Part 17 : Dasar Cewek Aneh!

Setelah berganti kaos, Vina bergegas keluar dari kamar. Ia harus memeriksa apakah ada muntahan yang jatuh ke lantai atau tidak. Ia juga belum jadi memasak gara-gara drama pagi ini.

''Ya Allah, untung aku cepat-cepat kesini.'' gumam Vina melihat percikan muntahan didepan kamar Arkha.

Meskipun tidak banyak, kalau sampai pemilik apartemen ini lihat, pasti bisa mengomel. Apalagi sampai menginjaknya karena muntahan Arkha jatuh di depan pintu kamarnya.

Vina cepat-cepat membersihkan lantai tersebut sebelum Arkha keluar dari kamar. Ia juga penasaran Arkha belum keluar. Vina menjadi khawatir suaminya itu kenapa-kenapa.

''Mengerjakan sesuatu itu harus ikhlas, dilarang sambil ngomel!'' protes Arkha.

Vina yang baru saja selesai membersihkan lantai, langsung mendongak. Arkha berdiri tepat ditengah-tengah pintu. Pria itu terlihat sudah mandi karena aroma harumnya dan sudah mengenakan baju santai.

''Kenapa Tuan masih mabok?'' tanya Vina.

''Itu bukan urusan kamu! PAHAM!'' jawab Arkha lalu menjitak kening Vina. Setelah itu, Arkha langsung menuju dapur.

''ISSSSHHHH!''

Vina menghentakkan kakinya di lantai berkali-kali karena geregetan dengan sikap suaminya itu.

Setelah meletakkan alat pembersih lantai, Vina kembali ke dapur. Ia melihat Arkha sedang meracik kopi.

''Kalau kerja itu jangan dibiasakan setengah-setengah! selesaikan dulu baru kerjakan yang lain!'' protes Arkha yang sudah mengetahui Vina sudah kembali ke dapur. Sedangkan bahan-bahan masakan masih berada di meja.

Vina yang baru saja mau lanjut menyiapkan bahan masakan pun langsung menarik tangannya lagi. Dengan langkah yang berani, Vina mendekati Arkha dan menatap pria itu, sehingga justru Arkha yang menjadi salah tingkah.

''Bisa-bisanya Tuan menyalahkan saya karena menunda pekerjaan?! apa Tuan tidak sadar kalau sudah mabok berat, ha?!''

''Gara-gara Tuan, saya menunda pekerjaan itu. Saya yang berbadan kecil ini harus menopang tubuh anda yang berat ini ke kamar mandi!''

''Selain menunda didapur, saya juga harus membersihkan badan saya yang terkena muntahan anda. Setelah itu seperti yang anda lihat tadi!''

Semenjak statusnya sudah naik menjadi istri dari Arkha, secara spontan Vina menjadi kerap lebih berani berhadapan dengan pria itu. Karena untuk menghadapi sosok Arkha, tidak bisa jika harus terlalu lemah lembut. Sekali dua kali memang harus dihadapi dengan keberanian.

Arkha langsung terdiam, ia baru mengingat kembali setelah bersenang-senang dengan teman-temannya di tempat hiburan malam. Arkha pulang ke apartemen dengan menyetir sendiri. Untung saja tidak sampai terjadi hal buruk padanya sehingga ia masih bisa sampai ke apartemen dalam keadaan selamat.

Arkha menatap Vina sekilas. Ia sendiripun membayangkan terkena muntahan sudah mau muntah.

''Sudah! minggir sana! kalau mau masak ya buruan masak! jangan sampai kamu ma*ti kelaparan disini. Bikin ribet aja ngurusnya!'' usir Arkha sembari menggeser bahu Vina.

Vina mengangkat kedua tangannya dengan geregetan. Ia sudah seperti macan yang sedang meraung.

''Huuuuuhhhhh, tarik napas dalam-dalam Vina, sabaaar!'' gumam Vina.

Arkha sedang mengolesi nutella di roti panggangnya. Sementara Vina melanjutkan masak.

Arkha sudah selesai, ia membawa gelas dan satu piring kecil itu ke balkon untuk menghirup udara dingin di pagi hari ini.

''Tuan Arkha punya tatto? apa aku nggak salah lihat?'' bathin Vina yang menatap langkah Arkha.

Di punggung Arkha terlihat sebuah ukiran yang bertuliskan huruf romawi, Vina sendiri juga tidak tau apa itu artinya, karena hanya terlihat sedikit. Meskipun tidak terlihat semuanya karena sebagian tertutup singlet yang dikenakan oleh Arkha, Vina yakin bahwa itu memang tatto.

''Dahlah terserah, bukan urusanku juga!'' gumam Vina.

Tidak banyak yang dimasak, hanya tumis brokoli dicampur bakso ayam, lalu menggoreng telur. Vina menyajikan makanan hasil olahannya itu ke atas meja makan. Setelah itu ia mencuci peralatan masak agar pas mau digunakan lagi, barang-barang itu sudah dalam keadaan bersih.

''Basa basi ajakin dia apa nggak ya?'' gumam Vina ragu.

Berat menopang Arkha membuatnya sudah lapar. Tapi, biasanya Arkha tidak menkonsumsi nasi saat pagi hari, kecuali dalam keadaan terpaksa. Namun, jika tidak menawari terlebih dahulu, Vina merasa ada yang kurang.

''Aku tawari aja deh, kalaupun nggak mau ya nggak papa.'' gumam Vina mendapatkan keputusan.

Vina langsung ke balkon, ia melihat Arkha yang tengah menatap lurus ke depan. Cuaca pagi ini tidak cerah, karena sudah dikelilingi oleh mendung yang mungkin saja sebentar lagi akan turun hujan.

''Tuan.'' panggil Vina lirih.

Arkha menoleh sekilas dan kembali menatap lurus ke depan.

''Ada apa?'' tanya Arkha tanpa menatap Vina.

''Kalau Tuan mau sarapan nasi, makanannya sudah siap, Tuan.'' ujar Vina.

''Nggak, kamu saja.'' jawab Arkha yang masih tetap tidak mau menghadap Vina.

''Baik Tuan, kalau begitu saya makan dulu. Tapi, kalau Tuan lapar, jangan malu-malu apalagi sungkan sama saya ya. Anggap saja rumah sendiri ya.'' balas Vina lalu kembali masuk ke dalam sembari terkekeh sendiri.

Setelah sudah menawari, Vina langsung mengambil satu piring beserta sendok.

Sedangkan Arkha yang mendengar jawaban Vina membuatnya geram. Bisa-bisanya mengatakan hal itu pada pemilik apartemennya.

''Dasar cewek aneh! bisa-bisanya nyuruh anggap rumah sendiri ke gue! lha emangnya ini rumah BUAPAKNYA!!'' gerutu Arkha sembari menghabiskan sisa kopi digelasnya.

Tak lama kemudian, hujan mulai turun. Arkha langsung bergegas masuk ke dalam rumah karena hujan yang disertai angin kencang itu bisa masuk ke balkon.

''Mari makan, Tuan.'' ujar Vina menawari lagi.

''Hmm.'' jawab Arkha sembari menuju wastafel untuk meletakkan gelas dan piring kecil yang sudah kosong.

Vina juga sudah menyelesaikan sarapannya, jadwal selanjutnya ia akan mencuci pakaian dan juga ngepel.

''Kalau sudah selesai sarapan, temui saya di ruang tengah.'' ujar Arkha lalu melenggang pergi sebelum Vina menjawab.

''Baik, suamiku!'' jawab Vina sedikit berteriak.

Arkha yang mendengar suara teriakan itu langsung menghentikan langkahnya, namun, tidak menoleh. Beberapa detik kemudian ia kembali melanjutkan langkahnya untuk duduk di sofa.

Vina membersihkan meja makannya, lalu mencuci piring dan gelas yang dipakai oleh Arkha tadi.

''Jangan-jangan aku sudah termasuk gangguan jiwa? kenapa aku jadi berani gini sama tuan Arkha?''

''Sebenarnya aku sangat takut setelah bicara kayak gitu. Tapiiiii....,''

''Ntahlah, semoga tuan Arkha nggak semakin jijik sama aku.''

Selesai mencuci piring, Vina terdiam mematung sembari sibuk di dalam hatinya.

''Duduk.'' ujar Arkha saat melihat Vina sudah berdiri di samping sofa.

Vina pun langsung duduk dengan hati-hati, ia duduk pada posisi ujung agar getaran didadanya tidak semakin kencang. Ia hanya mendongak sekilas lalu kembali menunduk.

''Anda mau bicara apa, Tuan?''

''Apa Tuan sudah berpikir dan memutuskan untuk kita bercerai saja?''

''Kalau memang itu yang terbaik, saya ikhlas, Tuan. Saya akan menerima semua keputusan itu. Yang penting anda sudah memiliki kebahagiaan lain yang akan diterima oleh Mikhael.''

Arkha langsung mengernyitkan keningnya. Ia belum sempat menjawab karena Vina terus menyerocos dengan tuduhannya.

''SIAPA YANG MAU CERAI?'' protes Arkha sembari menempelkan telapak tangannya ke dahi Vina, sehingga wajah Vina terangkat dan membuat mereka saling menatap.

Terpopuler

Comments

🔵◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻

🔵◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻

Makin Seru Kk
PaMud Mampir

2023-06-05

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1 : Persiapan Pernikahan
2 Part 2 : Saya Terima Nikahnya
3 Part 3 : Sah
4 Part 4 : Kembali Ke Setelan Pabrik
5 Part 5 : Dinner
6 Part 6 : Dasar Bocil
7 Part 7 : Tidur Bersama
8 Part 8 : Saya Tidur Dimana
9 Part 9 : Bukankah Ini Wajar?
10 Part 10 : Ini Tidak Mungkin!
11 Part 11 : Menutupi Jejak-jejak Kekreatifan
12 Part 12 : Pepaya Anak Kampung!
13 Part 13 : FOUNDATION LIMA CENTIMETER
14 Part 14 : Bersiap-siaplah Untuk Perceraianmu
15 Part 15 : Dasar Nggak Konsisten!
16 Part 16 : TOBAT SAMBEL
17 Part 17 : Dasar Cewek Aneh!
18 Part 18 : SIAPA YANG MAU CERAI?
19 Part 19 : Percaya atau Tidak
20 Part 20 : Siapa Tau Jadi Jodoh
21 Part 21 : JANGAN MASUKKAN PRIA LAIN
22 Part 22 : Tidak Sepolos Yang Kamu Kira
23 Part 23 : Cukup Bertanggungjawab Juga
24 Part 24 : SIAPA LAKI-LAKI ITU?
25 Part 25 : Anda Cemburu Ya?
26 Part 26 : Terima Kasih Atas Perhatian
27 INFO KUIS-KUISAN CIMAI
28 Part 28 : Berikan Padaku Sekarang Juga
29 Part 29 : Hanya Sakit Sebentar
30 Part 30 : Masih Terlalu Kecil
31 Part 31 : Ternyata Kembali Kokoh Lagi
32 Part 32 : Murung
33 Part 33 : Apa Aku Berani?
34 Part 34 : Terlihat Sangat Menyayangi Bosmu
35 Part 35 : Nanti Akan Saya Jelaskan
36 Part 36 : Hanya Antara Majikan dan Pembantu
37 Part 37 : Untung Nggak Saya Jual
38 Part 38 : Kurang Gizi
39 Part 38 : Percaya Atau Tidak!
40 Part 40 : Andaikan Aku
41 Part 41 : Apa Itu Maksudnya?
42 Part 42 : Sebagai Permintaan Maaf
43 Part 43 : Terlihat Menggemaskan
44 Part 44 : TERJADI ATAU TIDAK
45 Part 45 : Sangat Mencintainya Kala Itu
46 Part 46 : Lagi-lagi Dia Modus!
47 Part 47 : Dia Cantik Apa Adanya
48 Part 48 : Dia Perempuan Biasa
49 Part 49 : Akal-akalan Arkha
50 Part 50 : Persiapkan Dirimu
51 Part 51 : Overthinking
52 Part 52 : Ikuti Permainan Mereka
53 Part 53 : Semakin Imut
54 Part 54 : Mimpi Buruk
55 Part 55 : Istriku Hanya Satu, VINA!
56 Part 56 : Waktu Yang Tepat
57 Part 57 : Bikin Adik Untuk Mikhael
58 Part 58 : Firasat
59 Part 59 : Petunjuk
60 Part 60 : Tetap Bersama Saya
61 Part 61 : Menikah Dengan Rachel!
62 Part 62 : Orangtua Egois
63 Part 63 : Kamu Bukan Sumber Masalah
64 Part 64 : Menjadi Suami Pengangguran
65 Part 65 : Fitonah
66 Part 66 : Petaka
67 Part 67 : Sudah Taubat
68 Part 68 : Bahagia Versi Kita
69 Part 69 : Panggil Sayang
70 Part 70 : Sengaja Ingin Mencari Masalah
71 Part 71 : Pulang Kampung
72 Part 72 : Suamimu Ganteng Banget
73 Part 73 : Dalam Suasana Bahagia
74 Part 74 : Dasar Tukang Maksa!
75 Part 75 : Semoga Cepat Dikasih Momongan
76 Part 76 : Cantik
77 Part 77 : Jadi Artis Dadakan
78 Part 78 : Menjadi Menantu Kesayangan?
79 Part 79 : Nggak Jadi Mantu Kesayangan
80 Part 80 : Akan Selalu Mendampingi Kamu
81 Part 81 : Karena Do'a-do'a Kamu
82 Part 82 : Syukuran
83 Part 83 : Cemburu Sama Anak Sendiri
84 Part 84 : Kedatangan Mikhael
85 Part 85 : Aku Juga Ingin Berbicara
86 Part 86 : Hamil (final episode)
87 PROMO NOVEL BARU
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Part 1 : Persiapan Pernikahan
2
Part 2 : Saya Terima Nikahnya
3
Part 3 : Sah
4
Part 4 : Kembali Ke Setelan Pabrik
5
Part 5 : Dinner
6
Part 6 : Dasar Bocil
7
Part 7 : Tidur Bersama
8
Part 8 : Saya Tidur Dimana
9
Part 9 : Bukankah Ini Wajar?
10
Part 10 : Ini Tidak Mungkin!
11
Part 11 : Menutupi Jejak-jejak Kekreatifan
12
Part 12 : Pepaya Anak Kampung!
13
Part 13 : FOUNDATION LIMA CENTIMETER
14
Part 14 : Bersiap-siaplah Untuk Perceraianmu
15
Part 15 : Dasar Nggak Konsisten!
16
Part 16 : TOBAT SAMBEL
17
Part 17 : Dasar Cewek Aneh!
18
Part 18 : SIAPA YANG MAU CERAI?
19
Part 19 : Percaya atau Tidak
20
Part 20 : Siapa Tau Jadi Jodoh
21
Part 21 : JANGAN MASUKKAN PRIA LAIN
22
Part 22 : Tidak Sepolos Yang Kamu Kira
23
Part 23 : Cukup Bertanggungjawab Juga
24
Part 24 : SIAPA LAKI-LAKI ITU?
25
Part 25 : Anda Cemburu Ya?
26
Part 26 : Terima Kasih Atas Perhatian
27
INFO KUIS-KUISAN CIMAI
28
Part 28 : Berikan Padaku Sekarang Juga
29
Part 29 : Hanya Sakit Sebentar
30
Part 30 : Masih Terlalu Kecil
31
Part 31 : Ternyata Kembali Kokoh Lagi
32
Part 32 : Murung
33
Part 33 : Apa Aku Berani?
34
Part 34 : Terlihat Sangat Menyayangi Bosmu
35
Part 35 : Nanti Akan Saya Jelaskan
36
Part 36 : Hanya Antara Majikan dan Pembantu
37
Part 37 : Untung Nggak Saya Jual
38
Part 38 : Kurang Gizi
39
Part 38 : Percaya Atau Tidak!
40
Part 40 : Andaikan Aku
41
Part 41 : Apa Itu Maksudnya?
42
Part 42 : Sebagai Permintaan Maaf
43
Part 43 : Terlihat Menggemaskan
44
Part 44 : TERJADI ATAU TIDAK
45
Part 45 : Sangat Mencintainya Kala Itu
46
Part 46 : Lagi-lagi Dia Modus!
47
Part 47 : Dia Cantik Apa Adanya
48
Part 48 : Dia Perempuan Biasa
49
Part 49 : Akal-akalan Arkha
50
Part 50 : Persiapkan Dirimu
51
Part 51 : Overthinking
52
Part 52 : Ikuti Permainan Mereka
53
Part 53 : Semakin Imut
54
Part 54 : Mimpi Buruk
55
Part 55 : Istriku Hanya Satu, VINA!
56
Part 56 : Waktu Yang Tepat
57
Part 57 : Bikin Adik Untuk Mikhael
58
Part 58 : Firasat
59
Part 59 : Petunjuk
60
Part 60 : Tetap Bersama Saya
61
Part 61 : Menikah Dengan Rachel!
62
Part 62 : Orangtua Egois
63
Part 63 : Kamu Bukan Sumber Masalah
64
Part 64 : Menjadi Suami Pengangguran
65
Part 65 : Fitonah
66
Part 66 : Petaka
67
Part 67 : Sudah Taubat
68
Part 68 : Bahagia Versi Kita
69
Part 69 : Panggil Sayang
70
Part 70 : Sengaja Ingin Mencari Masalah
71
Part 71 : Pulang Kampung
72
Part 72 : Suamimu Ganteng Banget
73
Part 73 : Dalam Suasana Bahagia
74
Part 74 : Dasar Tukang Maksa!
75
Part 75 : Semoga Cepat Dikasih Momongan
76
Part 76 : Cantik
77
Part 77 : Jadi Artis Dadakan
78
Part 78 : Menjadi Menantu Kesayangan?
79
Part 79 : Nggak Jadi Mantu Kesayangan
80
Part 80 : Akan Selalu Mendampingi Kamu
81
Part 81 : Karena Do'a-do'a Kamu
82
Part 82 : Syukuran
83
Part 83 : Cemburu Sama Anak Sendiri
84
Part 84 : Kedatangan Mikhael
85
Part 85 : Aku Juga Ingin Berbicara
86
Part 86 : Hamil (final episode)
87
PROMO NOVEL BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!