Part 13 : FOUNDATION LIMA CENTIMETER

Arkha langsung menuju ke kediaman orangtuanya untuk menemui Lidya yang ternyata sudah kembali ke Indonesia sejak tadi malam. Tak ada kabar apapun yang ia terima, baik dari mamanya ataupun dari papanya. Keputusan yang mengecewakan itu membuat Leon dan Lidya masih sulit mengendalikan diri. Mereka tidak marah dengan anaknya, apalagi cucu tersayangnya, hanya satu orang yang ingin mereka singkirkan, yaitu Vina.

Gara-gara Vina yang tidak pernah ia sangka justru membuat cucunya ingin memilikinya sebagai ibu. Hal itu juga membuat mereka menunda menjodohkan putranya dengan wanita pilihannya.

Tidak membutuhkan waktu yang lama karena Arkha pulang sebelum jam pulang kantor sehingga jalanan kota masih belum macet.

''Assalamu'alaikum.'' ucap Arkha.

''Wa'alaikumussalam.'' jawab art di rumah tersebut.

''Mama dimana?'' tanya Arkha dingin seperti biasa.

''Nyonya ada di kamar, Tuan.'' jawab wanita itu.

Tanpa menjawab satu katapun, Arkha langsung bergegas menuju ke kamar mamanya.

''Mama!'' panggil Arkha sembari memegangi handle pintu.

Lidya yang tampak masih berbicara lewat telepon dengan seseorang langsung menoleh karena mendengar suara putranya. Beberapa detik kemudian, ia berbicara kembali dengan seseorang itu lalu menyudahinya.

''Bagaimana pernikahanmu, Ar?'' tanya Lidya sembari menyilangkan kedua tangannya.

''Ma, aku mau bahas mengenai sekolah Mikha. Tolong jangan bahas yang sudah jelas Mama sendiri nggak mau membahas hal itu.'' pinta Arkha.

Lidya mendesis kecil lalu duduk di sofa. Arkha pun langsung mengikuti Lidya untuk duduk di sofa itu.

''Mama akan bawa Mikha lagi, menurut neneknya, Mikha juga ingin menyelesaikan sekolahnya yang sekarang disana. Setelah lulus, baru dia lanjut di Indonesia.''

''TANPA PEREMPUAN ITU!'' imbuhnya tegas.

Arkha langsung mendelik.

''Hah? lalu dia mau ngapain disini kalau nggak ada Mikha, Ma?'' protes Arkha tak terima.

''Kamu bisa manfaatkan waktu itu untuk membuat anak itu tersiksa, Arkha! singkirkan dia dari kehidupan kita! kamu harus menikah sama wanita yang selevel dengan keluarga kita!'' tegas Lidya kesal.

"Bagaimana kalau Mikha minta wanita itu tetap ikut dengannya?'' tanya Arkha.

"Arkha sayangku, wanita itu belum punya dokumen yang diperlukan untuk pergi ke luar negeri. Itu bisa dijadikan alasan. Mama ogah serumah lagi sama dia!''

''Dan, saat tidak adanya wanita itu disamping Mikha, Mama bisa membuat cucu Mama untuk tidak mengharapkan dia lagi!''

''Tolong kerjasamanya dong!''

Arkha menoleh tajam mendengar kata Lidya, lalu kembali menatap ke depan tanpa berbicara apapun.

''Kenapa harus menikah menikah menikah? aku tidak ingin menikah!'' geram Arkha dalam hati.

Lidya masih saja kekeh dengan harapannya itu. Menikahkan anaknya dengan tujuan kemajuan bisnisnya. Sementara Arkha masih kekeh dengan hidup bebasnya yang bisa gonta ganti wanita sesuka hati, meskipun hal itu belum diketahui oleh orangtuanya.

''Aku masih pusing membahas pernikahan ini, tolong Mama jangan bahas itu lagi untuk sekarang.'' pinta Arkha.

Lidya justru tersenyum menatap putranya itu.

''Mama akan berkunjung ke apartemenmu nanti malam, Mama kangen sama Mikha.'' ujar Lidya.

''Apa Mama nggak keberatan ketemu sama Vina?'' tanya Arkha.

''Anggap saja dia tidak ada.'' jawab Lidya dengan entengnya.

''Sekalian mau bahas kepastian apa benar Mikha bilang mau menyelesaikan sekolahnya disana sama neneknya.'' imbuh Lidya.

''Terserah Mama saja, yang penting tolong jaga sikap ke Vina ketika dihadapan Mikhael. Cucu Mama itu sangat menyayangi perempuan itu.'' balas Arkha.

''Hmm.'' jawab Lidya singkat.

''Ya sudah aku mau pulang dulu, nanti Mikha nungguin.'' pamit Arkha.

''Hati-hati sayang.'' balas Lidya.

''Ya, Ma.'' jawab Arkha lalu kemudian mereka cipika-cipiki.

Tak seseram yang dibayangkan oleh Arkha sebelumnya, ia berpikir mamanya akan sangat kecewa dan tidak mau berbicara dengannya.

''Kenapa aku nggak ikhlas gini?'' gumam Arkha sembari membelokkan setirnya.

Kalau tadi menuju rumah orangtuanya ia tidak menemui kemacetan, beda dengan sekarang yang sudah jam pulang kerja. Baik kendaraan roda empat atau roda dua memenuhi jalanan kota.

Macet lagi macet lagi.

Setelah melalui rasa bosan dan jenuh akibat macet, akhirnya Arkha tiba di apartemen. Ia masuk dengan muka yang sudah kusut.

''Hai, Mikhael sayang, sudah mandi?'' sapa Arkha.

''Papa kok nggak ucapin assalamu'alaikum, sih?'' protes Mikhael.

''Tadi berangkat juga nggak, sekarang nggak lagi, masa lupa sampai dua kali.'' imbuhnya.

Vina yang baru datang dari dapur karena mengambil air pun spontan menahan tawanya.

''Ah, iya, Papa lupa lagi, maaf ya. Ya sudah, Papa ulangi.'' ujar Arkha sembari menatap tajam ke arah Vina yang berani-berani hendak menertawakannya.

Arkha langsung kembali ke dekat pintu masuk untuk reka ulang adegan.

''Assalamu'alaikum.'' ucap Arkha yang tidak lupa dengan senyum terbaiknya.

Mikha tampak terhibur, ia langsung sumringah.

''Wa'alaikumussalam, Papa.'' jawab Mikha.

Arkha duduk di samping Mikha, lalu mencium keningnya.

''Kok cuma aku yang dicium?''

''Mama kok nggak?'' protes Mikha lagi.

Arkha dan Vina langsung saling menatap satu sama lain dengan tatapan tajam.

''Emm, itu, Papa masih bau keringat. Mama nggak mau.'' jawab Vina yang langsung mendapatkan alasan.

''Kayaknya Papa nggak bau.'' bantah Mikha.

"Menurut Mama bau, sayang." balas Vina.

Arkha pun merasa lega dan juga kesal. Sejak kapan ia bau keringat ketika pulang dari kantor.

''Dasar cewek kampung! lu tuh yang bau keringat!'' protes Arkha dalam hati.

''Pokoknya Mama nggak mau.'' balas Vina yang berusaha supaya Arkha tidak nekat untuk menyenangkan hati Mikha itu.

"Ya sudah, Papa buruan mandi sana biar nggak bau." usir Mikha.

''Emmm, iya deh, Mikha disini dulu ya, bentar. Papa mau bicara sama Mama di kamar.'' timpal Arkha.

Vina langsung menatap tajam Arkha.

''Iya Pa.'' jawab Mikha.

Vina menggeleng cepat, ia langsung menjadi takut. Namun, Arkha langsung menarik lengannya untuk cepat-cepat masuk. Mau tidak mau kekuatan Vina tentu saja kalah dengan Arkha, akhirnya ia mengikuti langkah panjang pria itu untuk masuk ke dalam kamar.

''Anda mau bicara apa, Tuan?'' tanya Vina saat mereka masih di depan pintu kamar Arkha.

Arkha tidak menjawab.

''Apa tidak bisa bicara di dapur saja?'' tanya Vina.

Mereka pun sudah di dalam kamar. Arkha menutup pintu kamarnya supaya Mikha tidak masuk secara tiba-tiba. Usia Mikha sudah tidak terlalu mengkhawatirkan baginya jika ditinggal hanya didalam rumah.

''Nanti mama kesini.'' ujar Arkha.

''Nyonya Lidya?'' tanya Vina.

''Mau bahas tentang sekolah Mikha.'' jawab Arkha.

''Oh, ya sudah. Itu saja?'' balas Vina santai dan langsung hendak keluar dari kamar itu. Namun, Arkha menahan lengannya.

''Ada hal lain lagi, Tuan?'' tanya Vina.

Arkha tidak menjawab, sorot bola matanya beralih turun. Spontan Vina mengikuti arah bola mata suaminya itu.

''Kamu tutup pakai apa?'' tanya Arkha.

''FOUNDATION LIMA CENTIMETER.'' jawab Vina ngasal.

Arkha terkekeh tanpa ia sadari. Namun, hal itu justru menjadi kebahagiaan bagi Vina karena berhasil membuat suaminya tertawa. Tiba-tiba muncul sebuah ide untuk menggoda Arkha meskipun jantungnya berdegup kencang.

''Lucu ya jawaban saya?'' tanya Vina.

"Apa suamiku mau buat lagi? masih ada ruang kok." goda Vina yang sebenarnya jantungnya berdebar tak karuan.

Arkha langsung tersadar.

''Jangan kege-eran!'' bantah Arkha.

''Tapi, Tuan terlihat semakin tampan kalau tertawa seperti tadi, maa syaa Allah.'' puji Vina dengan senyumnya yang manis.

Arkha langsung menatap tajam istrinya itu.

"Maaf, kalau tidak ada yang mau dibicarakan lagi, saya mau menemani Mikha." ujar Vina.

Arkha tidak menjawab, sehingga membuat Vina langsung keluar begitu saja.

"Ya Allah, apa yang sudah ku katakan padanya tadi." bathin Vina sembari menarik napas panjang.

Episodes
1 Part 1 : Persiapan Pernikahan
2 Part 2 : Saya Terima Nikahnya
3 Part 3 : Sah
4 Part 4 : Kembali Ke Setelan Pabrik
5 Part 5 : Dinner
6 Part 6 : Dasar Bocil
7 Part 7 : Tidur Bersama
8 Part 8 : Saya Tidur Dimana
9 Part 9 : Bukankah Ini Wajar?
10 Part 10 : Ini Tidak Mungkin!
11 Part 11 : Menutupi Jejak-jejak Kekreatifan
12 Part 12 : Pepaya Anak Kampung!
13 Part 13 : FOUNDATION LIMA CENTIMETER
14 Part 14 : Bersiap-siaplah Untuk Perceraianmu
15 Part 15 : Dasar Nggak Konsisten!
16 Part 16 : TOBAT SAMBEL
17 Part 17 : Dasar Cewek Aneh!
18 Part 18 : SIAPA YANG MAU CERAI?
19 Part 19 : Percaya atau Tidak
20 Part 20 : Siapa Tau Jadi Jodoh
21 Part 21 : JANGAN MASUKKAN PRIA LAIN
22 Part 22 : Tidak Sepolos Yang Kamu Kira
23 Part 23 : Cukup Bertanggungjawab Juga
24 Part 24 : SIAPA LAKI-LAKI ITU?
25 Part 25 : Anda Cemburu Ya?
26 Part 26 : Terima Kasih Atas Perhatian
27 INFO KUIS-KUISAN CIMAI
28 Part 28 : Berikan Padaku Sekarang Juga
29 Part 29 : Hanya Sakit Sebentar
30 Part 30 : Masih Terlalu Kecil
31 Part 31 : Ternyata Kembali Kokoh Lagi
32 Part 32 : Murung
33 Part 33 : Apa Aku Berani?
34 Part 34 : Terlihat Sangat Menyayangi Bosmu
35 Part 35 : Nanti Akan Saya Jelaskan
36 Part 36 : Hanya Antara Majikan dan Pembantu
37 Part 37 : Untung Nggak Saya Jual
38 Part 38 : Kurang Gizi
39 Part 38 : Percaya Atau Tidak!
40 Part 40 : Andaikan Aku
41 Part 41 : Apa Itu Maksudnya?
42 Part 42 : Sebagai Permintaan Maaf
43 Part 43 : Terlihat Menggemaskan
44 Part 44 : TERJADI ATAU TIDAK
45 Part 45 : Sangat Mencintainya Kala Itu
46 Part 46 : Lagi-lagi Dia Modus!
47 Part 47 : Dia Cantik Apa Adanya
48 Part 48 : Dia Perempuan Biasa
49 Part 49 : Akal-akalan Arkha
50 Part 50 : Persiapkan Dirimu
51 Part 51 : Overthinking
52 Part 52 : Ikuti Permainan Mereka
53 Part 53 : Semakin Imut
54 Part 54 : Mimpi Buruk
55 Part 55 : Istriku Hanya Satu, VINA!
56 Part 56 : Waktu Yang Tepat
57 Part 57 : Bikin Adik Untuk Mikhael
58 Part 58 : Firasat
59 Part 59 : Petunjuk
60 Part 60 : Tetap Bersama Saya
61 Part 61 : Menikah Dengan Rachel!
62 Part 62 : Orangtua Egois
63 Part 63 : Kamu Bukan Sumber Masalah
64 Part 64 : Menjadi Suami Pengangguran
65 Part 65 : Fitonah
66 Part 66 : Petaka
67 Part 67 : Sudah Taubat
68 Part 68 : Bahagia Versi Kita
69 Part 69 : Panggil Sayang
70 Part 70 : Sengaja Ingin Mencari Masalah
71 Part 71 : Pulang Kampung
72 Part 72 : Suamimu Ganteng Banget
73 Part 73 : Dalam Suasana Bahagia
74 Part 74 : Dasar Tukang Maksa!
75 Part 75 : Semoga Cepat Dikasih Momongan
76 Part 76 : Cantik
77 Part 77 : Jadi Artis Dadakan
78 Part 78 : Menjadi Menantu Kesayangan?
79 Part 79 : Nggak Jadi Mantu Kesayangan
80 Part 80 : Akan Selalu Mendampingi Kamu
81 Part 81 : Karena Do'a-do'a Kamu
82 Part 82 : Syukuran
83 Part 83 : Cemburu Sama Anak Sendiri
84 Part 84 : Kedatangan Mikhael
85 Part 85 : Aku Juga Ingin Berbicara
86 Part 86 : Hamil (final episode)
87 PROMO NOVEL BARU
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Part 1 : Persiapan Pernikahan
2
Part 2 : Saya Terima Nikahnya
3
Part 3 : Sah
4
Part 4 : Kembali Ke Setelan Pabrik
5
Part 5 : Dinner
6
Part 6 : Dasar Bocil
7
Part 7 : Tidur Bersama
8
Part 8 : Saya Tidur Dimana
9
Part 9 : Bukankah Ini Wajar?
10
Part 10 : Ini Tidak Mungkin!
11
Part 11 : Menutupi Jejak-jejak Kekreatifan
12
Part 12 : Pepaya Anak Kampung!
13
Part 13 : FOUNDATION LIMA CENTIMETER
14
Part 14 : Bersiap-siaplah Untuk Perceraianmu
15
Part 15 : Dasar Nggak Konsisten!
16
Part 16 : TOBAT SAMBEL
17
Part 17 : Dasar Cewek Aneh!
18
Part 18 : SIAPA YANG MAU CERAI?
19
Part 19 : Percaya atau Tidak
20
Part 20 : Siapa Tau Jadi Jodoh
21
Part 21 : JANGAN MASUKKAN PRIA LAIN
22
Part 22 : Tidak Sepolos Yang Kamu Kira
23
Part 23 : Cukup Bertanggungjawab Juga
24
Part 24 : SIAPA LAKI-LAKI ITU?
25
Part 25 : Anda Cemburu Ya?
26
Part 26 : Terima Kasih Atas Perhatian
27
INFO KUIS-KUISAN CIMAI
28
Part 28 : Berikan Padaku Sekarang Juga
29
Part 29 : Hanya Sakit Sebentar
30
Part 30 : Masih Terlalu Kecil
31
Part 31 : Ternyata Kembali Kokoh Lagi
32
Part 32 : Murung
33
Part 33 : Apa Aku Berani?
34
Part 34 : Terlihat Sangat Menyayangi Bosmu
35
Part 35 : Nanti Akan Saya Jelaskan
36
Part 36 : Hanya Antara Majikan dan Pembantu
37
Part 37 : Untung Nggak Saya Jual
38
Part 38 : Kurang Gizi
39
Part 38 : Percaya Atau Tidak!
40
Part 40 : Andaikan Aku
41
Part 41 : Apa Itu Maksudnya?
42
Part 42 : Sebagai Permintaan Maaf
43
Part 43 : Terlihat Menggemaskan
44
Part 44 : TERJADI ATAU TIDAK
45
Part 45 : Sangat Mencintainya Kala Itu
46
Part 46 : Lagi-lagi Dia Modus!
47
Part 47 : Dia Cantik Apa Adanya
48
Part 48 : Dia Perempuan Biasa
49
Part 49 : Akal-akalan Arkha
50
Part 50 : Persiapkan Dirimu
51
Part 51 : Overthinking
52
Part 52 : Ikuti Permainan Mereka
53
Part 53 : Semakin Imut
54
Part 54 : Mimpi Buruk
55
Part 55 : Istriku Hanya Satu, VINA!
56
Part 56 : Waktu Yang Tepat
57
Part 57 : Bikin Adik Untuk Mikhael
58
Part 58 : Firasat
59
Part 59 : Petunjuk
60
Part 60 : Tetap Bersama Saya
61
Part 61 : Menikah Dengan Rachel!
62
Part 62 : Orangtua Egois
63
Part 63 : Kamu Bukan Sumber Masalah
64
Part 64 : Menjadi Suami Pengangguran
65
Part 65 : Fitonah
66
Part 66 : Petaka
67
Part 67 : Sudah Taubat
68
Part 68 : Bahagia Versi Kita
69
Part 69 : Panggil Sayang
70
Part 70 : Sengaja Ingin Mencari Masalah
71
Part 71 : Pulang Kampung
72
Part 72 : Suamimu Ganteng Banget
73
Part 73 : Dalam Suasana Bahagia
74
Part 74 : Dasar Tukang Maksa!
75
Part 75 : Semoga Cepat Dikasih Momongan
76
Part 76 : Cantik
77
Part 77 : Jadi Artis Dadakan
78
Part 78 : Menjadi Menantu Kesayangan?
79
Part 79 : Nggak Jadi Mantu Kesayangan
80
Part 80 : Akan Selalu Mendampingi Kamu
81
Part 81 : Karena Do'a-do'a Kamu
82
Part 82 : Syukuran
83
Part 83 : Cemburu Sama Anak Sendiri
84
Part 84 : Kedatangan Mikhael
85
Part 85 : Aku Juga Ingin Berbicara
86
Part 86 : Hamil (final episode)
87
PROMO NOVEL BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!