Menyetujui

Setelah beberapa saat lamanya, akhirnya keluarga dari calon yang akan dijodohkan dengan Mikaila memutuskan untuk pulang. itu tentu saja disambut oleh Mikaila dengan antusias. Karena Wanita cantik itu memang tidak berselera untuk meladeni tamu yang tidak diundang itu.

"gimana Sayang Fandy menurut kamu ?"tanya Ruri menghampiri sang putri yang saat ini tengah membersihkan wajahnya dengan kapas dan juga alkohol.

Membuat Mikaila yang mendengar itu, seketika menatap ibunya dengan tatapan jengah.

"biasa saja aku sama sekali tidak tertarik dengan laki-laki itu."ucap Mikaila dengan nada suara yang sangat sinis.

Membuat Ruri yang mendengar itu, seketika mendengus kesal."kamu itu kenapa sih? kamu tidak tertarik dengan Fandy? padahal, Fandy itu orangnya baik."tanya wanita paruh baya itu dengan menata putrinya dengan tatapan heran.

"tapi aku sama sekali tidak tertarik dengan laki-laki itu."ucap Mikaila Seraya beranjak dari tempat duduknya menuju ke kamar mandi untuk mencuci muka. membuat Ruri yang mendengar itu, seketika menghela nafas panjang.

Memang dapat dikatakan, dirinya sangat sedikit keterlaluan karena memaksakan kehendak. tapi mau bagaimana lagi, umur dari Mikaila sudah hampir mencapai 30 tahun. tapi, putrinya itu masih belum ingin menikah.

"Ya sudahlah lebih baik aku keluar dari kamar ini saja. daripada aku merasa kesal sendiri dengan tingkah anak itu."setelah mengatakan hal itu, Ruri keluar dari dalam kamar putrinya.

Tak berselang lama dari keluarnya sang ibu, Mikaila juga keluar dari dalam kamar mandi. kemudian melempar tubuhnya ke atas ranjang. dan tak berselang lama, wanita itu memejamkan mata karena merasa mengantuk yang luar biasa.

drrrttt drrttt

Tiba-tiba saja terdengar suara deringan ponsel. membuat Mikaila dengan susah payah, membuka matanya dan meraih benda pipih itu.

"siapa ini? tidak kenal!"setelah mengatakannya, Mikaila kembali melemparkan benda pipih itu. karena wanita cantik itu tidak akan menggubris seseorang atau sesuatu yang tidak ia kenal. dan tak berselang lama, Mikaila kembali terbang ke alam mimpi.

****

Sementara itu di tempat lain terlihat seorang laki-laki yang tengah uring-uringan seorang diri. karena ponselnya sejak tadi, tidak pernah digubris oleh seseorang yang ia hubungi.

"sialan!"umpat laki-laki itu Seraya melemparkan ponsel mewahnya itu ke atas ranjang dengan kasar.

"berani sekali Dia tidak mengangkat teleponku!"geram laki-laki itu yang tak lain adalah Arthur.

Setelah merasa lebih baik dalam mengatur pernafasannya akibat amarah yang memburu, Arthur segera merebahkan dirinya di atas tempat tidur.

"lebih baik, besok aku menemui dia."ucap laki-laki itu Seraya kembali menyambar benda pipih yang sempat ia lemparkan itu.

From : Arthur : jangan lupa besok temui saya di taman yang ada di jalan Mawar.

Setelah mengirimkan pesan itu, Arthur kembali memejamkan mata. karena tiba-tiba saja, kedua kelopak matanya itu terasa sangat berat untuk dibuka. mungkin karena efek banyaknya masalah membuat dirinya menjadi sangat mengantuk.

Pagi harinya,...

Mikaila segera terbangun dari tidur nyenyaknya dengan kening yang sedikit basah karena keringat. padahal di dalam kamarnya itu, terdapat AC yang menyala dengan tegangan yang sangat tinggi. Itu semua terjadi karena semalam dirinya bermimpi dengan mimpi yang sangat menyeramkan.

"untungnya saja cuma mimpi."ucap wanita itu Seraya mengusap keringat yang membasahi pelipisnya.

"tapi kalau benar aku mengalami hal seperti yang ada di dalam mimpi bagaimana? mana dia kalau menyiksa seram seperti itu? apa lebih baik aku batalkan saja penawaran kemarin ya? sumpah aku takut banget."ucap Mikaila dengan tubuh yang sedikit menggigil.

Karena tidak mau ambil pusing dengan mimpi itu, Mikayla memutuskan untuk membersihkan diri. karena dirinya ingin mengecek kondisi bisnisnya di bidang makanan.

****

Setelah hampir 30 menit, wanita cantik itu akhirnya keluar dalam kondisi yang sangat segar. dan dengan segera, wanita itu menyambar benda pipih yang semalam ia biarkan di atas nakas. matanya membulat sempurna saat sebuah pesan muncul di layar utamanya.

"dia mau bicara apa ya?"tanya Mikaila bergumam. tiba-tiba saja, wanita itu merasa sangat takut jika kejadian yang ada dalam mimpinya itu menjadi kenyataan.

"semoga saja tidak."setelah mengatakan hal itu, Mikaila segera turun menuju lantai bawah. di mana kedua orang tuanya, berada.

"mau ke mana Sayang?"tanya Winarto yang melihat putrinya telah dalam keadaan rapi.

"Mau keluar sebentar Pah. mau mengecek perkembangan bisnis di bidang makanan."jawab Mikaila Seraya mendudukan tubuhnya di kursi meja makan.

"lama atau tidak?"tanya Ruri yang ikut menyahut perbincangan antara ayah dan juga anak itu.

"memangnya kenapa?"tanya Mikaila dengan raut wajah was-was.

"temani Mama bertemu dengan seseorang."jawab Ruri Seraya tersenyum simpul.

Membuat Mikaila yang mendengar itu, seketika memicingkan kedua matanya."Mama mau merencanakan apalagi?"tanya wanita itu to the point.

Membuat Ruri yang mendengar itu, seketika mendengus kesal."tidak usah membantah. nanti kamu juga akan tahu."ucap wanita paruh baya itu Seraya kembali menyantap makanannya.

Membuat Mikaila yang mendengarnya, hanya dapat menghela nafas panjang."Ya sudah kalau begitu aku pamit assalamualaikum."ucap wanita itu Seraya meraih punggung tangan kedua orang tuanya.

"hati-hati di jalan!"seru kedua orang tuanya hampir bersamaan.

****

Setelah menempuh perjalanan hampir 15 menit, Mikaila Akhirnya sampai di tempat tujuan. dan dengan segera wanita cantik itu mulai mengecek satu persatu bagian-bagian yang ada di restoran itu.

"semuanya sudah beres. sekarang aku harus apa?"tanya Mikaila dengan raut wajah kebingungan. tiba-tiba saja sebuah ingatan muncul di dalam otaknya.

"oh iya aku harus bertemu dengan laki-laki itu."setelah mengatakan hal itu, Mikaila segera masuk ke dalam mobil pribadinya dan melajukannya untuk menuju ke tempat perjanjian.

"sorry sudah menunggu lama?"tanya Mikaila yang langsung duduk di sebelah seorang laki-laki. yang tak lain, adalah Arthur.

Sementara laki-laki itu sendiri, sudah menatapnya dengan tatapan yang sangat tajam. hingga membuat Mikaila, sedikit susah untuk menelan salivanya

"kenapa?"tanya Mikaila dengan gugup.

"kenapa kamu tidak mengangkat teleponku semalam?"tanya Arthur dengan tatapan mata yang sangat tajam.

"hah? Anda menyuruh saya untuk mengangkat telepon di tengah malam seperti itu? Anda serius?"tanya Mikaila dengan raut wajah tak percaya. "lagi pula, saya tidak terbiasa mengangkat panggilan dari seseorang yang tidak saya kenal."sambung wanita itu.

Membuat Arthur yang mendengarnya, seketika menghela nafas panjang."Ya sudahlah kalau begitu."gumamnya pelan.

"aku setuju dengan penawaranmu itu."ucap Arthur dengan menatap ke arah Mikaila.

Membuat kedua mata wanita itu, seketika membulat sempurna." a..apa Anda bilang? Anda menyetujui penawaran saya?"tanya Mikaila dengan raut wajah tak percaya. dan hal itu hanya dibalas anggukan kepala oleh laki-laki itu.

Episodes
1 Ini Benar -benar Gila
2 Sedikit Tidak Waras
3 Salah Paham
4 Memanfaatkan
5 Saling Curhat
6 Sebuah Penawaran
7 Berpura-pura
8 Menyetujui
9 Tiba-tiba Ragu
10 Menerima
11 Terkejut
12 Tak Menyangka
13 Merasa Kesal
14 Mencoba Meminta Restu
15 Tak Sengaja
16 Akhirnya berhasil
17 Mempersiapkan Semua
18 Mendekatkan diri
19 Bertemu Kerabat
20 Cemburu?
21 Memanas
22 Senang
23 Saling Mengabaikan
24 Di Panas-panasi
25 Meledak
26 Malu
27 Mengelak
28 Hari yang Menyebalkan
29 Berkelahi
30 Mendapatkan Cibiran
31 Tiba-tiba Manja
32 Nyaman
33 Mulai dari awal
34 Semakin Mesra
35 Tak Menyangka
36 Pembalasan
37 Menghilang
38 Mencoba Menyelamatkan
39 Lega
40 Keluarga Impian
41 Kedatangan Seseorang
42 Tak Menyangka
43 Penyesalan
44 Masih Sama
45 PPM~Bab 45
46 PPM~Bab 46
47 PPM~Bab 47
48 PPM~Bab 48
49 PPM~Bab 49
50 PPM~Bab 50
51 PPM~Bab 51
52 PPM~Bab 52
53 PPM~53
54 PPM~Bab 54
55 PPM~Bab 55
56 PPM~Bab 56
57 PPM~Bab 57
58 PPM~Bab 58
59 PPM~Bab 59
60 PPM~Bab 60
61 PPM~Bab 61
62 PPM~Bab 61
63 PPM~Bab 63
64 PPM~Bab 64
65 PPM~Bab 65
66 PPM~Bab 66
67 PPM~Bab 67
68 PPM~Bab 68
69 PPM~Bab 69
70 PPM~Bab 69
71 PPM~Bab 71
72 PPM~Bab 72
73 PPM~Bab 73
74 PPM~Bab 74
75 PPM~ Bab 75
76 PPM~Bab 76
77 PPM~Bab 77
78 PPM~Bab 78
79 PPM~Bab 79
80 PPM~Bab 79
81 PPM~Bab 81
82 PPM~Bab 82
83 PPM~Bab 83
84 PPM~Bab 84
85 PPM~Bab 85
86 PPM~Bab 85
87 PPM~Bab 86
88 PPM~Bab 87
89 PPM~Bab 89
90 PPM~Bab 90
91 PPM~Bab 91
92 PPM~Bab 92
93 PPM~Bab 93
94 PPM~Bab 94
95 PPM~Bab 95
96 PPM~Bab 96
97 PPM~Bab 97
98 PPM~Bab 98
99 PPM~Bab 99
100 PPM~Babb 100
101 PPM~Bab 101
102 PPM~Bab 102
103 PPM~Bab 103
104 PPM~Bab 104
105 PPM~Bab 105
106 PPM~Bab 106
107 PPM~Bab 107
108 PPM Bab 108
109 PPM~Bab 109
110 PPM~Bab 110
111 PPM~Bab 111
112 PPM~Bab 112
113 PPM~Bab 113
114 PPM~Bab 114
115 PPM~Bab 115
116 PPM~Bab 116
117 PPM~Bab 117
118 PPM~Bab 118
119 PPM~Bab 119
120 PPM~Bab 120
121 PPM~Bab 121
122 PPM~Bab 122
123 PPM~123
124 PPM~Bab 124
125 PPM~Bab 125
126 PPM~bab 126
127 PPM~Bab 127
128 PPM~Bab 128
129 PPM~Bab129
130 PPM~Bab 130
131 PPM~Bab 131
132 PPM~Partb132
133 PPM~Bab 133
134 PPM~ Bab 134
135 PPM~ bab 135
136 PPM~bab 136
137 PPM~Bab 137
138 PPM~Bab 138
139 PPM~Bab 139
140 PPM~Babb140
141 PPM~Bab 141
142 PPM~Bab 142
143 PPM~Bab 143
144 PPM~Part 144
145 PPM~bab 145
146 PPM~Bab 146
147 PPM~Bab 147
148 PPM~Bab 148
149 PPM~Bab 149
150 PPM~Bab 150
151 PPM~Bab 151
152 PPM~Bab 152
153 PPM~part 153
154 PPM~Bab 154
155 PPM~BAB 155
156 PPM~Bab 156
Episodes

Updated 156 Episodes

1
Ini Benar -benar Gila
2
Sedikit Tidak Waras
3
Salah Paham
4
Memanfaatkan
5
Saling Curhat
6
Sebuah Penawaran
7
Berpura-pura
8
Menyetujui
9
Tiba-tiba Ragu
10
Menerima
11
Terkejut
12
Tak Menyangka
13
Merasa Kesal
14
Mencoba Meminta Restu
15
Tak Sengaja
16
Akhirnya berhasil
17
Mempersiapkan Semua
18
Mendekatkan diri
19
Bertemu Kerabat
20
Cemburu?
21
Memanas
22
Senang
23
Saling Mengabaikan
24
Di Panas-panasi
25
Meledak
26
Malu
27
Mengelak
28
Hari yang Menyebalkan
29
Berkelahi
30
Mendapatkan Cibiran
31
Tiba-tiba Manja
32
Nyaman
33
Mulai dari awal
34
Semakin Mesra
35
Tak Menyangka
36
Pembalasan
37
Menghilang
38
Mencoba Menyelamatkan
39
Lega
40
Keluarga Impian
41
Kedatangan Seseorang
42
Tak Menyangka
43
Penyesalan
44
Masih Sama
45
PPM~Bab 45
46
PPM~Bab 46
47
PPM~Bab 47
48
PPM~Bab 48
49
PPM~Bab 49
50
PPM~Bab 50
51
PPM~Bab 51
52
PPM~Bab 52
53
PPM~53
54
PPM~Bab 54
55
PPM~Bab 55
56
PPM~Bab 56
57
PPM~Bab 57
58
PPM~Bab 58
59
PPM~Bab 59
60
PPM~Bab 60
61
PPM~Bab 61
62
PPM~Bab 61
63
PPM~Bab 63
64
PPM~Bab 64
65
PPM~Bab 65
66
PPM~Bab 66
67
PPM~Bab 67
68
PPM~Bab 68
69
PPM~Bab 69
70
PPM~Bab 69
71
PPM~Bab 71
72
PPM~Bab 72
73
PPM~Bab 73
74
PPM~Bab 74
75
PPM~ Bab 75
76
PPM~Bab 76
77
PPM~Bab 77
78
PPM~Bab 78
79
PPM~Bab 79
80
PPM~Bab 79
81
PPM~Bab 81
82
PPM~Bab 82
83
PPM~Bab 83
84
PPM~Bab 84
85
PPM~Bab 85
86
PPM~Bab 85
87
PPM~Bab 86
88
PPM~Bab 87
89
PPM~Bab 89
90
PPM~Bab 90
91
PPM~Bab 91
92
PPM~Bab 92
93
PPM~Bab 93
94
PPM~Bab 94
95
PPM~Bab 95
96
PPM~Bab 96
97
PPM~Bab 97
98
PPM~Bab 98
99
PPM~Bab 99
100
PPM~Babb 100
101
PPM~Bab 101
102
PPM~Bab 102
103
PPM~Bab 103
104
PPM~Bab 104
105
PPM~Bab 105
106
PPM~Bab 106
107
PPM~Bab 107
108
PPM Bab 108
109
PPM~Bab 109
110
PPM~Bab 110
111
PPM~Bab 111
112
PPM~Bab 112
113
PPM~Bab 113
114
PPM~Bab 114
115
PPM~Bab 115
116
PPM~Bab 116
117
PPM~Bab 117
118
PPM~Bab 118
119
PPM~Bab 119
120
PPM~Bab 120
121
PPM~Bab 121
122
PPM~Bab 122
123
PPM~123
124
PPM~Bab 124
125
PPM~Bab 125
126
PPM~bab 126
127
PPM~Bab 127
128
PPM~Bab 128
129
PPM~Bab129
130
PPM~Bab 130
131
PPM~Bab 131
132
PPM~Partb132
133
PPM~Bab 133
134
PPM~ Bab 134
135
PPM~ bab 135
136
PPM~bab 136
137
PPM~Bab 137
138
PPM~Bab 138
139
PPM~Bab 139
140
PPM~Babb140
141
PPM~Bab 141
142
PPM~Bab 142
143
PPM~Bab 143
144
PPM~Part 144
145
PPM~bab 145
146
PPM~Bab 146
147
PPM~Bab 147
148
PPM~Bab 148
149
PPM~Bab 149
150
PPM~Bab 150
151
PPM~Bab 151
152
PPM~Bab 152
153
PPM~part 153
154
PPM~Bab 154
155
PPM~BAB 155
156
PPM~Bab 156

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!