Mempersiapkan Semua

Setelah mendapatkan restu dari kedua wanita paruh baya itu, membuat Mikaila dan juga Arthur dengan segera melakukan persiapan untuk pernikahan. mulai dari gedung, gaun pengantin, dan segala urusan yang ada di dalamnya.

Karena Mikaila dan juga Arthur, sangat bersikeras untuk mengurusnya secara pribadi. hanya berdua saja tanpa bantuan dari orang-orang ataupun keluarga masing-masing.

Karena baik Mikaila ataupun Arthur, belum seratus persen percaya kepada dua wanita paruh baya itu. melihat dari tatapan dari keduanya yang masih memancarkan sedikit aura negatif terhadap hubungan mereka itu.

"apakah kalian yakin tidak ingin dibantu?"tanya Winarto -ayah dari Mikaila. yang melangkahkan kakinya untuk mendekati Sang Putri yang berada di ruang tamu.

Sementara Ruri, wanita paruh baya itu berada di belakang. entah apa yang ia lakukan. hanya Tuhan dan dia yang tahu.

"tidak usah Pah. kami bisa melakukannya sendiri."tolak mikayla dengan senyuman manis.

"apakah kamu masih meragukan sikap ibu kamu itu?"tanya Winarto to the point.

Membuat Mikaila yang mendengarnya, seketika menatap laki-laki paruh baya yang bergelar sebagai ayah kandungnya itu dengan tatapan yang sangat dalam. dan tak lama berselang, wanita itu menganggukkan kepala.

Menandakan bahwa apa yang dikatakan oleh ayahnya itu, adalah suatu kebenaran. membuat Winarto yang mendengarnya, hanya dapat menghela nafas panjang.

"semoga urusan kalian mendapatkan kelancaran dari sang maha kuasa."ucap Winarto lembut dan mengusap kepala putrinya itu dengan kasih sayang.

Kemudian beralih menatap ke arah Arthur yang sejak tadi duduk di sebelah Sang Putri."untuk kamu anak muda, tolong bahagiakan putriku. jangan sampai, Putri cantikku ini menitikan air mata sedikitpun. karena jika hal itu sampai terjadi, maka aku akan langsung mengambilnya darimu."ucap Winarto dengan tegas. dan setelah itu, berlalu dari hadapan mereka berdua.

Tentu saja hal itu membuat Arthur dan juga Mikaila yang mendengarnya, seketika saling pandang. dan tak lama berselang, Mikaila akhirnya menundukkan kepala.

Sebenarnya wanita muda itu merasa sangat bersalah dengan apa yang ia lakukan pada kedua orang tuanya. Apalagi, saat mendengar nasehat dari seorang ayah kepada seorang anak yang hendak menikah. tentu saja hal itu membuat hati Mikaila, sedikit merasa tersentil.

"maafkan aku Pa."ucap Mikaila dalam hati. Soraya masih menundukkan kepalanya. tiba-tiba saja wanita itu menoleh saat mendengar panggilan dari laki-laki yang ada di sebelahnya saat ini.

"kenapa?"tanya Mikaila dengan mata memerah. siap untuk menumpahkan air matanya.

"apa kita akan pergi ke tempat perhiasan dan juga butik untuk mempersiapkan semuanya?"tanya Arthur dengan nada hati-hati.

Karena laki-laki tampan itu tahu, wanita yang ada di sampingnya saat ini sedang tidak baik-baik saja. karena sebenarnya, Arthur pun juga merasakan hal yang sama dengan apa yang dirasakan oleh Mikaila. Namun demikian, laki-laki itu telah bertekad untuk merubah dan membebaskan diri agar terus tidak menjadi boneka dari ibunya. dan beruntungnya, Arthur menemukan partner yang juga mengalami hal yang sama dengannya.

Mendengar pertanyaan dari laki-laki itu, membuat Mikaila seketika menganggukkan kepala. dan dengan segera, laki-laki itu bangkit dari tempat duduknya untuk menghampiri kedua orang tua Mikaila untuk meminta izin.

"kalian mau ke mana?"tanya Ruri saat mendapati Putri dan calon suaminya melangkah mendekatinya.

"kami ke toko cincin dan juga butik untuk memesan gaun pengantin."jawab Arthur Seraya mengulas senyum tipis.

"memangnya kapan acaranya?"tanya Ruri dengan raut wajah penasaran.

"mungkin satu atau sampai tiga minggu ke depan. tergantung berapa lama aku menyelesaikan pekerjaan itu."jawab Arthur masih dengan senyuman ramahnya.

Ruri dan juga Winarto yang mendengar itu, seketika hanya menganggukkan kepala."baik kalau begitu kalian hati-hati."setelah mengatakan hal itu, mereka berdua segera mengantarkan Arthur dan juga Mikaila sampai di pintu depan rumah itu.

"nanti kalau sudah selesai, segera pulang. tidak baik anak gadis pulang terlalu malam!"ucap Ruri mencoba untuk memperingatkan sepasang muda-mudi itu.

Karena bagaimanapun juga, mereka masih belum sah menjadi suami istri. itu artinya mereka masih ada kesempatan untuk gagal dalam menikah. bukan maksud Ruri untuk mendoakan putrinya agar menemui kegagalan, karena sebenarnya, wanita paruh baya itu telah mendukung seratus persen langkah dari buah hatinya itu.

Ruri hanya tidak ingin, terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan sebelum mereka saling menyematkan cincin dan juga menandatangani surat-surat pernikahan nantinya.

"iya Mah, kalau begitu kami permisi dulu."ucap wanita muda itu caranya melambaikan tangan kepada kedua orang tuanya.

Arthur mulai melajukan kendaraannya itu untuk segera menuju ke tempat yang mereka tuju. di sepanjang perjalanan, terlihat Mikaila hanya menundukkan kepala. membuat Arthur beberapa kali menoleh ke arah wanita itu.

"apakah kamu masih memikirkan apa yang dikatakan oleh ayahmu itu?"tanya Arthur dengan hati-hati. karena sebenarnya, laki-laki itu pun juga merasakan hal yang sama.

"aku hanya takut. membuat mereka semua terluka atas tindakanku ini."ucap wanita itu dengan lirih.

Arthur sama sekali tidak menyahut. karena jujur saja, laki-laki itu juga merasa kebingungan dengan apa yang ia alami saat ini. tapi untuk mundur, Arthur sama sekali tidak menginginkannya. karena jika hal itu sampai terjadi, maka itu artinya dirinya harus siap menikah dengan Citra.

"aku akan berusaha keras untuk membahagiakanmu. walaupun kita hanya menikah di atas kertas."ucap laki-laki itu dengan yakin.

****

Tak membutuhkan waktu lama, Mikaila dan juga Arthur telah sampai di tempat yang mereka tuju. dengan segera, mereka berdua masuk ke dalam bangunan itu.

"Arthur, apa kabar?"tanya seorang wanita paruh baya yang langsung memeluk tubuh laki-laki itu dengan erat.

"aku baik tante, tante apa kabar?"tanya Arthur membalas pelukan wanita paruh baya itu.

"tante juga baik sayang. oh ini calon istrimu?"tanya wanita itu Seraya menatap ke arah Mikaila dengan tatapan kagum.

Arthur yang mendengarnya, hanya menganggukkan kepala. Seraya memperkenalkan Mikaila kepada wanita paruh baya itu. yang tak lain adalah, teman dari ibunya.

"oh Tuhan cantik sekali!"seru wanita itu dengan raut wajah girang."bahkan ini lebih cantik daripada Citra."sambung wanita itu.

Sementara Arthur yang mendengar itu, hanya tersenyum simpul. Kemudian beberapa pegawai wanita paruh baya itu, segera membawa Mikaila untuk mempersiapkan diri.

"Arthur, bagaimana apakah kamu suka?"tanya wanita paruh baya itu Seraya menarik tangan Mikaila.

Detik itu juga, Arthur segera mengalihkan pandangannya. ke arah sumber suara. dan saat itu juga, pandangan laki-laki itu tak berhenti menatap kagum wanita yang akan menjadi istrinya.

"cantik sekali."tanpa sadar, laki-laki itu memuji kecantikan Mikaila. membuat orang-orang yang ada di sana, seketika itu pula blushing.

Episodes
1 Ini Benar -benar Gila
2 Sedikit Tidak Waras
3 Salah Paham
4 Memanfaatkan
5 Saling Curhat
6 Sebuah Penawaran
7 Berpura-pura
8 Menyetujui
9 Tiba-tiba Ragu
10 Menerima
11 Terkejut
12 Tak Menyangka
13 Merasa Kesal
14 Mencoba Meminta Restu
15 Tak Sengaja
16 Akhirnya berhasil
17 Mempersiapkan Semua
18 Mendekatkan diri
19 Bertemu Kerabat
20 Cemburu?
21 Memanas
22 Senang
23 Saling Mengabaikan
24 Di Panas-panasi
25 Meledak
26 Malu
27 Mengelak
28 Hari yang Menyebalkan
29 Berkelahi
30 Mendapatkan Cibiran
31 Tiba-tiba Manja
32 Nyaman
33 Mulai dari awal
34 Semakin Mesra
35 Tak Menyangka
36 Pembalasan
37 Menghilang
38 Mencoba Menyelamatkan
39 Lega
40 Keluarga Impian
41 Kedatangan Seseorang
42 Tak Menyangka
43 Penyesalan
44 Masih Sama
45 PPM~Bab 45
46 PPM~Bab 46
47 PPM~Bab 47
48 PPM~Bab 48
49 PPM~Bab 49
50 PPM~Bab 50
51 PPM~Bab 51
52 PPM~Bab 52
53 PPM~53
54 PPM~Bab 54
55 PPM~Bab 55
56 PPM~Bab 56
57 PPM~Bab 57
58 PPM~Bab 58
59 PPM~Bab 59
60 PPM~Bab 60
61 PPM~Bab 61
62 PPM~Bab 61
63 PPM~Bab 63
64 PPM~Bab 64
65 PPM~Bab 65
66 PPM~Bab 66
67 PPM~Bab 67
68 PPM~Bab 68
69 PPM~Bab 69
70 PPM~Bab 69
71 PPM~Bab 71
72 PPM~Bab 72
73 PPM~Bab 73
74 PPM~Bab 74
75 PPM~ Bab 75
76 PPM~Bab 76
77 PPM~Bab 77
78 PPM~Bab 78
79 PPM~Bab 79
80 PPM~Bab 79
81 PPM~Bab 81
82 PPM~Bab 82
83 PPM~Bab 83
84 PPM~Bab 84
85 PPM~Bab 85
86 PPM~Bab 85
87 PPM~Bab 86
88 PPM~Bab 87
89 PPM~Bab 89
90 PPM~Bab 90
91 PPM~Bab 91
92 PPM~Bab 92
93 PPM~Bab 93
94 PPM~Bab 94
95 PPM~Bab 95
96 PPM~Bab 96
97 PPM~Bab 97
98 PPM~Bab 98
99 PPM~Bab 99
100 PPM~Babb 100
101 PPM~Bab 101
102 PPM~Bab 102
103 PPM~Bab 103
104 PPM~Bab 104
105 PPM~Bab 105
106 PPM~Bab 106
107 PPM~Bab 107
108 PPM Bab 108
109 PPM~Bab 109
110 PPM~Bab 110
111 PPM~Bab 111
112 PPM~Bab 112
113 PPM~Bab 113
114 PPM~Bab 114
115 PPM~Bab 115
116 PPM~Bab 116
117 PPM~Bab 117
118 PPM~Bab 118
119 PPM~Bab 119
120 PPM~Bab 120
121 PPM~Bab 121
122 PPM~Bab 122
123 PPM~123
124 PPM~Bab 124
125 PPM~Bab 125
126 PPM~bab 126
127 PPM~Bab 127
128 PPM~Bab 128
129 PPM~Bab129
130 PPM~Bab 130
131 PPM~Bab 131
132 PPM~Partb132
133 PPM~Bab 133
134 PPM~ Bab 134
135 PPM~ bab 135
136 PPM~bab 136
137 PPM~Bab 137
138 PPM~Bab 138
139 PPM~Bab 139
140 PPM~Babb140
141 PPM~Bab 141
142 PPM~Bab 142
143 PPM~Bab 143
144 PPM~Part 144
145 PPM~bab 145
146 PPM~Bab 146
147 PPM~Bab 147
148 PPM~Bab 148
149 PPM~Bab 149
150 PPM~Bab 150
151 PPM~Bab 151
152 PPM~Bab 152
153 PPM~part 153
154 PPM~Bab 154
155 PPM~BAB 155
156 PPM~Bab 156
Episodes

Updated 156 Episodes

1
Ini Benar -benar Gila
2
Sedikit Tidak Waras
3
Salah Paham
4
Memanfaatkan
5
Saling Curhat
6
Sebuah Penawaran
7
Berpura-pura
8
Menyetujui
9
Tiba-tiba Ragu
10
Menerima
11
Terkejut
12
Tak Menyangka
13
Merasa Kesal
14
Mencoba Meminta Restu
15
Tak Sengaja
16
Akhirnya berhasil
17
Mempersiapkan Semua
18
Mendekatkan diri
19
Bertemu Kerabat
20
Cemburu?
21
Memanas
22
Senang
23
Saling Mengabaikan
24
Di Panas-panasi
25
Meledak
26
Malu
27
Mengelak
28
Hari yang Menyebalkan
29
Berkelahi
30
Mendapatkan Cibiran
31
Tiba-tiba Manja
32
Nyaman
33
Mulai dari awal
34
Semakin Mesra
35
Tak Menyangka
36
Pembalasan
37
Menghilang
38
Mencoba Menyelamatkan
39
Lega
40
Keluarga Impian
41
Kedatangan Seseorang
42
Tak Menyangka
43
Penyesalan
44
Masih Sama
45
PPM~Bab 45
46
PPM~Bab 46
47
PPM~Bab 47
48
PPM~Bab 48
49
PPM~Bab 49
50
PPM~Bab 50
51
PPM~Bab 51
52
PPM~Bab 52
53
PPM~53
54
PPM~Bab 54
55
PPM~Bab 55
56
PPM~Bab 56
57
PPM~Bab 57
58
PPM~Bab 58
59
PPM~Bab 59
60
PPM~Bab 60
61
PPM~Bab 61
62
PPM~Bab 61
63
PPM~Bab 63
64
PPM~Bab 64
65
PPM~Bab 65
66
PPM~Bab 66
67
PPM~Bab 67
68
PPM~Bab 68
69
PPM~Bab 69
70
PPM~Bab 69
71
PPM~Bab 71
72
PPM~Bab 72
73
PPM~Bab 73
74
PPM~Bab 74
75
PPM~ Bab 75
76
PPM~Bab 76
77
PPM~Bab 77
78
PPM~Bab 78
79
PPM~Bab 79
80
PPM~Bab 79
81
PPM~Bab 81
82
PPM~Bab 82
83
PPM~Bab 83
84
PPM~Bab 84
85
PPM~Bab 85
86
PPM~Bab 85
87
PPM~Bab 86
88
PPM~Bab 87
89
PPM~Bab 89
90
PPM~Bab 90
91
PPM~Bab 91
92
PPM~Bab 92
93
PPM~Bab 93
94
PPM~Bab 94
95
PPM~Bab 95
96
PPM~Bab 96
97
PPM~Bab 97
98
PPM~Bab 98
99
PPM~Bab 99
100
PPM~Babb 100
101
PPM~Bab 101
102
PPM~Bab 102
103
PPM~Bab 103
104
PPM~Bab 104
105
PPM~Bab 105
106
PPM~Bab 106
107
PPM~Bab 107
108
PPM Bab 108
109
PPM~Bab 109
110
PPM~Bab 110
111
PPM~Bab 111
112
PPM~Bab 112
113
PPM~Bab 113
114
PPM~Bab 114
115
PPM~Bab 115
116
PPM~Bab 116
117
PPM~Bab 117
118
PPM~Bab 118
119
PPM~Bab 119
120
PPM~Bab 120
121
PPM~Bab 121
122
PPM~Bab 122
123
PPM~123
124
PPM~Bab 124
125
PPM~Bab 125
126
PPM~bab 126
127
PPM~Bab 127
128
PPM~Bab 128
129
PPM~Bab129
130
PPM~Bab 130
131
PPM~Bab 131
132
PPM~Partb132
133
PPM~Bab 133
134
PPM~ Bab 134
135
PPM~ bab 135
136
PPM~bab 136
137
PPM~Bab 137
138
PPM~Bab 138
139
PPM~Bab 139
140
PPM~Babb140
141
PPM~Bab 141
142
PPM~Bab 142
143
PPM~Bab 143
144
PPM~Part 144
145
PPM~bab 145
146
PPM~Bab 146
147
PPM~Bab 147
148
PPM~Bab 148
149
PPM~Bab 149
150
PPM~Bab 150
151
PPM~Bab 151
152
PPM~Bab 152
153
PPM~part 153
154
PPM~Bab 154
155
PPM~BAB 155
156
PPM~Bab 156

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!