Saat ini, Mikaila tengah berhadapan dengan Arthur. wanita itu beberapa kali menatap ke arah Arthur dengan tatapan yang sulit diartikan. dan berapa kali pula, pandangannya selalu menghindar saat bersitatap dengan laki-laki itu.
Membuat Arthur yang melihatnya, merasa sedikit kebingungan. namun laki-laki itu enggan untuk menegurnya. hingga karena telah merasa jenuh dengan tingkah laku wanita itu, membuat Arthur akhirnya angkat bicara.
"Kau ini kenapa sih?"tanya Arthur dengan raut wajah kesal dan juga nada suara yang sedikit meninggi.
Membuat Mikaila yang mendengar itu, ketika semakin menggigil ketakutan. wanita itu justru semakin menenggelamkan wajahnya. membuat Arthur yang melihat itu, semakin merasa heran dan juga kebingungan.
"Kau ini kenapa?"tanya Arthur dengan menurunkan sedikit nada suaranya.
"a..aku ingin membatalkan perjanjian kita. aku rasa, aku--"ucapan Mikaila seketika terhenti di udara saat mendengar sahutan dari laki-laki itu.
"memangnya kenapa apa yang sebenarnya terjadi?"tanya Arthur Seraya menyentuh Bunda wanita itu secara tak sengaja.
Sehingga dengan gerakan refleks, Mikaila menepis tangan laki-laki. itu saja hal itu membuat Arthur merasa sangat terkejut dengan tingkah laku wanita yang ada di hadapannya saat ini.
Arthur yang melihat itu, seketika memijat pelipisnya yang terasa berdenyut. lalu beberapa saat kemudian, laki-laki itu memijat pelipisnya karena rasa pusing yang luar biasa.
"Ya sudah kalau begitu. aku tidak bisa untuk memaksamu. kalau begitu, aku permisi."ucap laki-laki itu Seraya bangkit dari tempat duduknya dan melangkahkan kakinya untuk keluar dari tempat itu.
Membuat Mikaila yang mendengarnya, seketika dapat menghela nafas dengan panjang.
"setidaknya aku sudah selamat dari genggaman seorang psikopat seperti dia. walaupun itu hanya mimpi, tapi rasanya sangat nyata dan aku merasa sangat ketakutan."ucap Mikaila dengan lirih. dan setelah menghabiskan makanan yang telah dia pesan, wanita itu segera pergi dari sana.
Tanpa disadari, ada seseorang yang menguping ucapannya. siapa lagi jika bukan Arthur. laki-laki itu sebenarnya belum meninggalkan tempat itu. karena dirinya masih merasa penasaran dengan apa yang membuat gadis yang terlihat barbar itu tiba-tiba saja merasa ketakutan saat melihat dia.
"rupanya karena masalah itu." gumam laki-laki itu Seraya mengusap wajahnya dengan kasar."ternyata dia masih labil. Bisa-bisanya mempercayai sebuah mimpi yang jelas-jelas, merupakan bunga tidur."ucapnya Seraya menghela nafas panjang.
Setelah puas menatap ke arah wanita itu, Arthur memutuskan untuk pergi dari sana. dirinya harus mencari cara lain agar bisa mendapatkan wanita untuk menjadi pengantin pura-puranya.
***
Sementara itu di tempat lain, suasana hati Mikaila juga sama seperti Arthur. wanita cantik itu juga merasa kebingungan mencari orang yang tepat untuk berpura-pura menjadi pasangannya. karena dirinya sangat tidak ingin, jika benar-benar dijodohkan dengan laki-laki itu.
"aku harus mencari ke mana?"tanya wanita itu Seraya mendudukkan dirinya di sebuah pembatas yang ada di depan sebuah Cafe.
Tak lama berselang, Mikaila merasakan ada seseorang yang ikut duduk bersama dengan dirinya. betapa terkejutnya wanita itu saat menyadari siapa orang yang berada di sisinya saat ini.
"Om, om ngapain di sini?"tanya Mikaila Seraya sedikit menjauh dari laki-laki itu yang tak lain adalah Arthur. sementara laki-laki itu sendiri, malah menatapnya dengan tersenyum simpul.
"kamu mendadak ragu dengan rencana kita karena kamu bermimpi buruk, kan?"tanya Arthur secara to the point. hingga membuat Mikaila yang mendengarnya, seketika tersedak salivanya sendiri.
"uhuk uhuk uhuk, om tahu dari mana?"tanya Mikaila menatap tak percaya pada laki-laki itu.
"kamu tidak perlu tahu aku tahu dari mana. yang perlu kamu tahu, Tidak semua mimpi itu adalah kenyataan. aku bukanlah monster aku hanya manusia biasa."ucap laki-laki dewasa itu Seraya menjentikkan jarinya di kening Mikaila.
Membuat wanita itu seketika meringis."awww kenapa Om menyakitiku?"tanya wanita itu Seraya menatap ke arah Arthur dengan tatapan tidak suka.
"karena kamu terlalu naif dan juga bodoh."jawab Arthur dengan santai.
Membuat Mikaila yang mendengar itu, seketika membulatkan kedua matanya. Refleks, wanita itu memukul lengan Arthur dengan sedikit kencang. membuat laki-laki itu seketika meringis kesakitan.
"rasain tuh emang enak! lagian ngatain aku sembarangan aja!"ucapnya menggerutu kesal.
"tapi memang kenyataannya seperti itu, kan? kamu itu terlalu naif dan juga bodoh. bisa-bisanya kamu percaya dengan mimpi seperti itu."ucap Arthur memalingkan wajahnya ke arah lain.
Mikaila yang mendengar itu, hanya dapat mengerucutkan bibirnya. karena memang apa yang dikatakan oleh Arthur itu, adalah benar. dirinya terlalu naif untuk menanggapi sebuah masalah.
"jadi apakah kamu masih ragu dengan rencana kita ini?"tanya Arthur saat mereka sudah cukup lama terdiam.
Membuat Mikaila yang mendengar pertanyaan dari laki-laki itu, seketika menoleh dengan raut wajah takut-takut.
"emm apakah aku boleh berpikir sejenak?"tanya wanita itu dengan nada yang sedikit lembut.
Membuat Arthur yang mendengarnya sejenak itu terdiam. entah mengapa hatinya merasa sangat nyaman dan juga hangat saat mendengar suara lembut dari gadis itu.
"gadis aku ini mikir apa?"tanya laki-laki itu Seraya memukul kepalanya dengan pelan. dan hal itu disaksikan oleh Mikaila dengan ekspresi wajah kebingungan.
"baik berapa hari kamu ingin berpikir?"tanya Arthur kembali menatap ke arah Gadis itu dengan tatapan serius.
"dua hari."jawabnya dengan singkat. dan setelah itu, mereka segera berpisah untuk menjalankan kehidupan masing-masing.
***
"apa kamu bilang? kamu ingin menjalani pernikahan pura-pura dengan laki-laki yang tidak kamu kenal itu?"tanya Hana. saat Mikaila, menceritakan semuanya sekaligus meminta solusi pada wanita itu.
Membuat mikayla yang mendengar itu, hanya dapat menganggukkan kepala. tanpa berani untuk berucap sepatah kata pun.
"tapi apa kamu yakin sudah memikirkannya matang-matang?"tanya Sarah yang juga ikut mengomentari keinginan dari wanita itu.
"maksudnya?"tanya Mikaila dengan raut wajah kebingungan.
"dengar Mikaila sayang, kamu akan berpura-pura menikah dengan laki-laki yang sudah dewasa dan juga matang secara pemikiran. dan kamu tahu kan apa yang akan terjadi selanjutnya jika kalian tinggal dalam satu rumah yang sama? karena tidak akan mungkin, jika laki-laki itu akan tinggal bersama dengan kedua orang tuanya setelah menikah."ucap Hana dengan wajah serius.
gluk
Dengan susah payah, Mikaila menelan salivanya sendiri. mendengar penuturan dari sahabat-sahabatnya itu.
"tapi nanti, kita akan membuat perjanjian. pasti tidak akan pernah terjadi apa-apa denganku."ucap wanita itu penuh dengan keyakinan.
"tapi wajahmu masih terlihat sangat ragu."ucap Sarah secara spontan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments