"woe ... apa kalian akan berantem terus!" bentak Ayu dan seketika keduanya menoleh bersamaan.
"Jangan ikut campur."
"Cie ... cie, barengan nih jawabnya."
"Berisik," lagi-lagi Key dan Brian menjawab berbarengan.
"Awas jodoh lho nanti," goda Ayu.
"Bisa diam gak!" seru keduanya yang terus menjawab bersamaan.
Ayu bungkam dan tidak lagi berbicara karena mendapat dobel dar Key dan dengan lelaki yang sedang bersamanya. Yang belum diketahui namanya, dan hanya bisa memanggilnya Om, seperti yang Key sebut.
Ekhem.
Hem ... ekhem.
Ayu mencoba mencairkan suasana dengan berdehem agar keduanya sadar, dengan apa yang sedang terjadi kepadanya.
"Apaan?" Key dan Brian masih kompak menimpali deheman Ayu.
"Tuh." Ayu lantas menunjuk kearah tangan dengan menggunakan bahasa mata, agar segera melihat di tangannya ada apa.
"Astaghfirullah."
Sontak keduanya langsung melepaskan tangannya masing-masing dan mengusapnya dengan kasar.
"Om, sengaja ya. Cari kesempatan dalam kesempitan," ujar Key dengan tatapan sinis nya.
"Enak saja, jaga tuh mulut. Orang tangan kamu yang ada di tangan saya! Kenapa saya juga yang harus disalahkan," dengus Brian yang tak mau kalah. Apapun yang terjadi, meski dirinya pun yang salah.
"Alah, lelaki mah gitu. Dimana ada kesempitan dan lelaki itu juga akan mencari kesempatan, karena mencari sela kan. Dasar Om-om gak laku!" suara ketus Key membuat Brian meradang, karena dari awal bertemu sebutan tidak 'Laku' terus saja mengiang-ngiang di telinganya.
"Hye bocah tengil, saya itu laku dan memang belum pengen nikah saja! Kamu tahu ...."
"Tidak." Key langsung menjeda ucapan Brian yang belum selesai karena menurutnya terlalu bertele.
"Bocahhhhh!"
Huffff.
Brian merasa frustasi dengan Key, yang terus berusaha mengalahkannya dalam perang perang lidah kali ini.
Sedangkan dua lelaki yang mukanya seperti bombolani. (donat berisikan selai, dan diberi taburan gula) Hanya bisa terdiam terpaku. Menatap perempuan laki-laki terus saja berdebat.
"Sudahlah, aku gak mau tau sekarang Om pergi! Bikin orang apes saja." Key pun tanpa banyak drama, langsung menyuruh Brian untuk pergi karena Key juga tidak mau sial lagi.
"Apa menurut kamu, saya ini pembawa sial!" Brian memegang dadanya sendiri, karena pernah memegang dada orang lain, bukan simpati yang didapat. Melainkan sebuah tamparan.
"Om sendiri yang bilang, dan berterus terang kalau Om itu pembawa sial."
Ckckck.
Lagi-lagi Brian salah telak dengan bocah tengil yang ada di hadapannya. Mengurusi satu bocah saja tidak becus, apalagi mengurusi istri. Pasti Brian tidak sanggup.
Auh.
Auh.
"Bocah tengil lepaskan, ini sakit bodoh!" rintih Brian karena pada saat Brian ingin mengambil daun yang ada di rambutnya. Tiba-tiba saja Key melintir tangan Brian hingga berteriak kesakitan.
Sedang dua lelaki dan satu wanita meringis saat melihat kekuatan super Key, dimana Brian termasuk tipe pria dengan tubuh kekar. Bisa kalah hanya dengan tangan Key.
"Makanya jangan kurang ajar, apa Om ingin seperti mereka berdua layaknya mangga yang jatuh dari pohon, sampai bonyok kek gitu!" sergah Key pada Brian.
"Woe ... bocah tengil saya itu cuma mau ambil daun yang ada di rambut kamu, kenapa pula kamu berubah jadi monster!" geram Brian karena saat ini dirinya merasakan kesakitan pada tangannya.
"Kalau mau nolong itu yang sopan dong, jangan main nyomot." Key menggerutu karena lelaki itu dengan tanpa permisi langsung memegang rambutnya.
"Sudahlah, saya mau pulang dan kamu harus tanggung jawab." Brian pun sengaja meminta tolong pada Key, karena tidak mungkin dirinya menyetir dengan kondisi tangan yang teramat sakit.
"Badan saja di gedein, kekuatan pun tidak punya." Key mengomel karena merasa jika pria tersebut terlalu berlebihan.
"Hye bodoh, tangan saya cidera, lihat ini bengkak kan."
"Key, tanggung jawab dan segera bantu. Agar masalah kalian selesai dan kita juga bisa pulang secepatnya," titah Ayu pada Key yang tak ingin lagi melihat kedua anak Hawa saling adu otot dalam berbicara.
"Dia kan laki Yu, masa iya gitu saya udah ngeluh." Key tak menyangka jika laki-laki yang belum diketahui namanya itu, bisa selemah perempuan pada umunya. Lantas untuk memastikan jika tidak berbohong Key akan memeriksanya.
"Nama Om siapa? Jadi enak kalau mau panggil?" tanya Key pada pria yang sedang menahan sakit.
"Nama saya Brian," timpal lelaki tersebut yang baru saja memperkenalkan namanya.
Ah ... ah ... ah, sakittt.
Brian terus berteriak hingga mengundang beberapa pejalan kaki.
"Bos, itu tangannya memang bengkak."
Key melirik dua lelaki tersebut. Memandangi wajah keduanya saling bergantian dan dengan wajah yang serius Key berbicara.
"Siapa nama kalian?" tanya Key.
"Aku Bayu."
"Kalau aku Bagus."
Keduanya pun menjawab secara bergantian.
"Terus kenapa masih di sini, dan tidak pulang! Apa tonjokan maut saya kurang?" ujar Key dengan wajah dinginnya.
"Kita berdua mau jadi anak buah Bos, boleh kan." Bagus dan Bayu dengan sangat meminta diterima untuk menjadi anak buah Key. Akan tetapi, Key tidak berminat akan hal itu.
"Pergilah," titah Key.
"Kami tidak akan pergi sebelum diterima jadi anak buah, Bos." Bayu dan Bagas masih kekeh untuk meminta belas kasih dari Key.
Hufff.
Sejenak Key menghela nafas agar hati dan pikirannya sedikit tenang.
"Baiklah, dan sekarang pergilah."
"Makasih Bos."
Hmm.
Satu masalah selesai dan tinggal masalah Key yang satu lagi.
"Sekarang kamu antarkan saya pulang! Jika saya membawa motor dengan keadaan tangan bengkak. Yang ada saya di sholatin, sebelum saya melakukan sholat."
Key mendelik kan matanya, dan dan pikirannya jika pria ini adalah pria somplak.
"Yu, aku nganter pak duda dulu. Kamu pulang saja biar nih orang gak kayak mak-mak yang belum dapat jatah mingguan dari suaminya," ujar Key yang menyuruh Ayu untuk pulang sendiri.
Acara lari pagi batal, karena insiden yang tak disengaja. Kesialan juga tengah menghampiri Key, dan sekarang dirinya dimintai pertanggung jawaban hanya karena menyentuh tangan dari om Brian.
Motor CBR, berwarna hitam memecah jalanan pagi. Cukup ramai karena hari ini adalah hari minggu.
"Hebat juga nih bocah tengil, bisa bawa motor gede?" Brian sedikit memberi sanjungan pada Key, karena tidak semua wanita bisa membawa motor dengan jok belakang sedikit naik ke atas. Hingga Key yang tengah menyetir tak terlihat oleh Brian yang memang tinggi.
"Dasar om-om menyebalkan, lihat saja besok-besok kalau ketemu. Ku buat lalapan campur kodok sekalian, gitu saja udah bengkak tangannya." Key tidak berhenti mengumpat di dalam hatinya ia terus memberikan sumpah serapah pada Brian karena lelaki sejatinya kuat, lah ini malak kek kerupuk yang ke bawa angin.
STOP!
Ciiiiiiiiiiiiiit.
Dukh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Dede Mila
Samson Wati nih si key..../Joyful//Joyful//Joyful/
2024-03-29
0
Anie Jung
Kuat amat tenaganya Key 🤣
2023-06-02
1
@Kristin
Bunga 🌹🌹 buat mu Thor semangat nulis nya 💪
2023-05-30
1