"Apa aku tidak salah dengar? Bisa-bisa aku diakui sebagai menantu," batin Key meronta antara ingin tertawa dan menangis kara ucapan perempuan yang tak lagi muda itu.
"Key, kamu tidak apa-apa kan sayang?"
"Panggil aku Tante Linda, bentar ya Tante ambilkan minum."
Seketika perempuan yang baru saja menyebutkan namanya itu, langsung beranjak dari sofa. Untuk mengambilkan minum Key.
"Tidak usah Tante, Key tidak apa-apa kok." Key menolak karena merasa jika tenggorokannya tidak ada masalah.
"Baiklah, kalau begitu kalian mengobrol agar lebih dekat. Dengan begitu Tante akan segera menyiapkan proses lamaran."
Hacihhhh.
Seketika Key bersin, mendengar kalimat barusan.
"Apa-apaan ini," gumam Key merasa terjebak.
Tante Linda sudah menghilang dan Key sekarang sedang bersama Brian.
"Apa lihat-lihat! Mau ku colok pakai ini," ujar Key sembari mengangkat sedotan aqua.
"Memangnya mata saya aqua apa," balas Brian.
"Lagian ini tuh ya. Gara-gara Om. Andai aku gak diajak ke sini pastinya semuanya gak kek bola senar, ruwet." Key melirik ke arah Brian dengan tatapan sinis.
"Kamu kok jadi nyalahin saya, harusnya kamu sudah saya mintai biaya buat ini tangan, tapi saya masih berbaik hati ya sama kamu." Brian menatap tajam ke arah Key, dan mengangkat tangannya yang sakit.
Key yang mendengar akan hal itu, langsung diam seketika. Tidak mungkin ia sanggup jika dimintai uang ganti rugi, karena sekarang dirinya tidak mempunyai uang dan gajian masih dua minggu lagi.
"Kenapa? Takut!" dengan mata yang melotot Brian berujar lagi .
"Tidak, siapa yang takut. Orang kayak Om di takuti, sorry bukan levelku." Jawab Key dengan sangat berani.
"Lagian saya tidak mau menerima uang ganti rugi. Kenapa saya tidak mau? Uang saya banyak meski dimakan dua turunan pun tak akan habis," ujar Brian sedikit sombong.
Sedangkan Key terkikik geli, jika kebanyakan orang tujuh turunan. Lain halnya dengan Brian yang mengatakan dua turunan, dan itu artinya uang yang dipunya. Hanya cukup untuk diri sendiri dan juga cucunya kelak.
"Dua turunan di makan sama cucu Om pun, akan habis."
Hahahahaha.
"Dasar Om somplak gak ketolongan," ucap Key lagi tak bisa menahan tawa hingga membuat perutnya sakit.
"Dasar tengil. Bisa saja membuat kalah dalam berbicara," batin Brian.
"Paling tidak sudah punya tabungan."
"Alah gitu saja bangga," kata-kata Key membuat Brian langsung menatap penuh dengan rasa kesal. Pasalnya ada saja cara yang diucapkan Key sehingga membuat Brian tak lagi bisa berkutik.
Ekhem.
"Apa kalian akan menjadi dua batita yang sedang merebutkan mainan."
Yah, tanpa mereka sadari jika kalau tante Linda sedari tadi memandangi Brian dan juga Key, dan ia baru sadar bahwa keduanya sungguh tak bisa akur.
"Anak Tante yang terus cari gara-gara sama Key. Masa iya Key dikatain tengil sama Om Ian," ucap Key yang tengah mengadu pada tante Linda, karena ia yakin kalau setelah ini akan ada suara yang membuat kuping sakit.
1 2 3.
Aaaaaaaa.
"Ampun Ma, ini sakit nanti telingaku sakit bagaimana?"
Brian mengerang kesakitan pada saat telinganya ditarik oleh sang mama, dan itu membuat Key tersenyum penuh kemenangan.
"Syukurin, salah siapa coba-coba mau lawan aku." Key penuh dengan bangga dan merasa di atas awan pun sungguh puas tatkala melihat Brian merintih.
"Harusnya kamu itu menjaganya dengan baik, bukan malah membuatnya sedih!" geram tante Linda.
"Dia juga suda gede Ma, ngapain dijaga dan aku rasa bocah itu tidak akan hilang karena gak ada yang mau menculik Key!" terang Brian dengan menahan telinganya yang bertambah sakit.
"Lagian, dia kan preman. Orang mau nyulik pun mikir karena preman ketemu preman yang ads babak belur dibuat." Brian didalam hatinya pun yakin kalau pun di tinggal di terminal gak akan ada yang mau.
"Daripada kalian berantem mulu, lebih baik sekarang kalian makan!" titah tante Linda pada Key dan juga Brian.
"Iya Tante, Maaf." Key yang merasa tidak enak karena biar bagaimana pun. Tante Linda adalah orang yang sangat baik.
Akhirnya ketiga generasi berbeda sekarang tengah menikmati hidangan, yang sudah di siapkan oleh sang pemilik rumah.
Untuk pertama kalinya, Key menatap hidangan yang belum pernah ia makan, dan jika berada di resto. Bisa dipastikan harganya melebihi uang bensin Key selama seminggu.
"Ma, gak nunggu Papa dulu?" Brian ingat jika ada satu orang yang belum melengkapi kudapan yang telah dibuat saat ini.
"Oh ya. Hampir saja lupa, paling bentar lagi juga pulang." Jawab tante Linda karena memang sedari tadi pagi suaminya belum terlihat batang tangannya, dan sekarang mereka akan menunggunya untuk makan bareng.
Namun ada satu pandangan yang membuat Brian langsung menatap ke arah Key, dengan tatapan tak bisa diartikan. Sedangkan Key masih sibuk dengan piringnya yang berisi daging gepeng.
Pakh.
Auh..
"Sialan."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Anie Jung
Brian sama Key adu mulut melulu 🤣🤣
2023-06-02
1
Rini Antika
Semangat terus Up nya, 💪💪
2023-05-26
1