"Dasar bocah tengil, nyuruh seenak jidatnya saja." Brian mengomel sepanjang langkahnya karena Key yang tak bisa sabar.
Sedangkan pak Rudi beserta istrinya, langsung tepuk jidat karena sedari kedatangan Brian di rumahnya. Sampai pada akhirnya mereka dinyatakan 'Sah' sebagai suami istri, tetap saja membuat mereka tidak berubah dan selalu saja seperti balita yang tengah rebutan permen.
"Anak kamu sampai kapan akan bertingkah konyol begitu Pak, apa Bapak dulu sama Almarhumah bikinnya pecicilan?" sontak saja pak Rudi melotot, bagaimana bisa istrinya punya pikiran seperti itu.
"Nah bener kan, pas Bapak bikinnya dulu pecicilan. Terus ya seperti itu jadinya anak tengil, karena pas proses Bapak tidak mentaati peraturan."
Kenapa dengan ini perempuan, aneh pikir pak Rudi.
"Dulu kan masa muda masih kuat-kuatnya jadi perlu mencoba gaya apa saja," gumam pak Rudi dengan suara dibuat selirih mungkin agar istrinya tidak dapat mendengar.
"Kenapa Ibu bahasnya jadi ke proses pembuatan, emangnya kue apa!" pak Rudi tidak terlalu menanggapi dan berlalu begitu saja, karena tidak mungkin juga ia menjawab 'Iya' pada istrinya.
"Pak, mau ke mana? Ibu kan belum selesai bicara!" teriak bu Endang.
"Berisik, Bapak mau ngopi karena hidup ini terasa berat, biar enteng di minumi kopi." Jawab pak Rudi dari dalam.
...............
Sedangkan di depan Indomerit, Key langsung saja turun dari motor. Tanpa berbicara sepatah kata pun, dan membuat Brian yang kesal.
"Dasar bocah tidak tahu terimakasih," gerutu Brian yang langsung pergi dan berencana akan pulang untuk mengatakan apa yang telah terjadi kepadanya.
"Eh, itu bocah nanti pulang jam berapa ya. Kok aku jadi lupa buat tanya," ucap Brian lirih.
Akhirnya dengan keterpaksaan Brian memutuskan untuk masuk ke dalam. Guna bertanya akan jam pulangnya Key nanti malam.
Brian yang pada saat itu sudah masuk, memutuskan berdiam di sebelah pintu kaca, karena Key dan temannya tengah berbincang, dan sedikit serius. Maka dari itu Brian mengurungkan niatnya.
"Key, ingat apapun yang terjadi kamu harus profesional dalam bekerja. Jika kamu ijin pun tak masalah, tapi kamu tidak ada izin, sedangkan sudah jam berapa? Apa kamu tidak melihat itu!" kata Ayu dan untunglah teman satunya lagi ada di belakang, jadi Key tidak akan mendapat serangan bersamaan.
"Maaf Yu, aku tadi lupa ngabari kamu. Itu pun aku sudah siap tapi tiba-tiba—," Key yang belum sempat melanjutkan percakapannya antara dirinya dan Ayu.
Tiba-tiba saja ada pembeli yang menyerahkan barangnya di kasir. Hingga obrolan pun terhenti dan Brian mengurungkan niatnya untuk menemui Key, karena tidak mau nantinya akan menimbulkan masalah.
Akhirnya Brian kembali ke luar dan langsung menyalakan motornya untuk dirinya pulang.
.
Tidak berapa lama kemudian.
Brian baru saja sampai di rumah dan ia juga tengah di sambut oleh tante Linda, karena putranya seharian ini keluar tanpa memberi kabar.
"Ian, kamu darimana? Sampai jam segini baru pulang, ingat kamu tidak lagi mudah dan saatnya menata hidup kembali setelah hancur." Tante Linda sedari tadi mengomel sampai berbusa, Brian tak ada sedikitpun menatapnya. Atau hanya sekedar membalas perkataan dari sang mama.
"Ian, tunggu!" seru Tante Linda karena Brian tetap melanjutkan langkahnya.
"Ian haus Ma, jadi mau ambil minum dulu." Jawaban Brian membuat Tante Linda menghela nafas, karena bagi Brian juga. Tidak mungkin mengatakannya langsung, perihal kejadian sore tadi, ia butuh tenaga untuk hal itu meski mama Brian menyetujuinya di tambah antara Key dan mama nya saling kenal.
"Ma," panggil Brian.
"Ada apa? Apa ada masalah sehingga wajah kamu terlihat seperti karung lipat," timpal Tante Linda.
"Masih juga ngeledek," gerutu Brian sedikit kesal karena bukan jawaban seperti itu yang ingin di dengar oleh Brian.
"Kan emang bener, ngaca sana! Biar tahu wajah jamu kusut." Jawab Tante Linda lagi.
"Ma, Mama ingin kan kalau anak anak Mama ini segera menikah?" ujar Brian tanpa mengalihkan pandangannya.
"Pertanyaan bodoh macam apa ini! Usia mu sudah lebih dari cukup untuk menduda Brian. Apa kamu ingin melihat kita mati sebelum punya cuci," ucap Tante Linda bersungguh-sungguh yang ingin segera melihat anaknya berumah tangga lagi, setelah perceraiannya dengan mantan istrinya enam tahun lalu.
"Kalau Brian sudah menikah, apa respon Mama—."
"APA!"
Belum selesai Brian berucap, namun Tante Linda sudah keduluan syok. Akibat lelucon yang dikatakan oleh Brian.
"Ma, gak pakai teriak kenapa? Ini kuping bukan gantungan baju!" pekik Brian karena suara sang mama membuat Brian langsung menutup telinganya.
"Ya wajar lha, Mama kan syok!" seru Tante Linda dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.
"Aku udah nikah sore tadi," terang Brian.
"Kamu serius?" tanya Tante Linda tidak percaya.
"Jangan bilang kalau kamu kepergok mesum, dan hamilin anak orang sampai-sampai—."
"Tidak Ma, aku tidak mungkin melakukan hal di luar batas." Brian segera mengelak akan tuduhan dari tante Linda.
"Lantas bagaimana bisa kamu tiba-tiba menikah, jangan mengarang cerita demi pembodohan Brian, Mama tidak akan setuju jika wanita itu adalah wanita yang tak baik." Tante Linda mulai berjalan ke hal serius karena semua itu menurutnya patut dibicarakan.
"Demi Allah Ma, aku tidak melakukan yang Mama tuduhkan." Brian pun masih mencoba menyakinkan sang mama, karena ia tidak mau di tuduh apa yang dibilang barusan.
"Terus, kenapa bisa sampai mendadak nikah. Kalau kamu tidak berbuat yang di luar batas, betul kan apa yang Mama bilang." Tante Linda menekankan kata-kata tersebut supaya Brian mengakui perbuatannya.
"Tadi itu hanya salah paham Ma, dan mengira bahwa kita sedang melakukan hal memalukan. Padahal kita itu tidak ngapa-ngapain," tukas Brian dengan kedua tangan ikut bicara mencoba memberi penjelasan agar mama nya mau percaya, dengan apa yang dikatakan.
"Sudahlah, Mama mau masak buat makan malam dan lebih baik bawa ke sini wanita itu dan jelaskan pada kami semua." Tante Linda pun langsung pergi, dan terlihat jika sorot matanya menampilkan kekecewaannya terhadap Brian, putra satu-satunya.
Sedangkan Brian sangat frustasi karena orang tuanya sama sekali tidak percaya dengan apa yang dikatakan olehnya.
Ia lalu beranjak dari dapur dan segera mengistirahatkan kepalanya yang semakin berdenyut, dan lagi. Nanti sore dirinya juga harus menjemput Key dari tempat kerjanya.
Sedangkan di dapur, tante Linda yang tengah sibuk memasak. Tidak bisa memungkiri bahwa pikirannya tertuju pada Brian.
"Bagaimana bisa, kepergok dan salah paha. Berujung menikah dan itupun sangat mustahil.
Sore telah berlalu dan matahari benar-benar tengelam. Malam pun hadir di antara mereka, tepat pukul delapan.
Brian yang sudah siap untuk keluar, dan kali ini tidak membawa motor. Melainkan membawa mobil dengan tujuan Key tidak terkena angin.
Brian yang terlanjur membuka pintu, betapa syok kala melihat siapa yang ada di depannya saat ini.
Ceklek.
Diam tan mematung itulah Brian. Sesaat matanya menatap tajam, kearah sosok yang sekarang di depan matanya.
" Kau!"
"Mau apa kau datang?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Dede Mila
mantan istri Brian ya..../Shhh/
2024-03-29
0
Buna Seta
Yang datang mantan pacar kali
2023-06-19
0
Anie Jung
Nahh siapa itu ?
2023-06-03
0