Key merasa frustasi dengan kelakuan lelaki yang cocok di panggil Om itu, karena merasa dirinya tidak membuntutinya, namun apa yang terjadi? Justru Key di tuduh seperti itu.
"Hye Om, apa anda merasa paling sempurna dan paling tampan sedunia, dan paling mengesankan lalu—."
Hup.
Gluk.
"Minum tuh jus, biar gak nyerocos mulu dari tadi."
Key yang masih mengoceh tidak menyangka bahwa laki-laki tua itu dengan beraninya langsung menyodorkan minuman dan meletakkan sedotan di bibir Key, yang tengah mengomel.
Setengah gelas jus jeruk tandas oleh Key, tanpa ragu dan takut. Ia pun langsung memberikan gelas itu pada lelaki yang tengah menatapnya sinis.
"Apa lihat-lihat," sungut Key dengan wajah tidak suka.
"Kau—."
"Apa!" tantang Key dan dengan sengaja memotong ucapan lelaki tersebut.
Ckckck.
Lelaki yang bernama Brian itu pun langsung melengos pergi meninggalkan Key dan Ayu, karena sepertinya bisa-bisa tertular sifat bar-bar kalau terus-terusan berurusan dengan Key.
"Pergi sana yang jauh." Suara Key yang keras. Mampu membuat orang saling menatapnya.
"Key, ikut aku." Ayu pun langsung menyeret Key keluar cafe.
"Apaan sih Yu, main tarik saja." Key mendengus karena tiba-tiba saja Ayu mengajaknya keluar, namun dengan paksaan.
"Lagian kamu memangnya kenal dengan Om-om tadi? Bisa-bisanya tiap kali bertemu selalu berantem," cerocos Ayu yang tak mengerti dengan dua manusia, namun berbeda umur.
"Aku gak kenal Yu, siapa itu laki-laki tua. Kamu lihat sendiri kan tadi, kalau itu orang terus saja cari gara-gara." Key pun mencoba memberi penjelasan karena memang dirinya sama sekali tidak kenal.
"Ya sudah, sekarang lebih baik kita pulang. Aku udah gak mood buat cari cangkru'an lagi," ujar Ayu yang memilih Key untuk di ajaknya pulang. Rasa malu yang diperoleh karena ulah teman dan orang yang tidak dikenalnya. Membuat Ayu enggan untuk kembali masuk.
Akhirnya Key dan Ayu memilih pulang dan tidak jadi jalan-jalan.
30 menit, Key juga sudah berada di halaman rumah. Namun, saat dirinya hendak masuk. Ada beberapa anak kecil sedang memanjat pohon mangga, tidak terlalu tinggi dan juga tidak terlalu pendek.
Key yang saat itu berniat untuk ikut naik.
"Woe ... bocah-bocah," sapa Key pada anak-anak yang berada di atas pohon mangga.
"Hye, juga Kak. Mau ikut naik?" ujar bocah laki-laki yang diperkirakan berusia 10 tahun.
"Tentu dong. Kali saja ada mangganya yang matang, lumayan bisa dibuat jus." Key yang saat itu berujar, tidak membutuhkan waktu lama karena sekarang sudah berada di atas pohon.
Key dan beberapa anak lelaki sedang menikmati mangga matal yang ia ambil, sehingga kulitnya berserakan di bawah. Sampai ada salah satu yang terkena jatuhan isi mangganya.
Pluk.
"Duh, apa ini? Sakit pula kena kelapa, eh kepala! Gara-gara habis kejatuhan sepertinya ini otak agak gesrek." Yah, yang kejatuhan isi mangga saat ini adalah Bu Endang, suaminya Bapaknya Keyla.
Bu Endang belum menyadari bahwa anaknya masih berada di atas, karena motor yang ia tumpangi di letakkan sedikit jau dari rumah. Tujuannya agat Ibunya tidak melihatnya yang tengah menikmati pemandangan di atas pohon.
Pluk.
Lagi, Bu Endang kejatuhan lagi dan saatnya beliau mendongak ke atas untuk melihat ulah siapa itu.
"Dasar anak bandel, pulang kerja bukannya pulang ini malah naik ke atas pohon." Bu Endang bergumam dengan menahan geram pada Key.
"Keylaaaa!"
Aaaaaa.
Bruk.
"Duh panta*ku sakit," keluh Key yang terjatuh di atas pohon.
"Woe ... anak-anak bandel turun gak kalian!" seru Bu Endang yang tengah memarahi anak-anak yang ada di atas pohon.
Akhirnya semua turun dan berlari secepat mungkin agar tidak mendapat tambahan amarah dari sang pemilik pohon.
"Berdiri kamu," titah Bu Endang pada Key yang masih terduduk di tanah karena merasa panta*nya yang terasa sakit .
"Ampun Bu ... ampun!" belum juga sakit akibat jatuh yang belum mendingan, sekarang ditambah jeweran oleh sang Ibu yang merasa geram.
"Jangan harap Ibu mau melepaskannya," ujar Bu Endang yang tak bisa lagi menahan amarah.
"Kamu itu wanita, harusnya kelakuan kamu itu tidak pantas seperti barusan! Apa yang akan dibilang sama para tetangga, punya anak yang bandel ditambah bar-bar pula." Key diam dan sekarang tidak lagi berteriak karena dirinya merasa kalau, memang salah maka dari itu meski sakit Key hanya bisa menangis dalam hati.
Sedangkan suami Bu Endang, ayah dari Key. Yang berada di dalam saat sedang menikmati kopi, diam-diam mengumpat karena suara berisik dari depan.
"Kebiasaan buruk banget deh, gak ngenakin orang yang lagi menikmati pahit manisnya kopi." Bapak Key terus saja mengomel karena suara keributan dari arah depan, tak kunjung diam.
Sepertinya aku perlu menghadapi ibu dan anak yang tak pernah bisa tertawa bersama, karena keseringan gelut." Setelah berbicara layaknya orang kurang pas, suami Bu Endang alias Pak Rudi, langsung berjalan meninggalkan kopi yang berada di halaman belakang sendirian.
"Hye, wanita-wanitaku apakah kalian tidak lelah. Dari subuh menjelang siang, dan sore pun menyapa kalian terus saja adu mulut!" suara bariton dari arah ruang tengah. Membuat Key dan Ibunya seketika diam dan menoleh ke arah sumber suara tersebut.
Beberapa detik kemudian.
"Tobat Ibu Pak, sama kelakuan anak kamu! Tanya gih apa yang sudah dilakukan barusan sama bocah gemblong ini." Bu Endang melepaskan pegangannya dari telinga Key, dan mengeluhkan akan sikap Key juga pada sang suami.
"Key, memangnya kamu habis membuat ulah apalagi?" tanya Pak Rudi dengan muka penasaran.
"Key cuma makan mangga Pak, dan gak buat ulah apa-apa kok." Jawab Key dengan wajah memelas.
"Tuh kan Bu, Key itu cuma makan mangga. Kenapa harus seribut ini sih dan ngalahin pasar saja ramainya," ujar Bapak Key dengan membentangkan kedua tangannya dan harusnya tidak ada masalah berat bukan.
Ckckck.
Bu Endang berdecak karena yang satu pintar ngomong, dan yang satunya lagi. Selalu percaya dan dan gampang dibodohi oleh Key.
"Iya, makan mangga pohonnya tapi." Bu Endang yang kesal langsung memperjelas akar dari masalahnya.
"Bu, kenapa harus bilang juga sih sama Ayah!" ucap Key karena sang Ibu telah mengatakan itu pada suaminya, dan bisa dipastikan jika Key akan mendapat hukuman.
"Key," tegur Pak Rudi.
"Iya Bapak ganteng," timpal Key dengan menampilkan senyuman liciknya Key sudah siap dengan rencana yang akan dilakukannya.
Satu, dua, tiga.
Kabuuuuuur.
"Keylaaaaa, dasar bocah gemblong."
"Jangan kabur kamu!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Anie Jung
Dirmh nya Key selalu heboh🤣🤣
2023-05-31
0
Jusblander
waduh
2023-05-22
0
arthiagucia
hadir thor 🌹
2023-05-16
0