Mendekatkan diri

Beberapa hari setelah mempersiapkan semuanya, Mikaila dan juga Arthur mulai kembali ke aktivitas masing-masing. di mana Arthur, mulai menyibukkan diri sebagai seorang CEO di perusahaan milik keluarganya. sementara Mikaila, menyibukkan diri untuk mengurusi Cafe dan juga restorannya.

Hari-hari mereka, dilalui secara masing-masing. karena keduanya, sama-sama disibukkan oleh pekerjaan yang seperti tidak ada habisnya itu.

"kamu mau ke mana Mikaila?"tanya Ruri saat melihat anak gadisnya sudah dalam keadaan rapi dan menunggu seseorang di depan rumah mereka.

Mikaila yang mendengar pertanyaan dari sang ibu, seketika menoleh ke arah sumber suara Seraya melebarkan senyumannya."mau ke restoran."jawabnya dengan singkat dan kembali menatap ke benda pipih yang ada di tangannya itu.

"sama siapa ke sana?"tanya Ruri lagi.

"naik gr*b atau naik taksi kayaknya."jawab Mikaila lagi.

"lho, memang Arthur ke mana?"

"dia kan juga sibuk Mah, dia bukan pengangguran yang tidak memiliki pekerjaan tetap."

Ruri yang mendengar jawaban dari putrinya itu hanya dapat menganggukkan kepala Seraya tersenyum tipis." ya sudah. kalau begitu, Mama masuk dulu. kamu hati-hati."setelah mengatakan hal itu, wanita paruh baya itu segera beranjak dari tempat duduknya dan masuk ke dalam rumah.

Sementara Mikaila, wanita cantik itu masih terdiam di tempatnya untuk menunggu kendaraan yang telah ia pesan itu. dan tak berselang lama, kendaraan yang telah ia tunggu-tunggu datang menghampirinya.

"Mah, Pah, kalau gitu aku berangkat dulu!"seru wanita cantik itu dari depan rumahnya. dan dengan segera, memasuki kendaraan roda empat itu.

Tak membutuhkan waktu lama, kendaraan yang membawa wanita cantik itu, telah sampai di tempat yang ia tuju. dan dengan segera, Mikaila masuk ke dalam restoran untuk memantau semuanya.

"apa semuanya baik-baik saja?"tanya wanita itu saat setelah menghentikan langkahnya tepat dihadapan para karyawan.

"semua baik-baik saja bos. tidak ada yang perlu dikhawatirkan."jawab mereka hampir bersamaan.

Mikaila yang mendengar itu, hanya menganggukkan kepala Seraya tersenyum simpul. kemudian wanita cantik itu, mulai beraksi membantu para karyawannya yang mulai kewalahan dalam melayani para pengunjung restoran itu.

"kenapa ikut membantu menyajikan makanan? ini kan tugas kita?"tanya salah seorang diantara mereka yang melihat Mikaila ikut turun tangan membantu menyajikan semuanya.

"tidak apa-apa. lagi pula saya di rumah tidak ada kegiatan apapun. makanya saya ke sini."jawab wanita itu Seraya tersenyum simpul.

Tak berselang lama, semua orang menoleh ke arah sebuah mobil yang tiba-tiba saja berhenti tepat di depan restorannya.

"siapa tuh yang datang? kenapa mobilnya mewah sekali?"

"iya perasaan tidak ada mobil semewah itu yang singgah di restoran Kita. karena restoran ini kan untuk kalangan menengah ke bawah."

"atau jangan-jangan tamu dari Bu Bos mungkin."

Begitulah kasak-kusuk yang ada di hadapan Mikaila. Namun demikian, wanita itu sama sekali tidak menggubris dan tetap melanjutkan pekerjaannya.

"sudah sudah Tidak usah bergosip. lebih baik kita segera menyelesaikan pekerjaan ini. karena nanti semakin siang, akan semakin banyak pengunjung yang datang."ucap Mikaila melerai bergosipan di antara para karyawannya itu. dan dengan segera, mereka menuruti apa yang dikatakan oleh atasan mereka itu.

Pada akhirnya, suasana kembali kondusif. karena mereka semua, kembali fokus terhadap pekerjaan masing-masing. hingga tak menyadari, bahwa seseorang yang ada di dalam mobil mewah itu, telah turun dari kendaraannya dan berjalan menghampiri wanita cantik itu.

"eh,"Mikaila seketika terkejut. saat merasakan pergelangan tangannya, disentuh oleh seseorang. dan dengan Segera, wanita itu menoleh ke arah samping tubuhnya. dan mendapati Arthur berdiri di sana.

"kenapa kemari ada apa?"tanya wanita itu dengan raut wajah kebingungan. karena menurutnya, semuanya telah selesai dilakukan. dan lagi pula, pernikahan itu hanya pura-pura untuk apa dilakukan secara serius? pikir Mikaila.

"bisa ikut saya?"tanya Arthur masih tetap memandangi wajah cantik wanita yang ada di hadapannya itu dengan sangat dalam.

"tapi saya---"ucapan Mikaila terhenti saat mendengar seruan dari beberapa pegawai restorannya.

"sudah bos ikut saja. biar restoran ini, kami yang menghandle semuanya."ucap salah seorang dari mereka Seraya tersenyum simpul.

Akhirnya mau tidak mau, Mikaila mengikuti perintah dari laki-laki yang sebentar lagi akan menjadi suaminya itu. wanita itu berjalan di belakang Arthur dengan wajah masamnya.

"memangnya kita mau ke mana sih?"tanya Mikaila saat mereka tengah berada di perjalanan.

"saling mendekatkan diri."jawab Arthur singkat.

"untuk apa? bukankah kita hanya berpura-pura saja?"tanya Mikaila dengan raut wajah semakin kebingungan.

Arthur yang mendengar pertanyaan dari wanita yang ada di sebelahnya itu, hanya melirik sesaat. kemudian kembali menatap lurus ke depan.

Tak membutuhkan waktu lama, akhirnya mereka sampai di sebuah gedung yang sangat tinggi. membuat Mikaila yang melihat itu, merasa sedikit heran namun juga merasa kagum dengan bangunan yang ada di hadapannya saat ini.

"untuk apa Om membawa saya kemari?"tanya wanita itu masih dengan raut wajah kebingungan.

Tanpa mengindahkan pertanyaan dari wanita itu, Arthur masih tetap menarik tangan Mikaila untuk masuk ke dalam perusahaannya itu. di sepanjang perjalanan menuju ke ruangan laki-laki itu, mata semua karyawan tak henti-hentinya menatap ke arah Mikaila dari atas sampai bawah.

"siapa dia? kenapa aku baru melihatnya?"tanya salah seorang karyawan berbisik kepada rekannya.

"aku juga tidak tahu. mungkin saja itu kerabat atau istri si Bos mungkin."jawab wanita itu sekenanya.

Arthur segera memencet tombol lift yang ada di sana dan mengarahkannya pada lantai 5 gedung itu. dan setelah pintu lift terbuka, Arthur segera menarik tangan Mikaila.

Suasana di dalam kotak besi itu, tampak sekali hening. dengan Mikaila yang memandang lurus ke depan. sementara Arthur, laki-laki itu susah sekali akan melirik ke arah wanita yang ada di sampingnya. dengan tatapan, yang sama sekali tidak terbaca.

"untuk apa anda membawa saya kemari?"tanya Mikaila semakin merasa kebingungan. karena laki-laki itu, membawa ke ruangan CEO.

"kau harus terbiasa dengan semua ini. Karena setelah kita menikah nanti, aku akan sering membawamu kemari."ucap Arthur panjang lebar.

"untuk apa?"tanya Mikaila yang masih tidak mengerti dengan maksud laki-laki itu.

Arthur yang mendengarnya, seketika menghela nafas panjang."tentu saja untuk membuat semuanya menjadi nyata. dan membuat mereka, tidak merasa curiga sedikitpun."ucap Arthur beralibi.

Padahal laki-laki itu, berniat untuk mendekatkan diri pada wanita yang ada di hadapannya saat ini. karena semakin lama, Arthur menilai Mikaila semakin asik untuk diajak bekerja sama. walaupun terkadang, wanita itu sedikit menyebalkan di mata laki-laki itu.

Episodes
1 Ini Benar -benar Gila
2 Sedikit Tidak Waras
3 Salah Paham
4 Memanfaatkan
5 Saling Curhat
6 Sebuah Penawaran
7 Berpura-pura
8 Menyetujui
9 Tiba-tiba Ragu
10 Menerima
11 Terkejut
12 Tak Menyangka
13 Merasa Kesal
14 Mencoba Meminta Restu
15 Tak Sengaja
16 Akhirnya berhasil
17 Mempersiapkan Semua
18 Mendekatkan diri
19 Bertemu Kerabat
20 Cemburu?
21 Memanas
22 Senang
23 Saling Mengabaikan
24 Di Panas-panasi
25 Meledak
26 Malu
27 Mengelak
28 Hari yang Menyebalkan
29 Berkelahi
30 Mendapatkan Cibiran
31 Tiba-tiba Manja
32 Nyaman
33 Mulai dari awal
34 Semakin Mesra
35 Tak Menyangka
36 Pembalasan
37 Menghilang
38 Mencoba Menyelamatkan
39 Lega
40 Keluarga Impian
41 Kedatangan Seseorang
42 Tak Menyangka
43 Penyesalan
44 Masih Sama
45 PPM~Bab 45
46 PPM~Bab 46
47 PPM~Bab 47
48 PPM~Bab 48
49 PPM~Bab 49
50 PPM~Bab 50
51 PPM~Bab 51
52 PPM~Bab 52
53 PPM~53
54 PPM~Bab 54
55 PPM~Bab 55
56 PPM~Bab 56
57 PPM~Bab 57
58 PPM~Bab 58
59 PPM~Bab 59
60 PPM~Bab 60
61 PPM~Bab 61
62 PPM~Bab 61
63 PPM~Bab 63
64 PPM~Bab 64
65 PPM~Bab 65
66 PPM~Bab 66
67 PPM~Bab 67
68 PPM~Bab 68
69 PPM~Bab 69
70 PPM~Bab 69
71 PPM~Bab 71
72 PPM~Bab 72
73 PPM~Bab 73
74 PPM~Bab 74
75 PPM~ Bab 75
76 PPM~Bab 76
77 PPM~Bab 77
78 PPM~Bab 78
79 PPM~Bab 79
80 PPM~Bab 79
81 PPM~Bab 81
82 PPM~Bab 82
83 PPM~Bab 83
84 PPM~Bab 84
85 PPM~Bab 85
86 PPM~Bab 85
87 PPM~Bab 86
88 PPM~Bab 87
89 PPM~Bab 89
90 PPM~Bab 90
91 PPM~Bab 91
92 PPM~Bab 92
93 PPM~Bab 93
94 PPM~Bab 94
95 PPM~Bab 95
96 PPM~Bab 96
97 PPM~Bab 97
98 PPM~Bab 98
99 PPM~Bab 99
100 PPM~Babb 100
101 PPM~Bab 101
102 PPM~Bab 102
103 PPM~Bab 103
104 PPM~Bab 104
105 PPM~Bab 105
106 PPM~Bab 106
107 PPM~Bab 107
108 PPM Bab 108
109 PPM~Bab 109
110 PPM~Bab 110
111 PPM~Bab 111
112 PPM~Bab 112
113 PPM~Bab 113
114 PPM~Bab 114
115 PPM~Bab 115
116 PPM~Bab 116
117 PPM~Bab 117
118 PPM~Bab 118
119 PPM~Bab 119
120 PPM~Bab 120
121 PPM~Bab 121
122 PPM~Bab 122
123 PPM~123
124 PPM~Bab 124
125 PPM~Bab 125
126 PPM~bab 126
127 PPM~Bab 127
128 PPM~Bab 128
129 PPM~Bab129
130 PPM~Bab 130
131 PPM~Bab 131
132 PPM~Partb132
133 PPM~Bab 133
134 PPM~ Bab 134
135 PPM~ bab 135
136 PPM~bab 136
137 PPM~Bab 137
138 PPM~Bab 138
139 PPM~Bab 139
140 PPM~Babb140
141 PPM~Bab 141
142 PPM~Bab 142
143 PPM~Bab 143
144 PPM~Part 144
145 PPM~bab 145
146 PPM~Bab 146
147 PPM~Bab 147
148 PPM~Bab 148
149 PPM~Bab 149
150 PPM~Bab 150
151 PPM~Bab 151
152 PPM~Bab 152
153 PPM~part 153
154 PPM~Bab 154
155 PPM~BAB 155
156 PPM~Bab 156
Episodes

Updated 156 Episodes

1
Ini Benar -benar Gila
2
Sedikit Tidak Waras
3
Salah Paham
4
Memanfaatkan
5
Saling Curhat
6
Sebuah Penawaran
7
Berpura-pura
8
Menyetujui
9
Tiba-tiba Ragu
10
Menerima
11
Terkejut
12
Tak Menyangka
13
Merasa Kesal
14
Mencoba Meminta Restu
15
Tak Sengaja
16
Akhirnya berhasil
17
Mempersiapkan Semua
18
Mendekatkan diri
19
Bertemu Kerabat
20
Cemburu?
21
Memanas
22
Senang
23
Saling Mengabaikan
24
Di Panas-panasi
25
Meledak
26
Malu
27
Mengelak
28
Hari yang Menyebalkan
29
Berkelahi
30
Mendapatkan Cibiran
31
Tiba-tiba Manja
32
Nyaman
33
Mulai dari awal
34
Semakin Mesra
35
Tak Menyangka
36
Pembalasan
37
Menghilang
38
Mencoba Menyelamatkan
39
Lega
40
Keluarga Impian
41
Kedatangan Seseorang
42
Tak Menyangka
43
Penyesalan
44
Masih Sama
45
PPM~Bab 45
46
PPM~Bab 46
47
PPM~Bab 47
48
PPM~Bab 48
49
PPM~Bab 49
50
PPM~Bab 50
51
PPM~Bab 51
52
PPM~Bab 52
53
PPM~53
54
PPM~Bab 54
55
PPM~Bab 55
56
PPM~Bab 56
57
PPM~Bab 57
58
PPM~Bab 58
59
PPM~Bab 59
60
PPM~Bab 60
61
PPM~Bab 61
62
PPM~Bab 61
63
PPM~Bab 63
64
PPM~Bab 64
65
PPM~Bab 65
66
PPM~Bab 66
67
PPM~Bab 67
68
PPM~Bab 68
69
PPM~Bab 69
70
PPM~Bab 69
71
PPM~Bab 71
72
PPM~Bab 72
73
PPM~Bab 73
74
PPM~Bab 74
75
PPM~ Bab 75
76
PPM~Bab 76
77
PPM~Bab 77
78
PPM~Bab 78
79
PPM~Bab 79
80
PPM~Bab 79
81
PPM~Bab 81
82
PPM~Bab 82
83
PPM~Bab 83
84
PPM~Bab 84
85
PPM~Bab 85
86
PPM~Bab 85
87
PPM~Bab 86
88
PPM~Bab 87
89
PPM~Bab 89
90
PPM~Bab 90
91
PPM~Bab 91
92
PPM~Bab 92
93
PPM~Bab 93
94
PPM~Bab 94
95
PPM~Bab 95
96
PPM~Bab 96
97
PPM~Bab 97
98
PPM~Bab 98
99
PPM~Bab 99
100
PPM~Babb 100
101
PPM~Bab 101
102
PPM~Bab 102
103
PPM~Bab 103
104
PPM~Bab 104
105
PPM~Bab 105
106
PPM~Bab 106
107
PPM~Bab 107
108
PPM Bab 108
109
PPM~Bab 109
110
PPM~Bab 110
111
PPM~Bab 111
112
PPM~Bab 112
113
PPM~Bab 113
114
PPM~Bab 114
115
PPM~Bab 115
116
PPM~Bab 116
117
PPM~Bab 117
118
PPM~Bab 118
119
PPM~Bab 119
120
PPM~Bab 120
121
PPM~Bab 121
122
PPM~Bab 122
123
PPM~123
124
PPM~Bab 124
125
PPM~Bab 125
126
PPM~bab 126
127
PPM~Bab 127
128
PPM~Bab 128
129
PPM~Bab129
130
PPM~Bab 130
131
PPM~Bab 131
132
PPM~Partb132
133
PPM~Bab 133
134
PPM~ Bab 134
135
PPM~ bab 135
136
PPM~bab 136
137
PPM~Bab 137
138
PPM~Bab 138
139
PPM~Bab 139
140
PPM~Babb140
141
PPM~Bab 141
142
PPM~Bab 142
143
PPM~Bab 143
144
PPM~Part 144
145
PPM~bab 145
146
PPM~Bab 146
147
PPM~Bab 147
148
PPM~Bab 148
149
PPM~Bab 149
150
PPM~Bab 150
151
PPM~Bab 151
152
PPM~Bab 152
153
PPM~part 153
154
PPM~Bab 154
155
PPM~BAB 155
156
PPM~Bab 156

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!