Jam makan siang pun telah berdering. menandakan bahwa pekerjaan itu harus segera di tinggalkan untuk menjaga kewarasan orang-orang yang ada di dalam kantor itu. karena Arthur tidak ingin, tenaga para karyawannya menjadi lemah dan juga tidak berkonsentrasi karena tidak mengkonsumsi makanan.
"sudah waktunya makan siang. apakah kamu tidak ingin makan siang?"tanya Arthur menatap ke arah Mikaila. yang sejak tadi, menatap lurus ke depan dan tidak bergeming sama sekali.
Membuat Mikaila yang mendengar ucapan dari laki-laki itu, seketika menoleh ke arah sumber suara. kemudian dengan perlahan, menggelengkan kepala. menandakan bahwa wanita itu, tidak ingin makan siang.
kruukk kruukk
Membuat Arthur yang awalnya fokus pada layar komputer, seketika menolehkan kepalanya ke arah wanita itu. saat tidak mendapatkan jawaban dari wanita itu. namun tiba-tiba saja, laki-laki itu tersenyum saat mendengar suara yang sangat nyaring dari tubuh wanita itu.
"sudahlah tidak usah malu-malu seperti itu. kita harus sudah terbiasa dengan semua ini. karena sebentar lagi, kita akan menjadi satu."ucapnya dengan senyuman manis.
"tapi kita kan cuma pura-pura."sanggah Mikaila menatap ke arah laki-laki itu dengan cermat.
Membuat senyuman Arthur yang sejak tadi mengembang, perlahan-lahan mulai menyurut. dan menampilkan wajah datarnya.
Tanpa basa-basi, laki-laki tampan itu segera menggandeng Mikaila untuk keluar dari dalam ruangan CEO. dan di sepanjang perjalanan itu, pandangan semua wanita tidak lepas menatap ke arah wanita yang tengah digandeng oleh Bos mereka itu.
"mereka benar-benar romantis."
"sungguh mereka seperti pasangan yang ada di negeri dongeng."
"Yah gagal deh mendekati bos dan menjadi istri CEO. ternyata sudah ada calonnya."
Begitulah bisik-bisik para karyawan yang melihat kedekatan antara Arthur dan juga Mikaila. membuat wanita itu, seketika memutar bola mata malasnya. sementara Arthur, diam-diam mengulum senyum. saat melihat raut wajah kesal dari wanita yang akan menjadi istrinya itu.
"aku nggak cemburu ya Om,"ucap Mikaila. saat wanita itu, tidak sengaja melihat laki-laki yang tengah menggandeng tangannya itu mengamati wajahnya.
Membuat Arthur yang mendengarnya, seketika tersadar dari apa yang ia lakukan. kemudian menatap lurus ke depan. selama berada di dalam kotak besi itu, suasana terasa sangat canggung dan juga dingin. karena kedua manusia itu sudah tidak saling menyapa satu sama lain.
Tak terasa mereka telah sampai di kantin perusahaan. dan dengan segera, Arthur segera memesankan makanan untuk Mikaila. dan disaat mereka tengah menyantap makanan itu, tidak sengaja seseorang datang menghampiri mereka berdua.
"hai apa kabar?"tanya seorang wanita yang merupakan salah satu petinggi di perusahaan Arthur.
Membuat mereka berdua seketika mendongakkan kepala. dan mendapati seorang wanita cantik yang tengah menatap mereka dengan senyuman ramah.
"Debby, kamu ngapain ada di sini?"tanya Arthur Seraya menghentikan aktivitas makannya.
Membuat wanita yang bernama Debby itu, seketika berdecak sebal."Ck, kau belum tua saja sudah pikun ya?"tanya wanita itu dengan terkekeh pelan.
"aku kan memang kerja di sini."lanjutnya Seraya duduk di hadapan Arthur dan juga Mikaila. Seraya mencomot makanan dari laki-laki itu. yang membuat si pemilik, seketika mendelik menatap ke arah wanita itu.
Sementara Mikaila yang melihat pemandangan itu, hanya terdiam. karena memang wanita itu tidak mengetahui respon apa yang harus ia lakukan untuk menanggapi pemandangan yang ada di hadapannya saat ini. lantas jangan hanya bisa ia lakukan adalah, tetap menikmati makanan tanpa menoleh ke arah Arthur dan juga Debby yang masih asyik dalam berdebat itu.
"kau ini masih saja menyebalkan."ucap laki-laki itu Soraya menarik piring yang berisi kentang goreng di hadapan Debby itu.
"bodo amat yang penting aku kenyang."ucap wanita itu Seraya menjulurkan lidahnya mengejek laki-laki yang ada di hadapannya saat ini.
Tiba-tiba saja atensi dari wanita itu teralihkan. saat tidak sengaja, matanya menatap seorang wanita cantik yang ada di sebelah Arthur itu.
"dia siapa?"tanya Debby Seraya menunjuk ke arah Mikaila dengan telunjuknya dan juga dagunya yang sangat runcing itu.
Arthur yang mendengar pertanyaan dari wanita itu, ketika menoleh ke arah Mikaila."dia calon istriku."jawabnya dengan tenang.
"apa?!"teriak Debby dengan raut wajah terkejut dan juga mata yang membulat sempurna.
"astaga berarti kamu benar-benar menolak perjodohan dengan Citra?"tanya wanita itu dengan raut wajah yang masih sama. yaitu dengan raut wajah terkejutnya.
Arthur dengan santainya, menggelengkan kepala. dengan sesekali, memasukkan kentang goreng itu ke dalam mulutnya.
"kalau begitu, aku permisi dulu."ucap Debby yang langsung bangkit dari tempat duduknya. tak lupa, wanita itu juga ikut mencomot corndog yang ada di hadapan Mikaila. membuat wanita itu hanya dapat menatap kepergian dari wanita yang bernama Debby itu, dengan tatapan bingung.
Setelah kepergian wanita itu, Mikaila sama sekali tidak membuka mulut untuk berbicara. Karena Wanita itu, masih sibuk untuk menikmati makanan yang ada di hadapannya saat ini. dan juga entah mengapa, wanita itu menjadi sebel sendiri saat menyaksikan kejadian yang ada di hadapannya itu.
"dia sepupuku."beritahu Arthur pada wanita yang ada di sampingnya saat ini. membuat Mikaila yang mendengarnya, seketika menoleh ke arah laki-laki itu.
"aku tidak bertanya."ucapnya Seraya mengedikkan bahu acuh.
****
Setelah jam lima sore, semua orang yang bekerja di perusahaan milik Arthur, memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing. karena pekerjaan mereka, memang dibatasi sampai jam lima sore.
"ayo kalau begitu kita pulang."ucap Arthur Soraya menggandeng tangan dari Mikaila untuk segera keluar dari gedung itu.
Mikaila yang mendengar itu hanya menganggukkan kepala. berjalan dengan menggandeng lengan kekar dari Arthur.
"Mikaila, kamu ngapain ada di sini?"wanita itu dan juga Arthur seketika menoleh ke arah sumber suara. setelah mendapatkan pertanyaan dari orang yang ada di belakang mereka.
"Adit, kamu ngapain ada di sini?"tanya Mikaila dengan raut wajah sumringah.
"aku kerja di kantor sebelah."ucap laki-laki itu Seraya menunjuk ke arah perusahaan yang ada di ujung jalan sana."kamu sendiri ngapain ada di sini?"tanya laki-laki itu menatap Arthur dan juga Mikaila secara bergantian.
"Umm."Mikaila sungguh sangat merasa kebingungan. Karena Wanita itu, tidak tahu harus menjawab apa mengenai pertanyaan dari laki-laki yang ada di hadapannya saat ini.
Sementara Arthur, laki-laki itu hanya menatap datar ke arah Mikaila yang masih terlihat kebingungan dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh laki-laki yang bernama Adit itu.
dan tanpa basa-basi, laki-laki itu segera menarik tangan Mikaila untuk menjauh dari Adit. Membuatnya, semakin merasa bingung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments