Part 15 : Dasar Nggak Konsisten!

Malam hari ini Arkha dan Vina mengantarkan Mikha bersama omanya ke bandara. Layaknya ibu dan anak kandung, Mikha tidak melepaskan pelukannya. Begitu juga dengan Vina yang beberapa kali terlihat menyeka air matanya sendiri sebelum benar-benar mengalir. Mereka sama-sama berat untuk meninggalkan meskipun hanya hanya sementara menurut Mikha. Tapi, tentu saja Vina sudah merasakan bahwa setelah ini ia harus berjuang untuk mempertahankan pernikahannya dan melawan apapun yang akan menghancurkan pernikahan ini.

''Mama jangan menangis, 'kan ada Papa yang menemani. Kalau Mama takut di apartemen sendiri, ikut Papa ke kantor aja.'' ujar Mikha menatap Arkha yang tengah memegangi koper kecilnya.

Vina menjadi sedikit terhibur, sedangkan Arkha hanya senyum tipis karena dihatinya sudah pasti menolak.

''Iya sayang. Mikha jaga kesehatan ya, jangan tinggalkan shalat.'' balas Vina.

''Iya Mama.'' jawab Mikha.

''Selamat berpisah gadis kampung!'' bathin Lidya saat menatap menantu dan cucunya itu berpelukan erat.

"Sudah boarding, Mama masuk dulu ya." ujar Lidya pada putranya.

"Iya Ma, kabari kalau sudah sampai sana." jawab Arkha.

"Pasti." balas Lidya.

Di depan Mikha, Lidya menyodorkan tangannya pada Vina. Vina pun mencium punggung tangan ibu mertuanya itu.

Lidya dan Mikha bersiap-siap untuk masuk ke dalam pesawat. Arkha dan Vina yang ikut ke dalam pun melambaikan tangan sampai keduanya sudah tidak terlihat lagi dari pandangannya.

Vina menarik napas panjang lalu mengedarkan pandangannya. Di sekelilingnya banyak orang yang yang hendak melakukan penerbangan ke berbagai tujuannya.

''Mau disini atau pulang?'' tanya Arkha ketus.

Vina mendekati Arkha yang berjarak sekitar dua meter darinya itu.

''Saya mengikuti kemanapun suami saya pergi.'' jawab Vina kemudian tersenyum.

Arkha melotot dan langsung membuang pandangannya.

''Dasar nggak jelas!'' gerutunya dan langsung bergegas keluar tanpa menunggu Vina.

Vina tersenyum kecut sembari ia mengikuti langkah panjang suaminya itu.

''Ish! dasar suami kejam! nggak mau nungguin istrinya!'' gerutu Vina yang akhirnya berlari-lari di area bandara.

Vina tak pedulikan orang-orang yang menatapnya. Yang penting cepat menyamakan langkah Arkha yang sudah hampir tiba di mobil.

Hah hah huh huuuuhhh!

Vina langsung menempel di mobil Arkha dengan menghembuskan napas keras. Arkha yang terkejut pun langsung melotot lagi.

''Heh! ngapain kamu kayak abis dikejar anjing aja!'' protes Arkha.

Vina langsung mendongak dan menegakkan berdirinya. Bisa-bisanya dia tidak menyadari bahwa napasnya memburu karena mengejarnya.

''Bukan dikejar anjing, tapi, ngejar anj,-''

''Astaghfirullah.'' ucap Vina sembari menutup mulutnya karena hampir saja salah bicara.

''APA KAMU BILANG!'' bentak Arkha.

''Nggak, Tuan, maaf.'' ucap Vina.

''Awas kamu! sekali lagi bicara macam-macam!'' ancam Arkha lalu masuk ke dalam mobil.

Vina pun langsung bergegas masuk ke dalam mobil juga. Ia duduk di bangku belakang karena sungkan jika harus duduk bersebelahan dengan Arkha di depan.

''Kamu pikir saya ini supir taksi?'' protes Arkha.

Tanpa menjawab, Vina langsung pindah ke depan. Ia memasang sabuk pengaman, begitu juga dengan Arkha.

Penerbangan pesawat yang ditumpangi oleh Lidya dan Mikhael pukul 21.30 WIB. Sedangkan saat ini pukul 21.45 WIB.

''Maaf Tuan, bolehkah kalau belanja dulu untuk keperluan rumah?'' ujar Vina sedikit takut.

Stok dikulkas hanya ada beberapa saja, sedangkan buah-buahan yang setiap hari di konsumsi oleh Arkha pun juga masih sedikit.

''Hmm.'' jawab Arkha singkat.

Lima menit kemudian, Arkha memutarkan arah stir mobil ke supermarket yang searah dengan apartemennya. Keduanya keluar dari mobil sama-sama mengenakan masker berwarna hitam.

''Diingat-ingat apa saja yang habis, jangan sampai ada yang lupa!'' ujar Arkha.

''Baik, suamiku.'' jawab Vina sembari tersenyum.

Arkha langsung melotot.

Meskipun Arkha melototinya, Vina merasakan hatinya senang.

Keduanya sama-sama memilih yang hendak dibeli, dari yang kering-kering, buah-buahan, sayur-sayuran, sampai daging.

Troli belanjaan itu sudah penuh. Vina memeriksa lagi, terutama untuk keperluan wanitanya. Ia tak mau saat tiba-tiba membutuhkan dan tidak ada persediaan. Tidak mungkin ia akan menyuruh suaminya itu untuk membelikan.

Setelah memastikan tidak ada yang kurang, mereka menuju kasir dan langsung menyelesaikan pembayaran karena kebetulan kasir tengah sepi.

...

Apartemen

Baru sampai di apartemen, Vina langsung membawa belanjaan itu ke dapur, tapi, sebelum menyusun barang-barang tersebut, ia membersihkan terlebih dahulu dan mengeluarkan sisa stok.

Ekor matanya kembali menatap botol alkohol milik Arkha. Ia sangat membencinya, namun, untuk langsung mengatur kebiasaan Arkha tentu saja tidak mudah.

''ASTAGHFIRULLAHAL ADZIIM!'' seru Vina saat Arkha tiba-tiba mengambil buah yang masih di kantong belanjaan.

''Kamu kenapa suka teriak-teriak! kamu pikir saya ini budeg!'' protes Arkha yang juga kaget dengan teriakan Vina.

''Maaf suamiku, abisnya saya kaget. Coba panggil dulu, jangan tiba-tiba datang.'' ujar Vina.

''Dih suami-suami!'' gerutu Arkha lalu pergi sembari membawa buah naga.

''Oh ya, suamiku, tolong jangan masuk ke kamar dulu ya, ada yang ingin saya bicarakan.'' ujar Vina sembari melongok Arkha yang masih memotong-motong buah naga tadi.

Arkha hanya menoleh dengan tatapan tajam, lalu kembali melanjutkan potong-potong buahnya.

Vina terkekeh kecil sembari menyusun belanjaan. Satu persatu yang di simpan di dalam kulkas sudah selesai. Tinggal menata barang-barang kering ke lemari. Vina sangat senang dengan kegiatan yang satu ini.

''Hah! sudah jam sebelas lebih?'' pekik Vina tak menyangka waktu begitu cepat berlalu.

Terlihat ringan, ternyata cukup menyita waktu yang tidak sebentar. Vina langsung mencuci tangannya setelah selesai susun menyusun. Vina mengambil air mineral satu gelas terlebih dahulu untuk melegakan tenggorokannya yang kering.

Setelah itu, Vina mencari keberadaan Arkha. Ia mengedarkan pandangannya ke ruang tamu dan ruang tengah. Tidak ada sosok Arkha disana.

''Hih, kemana sih manusia itu? disuruh jangan masuk kamar dulu malah sudah ngilang!'' gerutu Vina kesal.

Vina berbalik arah, lalu ia kembali mundur. Pintu balkon terbuka, berarti ada orang disana.

''Hadeh, nggak bilang-bilang kalau nunggu disana.'' gerutu Vina.

Vina langsung menuju ke balkon, mengingat waktu yang sudah sangat malam. Tapi, ia sudah terlanjur mengatakan hendak bicara.

''Duduk!'' ujar Arkha tanpa menatap kedatangan Vina.

''Terima kasih.'' ucap Vina.

''Maaf Tuan.'' ucap Vina yang menjadi ciut nyalinya ketika berbicara serius seperti ini.

''Sekarang 'kan tidak ada Mikha, dan saya juga tidak mau kalau harus di dalam apartemen terus setiap hari. Emm, apa boleh kalau saya mencari pekerjaan di luar?'' tanya Vina hati-hati.

''Terserah kamu, bukan urusan saya!'' jawab Arkha.

''Tapi, yang pasti, pekerjaan rumah harus kamu selesaikan.'' sambungnya.

''Baik Tuan, saya akan tetap menjalani peran sebagai ibu rumah tangga yang baik.'' balas Vina.

Sebelum Mikha meninggalkan Indonesia, Vina sudah merencanakan untuk mencari pekerjaan. Ia tidak mungkin untuk berdiam diri dirumah, kecuali pernikahan ini bukan karena terpaksa, lalu suaminya memintanya untuk dirumah saja.

Pekerjaan apapun nanti yang Vina dapatkan, asalkan halal akan tetap ia terima. Selagi tempat itu tidak begitu jauh dari apartemen dan ia bisa mengerjakannya. Karena kalau hanya di apartemen, Vina merasa seperti menjadi tahanan. Ia juga harus memiliki persiapan mengenai segala kemungkinan yang akan terjadi. Namun, upayanya untuk membuat Arkha menerimanya akan tetap ia lakukan.

Ada yang terasa aneh dihati Arkha saat Vina tidak menyebutkan kata suamiku lagi.

''Dasar nggak konsisten!'' bathin Arkha.

Episodes
1 Part 1 : Persiapan Pernikahan
2 Part 2 : Saya Terima Nikahnya
3 Part 3 : Sah
4 Part 4 : Kembali Ke Setelan Pabrik
5 Part 5 : Dinner
6 Part 6 : Dasar Bocil
7 Part 7 : Tidur Bersama
8 Part 8 : Saya Tidur Dimana
9 Part 9 : Bukankah Ini Wajar?
10 Part 10 : Ini Tidak Mungkin!
11 Part 11 : Menutupi Jejak-jejak Kekreatifan
12 Part 12 : Pepaya Anak Kampung!
13 Part 13 : FOUNDATION LIMA CENTIMETER
14 Part 14 : Bersiap-siaplah Untuk Perceraianmu
15 Part 15 : Dasar Nggak Konsisten!
16 Part 16 : TOBAT SAMBEL
17 Part 17 : Dasar Cewek Aneh!
18 Part 18 : SIAPA YANG MAU CERAI?
19 Part 19 : Percaya atau Tidak
20 Part 20 : Siapa Tau Jadi Jodoh
21 Part 21 : JANGAN MASUKKAN PRIA LAIN
22 Part 22 : Tidak Sepolos Yang Kamu Kira
23 Part 23 : Cukup Bertanggungjawab Juga
24 Part 24 : SIAPA LAKI-LAKI ITU?
25 Part 25 : Anda Cemburu Ya?
26 Part 26 : Terima Kasih Atas Perhatian
27 INFO KUIS-KUISAN CIMAI
28 Part 28 : Berikan Padaku Sekarang Juga
29 Part 29 : Hanya Sakit Sebentar
30 Part 30 : Masih Terlalu Kecil
31 Part 31 : Ternyata Kembali Kokoh Lagi
32 Part 32 : Murung
33 Part 33 : Apa Aku Berani?
34 Part 34 : Terlihat Sangat Menyayangi Bosmu
35 Part 35 : Nanti Akan Saya Jelaskan
36 Part 36 : Hanya Antara Majikan dan Pembantu
37 Part 37 : Untung Nggak Saya Jual
38 Part 38 : Kurang Gizi
39 Part 38 : Percaya Atau Tidak!
40 Part 40 : Andaikan Aku
41 Part 41 : Apa Itu Maksudnya?
42 Part 42 : Sebagai Permintaan Maaf
43 Part 43 : Terlihat Menggemaskan
44 Part 44 : TERJADI ATAU TIDAK
45 Part 45 : Sangat Mencintainya Kala Itu
46 Part 46 : Lagi-lagi Dia Modus!
47 Part 47 : Dia Cantik Apa Adanya
48 Part 48 : Dia Perempuan Biasa
49 Part 49 : Akal-akalan Arkha
50 Part 50 : Persiapkan Dirimu
51 Part 51 : Overthinking
52 Part 52 : Ikuti Permainan Mereka
53 Part 53 : Semakin Imut
54 Part 54 : Mimpi Buruk
55 Part 55 : Istriku Hanya Satu, VINA!
56 Part 56 : Waktu Yang Tepat
57 Part 57 : Bikin Adik Untuk Mikhael
58 Part 58 : Firasat
59 Part 59 : Petunjuk
60 Part 60 : Tetap Bersama Saya
61 Part 61 : Menikah Dengan Rachel!
62 Part 62 : Orangtua Egois
63 Part 63 : Kamu Bukan Sumber Masalah
64 Part 64 : Menjadi Suami Pengangguran
65 Part 65 : Fitonah
66 Part 66 : Petaka
67 Part 67 : Sudah Taubat
68 Part 68 : Bahagia Versi Kita
69 Part 69 : Panggil Sayang
70 Part 70 : Sengaja Ingin Mencari Masalah
71 Part 71 : Pulang Kampung
72 Part 72 : Suamimu Ganteng Banget
73 Part 73 : Dalam Suasana Bahagia
74 Part 74 : Dasar Tukang Maksa!
75 Part 75 : Semoga Cepat Dikasih Momongan
76 Part 76 : Cantik
77 Part 77 : Jadi Artis Dadakan
78 Part 78 : Menjadi Menantu Kesayangan?
79 Part 79 : Nggak Jadi Mantu Kesayangan
80 Part 80 : Akan Selalu Mendampingi Kamu
81 Part 81 : Karena Do'a-do'a Kamu
82 Part 82 : Syukuran
83 Part 83 : Cemburu Sama Anak Sendiri
84 Part 84 : Kedatangan Mikhael
85 Part 85 : Aku Juga Ingin Berbicara
86 Part 86 : Hamil (final episode)
87 PROMO NOVEL BARU
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Part 1 : Persiapan Pernikahan
2
Part 2 : Saya Terima Nikahnya
3
Part 3 : Sah
4
Part 4 : Kembali Ke Setelan Pabrik
5
Part 5 : Dinner
6
Part 6 : Dasar Bocil
7
Part 7 : Tidur Bersama
8
Part 8 : Saya Tidur Dimana
9
Part 9 : Bukankah Ini Wajar?
10
Part 10 : Ini Tidak Mungkin!
11
Part 11 : Menutupi Jejak-jejak Kekreatifan
12
Part 12 : Pepaya Anak Kampung!
13
Part 13 : FOUNDATION LIMA CENTIMETER
14
Part 14 : Bersiap-siaplah Untuk Perceraianmu
15
Part 15 : Dasar Nggak Konsisten!
16
Part 16 : TOBAT SAMBEL
17
Part 17 : Dasar Cewek Aneh!
18
Part 18 : SIAPA YANG MAU CERAI?
19
Part 19 : Percaya atau Tidak
20
Part 20 : Siapa Tau Jadi Jodoh
21
Part 21 : JANGAN MASUKKAN PRIA LAIN
22
Part 22 : Tidak Sepolos Yang Kamu Kira
23
Part 23 : Cukup Bertanggungjawab Juga
24
Part 24 : SIAPA LAKI-LAKI ITU?
25
Part 25 : Anda Cemburu Ya?
26
Part 26 : Terima Kasih Atas Perhatian
27
INFO KUIS-KUISAN CIMAI
28
Part 28 : Berikan Padaku Sekarang Juga
29
Part 29 : Hanya Sakit Sebentar
30
Part 30 : Masih Terlalu Kecil
31
Part 31 : Ternyata Kembali Kokoh Lagi
32
Part 32 : Murung
33
Part 33 : Apa Aku Berani?
34
Part 34 : Terlihat Sangat Menyayangi Bosmu
35
Part 35 : Nanti Akan Saya Jelaskan
36
Part 36 : Hanya Antara Majikan dan Pembantu
37
Part 37 : Untung Nggak Saya Jual
38
Part 38 : Kurang Gizi
39
Part 38 : Percaya Atau Tidak!
40
Part 40 : Andaikan Aku
41
Part 41 : Apa Itu Maksudnya?
42
Part 42 : Sebagai Permintaan Maaf
43
Part 43 : Terlihat Menggemaskan
44
Part 44 : TERJADI ATAU TIDAK
45
Part 45 : Sangat Mencintainya Kala Itu
46
Part 46 : Lagi-lagi Dia Modus!
47
Part 47 : Dia Cantik Apa Adanya
48
Part 48 : Dia Perempuan Biasa
49
Part 49 : Akal-akalan Arkha
50
Part 50 : Persiapkan Dirimu
51
Part 51 : Overthinking
52
Part 52 : Ikuti Permainan Mereka
53
Part 53 : Semakin Imut
54
Part 54 : Mimpi Buruk
55
Part 55 : Istriku Hanya Satu, VINA!
56
Part 56 : Waktu Yang Tepat
57
Part 57 : Bikin Adik Untuk Mikhael
58
Part 58 : Firasat
59
Part 59 : Petunjuk
60
Part 60 : Tetap Bersama Saya
61
Part 61 : Menikah Dengan Rachel!
62
Part 62 : Orangtua Egois
63
Part 63 : Kamu Bukan Sumber Masalah
64
Part 64 : Menjadi Suami Pengangguran
65
Part 65 : Fitonah
66
Part 66 : Petaka
67
Part 67 : Sudah Taubat
68
Part 68 : Bahagia Versi Kita
69
Part 69 : Panggil Sayang
70
Part 70 : Sengaja Ingin Mencari Masalah
71
Part 71 : Pulang Kampung
72
Part 72 : Suamimu Ganteng Banget
73
Part 73 : Dalam Suasana Bahagia
74
Part 74 : Dasar Tukang Maksa!
75
Part 75 : Semoga Cepat Dikasih Momongan
76
Part 76 : Cantik
77
Part 77 : Jadi Artis Dadakan
78
Part 78 : Menjadi Menantu Kesayangan?
79
Part 79 : Nggak Jadi Mantu Kesayangan
80
Part 80 : Akan Selalu Mendampingi Kamu
81
Part 81 : Karena Do'a-do'a Kamu
82
Part 82 : Syukuran
83
Part 83 : Cemburu Sama Anak Sendiri
84
Part 84 : Kedatangan Mikhael
85
Part 85 : Aku Juga Ingin Berbicara
86
Part 86 : Hamil (final episode)
87
PROMO NOVEL BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!