Tak lama berselang, kedua teman Mikaila itu datang dengan raut wajah yang sedikit khawatir. karena mereka mendengar sendiri, bahwa Mikaila mengatakannya dengan nada sedikit tergesa-gesa.
"hai Mikaila, kamu sudah lama?"tanya Hana Seraya mendaratkan tubuhnya tepat di samping wanita itu.
Begitupun juga dengan Sarah yang juga ikut mendudukkan tubuhnya di samping Mikaila.
"jadi bagaimana? apakah kamu benar-benar ingin melakukan kerjasama itu?"tanya Hana menatap ke arah Mikaila.
"iya aku sudah memikirkannya matang-matang. dan aku sudah yakin dengan apa yang aku lakukan ini."Mikaila menganggukkan kepala.
Tentu saja hal itu membuat Sarah dan juga Hana yang mendengarnya, tampak sedikit merasa terkejut. kedua wanita itu tidak menyangka bahwa teman mereka akan melakukan hal seperti ini untuk menyelesaikan masalahnya.
"tapi apakah kamu yakin?"tanya Sarah memastikan.
"aku yakin Sarah. lagipula dalam hal ini, bukan hanya aku yang membutuhkan. karena laki-laki itu juga membutuhkan jasaku."ucap Mikaila Seraya tersenyum kecil.
"maksudnya bagaimana?"tanya Sarah dan juga Hana hampir bersamaan dengan saling tetap satu sama lain.
dengan segera, Mikaila mulai menceritakan semuanya pada kedua sahabatnya itu. dan Hal itu membuat mereka berdua tampak menganggukkan kepala.
"tapi apakah kamu sudah mengutarakan perjanjian itu?"tanya Hana pada Mikaila.
"tentu saja sudah. ia juga menyetujui apa yang ada di dalam perjanjian itu. karena kita setelah menikah akan tinggal terpisah dengan orang tua ataupun mertua. sehingga tidak akan pernah ada yang merasa curiga dengan perjanjian itu."ucap Mikaila menyunggingkan senyuman tipis.
"ehmm. semoga saja apa yang kamu katakan itu memang benar-benar terjadi."celetuk Hana secara tiba-tiba.
Membuat Mikaila yang mendengarnya, seketika mengerutkan keningnya."maksud kamu bagaimana?"tanya Mikaila dengan raut wajah tidak mengerti.
Hana dan juga Sarah yang mendengar itu, tampak melirik satu sama lain. dan setelah itu, mereka sama-sama menghela nafas panjang.
"kamu tahu kan siapa yang akan kamu hadapi?"tanya Sarah pada Mikaila.
" tahu, lalu kenapa?"tanya Mikaila dengan ekspresi wajah yang masih tidak mengerti dengan apa yang dimaksud oleh para sahabatnya itu.
"Ya ampun Mikaila, begini nih kalau kamu tidak pernah mengenal cinta atau lawan jenis susah untuk dijelaskan."kaluh Hana menatap jengah ke arah sahabatnya itu.
"please deh kalian nggak usah kode-kode gitu. aku benar-benar tidak tahu apa maksud kalian."ucap Mikaila mendengus kesal.
Dengan segera Sarah mulai menceritakan apa yang ia tahu tentang pria dewasa pada Mikaila.
"jadi menurut kalian, aku harus berhati-hati pada laki-laki itu?"tanya Mikaila menatap ke arah dua sahabatnya itu secara bergantian.
"tentu saja. ingat Mikaila dia itu laki-laki dewasa. dan kamu tahu kan, apa yang akan dilakukan oleh seorang laki-laki dewasa Setelah dia menikah?"tanya Sarah dengan raut wajah gemas pada sahabatnya itu.
gluk
Dengan susah payah, Mikaila mulai menelan salivanya sendiri. dirinya pun menyadari akan hal itu. namun sampai saat ini, wanita itu masih menyangkal. Dengan mengatakan, bahwa laki-laki itu tidak akan pernah menyentuhnya. karena dirinya itu bukan tipe wanita yang diinginkan oleh Arthur.
"tapi kan aku bukan salah satu dari kriteria wanita yang diinginkan oleh laki-laki itu. Mana mungkin, aku akan disentuh olehnya?"tanya Mikaila masih mencoba untuk mengelak kenyataan itu.
Membuat Hana dan Sarah yang mendengar itu, seketika menepuk keningnya sendiri."astaga Mikaila, apakah kamu lupa jika laki-laki itu bisa melakukan suatu hubungan tanpa mengindahkan perasaan?"tanya Sarah yang tampak kesal ada temannya itu.
Mikaila yang mendengar pertanyaan dari sahabatnya itu, menganggukkan kepala dengan cepat."Tentu saja aku tahu. tapi aku yakin, aku bisa mengatasinya kalian berdua tidak perlu khawatir."cat Mikaila dengan ekspresi wajah meyakinkan.
Hana dan Sarah yang mendengar itu hanya menganggukkan kepala Seraya tersenyum tipis. malam itu, mereka menghabiskan waktu dengan bersenang-senang. tak lupa sebelumnya, Mikaila memotret dirinya sendiri bersama dengan teman-temannya. setelah itu, mengirimkannya kepada sang ibu sebagai laporan.
"kau ini seperti anak kecil saja," kekeh Hana saat melihat sahabatnya itu menghubungi sang ibu untuk laporan.
"biar tidak kena damprat!"ucap Mikaila Seraya memasukkan ponselnya kembali.
*****
Beberapa hari kemudian. setelah Mikaila dan juga Arthur mengatakan ingin melakukan kerjasama itu, mereka mulai mengatur rencana untuk bertemu dengan keluarga masing-masing. agar semua terlihat sangat nyata dan tidak ada dusta yang terlihat.
"gimana menurut kalian? apakah penampilan aku sudah bagus?"tanya Mikaila menatap ke arah dua temannya itu.
"kamu sudah terlihat sangat perfect sekali."ucap Hana Seraya mengarahkan dua jempolnya ke arah sahabatnya itu.
Tak lama berselang, terdengar suara dari mesin mobil yang berhenti tepat di depan rumah milik Hana. karena saat ini, ketiga wanita itu tengah berada di rumah Hana untuk bersiap-siap.
Walaupun sejak tadi, ponsel dari Mikaila telah berdering beberapa kali dan menampilkan nama sang ibu di sana. tentu saja hal itu diabaikan oleh Mikaila. Karena Wanita itu tahu, saat ini sang ibu telah bersama dengan laki-laki itu dan juga keluarganya. dan Mikaila sama sekali tidak ingin bertemu dengan laki-laki yang bernama Fandy itu.
"semoga berhasil ya."ucap Hana Seraya membukakan pintu rumah milik Sarah. hal itu hanya dijawab anggukan oleh Mikaila yang mulai keluar dari rumah berlantai dua itu.
Sementara Arthur yang melihat penampilan dari wanita yang sebentar lagi akan menjadi bagian dari hidupnya itu, sejenak tampak terpanah.
"cantik sekali."ucap laki-laki itu tanpa sadar. namun setelah tersadar dari apa yang ia katakan, laki-laki itu menggeleng-gelengkan kepalanya.
Arthur segera masuk ke dalam mobil saat melihat Mikaila telah masuk terlebih dahulu. dengan segera melajukan mobil itu untuk membelah jalan raya. sementara Hana dan juga Sarah yang melihat itu, hanya dapat saling berpandangan satu sama lain.
"semoga kamu memang baik-baik saja." gumam mereka hampir bersamaan.
***
"apa kamu merasa deg-degan?"tanya Arthur Seraya melirik ke arah wanita yang ada di sampingnya saat ini.
"lumayan."jawab Mikaila Seraya menghirup udara sebanyak mungkin. dan setelah itu, menghembuskannya secara perlahan.
hening
Untuk beberapa saat kemudian, suasana di dalam mobil itu terlihat sangat sunyi dan juga hening. hingga tak lama berselang sebuah pertanyaan meluncur dari mulut Arthur.
"kita ke rumah siapa dulu untuk perkenalan?"tanya Arthur menatap ke arah Mikaila yang juga telah menatapnya.
"ke rumah kamu saja."jawab Mikaila dengan cepat dan langsung memalingkan wajahnya. dirinya merasa sangat bodoh karena ketahuan memandangi laki-laki itu.
Sementara Arthur, laki-laki dewasa itu seketika mengulum senyum saat melihat tingkah laku dari wanita yang ada di sampingnya saat ini. namun setelah tersadar, Arthur kembali menggelengkan kepalanya.
"ingat hanya pura-pura."tegas Arthur pada dirinya sendiri. namun sayangnya, ucapan dari Arthur itu tak sengaja terdengar oleh Mikaila. hingga membuat wanita itu juga tersadar dengan posisinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments