"Ya sudah, kita lihat yuk Bu. Siapa tahu tamu penting," ajak Pak Rudi pada istrinya untuk melihat ke depan.
"Yuk," timpal Bu Endang.
Lalu keduanya langsung berjalan ke arah pintu dan segera membukanya.
Pada saat pak Rudi membuka pintu, terlihat punggung lelaki yang sangat tinggi, bak tiang yang berada di pinggir jalan.
Suami istri itupun saling tatap untuk memastikan siapa tamu tersebut. Namun, keduanya justru saling menggeleng karena sama sekali tidak mengenali, dan baru pertama kali orang itu bertamu ke rumahnya.
"Hye kau ... yang ada di sana! Segera balik badan," ucap Pak Rudi penasaran dengan sosok tersebut.
"Assalamualaikum Bu, Pak."
"Waalaikumsalam." Jawab Pak Rudi beserta istrinya.
"Kamu siapa? Dan ada keperluan apa?" cercah Pak Rudi karena asing dengan wajah lelaki yang berada di depannya.
Mata kebiruan, hidung mancung dan ketampanannya. Pak Rudi berpikir jika lelaki tersebut bukanlah warga asli sini dan terlihat juga dari apa yang dikenakannya semua itu barang mahal.
"Bocah tengilnya ada? Ups maksud saya Key?" tanya pria itu.
Huffff.
"Hampir saja keceplosan karena salah panggil," gumamnya dalam hati.
"Ada, memangnya kamu siapanya anak saya?" tanya Pak Rudi yang tidak mau ketinggalan info.
"Saya temannya, dan saya juga ke sini buat jemput Key yang ingin berangkat kerja." Jawab pria tersebut dengan pandangan menyusuri ke sekeliling rumah, karena sedari tadi dirinya tak melihat batang jarinya Key.
"Ada, tunggu sebentar. Biar dipanggil istri saya yang tak lain dan tak bukan adalah Ibunya Key," ujar Pak Rudi.
"Baik Pak, terima gaji. Eh maksud saya terimakasih," kata pria berwajah tampan tersebut.l
Orang tua Key pun mempersilahkan masuk dan mereka akan memanggilkan Key, karena memang sekarang waktunya sang anak berangkat kerja.
Tok.
Tok.
Tok.
Bu Endang mengetuk pintu kamar Key, namun satu, dua, tiga. Ketukan tidak ada sahutan dari dalam.
"Apa anak itu lupa jalan pulang, waktu berada di alam mimpi?" Bu Endang bergumam dengan tangan mengetuk pintu terus menerus layaknya tukang bakso keliling.
Tok.
Tok.
Ceklek.
Kriieet.
Dua ketukan lagi, langsung pintu terbuka dan menampilkan sosok gadis khas orang bangun tidur.
"Ada apa sih Bu, Key kan pakai alarm. Jadi, tidak akan telat." Key yang belum sadar sepenuhnya terus berceloteh.
"Bukan masalah kamu ingat tidaknya. Akan tetapi, ada hal yang mengejutkan dari luar sana!" Bu Endang berbicara dengan nada serius agar Key, segera menanggapi ucapannya.
"Memangnya apa? Jangan membuat Key penasaran, Bu." Key pun berusaha mengumpulkan nyawanya dengan segera karena ia penasaran dengan apa yang akan disampaikan oleh ibunya.
"Di luar ada bule yang nyari kamu. Apa jangan-jangan tadi siang orang yang sama saat mengantarmu?"
Deg.
"Jika benar itu berarti ... Om Brian! Tidak salah lagi karena cuma dia yang punya wajah kebarat-baratan," gumam Key dalam hati guna memastikan jika itu memangnya Brian.
"Key ... kok jadi melamun, buruan keluar!" perintah bu Endang pada Key.
"Key mau mandi dulu Bu, sekalian karena ini sudah jam tiga lebih." Jawab Key yang tak mau membuang waktu.
"Terserah, tapi sedikit cepat karena kamu hutang penjelasan pada Ibu!" teriaknya pada Key, yang sudah beranjak meninggalkan sang ibu yang berada di depan kamar Key.
Beberapa detik kemudian.
Kini Key sudah tampil rapi dengan seragam kerjanya, yang tak lupa dibaluti dengan jaket kulit, dan sekarang ia sudah siap untuk menemui Brian.
"Om," tegur Key dari arah ruang tengah.
"Bocah tengil, apa dirimu sedang bermimpi ingin menjadi putri tidur! Dan apa kamu tidak melihat sampai saya karatan hanya untuk menunggu kamu." Ucapan Brian membuat Key langsung emosi.
"Apa aku meminta situ buat jemput? Tidak kan, apa aku minta situ menunggu aku? Tidak juga kan. Lantas yang salah di sini siapa! Sedangkan Om sendiri tidak mau dipersalahkan," kata Key, biarpun ucapannya sederhana namun rasanya sangat nyelekit seperti digigit seekor semut.
"Kamu!"
"Apa!" tantang Key.
"Tidak terima?" ulang Key lagi.
Ckckck.
"Saya itu baik-baik ya datang ke sini buat jemput kamu, dasar bocah tengil yang tidak punya rasa terimakasih." Brian mengomel tanpa henti dikarenakan Key yang tak suka sepertinya. Jika dirinya bertandang ke rumahnya dengan maksud baik.
Brian hanya ingin menebus kesalahannya pada Key, atas tindakan orang tuanya.
"Aku gak minta di jemput, kalau gak ikhlas tuh pintu keluar ke buka!" ujar Key tanpa punya rasa takut pada Brian.
Belum sempat Brian membalas ucapan Key, namun tiba-tiba saja bu Endang main muncul dan itu membuat Brian urung menyerang balik kata-kata Key.
"Nak Bule, di minum dulu teh nya." Bu Endang pun meletakkan cangkir tepat dihadapan Brian, dengan seulas senyuman yang terbit di sudut bibir Brian, ia membalas.
"Terimakasih Bu, saya minta maaf sudah merepotkan." Ucapan Brian nampaknya mendapatkan tatapan tak suka oleh Key, dan dalam gumamnya ia menirukan gaya Brian berbicara.
"Dasar tua-tua keladi, makin tua makin menjadi." ucap Key lirih namun Brian pun masih bisa mendengarnya saat Key tengah mengatainya.
"Tidak kok nak Bule.
ini hanya gambaran yang othor buat, jika kurang puas boleh bayangin sendiri ya.
Brian dengan kaos lengan panjang, namun di arahkan ke atas sampai menampilkan tangan kekarnya, ia tersenyum penuh kemenangan karena pada akhirnya, ia tidak jadi pulang. Dikarenakan disuguhkan secangkir teh oleh bu Endang.
Setelah itu bu Endang membiarkan anak dan teman lelakinya mengobrol, sedang dirinya sendiri memilih pergi dan tidak mau mengganggu anaknya.
" Om ingin mengantar aku kan, sekarang yuk jalan." Key pun dengan berani langsung menarik lengan Brian, namu tiba-tiba Key kehilangan keseimbangan sampai akhirnya kejadian tak terduga terjadi.
Bukh.
Mata mereka saling menatap satu sama lain, dengan tubuh mereka juga melebihi sorang suami istri.
"Sangat indah ciptaanmu Tuhan, sungguh tampan sekali." Key terus memuji lelaki yang ada di bawahnya. Meski pujian itu hanya ada dalam hati.
"Imut, tapi sayang. Terkadang bisa berubah menjadi monster yang menyebalkan," batin Brian.
"Eh, kenapa aku memuji bocah tengil ini cantik ya." Brian baru menyadari jika dirinya tengah memuji Key yang masih imut-imutnya di saat masih remaja, bahkan baru beberapa bulan yang lalu lulus sekolah.
Wah parah nih, harus menyadarkan mereka nih.
Ekhem.
Uhuk.
Uhuk.
Ekhem.
"Ternyata belum sadar juga, wah kasus nih anak." Seseorang tengah berusaha menyadarkan Key dan Brian namun nihil.
Harus pakai cara lain sepertinya. Seseorang tersenyum jahat karena dengan begitu kedua pasangan mesum akan tertangkap basah.
"Banjirrrr!"
"Banjirrrr!"
Bruk.
Auh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Anie Jung
Rajin rajin lha ngasih Visual, biar mata tambah seger🤣🤣 Otak sdh segar lihat kelakuan Om Brian yg Somplak dan Key yg tegil😁😁🤣🤣
2023-06-03
0
վմղíα | HV💕
iklan meluncur
2023-05-21
1