Heru begitu terkejut setelah ia masuk ke dalam mobil bersama Ferhard dan anak buahnya tersebut, dikatakan bahwa Presdir akan berbicara hal penting sehingga ingin bertemu di suatu tempat rahasia. Jujur perasaannya campur aduk dan ketakutan.
Heru kemudian diantarkan Ferhard untuk mengambil barang-barangnya yang masih ada di mess kantor. Setelah itu ia langsung dibawa pergi entah ke mana. Dirinya sungguh bingung dan cemas.
Ia sempat menaiki sebuah helikopter menuju ke suatu daerah terpencil yang cukup sepi. Namun ia tak mengenali di mana daerah tersebut atau kota apa.
Setelah menempuh perjalanan udara, mereka sekarang ke jalan darat dengan mengendarai mobil mewah kembali menuju suatu tempat rahasia. Heru sungguh takjub melihat pemandangan indah di sana. Ternyata di dalam sebuah hutan kecil nan rimbun di sana, ada sebuah villa yang sangat luas dan megah di dalamnya.
Di luar villa tersebut begitu banyak penjaga. Heru semakin takut namun dirinya tidak bisa berbuat banyak. Sebab tasnya raib entah ke mana. Di dalam tas tersebut selain baju, ada barang pentingnya yakni ponsel dan dompetnya.
Ia ingin sekali mengabarkan hal ini pada Asep. Khawatir jika dirinya ada apa-apa maka biarlah tetap ada Asep sebagai saksinya. Dia tak mau tinggal nama dalam keadaan jasadnya tidak ditemukan keluarganya terlebih oleh istrinya.
Pikiran negatif terus menerpanya. Seakan seperti berada di sebuah film mafia dan ia berpikiran dirinya akan dijadikan korban lalu jasadnya dibuang tidak jelas sehingga keluarganya tidak akan tahu atau menuntut pada pelakunya. Sungguh ia bergidik ngeri jika membayangkan dugaan negatifnya itu.
Sebab semua bodyguard di area tersebut membawa pistol yang tentu saja ia yakini sebagai pistol sungguhan bukan mainan.
"Ya Tuhan tolong lindungi aku," batin Heru gemetaran.
Heru pun memasuki villa tersebut yang di dalamnya sangatlah megah dan mewah. Saat memasukinya seluruh pelayan membungkukkan badan guna memberi hormat padanya. Ia pun dilanda kebingungan.
Kini Ferhard dan Heru sudah berada di sebuah ruang kerja yang cukup besar. Di sana sudah ada kakek Geraldo yang tengah duduk di singgasananya.
Deg...
Heru begitu terkejut melihat kakek Geraldo. Ia adalah kakek yang pernah ia sapa dan lihat saat di restoran milik ibu mertuanya beberapa waktu lalu. Kemudian pertanyaan yang ada di benaknya sekarang, apa hubungan kakek tersebut dengan G Corp?
Sungguh ia belum mengerti arah dan tujuan ini semua.
"Duduklah," perintah kakek Geraldo dengan tegas.
"Ma_af, bukannya kakek yang waktu itu makan di restoran ibu mertua saya di Bandung? Apa benar?" tanya Heru terbata-bata seraya duduk sebab sudah dipersilahkan sebelumnya.
"Iya betul. Apa kamu tidak mengenalku?" tanya kakek Geraldo.
"Maksud, Tuan?" tanya Heru yang kebingungan.
"Ah iya, kamu pasti belum mengenalku. Sebab kamu masih karyawan baru di G Corp. Aku juga sangat jarang datang ke perusahaan. Kamu bekerja sebagai OB kan di G Corp?" tanya kakek Geraldo.
"Betul, Tuan. Namun sekarang tidak lagi sebab saya baru saja dipecat," tutur Heru dengan nada sendu.
"Jangan panggil aku Tuan. Panggil saja kakek Geraldo. Aku adalah Presdir di G Corp sekaligus pemilik saham terbesar di sana. Apa kamu tahu?" tanya kakek Geraldo yang tersenyum melihat kepolosan Heru.
"Hah, apa? Presdir? Ya ampun. Maafkan saya Tuan eh ka_kek Geraldo. Saya tidak mengenali Anda dengan baik. Mohon jangan hukum saya karena saya telah dipecat," pinta Heru dengan nada memohon dan hanya bisa menunduk tak berani menatap kakek Geraldo.
"Dasar bodoh! Kenapa Presdir G Corp aku tak mengenalnya dengan baik. Jadi terlihat makin cupu dan kudet saja aku," umpat Heru pada dirinya sendiri dalam hati.
🍁🍁🍁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Jemmy Mangkey
⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐
2024-05-16
0
@⍣⃝కꫝ🎸BuNdAιиɑ͜͡✦🇵🇸
akhirnya heru ketemu kakeknya.
2024-04-14
1
Truely Jm Manoppo
wow Heru ketemu kakek aslinya
2024-03-07
4