Lalu Ferhard pun menceritakan secara singkat bahwa ada OB senior di G Corp pusat yang bernama Asep, sahabat Heru, lelaki itu menawarkan pekerjaan sebagai OB. Akhirnya Heru lulus tes dan diterima menjadi OB di G Corp sejak beberapa bulan lalu.
Dengan terpaksa pernikahan Heru dengan Nia pun menjalani LDR. Jika mengenai sikap ibu mertua Heru dan adik iparnya bahkan beberapa anggota keluarga Nia yang sejak awal tak menyukai Heru, kakek Geraldo sudah lama mengetahui informasi tersebut.
"Sementara ini biarkan saja dia bekerja sebagai OB dan tetap awasi dari jauh. Jangan sampai ada satu orang pun yang mengetahui jati dirinya sebelum rapat umum pemegang saham (RUPS) tahun ini digelar," ucap kakek Geraldo.
"Baik, Tuan. Untuk Nyonya Agustine bagaimana?" tanya Ferhard.
"Biarkan dulu saja dan tetap kalian awasi gerak geriknya," ucap kakek Geraldo.
Ketika restoran sudah dibuka, kakek Geraldo pun memberikan pesanan mereka. Sembari menunggu pesanan, ia selalu melihat gerak gerik Heru dari jauh.
"Heru!" panggil Bu Rosa dengan nada tinggi memerintah.
"Eh iya Bu," ucap Heru seraya lari sekonyong-konyong dari dalam menuju luar saat mendengar suara ibu mertuanya.
"Itu angkut semua barang yang di bagasi mobil. Belanjaan buat bahan besok. Awas jangan sampai ada yang jatuh atau pecah!" perintah Bu Rosa dengan memicing tajam lalu pergi berlalu.
"Baik, Bu."
Hal itu tak luput dari pengamatan kakek Geraldo maupun Ferhard, sang asisten.
"Kamu harus kuat, cucuku. Setelah kamu kembali ke posisimu semula, tegakkan kepalamu agar orang lain tak akan mencemoohmu lagi karena kamu miskin. Itu janji kakek padamu," batin kakek Geraldo sendu saat melihat Heru menjadi kuli panggul di keluarga istrinya.
Malam pun tiba,
Di sebuah kamar minimalis, dua anak manusia tengah berbagi keringat. Keduanya berusaha tak berisik bahkan sang lelaki berusaha membungkam suara merdu istrinya saat tengah mencapai puncaknya. Ia khawatir terdengar oleh ibu mertuanya dan juga adik iparnya yang masih sekolah.
"Makasih, Dek. Mas sayang banget sama kamu," bisik Heru mesra.
Cup...
Sebuah kecupan hangat mendarat di kening Nia. Dan sang istri yang masih berada di bawah kungkungannya itu pun bersemu merah. Lebih tersipu malu sebab malam ini mendadak dirinya yang ingin sehingga sebelum tidur, ia mengajak sang suami untuk bercinta.
Heru sesungguhnya seharian ini sangat amat letih. Sebab restoran hari ini mendadak sangat ramai. Padahal besok jam empat pagi dirinya harus segera kembali ke Jakarta.
Namun karena melihat sang istri yang sudah kepalang rindu ingin menyatu, akhirnya keduanya pun melakukannya walaupun dirinya sangat lelah. Berharap segera hadir si jabang bayi yang telah lama mereka dambakan.
Heru mengelus perut istrinya dan berkata, "Cepat hadir di sini ya, Ayah sama Buna sudah sangat menanti."
"Kok panggil Buna?" tanya Nia heran.
"Iya, Dek. Kalau Bunda kan sudah umum dan banyak yang pakai. Jika Buna kan jarang. Biar terlihat unik dan spesial. Kamu setuju kan?" tanya Heru seraya mengelus punggung istrinya dengan lembut seperti menina bobokkan sebab ia tahu sang istri tengah lelah juga.
"Iya Mas, aku setuju saja. Ayo tidur, Mas. Besok pagi kan kamu sudah harus balik ke Jakarta. Nanti terlambat bangun bisa gawat kalau ketinggalan keretanya," ucap Nia.
Akhirnya keduanya terlelap penuh bahagia, berharap apa yang baru saja dilakukan dapat menghasilkan jabang bayi yang telah dinanti keluarga besar terutama Bu Rosa. Sebab Nia adalah anak sulungnya. Otomatis jika Nia hamil maka kelak anak tersebut menjadi cucu pertamanya.
Menjelang pagi itu pun Heru berpamitan pada sang istri untuk kembali ke Jakarta. Langit masih tampak gelap namun langkahnya sudah berjalan di area stasiun Bandung.
Dan akan tiba di Jakarta sekitar jam enam pagi. Heru biasanya akan langsung ke kantor guna melakukan pekerjaannya sebagai OB. Jika kepalang rindu, maka hampir setiap akhir pekan ia akan pulang ke Bandung.
Dikarenakan hal itu juga permintaan dari ibu mertuanya. Sebab akhir pekan biasanya restoran agak ramai dan butuh lelaki untuk membantunya selain pekerja lelaki yang lain.
Malah terkadang Bu Rosa sengaja meliburkan pekerja hariannya yang laki-laki saat akhir pekan. Sebab sudah ada Heru pikirnya. Jadi lebih baik menggunakan tenaga menantunya yang kelas teri itu secara cuma-cuma daripada uangnya harus keluar untuk membayar upah pegawai harian.
Heru pun tak pernah mempermasalahkan hal itu. Ia melakukan dengan senang hati. Tetapi Nia terkadang merasa kasihan dengan suaminya seakan dijadikan sapi perah oleh ibunya. Namun dirinya juga tak bisa berbuat banyak.
Terkadang sebagai seorang istri ia merasa berada di titik jenuh dengan hidup seperti ini terus. Namun lagi-lagi karena cinta. Walaupun suaminya sering dihina sebagai menantu kelas teri oleh ibunya, dia tetap cinta pada lelaki itu. Tak ada pikiran untuk berselingkuh walaupun keduanya menjalani hubungan LDR an.
🍁🍁🍁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Tuti Tyastuti
sabar ya her💪
2024-08-01
0
Jemmy Mangkey
💪💪💪💪💪💪💪🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏
2024-05-16
1
teti kurniawati
mampir yuk di karya aku
Suami absurd
Suami rupa madu mulut racun
Perjodohan Arini
2024-04-30
0