Ketiga pria itu terperangah kalah melihat Key yang sudah berani mencium Brian.
"Apa dia pikir aku tidak berani!" sungut Key dalam hati dengan diiringi senyuman.
Apa ini mimpi? Brian terus saja memikirkan akan apa yang baru saja ia rasakan, terasa mimpi. Yah, mimpi yang sangat nikmat menurut Brian.
Brian yang tak kalah terkejutnya hanya bisa melongo dan sesekali mengusap bibir dan juga pipinya.
"Dasar bocah nakal, bisa-bisanya melakukan hal itu padaku." Brian hanya diam dan cukup bergumam dalam hatinya akan kelakuan Key, tapi tidak dipungkiri bahwa Brian juga sangat menikmatinya dan sentuhan bibirnya terasa lembut.
"Apa-apaan kalian ini!" dengus Mira yang langsung mengambil tas dan segera keluar dengan kaki yang di hentakkan.
Hahahahaha.
Brian, tante Linda, dan juga Key. Tertawa begitu keras kala berhasil mengusir Mira dengan panggilan 'Hama' oleh Key.
"Dasar kamu gak berguna, mengusir seorang wanita seperti itu saja kamu tidak bisa." Tante Linda langsung berkacak pinggang saat berbicara pada Brian.
"Lihat! Key juga yang harus turun tangan kan," imbuh tante Linda lagi.
"Iya kan, lagian aku bukan ahlinya mengusir perempuan. Mana bisa Mama berbicara seperti itu," kata Brian membela diri.
"Eh tunggu, apa kau tadi cemburu makanya ngusir siapa itu julukan yang kamu beri?" kata Brian, karena dirinya lupa akan julukan yang diberi oleh Key.
"Enak saja aku cemburu, gak ada sejarahnya aku cemburu sama wanita seribu kaki itu, dan sekaligus hama." Jawab Key pada Brian yang tak terima jika dirinya dikata cemburu.
"Kalau gak cemburu, lantas kenapa itu bibir di monyongin?" tanya Brian dengan mengunakan bahasa mata sebagai isyarat.
"Terserah aku dong, orang mulut, mulut punyaku sendiri!" ucap Key penuh penekanan.
"Sudah-sudah. Kalian ini isinya cuma berantem mulu, memangnya tidak capek apa!" bentak tante Linda yang mencoba menengahi pertikaian antara Key dan Brian.
Karena sejak dari awal ketemu di rumah sampai akhirnya mereka menikah pun. Tidak ada perubahan dan tetap saja bertengkar.
"Key, apa kamu sudah makan?" sebelum Key mengikuti langkah Brian. Tante Linda bertanya soal menantu yang ia dapatkan kurun waktu sehari itu sudah makan atau belum.
Sedangkan Key yang mendapat pertanyaan tersebut. Hanya bisa menggeleng karena memang dirinya belum makan.
"Ian, kenapa anak orang kamu biarkan kelaparan. Kamu tahu sekarang sudah jam berapa? Jam 11 Brian, kamu itu bisa gak sih jadi suami!" Tante Linda marah karena Key sedari belum mendapatkan jatah makan malam.
"Tadi udah aku tawarin Mam, tapi dianya saja yang gak mau." Brian menyela tuduhan dari Mama nya yang lalai memberi makan pada istrinya.
"Lha orang cilok yang di tawari. Ya ogah dong udah gitu ngasih uangnya cuma 10 ribu pula, dasar bule kere!" dengus Key yang ternyata langsung ceplas-ceplos mirip onde-onde mini.
Brian langsung meringis agar dirinya tidak sampai mendapatkan karma dari tante Linda, belum juga sedetik namun.
"Duh Mama sakit, auh ... auh, Ma sakit ini." Brian meringis karena mendapat cubitan di lengan. Merasa jika Key telah diabaikan sehingga tante Linda lah yang harus membela.
"Ma, tolong lepasin, besok-besok gak gitu lagi deh. Kalau Key belum makan nanti dibeliin nasi pecel," kata Brian memohon agar sang mama melepaskan jewerannya.
"Nasi pecel 10 ribu, udah sama teh nya. Bilang saja kalau Om itu gak mau beliin dan aslinya pelit juga," elak Key pada Brian.
"Enak saja kamu ngatain saya pelit!" ucap Brian tidak terima.
"Lho, kan kenyataannya seperti itu kenapa Om jadinya sewot." Key membalas senyuman menyingrai.
"Sudah-sudah." Tante Linda mulai pusing memikirkan anak dan menantunya, yang tak perah akur. Sekarang, tante Linda tengah memegangi pelipisnya dan memijat agar sedikit ringan. Akibat pusing yang mendadak menyerangnya.
"Key, kamu bersih-bersih lah dulu. Lalu lekas ke dapur untuk makan," perintah tante Linda pada Key.
"Kamu Brian, segera ajak istrimu naik supaya bisa segera bersih-bersih." Tante Linda juga menyuruh Brian untuk menemaninya ke kamar, karena tante Linda yakin jika Key belum tahu dimana letak kamarnya Brian.
"Iya Ma, ini juga mau jalan." Jawab Brian.
"Ma, Key naik dulu ya buat bersih-bersih." Key pun tak lupa berpamitan dengan sang mertua yang baru sehari ini menjadi dari bagian keluarganya. Bersyukur Key bisa mendapat mertua sebaik tante Linda, walau dirinya hanyalah menantu dadakan. Akan tetapi, Key belum tahu reaksi papa nya Brian. Mungkin bisa jadi besok akan menjadi pagi yang rempong karena kegaduhan seperti tadi pagi, yang sempat dialami Key dengan papa nya Brian.
.........
Malam semakin larut, nampaknya dua pasangan salah paham itu. Belum juga damai.
"Om, gak bisa lepas sarung di kamar mandi!" seru Key dengan keadaan mata tertutup setelah melihat Brian mulai menurunkan sarungnya itu.
"Idih apaan sih kamu, memangnya saya pria mesum! Dasar bocah tengil." Brian pikir jika Key terlalu berlebihan karena ia memakai kolor, bukan hanya memakai sarung saja.
"Itu, tadi Om nurunin sarung. Buat apa coba? Ingat jangan macam-macam sama aku, ya."
"Kamu terlalu percaya diri bocah. Lagian saya tidak tertarik dengan modelan seperti kamu, lihat itu gunung datar kan dan tidak ada pemandangan sama sekali." Key yang mendengar itu, langsung saja membungkus seluruh tubuhnya dengan selimut. Sehingga menampakkan kepala saja dan Key juga langsung memejamkan mata agar esok hari akan segera tiba.
Keesokan paginya.
Pagi hari sang mentari mulai menyongsong di atas sana, menampakkan dua pasangan yang baru kemarin berubah status. Lalu keduanya menggeliat karena sebuah alarm membuat mereka langsung bangun.
Namun, kejadian tak terduga membuat kehebohan seisi rumah sampai orang tua Brian ikut kaget dengan sebuah teriakan.
"Rampok! Rampok, tolong ada rampok!" Key berteriak hingga membuat Brian langsung terjingkat.
"Lepaskan, dasar rampok mesum!" Key mencoba berontak dari cengkraman Brian, tapi kekuatan lelaki jauh lebih kuat daripada dirinya.
Sssst.
"Diamlah!" sergah Brian karena itu sungguh sangat berlebihan menurutnya.
Ssssst.
"Jika tidak bisa diam, maka terpaksa saya akan membekap mu."
Tok.
Tok.
Tok.
Suara ketukan pintu membuat seseorang langsung datang ke kamar milik Brian. Dikarenakan pintu sedikit terbuka, jadi wajar jika tante Linda dan suami bisa mendengar.
"Harusnya kamar ini kan kedap suara, lantas kenapa orang-orang pada denger?" Brian pun bertanya-tanya karena rasanya tidak masuk akal baginya.
"Brian, Keyla! Kalian tidak apa-apa kan?" dengan perasaan cemas takut terjadi apa-apa tante Linda langsung bertanya.
"Ma, lagian siapa yang Mama panggil itu? Jangan bilang kalau anak kamu campur kebo?" kata papa Axsel karena yang ia tahu bahwa Brian masih sendiri.
Nampaknya tante Linda tidak terlalu menanggapi ucapan dari suaminya, karena ia sadar jika pintunya terdapat celah, dan itu bisa membuat mereka melihatnya dengan jelas.
Tante Linda masih sibuk untuk membuka pintunya. Sedangkan Brian terus menghimpit tubuh Key, dengan ketiaknya. Pemberontakan tak bisa membuat Key lepas, justru kali ini nafasnya terasa sesak, akibat bau cuka yang ada di tubuh Brian.
"Oeee ... lepas Om bodoh, apa kamu ingin mengganti sianida dengan bau ketek kamu! Untuk membunu*ku."
"Jangan berisik, dan—."
"APA YANG KALIAN LAKUKAN!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
kholifah ifah
ngakak jadinya🤣🤣🤣🤣
2023-07-01
0
Anie Jung
Si Key klo drmh ibu nya, Ibu nya jd lawan rbt , klo drmh Mertua Suami nya lawan ribut nya🤣
2023-06-03
0
վմղíα | HV💕
hahaha kapan pasangan ini damai.
2023-05-26
1