Sebuah Penawaran

Setelah dari acara bersepeda di taman itu, Mikaila memutuskan untuk pulang ke rumah orang tuanya. karena memang Dirinya belum memiliki rumah pribadi. sebetulnya, sudah memilikinya. namun, Ruri menentang keras keputusan anaknya itu. dengan alasan, bahwa saat ini Mikaila masih terlalu kecil untuk tinggal sendiri.

Apalagi putrinya itu terlahir dari keluarga yang berada dan juga memiliki paras yang cukup cantik. Ruri hanya takut, jika putrinya itu menjadi salah satu korban kejahatan jika tinggal seorang diri di tempat seperti itu. dan pada akhirnya, Gadis itu memilih untuk mengikuti apa kata ibunya. dan sampai saat ini, di usianya yang sudah menginjak 26 tahun itu, dirinya masih tinggal dengan orang tuanya.

Sebenarnya, Hal itu membuat Mikaila sedikit iri dengan teman-temannya. karena mereka sudah diperbolehkan untuk tinggal sendiri dan hidup mandiri di usia mereka yang menginjak 17 tahun. sementara dirinya yang hampir mendekati usia dewasa, masih tidak diperbolehkan untuk melakukan hal itu.

Namun dibalik itu semua Mikhlaila merasa sangat bersyukur karena diberikan orang tua yang sangat sayang kepadanya dan juga memiliki perhatian luar biasa terhadapnya.

Sampai-sampai, hal tentang perjodohan pun mereka rencanakan. karena mungkin, mereka tidak ingin sesuatu hal terjadi di masa depan. sayangnya untuk masalah itu, Mikaila tidak ingin diatur.

"kamu dari mana, sayang?"tanya Ruri saat melihat putrinya baru saja memasukkan sepeda kayuh ke dalam garasi rumahnya.

"dari jalan-jalan di taman mencari udara segar."setelah mengatakan hal itu, Mikaila bersiap hendak menuju ke kamarnya. namun langkahnya segera terhenti saat mendengar ucapan dari sang ibu.

"nanti malam minggu, Fandi akan datang ke rumah ini dia. ingin memperkenalkanmu, dengan keluarga besarnya."sontak saja ucapan dari Ruri itu, membuat Mikaila seketika melayangkan tatapan tajam.

"sudah berapa kali aku bilang, aku sama sekali tidak tertarik dengan laki-laki itu. jika Mama tetap menikahkan aku dengan laki-laki itu, jangan salahkan aku kalau aku hanya akan tinggal nama."setelah mengatakan hal itu, mikaila segera pergi dari tempat itu meninggalkan sang ibu yang masih marah-marah seperti orang kesetanan.

"huh menyebalkan sekali!"gumam gadis itu Seraya melemparkan dirinya ke atas ranjang empuk. dan tak berselang lama, gadis itupun terlelap.

Tak berapa lama kemudian, Gadis itu menggeliat dan mengerjapkan matanya secara perlahan. setelahnya, gadis cantik itu menoleh ke arah dinding. yang ternyata, waktu sudah menunjukkan pukul lima sore.

Dengan langkah gontai dan sedikit malas, Gadis itu masuk ke dalam kamar mandi. karena dirinya harus melakukan ibadah salat ashar terlebih dahulu.

****

"kamu mau ke mana lagi Mikaila?"tanya Ruri yang melihat putri semata wayangnya sudah dalam keadaan rapi dan juga cantik mempesona.

"mau ke apartemen milik Sarah."setelah mengatakan hal itu, Mikaila segera mengayunkan kakinya untuk melangkah keluar dari rumah mewahnya itu.

Samar-samar gadis cantik itu mendengar ibunya mengatakan sesuatu. namun hal itu sama sekali tidak diperdulikan oleh Mikaila. gadis itu tetap mengayunkan langkahnya untuk menuju sepeda kesayangannya.

***

Sementara itu di tempat lain, terlihat Arthur baru saja membersihkan diri dan juga melakukan kewajibannya sebagai umat manusia kepada Tuhannya.

"sebaiknya aku keluar. karena aku sangat malas jika harus bertemu dengan wanita itu."setelah mengatakan hal itu, Arthur menyambar kunci sepeda motor yang memang ada di dekat meja bacanya.

Laki-laki itu segera keluar dari apartemen mewah miliknya itu. mengendarainya untuk mencari udara segar.

"kenapa rasanya sesak sekali?"tanya laki-laki itu pada dirinya sendiri. kemudian ia berencana untuk kembali mengendarai sepeda motornya itu untuk berkeliling. namun tiba-tiba saja,...

brugh

"sial."

Umpat Arthur saat merasakan sepeda motornya itu menabrak seseorang. rasanya ini benar-benar bulan yang sangat sial. bayangkan saja, dalam beberapa hari ini dirinya sudah menabrakkan kendaraannya itu. hingga membuat seseorang terluka.

Arthur segera turun dan menghampiri seorang gadis yang tengah menunduk kesakitan.

"anda tidak apa-apa Nona?"tanya Arthur yang hendak mengulurkan tangan. namun uluran tangannya terhenti di udara. saat mendapati, seseorang yang sangat menyebalkan tengah menatapnya dengan tatapan tajam.

"huh ternyata Om lagi Om lagi."ucap Gadis itu dengan raut wajah kesal. siapa lagi orangnya jika bukan Mikaila.

Gadis itu segera berdiri dan menatap laki-laki yang ada di hadapan yaitu dengan tatapan yang sangat tajam. sementara Arthur sendiri, memutar bola mata malas. saat mendapati kenyataan, ternyata Gadis yang ia tabrak adalah si gadis menyebalkan.

"katakan apa yang kamu inginkan?"tanya Arthur menatap ke arah Gadis itu dengan tatapan sedikit malas.

Mikaila yang mendengar itu sejenak terdiam. hingga sebuah ide tiba-tiba saja muncul di dalam kepalanya.

"oke aku ingin kita kerjasama."ucap Gadis itu Seraya tersenyum manis.

"apa?!"tanya laki-laki itu dengan suara berteriak dan juga mata yang melebar sempurna.

"maksudmu kerjasama apa?"tanya Arthur yang tidak mengerti dengan maksud yang disampaikan oleh gadis yang ada di hadapannya itu.

Dengan segera dan secepat kilat, Mikaila mulai membisikkan sesuatu di telinga Arthur. hingga membuat laki-laki itu kembali melebarkan kedua matanya.

"bagaimana? apa Om setuju?"tanya Mikaila Soraya tersenyum miring.

"kau sudah gila, hmm?"tanya laki-laki itu Seraya mengeraskan rahangnya. bagaimana mungkin seorang gadis berusia muda mengajaknya untuk bekerja sama. apalagi Gadis itu tahu apa yang akan terjadi kedepannya jika mereka melakukan kerjasama itu.

"bagaimana Om? apa Om mau?"tanya Mikaila sedikit menggoda. walaupun di dalam hatinya, Gadis itu merasa mual dengan perilakunya sendiri.

Karena seumur hidupnya, Mikaila belum pernah melakukan hal itu. jangankan menggoda laki-laki dengan ekspresi wajah seperti itu. berbicara dengan lembut pun, Mikaila belum pernah.

"saya akan berpikir terlebih dahulu."setelah mengatakan hal itu, Arthur segera membalikkan tubuh hendak pergi dari sana. namun tiba-tiba saja langkahnya terhenti. dan dengan segera kembali menatap ke arah gadis itu.

"mana kartu namamu. jika aku berubah pikiran, aku akan menghubungimu."ucap laki-laki itu dengan raut wajah datar.

Mikaila dengan segera merogoh tas selempangnya dan memberikan kartu nama itu kepada Arthur.

"baik nanti aku akan hubungi kamu jika aku berubah pikiran. tapi sepertinya, aku sama sekali tidak tertarik. walaupun aku juga memiliki kesamaan nasib sepertimu."setelah mengatakan hal itu, Arthur segera melangkahkan kakinya untuk kembali menaiki sepeda motornya itu.

Sementara Mikaila yang mendengar itu, hanya dapat berdecak sebal."CK, menyebalkan sekali. tapi ini lebih baik daripada aku harus bersama dengan laki-laki yang bernama Fandi itu."setelah mengatakan hal itu, Mikaila juga ikut meninggalkan tempat itu.

Episodes
1 Ini Benar -benar Gila
2 Sedikit Tidak Waras
3 Salah Paham
4 Memanfaatkan
5 Saling Curhat
6 Sebuah Penawaran
7 Berpura-pura
8 Menyetujui
9 Tiba-tiba Ragu
10 Menerima
11 Terkejut
12 Tak Menyangka
13 Merasa Kesal
14 Mencoba Meminta Restu
15 Tak Sengaja
16 Akhirnya berhasil
17 Mempersiapkan Semua
18 Mendekatkan diri
19 Bertemu Kerabat
20 Cemburu?
21 Memanas
22 Senang
23 Saling Mengabaikan
24 Di Panas-panasi
25 Meledak
26 Malu
27 Mengelak
28 Hari yang Menyebalkan
29 Berkelahi
30 Mendapatkan Cibiran
31 Tiba-tiba Manja
32 Nyaman
33 Mulai dari awal
34 Semakin Mesra
35 Tak Menyangka
36 Pembalasan
37 Menghilang
38 Mencoba Menyelamatkan
39 Lega
40 Keluarga Impian
41 Kedatangan Seseorang
42 Tak Menyangka
43 Penyesalan
44 Masih Sama
45 PPM~Bab 45
46 PPM~Bab 46
47 PPM~Bab 47
48 PPM~Bab 48
49 PPM~Bab 49
50 PPM~Bab 50
51 PPM~Bab 51
52 PPM~Bab 52
53 PPM~53
54 PPM~Bab 54
55 PPM~Bab 55
56 PPM~Bab 56
57 PPM~Bab 57
58 PPM~Bab 58
59 PPM~Bab 59
60 PPM~Bab 60
61 PPM~Bab 61
62 PPM~Bab 61
63 PPM~Bab 63
64 PPM~Bab 64
65 PPM~Bab 65
66 PPM~Bab 66
67 PPM~Bab 67
68 PPM~Bab 68
69 PPM~Bab 69
70 PPM~Bab 69
71 PPM~Bab 71
72 PPM~Bab 72
73 PPM~Bab 73
74 PPM~Bab 74
75 PPM~ Bab 75
76 PPM~Bab 76
77 PPM~Bab 77
78 PPM~Bab 78
79 PPM~Bab 79
80 PPM~Bab 79
81 PPM~Bab 81
82 PPM~Bab 82
83 PPM~Bab 83
84 PPM~Bab 84
85 PPM~Bab 85
86 PPM~Bab 85
87 PPM~Bab 86
88 PPM~Bab 87
89 PPM~Bab 89
90 PPM~Bab 90
91 PPM~Bab 91
92 PPM~Bab 92
93 PPM~Bab 93
94 PPM~Bab 94
95 PPM~Bab 95
96 PPM~Bab 96
97 PPM~Bab 97
98 PPM~Bab 98
99 PPM~Bab 99
100 PPM~Babb 100
101 PPM~Bab 101
102 PPM~Bab 102
103 PPM~Bab 103
104 PPM~Bab 104
105 PPM~Bab 105
106 PPM~Bab 106
107 PPM~Bab 107
108 PPM Bab 108
109 PPM~Bab 109
110 PPM~Bab 110
111 PPM~Bab 111
112 PPM~Bab 112
113 PPM~Bab 113
114 PPM~Bab 114
115 PPM~Bab 115
116 PPM~Bab 116
117 PPM~Bab 117
118 PPM~Bab 118
119 PPM~Bab 119
120 PPM~Bab 120
121 PPM~Bab 121
122 PPM~Bab 122
123 PPM~123
124 PPM~Bab 124
125 PPM~Bab 125
126 PPM~bab 126
127 PPM~Bab 127
128 PPM~Bab 128
129 PPM~Bab129
130 PPM~Bab 130
131 PPM~Bab 131
132 PPM~Partb132
133 PPM~Bab 133
134 PPM~ Bab 134
135 PPM~ bab 135
136 PPM~bab 136
137 PPM~Bab 137
138 PPM~Bab 138
139 PPM~Bab 139
140 PPM~Babb140
141 PPM~Bab 141
142 PPM~Bab 142
143 PPM~Bab 143
144 PPM~Part 144
145 PPM~bab 145
146 PPM~Bab 146
147 PPM~Bab 147
148 PPM~Bab 148
149 PPM~Bab 149
150 PPM~Bab 150
151 PPM~Bab 151
152 PPM~Bab 152
153 PPM~part 153
154 PPM~Bab 154
155 PPM~BAB 155
156 PPM~Bab 156
Episodes

Updated 156 Episodes

1
Ini Benar -benar Gila
2
Sedikit Tidak Waras
3
Salah Paham
4
Memanfaatkan
5
Saling Curhat
6
Sebuah Penawaran
7
Berpura-pura
8
Menyetujui
9
Tiba-tiba Ragu
10
Menerima
11
Terkejut
12
Tak Menyangka
13
Merasa Kesal
14
Mencoba Meminta Restu
15
Tak Sengaja
16
Akhirnya berhasil
17
Mempersiapkan Semua
18
Mendekatkan diri
19
Bertemu Kerabat
20
Cemburu?
21
Memanas
22
Senang
23
Saling Mengabaikan
24
Di Panas-panasi
25
Meledak
26
Malu
27
Mengelak
28
Hari yang Menyebalkan
29
Berkelahi
30
Mendapatkan Cibiran
31
Tiba-tiba Manja
32
Nyaman
33
Mulai dari awal
34
Semakin Mesra
35
Tak Menyangka
36
Pembalasan
37
Menghilang
38
Mencoba Menyelamatkan
39
Lega
40
Keluarga Impian
41
Kedatangan Seseorang
42
Tak Menyangka
43
Penyesalan
44
Masih Sama
45
PPM~Bab 45
46
PPM~Bab 46
47
PPM~Bab 47
48
PPM~Bab 48
49
PPM~Bab 49
50
PPM~Bab 50
51
PPM~Bab 51
52
PPM~Bab 52
53
PPM~53
54
PPM~Bab 54
55
PPM~Bab 55
56
PPM~Bab 56
57
PPM~Bab 57
58
PPM~Bab 58
59
PPM~Bab 59
60
PPM~Bab 60
61
PPM~Bab 61
62
PPM~Bab 61
63
PPM~Bab 63
64
PPM~Bab 64
65
PPM~Bab 65
66
PPM~Bab 66
67
PPM~Bab 67
68
PPM~Bab 68
69
PPM~Bab 69
70
PPM~Bab 69
71
PPM~Bab 71
72
PPM~Bab 72
73
PPM~Bab 73
74
PPM~Bab 74
75
PPM~ Bab 75
76
PPM~Bab 76
77
PPM~Bab 77
78
PPM~Bab 78
79
PPM~Bab 79
80
PPM~Bab 79
81
PPM~Bab 81
82
PPM~Bab 82
83
PPM~Bab 83
84
PPM~Bab 84
85
PPM~Bab 85
86
PPM~Bab 85
87
PPM~Bab 86
88
PPM~Bab 87
89
PPM~Bab 89
90
PPM~Bab 90
91
PPM~Bab 91
92
PPM~Bab 92
93
PPM~Bab 93
94
PPM~Bab 94
95
PPM~Bab 95
96
PPM~Bab 96
97
PPM~Bab 97
98
PPM~Bab 98
99
PPM~Bab 99
100
PPM~Babb 100
101
PPM~Bab 101
102
PPM~Bab 102
103
PPM~Bab 103
104
PPM~Bab 104
105
PPM~Bab 105
106
PPM~Bab 106
107
PPM~Bab 107
108
PPM Bab 108
109
PPM~Bab 109
110
PPM~Bab 110
111
PPM~Bab 111
112
PPM~Bab 112
113
PPM~Bab 113
114
PPM~Bab 114
115
PPM~Bab 115
116
PPM~Bab 116
117
PPM~Bab 117
118
PPM~Bab 118
119
PPM~Bab 119
120
PPM~Bab 120
121
PPM~Bab 121
122
PPM~Bab 122
123
PPM~123
124
PPM~Bab 124
125
PPM~Bab 125
126
PPM~bab 126
127
PPM~Bab 127
128
PPM~Bab 128
129
PPM~Bab129
130
PPM~Bab 130
131
PPM~Bab 131
132
PPM~Partb132
133
PPM~Bab 133
134
PPM~ Bab 134
135
PPM~ bab 135
136
PPM~bab 136
137
PPM~Bab 137
138
PPM~Bab 138
139
PPM~Bab 139
140
PPM~Babb140
141
PPM~Bab 141
142
PPM~Bab 142
143
PPM~Bab 143
144
PPM~Part 144
145
PPM~bab 145
146
PPM~Bab 146
147
PPM~Bab 147
148
PPM~Bab 148
149
PPM~Bab 149
150
PPM~Bab 150
151
PPM~Bab 151
152
PPM~Bab 152
153
PPM~part 153
154
PPM~Bab 154
155
PPM~BAB 155
156
PPM~Bab 156

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!