"Hye, kalian. Apa benar jika Key sengaja menghajar kamu dan kami! Karena tidak sopan dengan anak saya? Jawab," tunjuk Bu Endang dengan wajah yang sudah tersulut emosi.
"Ma-maf kan kami."
"Tuh denger, berarti di sini yang salah itu keponakan dari anda, dan anak saya Keysa! Sudah melakukan tugasnya dengan benar. Agar para lelaki tidak memandang rendah sorang wanita," ujar Bu Endang dengan tegas.
Sedangkan dua lelaki yang berkisar berusia 20 tahun, tertunduk karena bukan hanya anaknya saja yang kejam. Ternyata Mak nya juga bisa lebih sadis. Pikiran mereka sudah tertutup oleh rasa takut, hingga memilih melarikan diri.
Ssst.
Ssst.
Entah apa yang mereka bicarakan karena keduanya saling berbisik.
Satu, dua, tiga. Kaburrrr!
"Hye, kalian jangan lari!" teriak Bude Rumi karena sekarang tinggalah dirinya sendiri, karena kedua keponakannya sudah melarikan diri.
"Apa Bude Rumi masih meminta ganti rugi, sedangkan Key hanya membela diri." Bu Endang bersindakap dada karena merasa dibohongi oleh para penggila uang. Termasuk dirinya sendiri.
"Ya sudah kalau begitu, saya permisi."
Hahahahaha.
Dua perempuan yang terdiri dari anak dan Ibu, tertawa keras. Hingga membuat perutnya melilit karena tertawa yang berlebihan.
"Nah kaburkan," ujar Key yang masih tak bisa berhenti dengan suara tawa. Sampai mengundang suara Bapaknya yang baru saja bangun dari atas bantal.
"Kalian lagi menertawakan apa sih, sampai kedengaran sampai di kamar?" dengan gaya khas orang bangun tidur. Pak Rudi menggaruk kepalanya dengan keadaan mata masih merem melek.
"Tadi ada orang iseng Pak, ya sudah yuk masuk." Bu Endang pun mengajak anak dan suaminya untuk masuk.
Pukul 08:00.
Key yang sudah siap bekerja, dan menata barang-barang yang ada di rak minimarket. Lulusan SMA, membuat Key tidak berharap pada pekerjaan yang waw. Namun, untuk menjadi istri orang kaya itu impian banyak orang, termasuk dirinya sendiri.
"Key, tolong itu di tata sekalian ya. Soalnya aku mau ngerjain yang ada di gudang," ujar salah satu teman Key.
"Siap Mbak, tenang saja kalau sama Key. Semuanya pasti beres," timpal Key dengan menaikkan dua jempolnya.
"Good, Key. Mbak suka semangatmu tapi ingat, tuh dibenerin nanti kabur ikut angin."
Hahahahaha.
"Ish pantas saja, dari tadi aku ngerasa ada banyak oksigen masuk. Ternyata ventilasi yang ada di bajuku toh yang ke buka," gumam Key dengan buru-buru membenarkan bajunya. Agar angin semakin tidak bertambah menumpuk yang masuk.
Beberapa saat kemudian.
"Selamat di indomerit kami, jika butuh bantuan Key siap membantu dengan sepenuh senyuman." Key menyapa ramah pada membeli yang baru saja masuk.
Wanita dengan usia sekitar 40 lebih, membalas senyuman juga pada Key. Sebelum sosok yang tak lagi mudah tersebut mengajaknya bicara.
"Kalau begitu, dimana tempat parfum ruangan. Saya sedang membutuhkannya?" kata perempuan tersebut dengan tangan yang sudah menenteng keranjang yang disediakan.
"Mari Bu, saya antar." Masih dengan senyuman yang mengembang. Key menawari Ibu tersebut untuk menuju tempat yang ia cari.
"Ini Bu," ucap Key lagi yang sudah memberitahu letak barang yang ingin dibelinya.
"Makasih, oh ya. Saya juga butuh bantuan," ucap Ibu-ibu yang saat ini masih dengan Key, karena pada saat ingin melangkah namun terhenti karena wanita yang ada disampingnya, tengah mengajaknya bicara.
"Key siap membantu dengan senyum manis ala pepsodent," jawab Key dengan senyuman sedikit lebar. Hingga menampilkan deretan giginya yang putih, dan tidak ada noda sedikitpun yang tersangkut diantara gusinya.
"Saya sedang cari calon mantu."
Uhuk.
Uhuk.
"Kamu kenapa?" dengan tampang polosnya si wanita itu sukses membuat Key tersedak salivanya sendiri.
"Tadi pagi sarapan ikan teri Bu, makanya keselek. Mungkin di dalam sini masih ada sisanya," ujar Key yang menimpali dengan sebuah candaan.
"Kamu kok gemesin banget sih, kayak Tessy saja." Wanita itu membalas candaan Key dengan cara mencubit kedua pipi Key hingga sang empu sedikit meringis sakit.
"Tessy siapa memangnya?" tanya Key antusias.
"Kucing Tante yang ada di rumah."
"Buset di samain sama kucing pula," gerutu Key dalam hati.
"Tua-tua gini tenaganya seperti tukang panggul saja," gumam Key dalam hati lagi.
"Mana, Tante tadi udah bilang mau cari mantu. Buruan cariin," kata wanita tadi yang menagih permintaannya.
Dasar konyol, pikir Key.
"Ibu—."
"Panggil saya Tante, ingat Tante."
Yang ingin menjawab namun terpotong oleh wanita yang tak mau di panggi Ibu, dan meminta Key untuk memanggilnya 'Tante'. Sungguh aneh bin nyata.
"Baiklah Tante, ini kan Indomerit bukan ajang pencarian menantu. Jadi, di sini jelas tidak ads! Kalau tante minta jajan, sabun, mi, minuman dan alat membasmi semut. Ada di sini," ujar Key menjelaskan secara singkat namun padat pada wanita itu. Dengan senyuman yang mulai dipaksakan Key berucap karena merasa sudah lelah dengan Ibu-ibu yang membuatnya hampir mengeluarkan kepulan asap.
"Kalau di sini tidak ada, bagaimana kalau kamu saja?" ujar wanita tersebut dengan tatapan serta senyuman yang tak bisa diartikan.
"Waduh Tante Maaf, saya masih di bawa umur jadi sama Mak saya tidak boleh jadi menantu dari istrinya anaknya."
"Kalau masih kecil kenapa sudah kerja?"
Glek!.
Entah siapa yang salah ... Ku tak tahu.
"Untuk yang ini tidak apa-apa Tante, kata Mak saya. Soalnya kan menghasilkan," jawab Key dengan tatapan malas.
"Tapi kalau jadi menantu saya juga menghasilkan kok," ujar wanita itu lagi yang terus memaksa Key.
"Iya betul menghasilkan," sahut Key dengan cepat.
"Tuh kan, menghasilkan."
"Iya, menghasilkan anak maksudnya, Tante."
Hum.
Entah wanita itu kesal atau tidak, yang jelas pada saat Key mengatakan akan kalimat yang terakhir. Beliau langsung melengos meninggalkan Key, tanpa berucap apapun.
Apa Ibu itu sedang tidak sehat? Pikiran Key tidak tenang karena ucapan Ibu itu membuatnya merasa jika beliau memang, tidaklah genap 50 persen.
"Ada-ada saja, dari pagi sampai sekarang kok apes gak ketulungan." Key bergumam seraya menggelengkan kepalanya. Agar segera sadar jika saat ini pekerjaannya sudah menanti.
Ayu yang sedang berada di kasir. Melihat Key dengan penuh tanda tanya.
"Kenapa itu anak. Mukanya kok gak enak dilihat," gumam Ayu saat Key berjalan ke arahnya yang berada di kasir.
Huff.
Key menghela nafas, lalu mengambil minum dan segera menghabiskannya, agar otaknya ikut dingin juga.
"Key, kamu kenapa?" tanya Ayu menatap sahabatnya penuh keheranan.
"Habis ketemu tante-tante meresahkan." Jawab Key tanpa menoleh ke arah Ayu.
"Aneh gimana?" Ayu memicingkan matanya, tanda bahwa dirinya sama sekali tidak mengerti dengan ucapan Key.
"Ada orang nyari menantu."
"Huh, menantu." Jawab Ayu yang masih tidak mengerti.
"Ini kan Indomerit, memangnya ada di rak?" ujar Ayu lagi.
"Tau deh ah, pusing.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
kholifah ifah
apa Tante ini emaknya om2 tempo hari thor???
2023-07-01
0
Little Peony
Semangat selalu Mom! Salam dari Somebody Does Love ❤️
2023-06-14
1
Anie Jung
Haaa Keysa di samain sama Kucing 🐈🤣🤣
2023-05-31
0