"Sial, ini nasi goreng kampungan enak juga." Papa Axsel diam-diam memuji nasi goreng buatan Key, dan mertuanya lantas tak bisa berhenti untuk makan.
Sedangkan anak dan istrinya menatap penuh keheranan. Setelah menghina masakan Key, kini Papa Axsel terlihat lahap dan tidak peduli. Pada orang yang berada di sekelilingnya.
Brian yang melihat itu pun lantas, mengikuti sang Papa untuk segera memasukan nasi itu pada mulutnya dan siap untuk di cerna.
"Waaaa ... ini nasi goreng sangat enak," batin Brian memuji nasi goreng yang dibuat oleh Key.
Tak ada caos dan kecap, hanya memerlukan bumbu sederhana yang dibuat oleh Key. Nyatanya semuanya sedang menikmati tanpa berkomentar apapun.
"Nasi goreng buatan Key, enak juga dan ini sungguh nikmat sampai aku tidak bisa berhenti, untuk mengunyahnya." Brian terus memuji masakan Key, meski itu hanya ungkapan lewat hati.
Tanpa terasa nasi goreng yang Key masak. Kini tandas tak tersisa dan hanya menyisakan tempatnya saja.
"Sepertinya kalian sedang lapar, hingga aku yang masak belum merasakan nasi goreng buatanku sendiri." Mendengar Key protes seperti itu. Mata semua orang yang berada di meja makan, langsung menatap Key tanpa berkedip.
"Dasar stupid," umpat Papa Axsel.
"Om mertua, nasinya kan sudah habis. Apa yang mau di supit," ucap Key dengan tampang bodohnya. Sedangkan Brian dan Tante Linda tertawa namun tak berani mengeluarkan suara, dan hanya bisa menahannya meski sedikit kebablasan.
"Dasar bodoh! Makanya sekolah biar kamu mengerti ucapan saya," sungut Papa Axsel.
"Maaf Om mertua, karena saya tidak ada biaya. Jadi yah ... enak cari uang lebih nikmat," kata Key tanpa punya rasa takut. Meski dirinya berhadapan dengan siapa saat ini.
"Kau ...."
"Sudahlah Om mertua! Apa tidak lapar lagi setelah ini jika otot-otot yang di leher di perlihatkan terus," ujar Key yang masih tenang dalam menghadapi suami dari Tante Linda, yang tak lain Papa dari Brian. Yang sekarang menjadi suaminya.
"Ternyata ada juga yang mampu mengalahkan Papa, dan kamu Key, Mama salut." Diam-diam Tante Linda memuji keberanian Key yang tampak tak pernah takut saat dirinya menyela ucapan Papa Axsel.
"Dasar bocah tengil. Bisa saja membuat perut berasa es Alpukat kocok," gumam Brian lirih.
Setelah Key yang sudah mengalahkan tiap kata, yang diucapkan Papa Axsel. Lantas lelaki berusia 50 tahun itu, tak lagi menghina Key karena sudah merasa jika kalah telak. Papa Axsel memilih pergi karena tidak mau semakin pusing oleh ucapan Key yang selalu tepat sasaran.
Lepas dari itu. Key langsung membersihkan meja makan, dan segera menyusul Brian karena hari ini hari minggu. Key memutuskan untuk jalan-jalan karena kebetulan Key sedang sif sore.
"Om, tunggu!" Brian langsung menoleh pada saat Key memanggil.
"Kenapa selalu memanggilku dengan sebutan itu, dasar kau itu memang bocah tengil!" seru Brian yang tak terima jika panggilan 'Om' selalu tersemat di bibir Key.
"Memangnya aku harus panggil apa! Panggil suami, idih ogah banget." Key bergidik ngeri saat bibirnya tiba-tiba mengucapkan kata itu.
"Memangnya tidak ada sebutan lain apa? Lagian sejak kapan aku menikah dengan Tante kamu," ujar Brian dengan wajah geramnya.
"Apa mau aku panggil Kak, sepertinya cocok karena wajah Om masih seperti anak SMA, ea ... ea, tuh kan sama tapi sayang gak persis."
"Apaan sih kamu, sepertinya cita-cita kamu jadi wanita penggoda."
Key sengaja menggoda Brian dengan cara menoel dagunya.
"Idih, mana ada gitu." Key tidak terima jika Brian berbicara seperti itu.
"Lagian kenapa itu jari-jari kamu. Bisa keluyuran di janggut saya," kata Brian dengan mata menatap sinis.
"Apa kamu sengaja menggoda saya, supaya dapat jatah malam pertama." Mendengar Brian berujar lagi membuat Key langsung bergidik ngeri.
Hueeeek
Cih.
"Enak saja," gerutu Key dengan gaya yang dibuat-buat.
"Om yang ngomong, jadi Om juga yang pengen. Jadi, usahakan mencerna kata-kata anda sendiri wahai Tuan."
Brian langsung membulatkan mata karena ucapan dari yang membuat Brian langsung seribu bungkam.
"Dasar bocah, itu anak siapa sih yang ngajarin ngomong. Tajem banget kek belati," batin Brian yang tak mampu lagi menyerang Key dengan kata-kata.
"Kenapa diam, kalah ya sama kata-kataku. Makanya kalau mau nyerang usahakan siap dengan rangkaian kata, bukan dengan rangkaian bunga yang membuat orang mual." Key tersenyum puas saat Brian diam karena tak nampu mengalahkannya.
"Sudahlah, mau apa memanggilku!" seru Brian mengalihkan pembicaraan.
"Jiah, jangan galak-galak napa? Aku mau main sama Ayu, mumpung kerjaku dapat sif sore."
"Terus hubungannya sama saya apa?"
Key mencabik kesal karena lelaki itu ternyata belum paham apa yang Key maksud.
Hufff.
"Sabar Key, sabar." Key memberi semangat pada dirinya sendiri karena tidak mau emosi, hanya karena ucapan Brian.
"Mau pinjem motor, Om tahu sendiri kan kalau kemarin Om yang jemput, dan itu tandanya aku gak ada motor. Paham sampai di sini," kata Key dengan wajah dibuat sesabar mungkin.
"Oh, motor. Kan ada di garasi kenapa pula harus lapor sama saya," jawab Brian tenang.
"Ya Allah, gini amat ya. Jodoh yang engkau kirim pada hamba," Key menadahkan kedua tangannya. Seolah-olah sedang berdoa sekaligus protes karena jodohnya tidak sesuai apa yang diinginkan Key.
"Hye, memangnya saya kurang, dasar tengil."
"Allah, sabar Key. Dia itu loading makanya kamu harus kuat ngadepin ini orang," ucap Key menguatkan dirinya sendiri di saat tobat saat berbicara dengan Brian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Makanya JANGAN MENILAI SESUATU DARI LUARANNYA doang, 🙄
2023-10-05
1
Anie Jung
Lahap benar Om Mertua makannya, Menantu kesayangan nya gak kebagian🤣🤣
2023-06-04
2
վմղíα | HV💕
enakkan masakan menantunya mertua😂
2023-05-30
0