Key mendapat teriakan dari Brian. Sontak langsung mengerem sampai akhirnya, kepala mereka berdua satu sama. Terkena helm yang dikenakan.
"Hye Om! Apa-apaan sih pakai berteriak, memangnya gak bisa apa kalau hanya menepuk." Key yang kesal langsung turun dari atas motor, dan langsung mengomel hingga kedua telinga Brian di sumpal oleh jarinya.
"Hye bocah, di sini yang seharusnya marah itu kan saya. Bukannya kamu! Memangnya saya ini mau kamu ajak ke mana?" setelah dari tadi Brian berpikir bahwa jalan yang dilaluinya bukan arah rumahnya, maka dari itu Brian berteriak pada Key karena sudah di tepuk sebagai isyarat pun bocah itu tidak dapat merespon.
Sejenak Key menatap jalanan dan mencari tahu lewat pandangannya, dan ternyata benar bahwa yang mereka lewati adalah jalan menuju rumah Key.
Ckckckck.
Key berdecak sebal karena memang dirinyalah yang saat ini salah, dan lagipula Key juga tidak tahu dimana rumah Brian.
"Masih mau mengelak, bocah tengil." Brian menaikkan kedua alisnya, dengan satu jari diletakkan di dagu.
"Ya-ya itu kan salah Om sendiri. Aku gak tau jalan buat menuju rumah situ, jadi ya aku sekenanya saja kalau lewat." Key pun mencoba mengelak tuduhan tersebut dengan seribu alasan, bukan seribu bayangan ya.
"Ngeles saja kek bus," gerutu Brian.
"Apa anda bilang, dasar om-om nyebelin." Key merajuk karena tidak terima jika disalahkan.
"Sudahlah jangan mengajak saya buat silat lidah, kalau begini terus yang ada tangan saya ini akan menjadi balon udara!"
Key langsung membulatkan matanya, karena mendengar ucapan konyol dari Brian.
"Sepertinya Om cocok jadi komedian," ujar Key.
"Kenapa bisa gitu?" Brian mengernyitkan dahinya.
"Iya, karena otak Om, agak somplak." Jawab Key dengan diiringi sebuah senyuman yang memuaskan.
Dasar tengil,
Lepas itu, Key dan Brian menaiki motor lagi. Brian juga sudah memberikan alamat rumah Brian.
Setelah perdebatan dan pertengkaran yang cukup menguras isi otak. Akhirnya sampai juga Key di depan rumah mewah, rumah yang selalu diimpikan lewat dunia khayal.
"Ini rumah, Om?" tanya Key memastikan.
"Jangan banyak omong, sekarang buruan turun!" titah Brian pada Key.
Detik kemudian.
"Pak, buka!" Brian memanggil seseorang untuk membuka gerbang, dan Key yakin itu adalah salah satu penjaga rumah mewah tersebut.
Benar saja, setelah merasa ada yang memanggil. Security itu pun gegas membukakan gerbang untuk majikannya, namun sedetik berlalu terlihat Security itu nampak keheranan akan majikannya tengah membawa seorang ABG, yang tengah berdiri di samping motor.
"Sejak kapan Bapak jadi pindah haluan, dan penyuka ABG?" dalam benak Security terus saja bertanya-tanya dan dalam tujuh tahun ini, majikannya untuk pertama kalinya membawa seorang wanita.
"Sapto!" panggil Brian karena sedari tadi ia melihat jika orang yang berna Sapto tengah melamun.
"I-iya Pak."
"Apa kamu akan seperti itu terus sampai nanti!" Pak Sapto seorang penjaga di rumah Brian, seketika langsung menutup kembali gerbangnya saat mendengar suara dari majikannya.
Aneh.
Pikir Key saat ini dengan tatapan sedikit risih karena pria yang bernama Sapto tengah memandanginya. Mulai ujung kaki sampai ujung kepala.
"Bocah tengil, ikut saya masuk." Brian pun langsung mengajak Key untuk segera masuk, guna mengobati tangannya yang sekarang sedang memar.
"Iya, dasar duda bawel." Key menjawab dengan nada sengit, sedangkan pak Somat tertawa karena begitu beraninya pada orang yang berstatus majikannya.
Tepat saat Brian membuka pintu, terlihat sosok perempuan berkisar di atas 40 lebih, tengah asik membaca majalah dan ditemani segelas jus jeruk.
Ketika melihat Brian, wanita itu lantas menegur putranya karena telah membawa seorang wanita.
Sedangkan Key yang sudah berkeringat menahan sesuatu di hatinya, tidak bisa menyembunyikan semua itu dari Brian.
"Ian, siapa yang kamu bawa?" tanya sang mama pada Brian.
"Orang lah Ma, masa iya manekin." Jawab Brian dengan nada malas.
"Di tanya bukannya di jawab dengan betul malah ngajak bercanda," gerutu mama nya Brian yang tengah kesal dengan sang putra.
"Dia bocah tengil." Brian pun lantas memperkenalkan Key pada orang tuanya Brian.
Seketika mama nya Brian mengerutkan keningnya dan tengah mengingat akan sesuatu dan.
"Kamu kan—."
"Tante!"
Akhirnya keduanya baru sadar jika dua wanita tersebut pernah bertemu.
"Wahhh ... tumben kamu pintar Ian," ujar sang mama, dan itu membuat Brian dilanda kebingungan.
"Apa maksud Mama, aku gak ngerti!" Brian pun mencoba mencari penjelasan kenapa mama nya bisa sesenang itu.
"Ini kan Key, perempuan yang mau Mama kenalin sama kamu."
Hemmm pengen jungkir balik gak tuh si brian.
"Ma, apaa sih. Ini itu bocah tengil dan ini coba lihat! Gara-gara bocah ini tanganku mirip seperti ikan buntal," ucap Brian sembari menunjukkan tangannya yang tengah bengkak.
"Alah kamu nya saja yang lebay ...."
"Tunggu!" sahut Key dengan cepat.
"Jadi kalian ini—,"
"Kenapa?"
Belum juga Key mengatakan jika tante-tante yang tempo hari ditemuinya sewaktu di indomerit, kini dipertemukan lagi. Dengan menjadi sosok sebagai orang tuanya Brian.
"Ja-di kalian sudah akrab juga?" Brian yang merasa kebingungan dengan pemandangan yang ada di depannya. Tak bisa memungkiri bahwa ia sangat syok. Melihat kejadian tersebut.
"Sudahlah, cepat obati. Kamu itu laki-laki bukan waria dan kenapa pula bisa kalah jauh dengan tenaganya Key," ujar mama nya Brian, yang tak ambil pusing dengan lengan anaknya, dan anehnya. Bukannya prihatin justru malah mengomelinya.
"Yang anak Mama itu siapa sih, kok bisa-bisa bocah tengil ini yang dibela." Brian mendengus kesal, dan rupanya membawa Key ke rumahnya. Adalah sebuah musibah karena dirinya sebagai anak tidak anggap, dan justru lebih memperhatikan Keyla.
"Kalau kamu masih protes, maka Key akan Mama suruh untuk membuatkan satu lagi di kiri."
Glek.
Brian langsung menelan salavianya dengan kasar. Mendengar ancaman dari sang mama, Brian pun seketika tidak berkutik.
Key yang merasa tidak nyaman mencoba menghindar dari obrolan, dan tidak menghiraukan ucapan dari mama nya Brian, dan berniat untuk pamit pulang.
"Tante, Key pamit pulang dulu ya. Soalnya takut dicariin sama Ibu," ujar Key karena ia tidak mau semakin lama dengan orang-orang aneh menurutnya.
"Tidak Key, nanti dulu. Kita makan saja dulu lekas itu boleh kamu pulang, lagian gak baik nolak rejeki dari mertua."
Glek.
Uhuk.
Uhuk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Dede Mila
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
2024-03-29
0
kholifah ifah
Tuh kan ternyata bener ..Tante itu emakny si om😁Dan emaknya udah seneng sama calon mantunya👍
2023-07-01
0
Anie Jung
Turutin Key, Mertua ngajak makan 🤣.
2023-06-02
1