Key dan Brian sontak merapikan baju dan rambut mereka bersamaan, karena acak-acakan akibat dari peperangan dua manusia konyol tersebut. Yang tanpa sengaja dipergoki oleh orang tua dari Brian.
"Ma-ma, kenapa bisa masuk?" tanya Brian sedikit bingung.
"Gimana gak bisa masuk, orang pintunya gak kamu tutup." Jawab Tante Linda dengan suara decakan di bibirnya.
Pantas saja, pikir Brian.
"Hye, kalian berdua ... setelah ini jelaskan pada kami," ucap Papa Axsel dan setelah itu meninggalkan mereka berdua.
"I-ya Pa, sebentar lagi kami turun." Brian menimpali dengan deri nafas yang terengah karena tidak menyangka. Sebelum dirinya menjelaskan apa yang terjadi, dan pada akhirnya Papa Axsel sudah mengetahuinya namun, bukan berarti Papa nya Brian tahu jika mereka sudah menikah.
"Kalian ini sudah dewasa, kenapa kelakuan sudah seperti anak TK saja!" pekik Tante Linda yang tak tahu harus berkata apa. Disaat anaknya yang sudah berusia 37 tahun, bertemu dengan Key yang jauh di bawahnya yakni 18 tahun.
"Key, ikut Mama ke dapur untuk menyiapkan sarapan." Tante Linda lantas menoleh ke arah Brian, dan akan menyuruhnya menghadap sang Papa.
"Kamu Brian, hadap Papa biar darah tingginya bisa segera turun jika kamu secepatnya menjelaskan apa yang sudah terjadi."
"Baik." Jawab mereka serentak.
"Lagian kenapa Om bisa tidur denganku sih!" sungut Key dengan tatapan tajam.
"Hye bocah, memangnya saya mau tidur sama siapa kalau tidak sama kamu! Memangnya kamu mau kalau saya jajan?" celetuk Brian dengan mata menatap tidak suka dengan jawaban yang diberikan oleh Key.
"Jajan tinggal jajan, apa susahnya sih! Mau jajan kok woro-woro." Key mendengus lalu menurunkan kakinya dari king size, tak berselang lama ia pun langsung pergi meninggalkan Brian, yang saat ini tengah mengumpat Key habis-habisan. Ternyata apa yang dikatakan oleh Brian, Key tidak mengerti dengan kata 'Jajan' dan itu membuat Brian frustasi.
Sekarang sudah jam 06:00 pagi.
Brian yang sudah rapi dengan kaus putih dan celana santainya. Langsung beranjak menuju ke ruang kerja. Untuk memenuhi panggilan dari Papa nya, yang sedang menunggu penjelasan dari Brian.
Tok.
Tok.
Tok.
"Masuk," timpal Papa Axsel.
Setelah Brian masuk dan menghadap sang Papa.
"Duduk."
Brian pun menuruti ucapan Papa Axsel dan segera duduk.
Papa Axsel diam, namun tatapannya begitu tajam. Sehingga membuat Brian seketika menghembuskan nafas beratnya, sebelum mulutnya mengatakan kejadian yang sebenarnya.
"Pa, aku sama Key tadinya tidak ada hubungan apapun, tapi ...."
"Apa harus sampai menikah," potong Papa Axsel.
"Pah, kalau tidak Key dan keluarganya akan di usir dari kampungnya karena kejadian itu, meski hanya satu orang yang mengetahui akan kesalahpahaman itu. Lagian Key juga anak yang baik kenapa Papa gak coba memberikan kami restu," ucap Brian yang berusaha memperbaiki keadaan, agar tidak semakin parah.
"Kamu yakin kalau keluarganya tidak mengincar harta kita saja?" ujar Papa Axsel karena baginya mempunyai menantu kere, sama halnya dengan merusak keluarganya.
"Tidak Pa, Key berbeda." Jawab Brian yakin.
"Apa Mira tidak cukup bukti, yang hanya mau harta kamu saja! Lepas bangkrut justru dia malah mencari lelaki kaya raya." Brian langsung diam, dan lagi-lagi dirinya diingatkan dengan masa lalunya yang buruk saat membina rumah tangga dengan mantan istinya.
"Aku yakin Pa, jika Key bukan tipe seperti Mira. Aku bisa memastikan semua itu," tekan Brian pada Papanya.
"Baik, Papa akan memberikan ujian pada kamu dan istri tengilmu itu. Kalau kalian bisa bertahan dalam kurun waktu 4 bulan, maka Papa akan merestui hubungan kalian!" tegas Papa Axsel, dan entah apa rencananya saat ini.
Sedangkan Brian, yang hanya ingin menyakinkan sang Papa. Agar tidak menyamakan soal kasta yang berbeda. Ia pun menyetujui syarat yang diberikan oleh Papa Axsel. Meski dirinya tidak mencintai Key, bukan berarti Brian mempermainkan tali pernikahan walau sebatas pernikahan sirih.
Setelah perselisihan antara anak dan Papa. Brian langsung keluar dari ruang kerja, karena tiba-tiba saja mencium aroma masakan yang menggiurkan lidah.
Delapan menit kemudian.
Key yang di suruh oleh Tante Linda untuk memanggil suami serta mertua lelakinya di ruang kerja, ia melihat kalau keduanya berjalan ke arah meja makan dan Key pun mengurungkan niatnya.
Di meja makan sudah ada Tante Linda, yang menata piring untuk mereka sarapan.
Kedua lelaki sudah duduk pada tempatnya masing-masing dan Key pun dengan cekatan langsung mengambilkan nasi goreng pada piring Brian, lalu berpindah di piring Papa Axsel.
"Ma, ini kenapa nasi goreng warnanya sangat menjijikkan?" tegur suami Tante Linda.
Setelah Papa Axsel berkata. Antara Key dan Tante Linda saling pandang.
"Ma, jawab! Kok warnanya tidak seperti buatan Mama, atau jangan-jangan—."
"Iya itu buat Key, tapi apa salahnya Om mertua coba dulu." Key pun dengan cepat langsung menjawab, karena tidak mau pagi yang tenang ini. Berubah jadi terminal yang ramai akan berbagai kata-kata.
"You crazy! Memangnya saya ini apa di kasih makanan jorok seperti ini," ucap Papa Axsel.
"Why, kenapa kamu menatap saya seperti itu?" imbuh Papa Axsel lagi.
"Pa, apa salahnya sih di coba dulu. Lagian ini itu tidak buruk dan Mama yakin jika Papa akan memuji nasi goreng Key," kata Tante Linda menengahi perdebatan lagi dan lagi.
"Apa Mama gak lihat, ini nasi warnanya saja seperti ini! Lantas bagaimana dengan rasanya dan Papa yakin setelah kalian makan ini pasti perut akan menjadi sakit." Papa Axsel masih tetap pada ucapannya jika makanan yang dibuat oleh Key, adalah makanan penyakit dan akan membuat orang sakit perut.
"Pa, di cobain sedikit apa salahnya sih. Lagian ini tidak buruk dan kalau Papa gak yakin biar aku yang akan memulainya," ucap Brian karena ia lelah dengan pertikaian di pagi hari. Apalagi dengan keadaan tengah sarapan karena itu sangat mengganggu.
"No Brian! Papa tidak mau makan makanan yang tak enak dipandang," ucap Papa Axsel sambil bergidik ngeri.
"Wah, nih orang nantangin keknya." Key bergumam dalam hati karena melihat tingkah mertua laki-lakinya yang terlalu ke kanak-kanakan.
"Lihat saya habis ini," gumam Key lagi. Dengan senyuman menyingrai Key siap dengan rencana yang akan dilakukannya.
Sedangkan Tante Linda hanya bisa tarik nafas karena melihat tingkah suaminya yang lebih mirip, seperti anak kecil yang diberi obat oleh sang Ibu.
"Pa, bisa tidak menghargai masakan orang! Apa kita akan seperti ini terus." Brian yang mulai kesal mencoba memberi nasehat pada Papanya.
"Papa tidak mau makanan ini, dan lebih baik Papa juga makan roti ...."
Hup.
"Bagaimana? Mau lagi?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Dede Mila
dasar om mertua..../Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
2024-03-29
0
Anie Jung
Si Papa blm di coba sdh menghina.
2023-06-03
0
վմղíα | HV💕
papa makan dulu kalau sudah makan bakalan ketagihan🤭
2023-05-26
1