Beberapa saat kemudian, suasana di sekitar kedua orang itu semakin dingin dan juga mencekam. tentu saja hal itu membuat Doni yang memang berada di sana, sedikit merasa merinding karena situasi itu.
"emm Tuan, kita mau ke mana?"tanya Doni dengan ekspresi wajah takut-takut.
"kita pulang saja."jawab Arthur dengan santainya.
Tentu saja hal itu membuat Mikaila yang mendengarnya, seketika membulatkan kedua matanya. dengan mulut yang menganga lebar. karena tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh laki-laki yang ada di sampingnya saat ini.
"maksud Anda apa Tuan? anda ingin meninggalkan saya dan tidak mau bertanggung jawab dengan apa yang Anda lakukan?"tanya Mikaila dengan emosi yang meluap-luap.
Membuat Arthur, yang mendengar itu, sejenak terdiam."baiklah kalau begitu aku antarkan kamu."setelah mengatakan hal itu, laki-laki tampan itu segera bangkit dari tempat duduknya dan berjalan mendahului Mikaila dan juga Doni.
Membuat Gadis itu seketika menggerutu kesal."dasar laki-laki tidak bertanggung jawab! aku berharap tidak akan bertemu denganmu lagi!"ucapnya sedikit keras. hingga membuat Arthur yang mendengarnya, menghentikan langkahnya. dan tak lama berselang, menoleh ke arah sumber suara.
"siapa juga yang ingin bertemu denganmu lagi. dengar gadis kecil, pertemuan kita yang kedua ini adalah Hal paling sial yang pernah aku alami."ucap Arthur Seraya menunjuk jarinya ke arah Mikaila.
Tentu saja hal itu membuat Mikaila yang mendengarnya, seketika tersentak kaget. dan dengan langkah tergesa-gesa, Gadis itu menghampiri laki-laki sombong itu. dan kemudian,..
bugh
"khaak."Arthur seketika mengadu kesakitan setelah satu pukulan keras, mendarat mulus di perut sixpack laki-laki itu.
"ka..kau benar-benar gadis barbar!"ucap laki-laki itu Seraya menunduk kesakitan dan menyentuh perutnya yang terasa keram karena dipukul oleh gadis yang ada di depannya saat ini.
"oh mau lagi?"tanya gadis cantik itu dengan mengangkat tangannya. refleks Arthur segera mundur beberapa langkah untuk menghindari keberbaran dari gadis itu.
"sudah lebih baik kita sekarang segera pergi saja dari sini."setelah mengatakan hal itu, Arthur segera melangkahkan kakinya untuk menghindar dari gadis sinting itu.
Sementara Mikaila, Gadis itu hanya tersenyum miring Seraya mengusap tangannya dengan lembut.
"dasar tidak waras!"umpatnya dengan suara sedikit keras. membuat Arthur yang mendengarnya, menghentikan langkah. laki-laki tampan itu hendak menoleh ke arah sumber suara. namun dengan segera ditahan oleh Doni.
"jangan mencari gara-gara lagi Tuan. lebih baik, kita segera antarkan dia pulang."ucap laki-laki itu mencoba memperingatkan Arthur akan sesuatu hal yang sangat bahaya.
Akhirnya dengan segera, Arthur melanjutkan perjalanan tanpa menoleh dan memperdulikan gadis kecil itu lagi.
***
Di sepanjang perjalanan, tidak ada lagi suara di antara mereka berdua. suasana menjadi sangat hening dan juga tegang. membuat Doni beberapa kali mengusap tengkuknya yang terasa meremang.
"Di mana rumahmu?"tanya Arthur tanpa menoleh ke arah lawan bicaranya.
"di jalan anggrek nomor 10."jawab Mikaila dengan nada ketus. dengan tanpa basa-basi, Doni segera melajukan kendaraan yang menuju ke tempat yang disebutkan oleh gadis yang ada di sebelah tuannya itu.
Tak berselang lama, mobil yang ditumpangi oleh Mikaila telah sampai di depan gerbang rumah mewahnya.
"oh ternyata kamu orang kaya."celetuk Arthur secara tiba-tiba. membuat Mikaila yang mendengarnya, seketika mendelik ke arah laki-laki itu.
"yang bilang aku gelandangan itu siapa? mana mungkin ada gelandangan secantik aku?"tanya Gadis itu dengan percaya dirinya Seraya mengibaskan rambut indahnya itu.
Namun, hal itu sama sekali tidak ditanggapi oleh Arthur. laki-laki itu justru keluar dari dalam mobil miliknya. membuat Mikaila, seketika mengerutkan kening.
"Anda mau turun ngapain Om? kan saya sudah sampai? lebih baik anda segera pulang!"ucap Gadis itu yang juga ikut turun mengejar Arthur yang sudah melangkah lebih dulu masuk ke dalam halaman rumah mewah milik gadis itu.
"eh mau ngapain Om?"tanya Gadis itu Seraya menarik lengan Arthur. hingga membuat laki-laki itu, seketika menghentikan langkahnya.
"jangan panggil saya Om karena saya bukan Om kamu."ucap laki-laki itu Seraya melayangkan tatapan tajam ke arah Mikaila.
Membuat Gadis itu seketika merasa merinding."lah terus panggil apa ? bukankah oh memang sudah tua masa Harus dipanggil kakak?"tanya Gadis itu dengan raut wajah kebingungan.
Tentu saja hal itu membuat Arthur yang mendengarnya, merasa tersinggung."jadi menurut kamu saya sudah tua? enak saja saya baru berusia 37 tahun."ucap laki-laki itu kelepasan.
Membuat Mikaila yang mendengarnya, seketika membulatkan kedua matanya."what? 37 tahun? itu mah memang sudah tua Om!"teriak Gadis itu dengan lantang.
membuat Arthur yang mendengarnya, seketika membulatkan kedua matanya. dan dengan segera, laki-laki itu membungkukkan badan dan langsung membungkam mulut gadis yang bersama dengan dirinya itu.
Bersamaan dengan itu, kedua orang tua Mikaila datang menghampiri. karena mereka mendengar suara ribut-ribut dari luar rumahnya.
"Mikaila kenapa kamu ribut-ribut seperti itu?"tanya Ruri menatap tajam ke arah putrinya itu.
Membuat Arthur yang sejak tadi membungkuk untuk menutup mulut dari Mikaila seketika kembali tegak. dan Hal itu membuat semua orang yang ada di sana, seketika tercengang. karena mereka mengira, Mikaila dan juga Arthur tengah melakukan sesuatu hal yang salah.
"kalian ngapain?"tanya Ruri yang berteriak kencang.
Tiba-tiba saja, Mikaila memiliki ide untuk mengerjai laki-laki itu. dengan segera, gadis cantik itu berlari dan berhambur ke dalam pelukan ibunya dengan menangis tersedu-sedu.
"Mama dia melakukan sesuatu hal kepadaku."ucap Mikaila dengan isak tangis yang memilukan.
Tentu saja hal itu membuat Arthur yang mendengarnya, seketika tersentak kaget. dirinya tidak menyangka, bahwa Gadis itu akan memanfaatkan keadaan ini menjadi suasana yang membuatnya tersudut.
Tiba-tiba saja, Winarto ayah dari Mikaila, datang menghampiri laki-laki itu. membuat Arthur serasa sesak dan membutuhkan oksigen yang lebih.
"apa kalian memiliki hubungan?"tanya Winarto menatap putrinya dan juga laki-laki itu secara bergantian.
Tentu saja hal itu membuat Mikaila terdiam. karena sepertinya, rencana untuk memanfaatkan laki-laki itu adalah salah besar. karena saat ini, dirinya lah yang merasa tersudut.
"emm itu,..."ucapan Mikaila terhenti saat mendengar suara sahutan dari laki-laki itu.
"kami memang memiliki hubungan. dan kami, ingin segera melanjutkan ke jenjang yang lebih serius."tiba& tiba saja, Arthur mengatakan hal itu. tentu saja, hal itu membuat Mikaila yang mendengarnya seketika tersentak kaget.
Arthur seketika tersenyum miring. saat pandangan mata mereka saling beradu satu sama lain. membuat Mikaila, seketika merasa sangat kesal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments