Dalam keluarga istrinya, hanya mendiang Ayah mertuanya yang tulus menyayanginya tanpa melihat materi ataupun status sosial. Nia, istrinya, sesungguhnya wanita yang baik karena sangat mencintainya yang tak memiliki materi apapun. Namun sejak ditekan oleh ibu mertuanya itu maka sikap Nia pun terkadang berubah pada Heru.
Akan tetapi ia tetap menjalankan kodratnya sebagai seorang istri yang baik dengan menyiapkan segala keperluan Heru dan melayani kebutuhan biologis suaminya itu. Keduanya tidak menunda memiliki momongan.
Terlebih Bu Rosa sudah mendambakan cucu dari mereka. Bahkan jika Nia kedatangan tamu bulanan selalu saja Heru dihina kembali oleh ibu mertuanya itu dengan sebutan pria mandul.
"Percuma Her, kalau punya wajah tampan tapi rudalnya loyo. Cupu jadinya," sindir Bu Rosa.
Secara fisik memang Heru dikenal cukup tampan dan memiliki perawakan yang tinggi tegap walaupun penampilannya terkesan sederhana. Bahkan ia selalu memakai kaca mata sehingga terkadang disebut culun oleh beberapa orang temannya.
Heru awalnya bekerja sebagai buruh pabrik dengan gaji lumayan, mendadak dianggap sebagai menantu kelas teri oleh ibu mertua bahkan adik iparnya juga yang bernama Selly. Hal ini dikarenakan dampak dari wabah penyakit coronavirus (COVID-19) yang melanda Indonesia beberapa waktu silam sehingga banyak perusahaan yang melakukan PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) secara sepihak pada karyawannya.
Termasuk pada Heru yang juga terdampak sehingga selama hampir dua tahun dirinya menjadi pengangguran. Setiap hari ia harus membantu pekerjaan kasar di restoran kecil milik ibu mertuanya yang bernama Rosa Wijaya (55 tahun). Ayah mertuanya yang bernama Danang Wijaya (57 tahun) telah meninggal dunia dua tahun lalu terkena wabah covid.
Otomatis sejak Ayah mertuanya meninggal, maka usaha restoran milik keluarga istrinya itu dikelola penuh oleh ibu mertuanya. Nia Kusuma Wijaya (25 tahun), istri Heru, bertugas sebagai kasir restoran. Usaha restoran kecil-kecilan milik keluarga Wijaya tersebut menjual masakan khas Sunda.
Letaknya yang ada di pusat kota Bandung tak jauh dari gedung Sate ini cukup ramai peminatnya. Usaha ini sudah didirikan dan ditekuni oleh mendiang Ayah mertua Heru tersebut sebelum menikah dengan Bu Rosa.
Namun sejak wabah covid merebak sangat tinggi maka otomatis restoran pun sepi pembeli dan mengalami buka tutup. Dan sekitar enam bulan lalu setelah covid sudah mereda, restoran sudah buka terus setiap hari walaupun pendapatan masih belum stabil.
Setelah berjuang ke sana kemari, Heru mendapat tawaran pekerjaan dari seorang teman untuk bekerja di Jakarta. Namun hanya sebagai OB (office boy).
Heru pun menyetujui setelah ia berdiskusi dengan sang istri. Walaupun hanya sebagai OB, namun gaji yang ditawarkan cukup tinggi. Bahkan hampir setara dengan gaji saat dia menjadi buruh pabrik di pinggiran kota Bandung beberapa tahun silam.
Nia pun sebagai istri mengijinkan suaminya untuk bekerja di Jakarta. Sebagai istri, dirinya juga ada rasa tak tega melihat suaminya yang terus dihina oleh ibunya secara terus menerus karena belum mendapatkan pekerjaan.
Dirinya sangat paham sebab mencari pekerjaan di jaman sekarang susah. Terlebih sang suami hanya lulusan sekolah menengah atas. Akhirnya Heru pun menerima pekerjaan tersebut.
Heru mengatakan bahwa setiap dua minggu sekali dirinya akan mengusahakan untuk pulang ke Bandung saat akhir pekan. Dikarenakan perusahaan tempatnya bekerja akan libur setiap sabtu dan minggu.
Heru pun tidak perlu bingung soal kos selama ia bekerja di Jakarta. Perusahaan telah menyediakan mess untuk karyawan yang berasal dari luar kota Jakarta secara cuma-cuma.
Letak mess pun tak jauh dari perusahaan, sehingga Heru cukup berjalan kaki saja setiap berangkat dan pulang bekerja. Hitung-hitung hemat ongkos agar uangnya bisa terkumpul banyak untuk tabungan membeli rumah sendiri buat sang istri.
Setiap pulang kampung ke Bandung, Heru bukan untuk bersantai-santai atau pun duduk manis. Akan tetapi ia selalu membantu beberapa pekerjaan kasar yang ada di restoran milik ibu mertuanya itu. Terkadang menjadi juru cuci piring, tukang sapu hingga kuli angkut kebutuhan bahan restoran.
Ia melakukan hal itu ikhlas sebagai wujud bakti menantu pada keluarga sang istri. Namun hal itu tidak serta merta membuat keluarga istrinya bangga.
Justru mereka sering mencemooh dirinya karena dianggap sebagai menantu kelas teri yang tak berguna memberikan materi yang berlebih untuk Nia, istrinya.
Keesokan paginya di hari Minggu, Heru tengah sibuk menyapu bahkan mengelap meja-meja restoran. Tiba-tiba ada seorang kakek tua dengan pria berbaju hitam di sebelahnya membuka pintu restoran yang masih tertulis tutup tetapi tak dikunci oleh Heru. Restoran baru akan dibuka setengah jam lagi.
Ceklek...
"Eh maaf Pak, kami belum buka. Setengah jam lagi baru restoran dibuka," tutur Heru sopan.
Deg...
"Liam?" batin kakek tua itu.
🍁🍁🍁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Andi P
bagus, pas diangkat jadi cerita sinetron 👍👍
2024-10-07
1
Jemmy Mangkey
👍👍👎👍👍👍👍👍🙏🙏🙏🙏
2024-05-16
1
Surya Ana
lanjut
2024-04-16
1