Cemburu?

Sepanjangan perjalanan, suasana di dalam mobil itu terasa sangat sepi dan juga sedikit mencekam. karena kedua insan berbeda gender itu, saling memalingkan wajah dan juga menebar kesunyian di antara mereka berdua. membuat keduanya semakin tersekat jauh.

Lamunan dari Mikaila seketika terhenti. saat wanita itu merasakan tidak ada pergerakan dari mobil pribadi milik Arthur. membuatnya seketika menoleh. dan betapa terkejutnya Mikaila, karena mendapati laki-laki itu tengah menatapnya dengan tatapan yang sangat dalam namun juga sulit diartikan.

"a...ada apa?"tanya Mikaila dengan nada bicara terbata-bata dan juga bola mata yang berlarian karena menghindari tatapan laki-laki itu.

Tanpa mengindahkan pertanyaan dari wanita itu, Arthur dengan segera memeluk tubuh Mikaila dengan sangat erat. membuat wanita itu bahkan sampai kesulitan untuk bernafas.

"le...pas."ucapnya terbata-bata Seraya mencoba untuk mendorong tubuh kekar milik laki-laki itu.

"maaf."satu kata itu yang keluar dari mulut Arthur. membuat mikaila sendiri seketika terdiam. karena harus mencerna ucapan dari laki-laki yang ada di sampingnya saat ini.

"maaf, maaf untuk apa?"tanya Mikaila dengan raut wajah kebingungan.

"bukan apa-apa. lupakan saja."ucap Arthur Seraya mulai melajukan kendaraannya lagi membelah padatnya jalan raya.

Entahlah mengapa laki-laki itu merasa sangat gelisah dan juga tidak nyaman saat melihat Mikaila berbincang sangat akrab dengan seorang laki-laki. apa mungkin dia cemburu? tapi Arthur merasa, itu tidak mungkin. karena selama ini, laki-laki itu tidak pernah tertarik dengan seorang wanita. mungkin karena masa lalu laki-laki itu yang sangat mengerikan. membuat Arthur, menjadi pribadi yang sedikit tertutup akan perasaan terhadap lawan jenis. dan untuk itulah sang ibu menjodohkannya dengan Citra. karena Claudia mengira, bahwa putranya itu tidak menyukai dan tertarik kepada seorang wanita.

Sementara Mikaila yang diperlakukan seperti itu, hanya dapat melihat Arthur dengan tatapan bingung dan juga raut wajah seperti orang bodoh. tidak ada lagi perbincangan di antara mereka di sisa perjalanan itu. hingga mereka berdua, sampai di depan rumah wanita itu.

"kalau begitu, aku masuk dulu."ucap Mikaila yang hendak membuka pintu mobil itu. namun gerakannya terhenti, saat ujung pakaiannya ditarik oleh laki-laki itu.

"ada apa?"tanya Mikaila dengan takut wajah kebingungan menatap ke arah Arthur. sementara laki-laki itu, hanya menggelengkan kepalanya dengan lemah.

"tidak apa-apa. aku hanya ingin berkata, tolong maafkan aku Dan lupakan kejadian yang baru saja terjadi itu. sungguh, aku tidak sengaja." ucap laki-laki itu dengan bola mata yang berlarian kemana-mana.

Karena sungguh, Arthur sangat menghindari kontak mata dengan wanita yang ada di hadapannya saat ini. karena dirinya tahu, akan sangat mudah ditebak dari tatapan matanya itu. untuk itulah, Arthur memilih untuk menghindarinya.

Sementara Mikaila, wanita itu hanya terdiam dengan raut wajah kebingungan. namun beberapa saat kemudian, wanita itu segera mengedikkan bahunya acuh.

"kalau begitu, saya permisi dulu Om."ucap wanita itu Soraya benar-benar keluar dari dalam mobil itu. Dan dengan segera masuk ke dalam rumahnya. sementara Arthur sendiri, masih setia di dalam mobil dengan pandangan menatap kepergian Mikaila. sampai wanita itu, benar-benar menghilang di balik pintu.

****

"Mama, aku pulang!"teriak Mikaila dengan lantang. tanpa Gadis itu sadari, ada seseorang yang tengah duduk di ruang keluarga dan menunggu kedatangannya.

"Sayang, kenapa teriak-teriak?"tanya Ruri menegur putrinya itu dengan tatapan yang tidak bersahabat.

Membuat Mikaila, seketika diam membisu. dengan tubuh yang sulit digerakkan. wanita itu, dengan setia mematung di tempatnya.

"Sayang, ayo ke sini!"ucap Ruri Seraya menarik tangan putrinya agar mendekat ke arah sofa ruang keluarga itu.

" Adit, kamu ngapain ada di sini?"tanya Mikaila dengan raut wajah terkejut namun juga sedikit heran. karena laki-laki itu, tidak biasanya main ke rumah kedua orang tuanya.

"hanya mampir saja. sekalian aku mau memberikan bingkisan ini pada Om dan Tante."ucapnya tersenyum simpul Seraya menyerahkan paper bag kepada Ruri.

"tumben, Ada angin apa ini? tiba-tiba saja kamu berbuat baik seperti ini?"tanya Mikaila dengan raut wajah curiga.

"kamu ini bawaannya curiga terus. sudah lebih baik, kamu segera ganti baju sana. kita akan makan malam bersama-sama."perintah sang ibu. dan hal itu, segera dituruti oleh Mikaila.

Mikaila segera menuruti perintah dari wanita paruh baya yang berstatus sebagai ibunya itu. dengan tanpa membantah sedikitpun.

****

"Adit, kamu kerja di mana?"tanya Ruri saat mereka tengah melaksanakan kegiatan makan malam di rumah itu.

"kerja di Aida grup, tante."ucapnya Soraya tersenyum simpul. membuat Ruri dan juga Winarto yang mendengarnya, hanya mengangguk-anggukkan kepala mengerti.

Sementara Mikaila, wanita itu hanya terdiam dengan berbagai pikiran yang mengisi otak kecilnya saat ini.

"kenapa tadi Om Arthur bertingkah seperti itu? apakah dia cemburu? tapi mana mungkin, Adit itu kan sepupuku? eh tapi tunggu, kenapa aku percaya diri sekali bahwa dia cemburu? dasar Mikaila! buang jauh-jauh saja pikiran aneh-anehmu itu! mana mungkin dia merasakan hal itu, kita kan cuman pura-pura!"semenjak keluar dari dalam kamarnya itu, Mikaila tak henti-hentinya mendumul seorang diri.

****

"Mikaila tolong belikan semua bahan-bahan ini di supermarket terdekat."ucap Ruri Seraya menyodorkan beberapa lembar uang dan juga sebuah catatan kepada wanita itu.

"Oke mah. kalau begitu aku permisi dulu-"ucap Mikaila hendak melangkahkan kakinya untuk keluar dari rumah. namun suara dari Ruri, membuat langkahnya terhenti.

"jangan pergi sendiri kan ada Adit. Mama tidak ingin, terjadi sesuatu terhadapmu."ucap Ruri Seraya menyusul Mikaila yang sudah sedikit menjauh darinya.

Karena malas berdebat, akhirnya Mikaila memutuskan untuk menganggukkan kepala. menuruti apa yang di minta oleh ibunya itu. toh mereka juga sepupu. tidak akan terjadi sesuatu hal yang tidak dia inginkan nantinya.

****

"aku ikut masuk ke dalam, atau tunggu di sini?"tanya laki-laki itu menatap ke sekeliling.

"ya ikut lah. Ya kali kamu membiarkan aku untuk membawa belanjaan itu sendiri."jawab Mikaila menatap ke arah sepupunya itu.

"oke kalau begitu."setelah mengatakan hal itu, mereka berdua segera masuk ke dalam minimarket itu. dan di saat keduanya tengah memilih bahan-bahan yang akan dibeli, Mikaila tidak sengaja menabrak seseorang. hingga membuat keduanya, terhuyung ke belakang.

"eh,maaf--"ucapan Mikaila terhenti. saat mendapati seseorang yang tengah berdiri di hadapannya bersama dengan seorang wanita.

"Mikaila, kamu kenapa ada di sini?"tanya laki-laki itu yang tak lain adalah Arthur dengan nada suara yang tidak enak didengar oleh telinga.

"apakah dia cemburu?"tanya Mikaila saat mendapati raut wajah masam dari laki-laki yang akan menjadi suaminya Beberapa hari kemudian itu.

Episodes
1 Ini Benar -benar Gila
2 Sedikit Tidak Waras
3 Salah Paham
4 Memanfaatkan
5 Saling Curhat
6 Sebuah Penawaran
7 Berpura-pura
8 Menyetujui
9 Tiba-tiba Ragu
10 Menerima
11 Terkejut
12 Tak Menyangka
13 Merasa Kesal
14 Mencoba Meminta Restu
15 Tak Sengaja
16 Akhirnya berhasil
17 Mempersiapkan Semua
18 Mendekatkan diri
19 Bertemu Kerabat
20 Cemburu?
21 Memanas
22 Senang
23 Saling Mengabaikan
24 Di Panas-panasi
25 Meledak
26 Malu
27 Mengelak
28 Hari yang Menyebalkan
29 Berkelahi
30 Mendapatkan Cibiran
31 Tiba-tiba Manja
32 Nyaman
33 Mulai dari awal
34 Semakin Mesra
35 Tak Menyangka
36 Pembalasan
37 Menghilang
38 Mencoba Menyelamatkan
39 Lega
40 Keluarga Impian
41 Kedatangan Seseorang
42 Tak Menyangka
43 Penyesalan
44 Masih Sama
45 PPM~Bab 45
46 PPM~Bab 46
47 PPM~Bab 47
48 PPM~Bab 48
49 PPM~Bab 49
50 PPM~Bab 50
51 PPM~Bab 51
52 PPM~Bab 52
53 PPM~53
54 PPM~Bab 54
55 PPM~Bab 55
56 PPM~Bab 56
57 PPM~Bab 57
58 PPM~Bab 58
59 PPM~Bab 59
60 PPM~Bab 60
61 PPM~Bab 61
62 PPM~Bab 61
63 PPM~Bab 63
64 PPM~Bab 64
65 PPM~Bab 65
66 PPM~Bab 66
67 PPM~Bab 67
68 PPM~Bab 68
69 PPM~Bab 69
70 PPM~Bab 69
71 PPM~Bab 71
72 PPM~Bab 72
73 PPM~Bab 73
74 PPM~Bab 74
75 PPM~ Bab 75
76 PPM~Bab 76
77 PPM~Bab 77
78 PPM~Bab 78
79 PPM~Bab 79
80 PPM~Bab 79
81 PPM~Bab 81
82 PPM~Bab 82
83 PPM~Bab 83
84 PPM~Bab 84
85 PPM~Bab 85
86 PPM~Bab 85
87 PPM~Bab 86
88 PPM~Bab 87
89 PPM~Bab 89
90 PPM~Bab 90
91 PPM~Bab 91
92 PPM~Bab 92
93 PPM~Bab 93
94 PPM~Bab 94
95 PPM~Bab 95
96 PPM~Bab 96
97 PPM~Bab 97
98 PPM~Bab 98
99 PPM~Bab 99
100 PPM~Babb 100
101 PPM~Bab 101
102 PPM~Bab 102
103 PPM~Bab 103
104 PPM~Bab 104
105 PPM~Bab 105
106 PPM~Bab 106
107 PPM~Bab 107
108 PPM Bab 108
109 PPM~Bab 109
110 PPM~Bab 110
111 PPM~Bab 111
112 PPM~Bab 112
113 PPM~Bab 113
114 PPM~Bab 114
115 PPM~Bab 115
116 PPM~Bab 116
117 PPM~Bab 117
118 PPM~Bab 118
119 PPM~Bab 119
120 PPM~Bab 120
121 PPM~Bab 121
122 PPM~Bab 122
123 PPM~123
124 PPM~Bab 124
125 PPM~Bab 125
126 PPM~bab 126
127 PPM~Bab 127
128 PPM~Bab 128
129 PPM~Bab129
130 PPM~Bab 130
131 PPM~Bab 131
132 PPM~Partb132
133 PPM~Bab 133
134 PPM~ Bab 134
135 PPM~ bab 135
136 PPM~bab 136
137 PPM~Bab 137
138 PPM~Bab 138
139 PPM~Bab 139
140 PPM~Babb140
141 PPM~Bab 141
142 PPM~Bab 142
143 PPM~Bab 143
144 PPM~Part 144
145 PPM~bab 145
146 PPM~Bab 146
147 PPM~Bab 147
148 PPM~Bab 148
149 PPM~Bab 149
150 PPM~Bab 150
151 PPM~Bab 151
152 PPM~Bab 152
153 PPM~part 153
154 PPM~Bab 154
155 PPM~BAB 155
156 PPM~Bab 156
Episodes

Updated 156 Episodes

1
Ini Benar -benar Gila
2
Sedikit Tidak Waras
3
Salah Paham
4
Memanfaatkan
5
Saling Curhat
6
Sebuah Penawaran
7
Berpura-pura
8
Menyetujui
9
Tiba-tiba Ragu
10
Menerima
11
Terkejut
12
Tak Menyangka
13
Merasa Kesal
14
Mencoba Meminta Restu
15
Tak Sengaja
16
Akhirnya berhasil
17
Mempersiapkan Semua
18
Mendekatkan diri
19
Bertemu Kerabat
20
Cemburu?
21
Memanas
22
Senang
23
Saling Mengabaikan
24
Di Panas-panasi
25
Meledak
26
Malu
27
Mengelak
28
Hari yang Menyebalkan
29
Berkelahi
30
Mendapatkan Cibiran
31
Tiba-tiba Manja
32
Nyaman
33
Mulai dari awal
34
Semakin Mesra
35
Tak Menyangka
36
Pembalasan
37
Menghilang
38
Mencoba Menyelamatkan
39
Lega
40
Keluarga Impian
41
Kedatangan Seseorang
42
Tak Menyangka
43
Penyesalan
44
Masih Sama
45
PPM~Bab 45
46
PPM~Bab 46
47
PPM~Bab 47
48
PPM~Bab 48
49
PPM~Bab 49
50
PPM~Bab 50
51
PPM~Bab 51
52
PPM~Bab 52
53
PPM~53
54
PPM~Bab 54
55
PPM~Bab 55
56
PPM~Bab 56
57
PPM~Bab 57
58
PPM~Bab 58
59
PPM~Bab 59
60
PPM~Bab 60
61
PPM~Bab 61
62
PPM~Bab 61
63
PPM~Bab 63
64
PPM~Bab 64
65
PPM~Bab 65
66
PPM~Bab 66
67
PPM~Bab 67
68
PPM~Bab 68
69
PPM~Bab 69
70
PPM~Bab 69
71
PPM~Bab 71
72
PPM~Bab 72
73
PPM~Bab 73
74
PPM~Bab 74
75
PPM~ Bab 75
76
PPM~Bab 76
77
PPM~Bab 77
78
PPM~Bab 78
79
PPM~Bab 79
80
PPM~Bab 79
81
PPM~Bab 81
82
PPM~Bab 82
83
PPM~Bab 83
84
PPM~Bab 84
85
PPM~Bab 85
86
PPM~Bab 85
87
PPM~Bab 86
88
PPM~Bab 87
89
PPM~Bab 89
90
PPM~Bab 90
91
PPM~Bab 91
92
PPM~Bab 92
93
PPM~Bab 93
94
PPM~Bab 94
95
PPM~Bab 95
96
PPM~Bab 96
97
PPM~Bab 97
98
PPM~Bab 98
99
PPM~Bab 99
100
PPM~Babb 100
101
PPM~Bab 101
102
PPM~Bab 102
103
PPM~Bab 103
104
PPM~Bab 104
105
PPM~Bab 105
106
PPM~Bab 106
107
PPM~Bab 107
108
PPM Bab 108
109
PPM~Bab 109
110
PPM~Bab 110
111
PPM~Bab 111
112
PPM~Bab 112
113
PPM~Bab 113
114
PPM~Bab 114
115
PPM~Bab 115
116
PPM~Bab 116
117
PPM~Bab 117
118
PPM~Bab 118
119
PPM~Bab 119
120
PPM~Bab 120
121
PPM~Bab 121
122
PPM~Bab 122
123
PPM~123
124
PPM~Bab 124
125
PPM~Bab 125
126
PPM~bab 126
127
PPM~Bab 127
128
PPM~Bab 128
129
PPM~Bab129
130
PPM~Bab 130
131
PPM~Bab 131
132
PPM~Partb132
133
PPM~Bab 133
134
PPM~ Bab 134
135
PPM~ bab 135
136
PPM~bab 136
137
PPM~Bab 137
138
PPM~Bab 138
139
PPM~Bab 139
140
PPM~Babb140
141
PPM~Bab 141
142
PPM~Bab 142
143
PPM~Bab 143
144
PPM~Part 144
145
PPM~bab 145
146
PPM~Bab 146
147
PPM~Bab 147
148
PPM~Bab 148
149
PPM~Bab 149
150
PPM~Bab 150
151
PPM~Bab 151
152
PPM~Bab 152
153
PPM~part 153
154
PPM~Bab 154
155
PPM~BAB 155
156
PPM~Bab 156

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!