suara pelan tapi, mengancam.
Vina langsung terdiam, mengunci bibirnya rapat-rapat, sedangkan Arkha melanjutkan aksinya pada leher Vina.
Akhirnya Vina hanya bisa pasrah sembari menahan suaranya. Apalagi saat tangan Arkha mulai menelusup dan bergerilya ke dalam kaos oblong yang dikenakannya saat ini.
''Hah? apa ini?'' pekik Vina dan langsung kembali menutup mulutnya. Vina langsung membuka selimut dan mengecek apakah Mikhael terbangun atau tidak, ternyata anak kecil itu masih terlelap sehingga membuatnya sedikit lega.
''Diamlah!'' bisik Arkha yang langsung duduk. Duduk bukan untuk menyudahi, tetapi melepaskan baju tidurnya sendiri.
Vina kembali melotot, ia melihat tangan suaminya itu melempar baju tidurnya ke sembarang arah. Ia kembali menatap Arkha sembari menelan saliva.
''Nanti kalau Mikha bangun bagaimana?'' tanya Vina berbisik.
''Makanya jangan berisik!'' balas Arkha.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Sabrina
gak cuma kehangatan tuch, tapi semuanya 😁
2023-05-28
0