Sambil berjalan, pandangan Liam terus mengamati seluruh karyawan G Corp yang tentunya ia paham mereka yang mengenalnya akan sangat terkejut. Namun hal itu tak merubah sorot tajam penuh ketegasan dalam tatapannya kepada mereka semua.
Dikarenakan saat ini dirinya adalah Liam Kaisar Pramudya bukanlah Heru Triyono lagi yang hanya sebagai OB. Bahkan ada karyawati yang dahulu pernah menyuruh Liam membeli pembalut saat masih menjadi Heru si OB, wanita itu begitu tercengang sampai mulutnya menganga begitu lebar.
"Waduh Mas Heru ternyata adalah Liam Kaisar Pramudya, cucu tunggal Presdir. Mati aku! Aduh malunya. Ini mukaku mau ditaruh mana coba," batin wanita itu tengah resah dan ingin menangis.
Bahkan wanita itu ingin sekali rasanya tenggelam saja ke lautan Antartika bersama piranha untuk melarikan diri dari kenyataan pahit ini.
Semua orang begitu terkejut dan tak menyangka bahwa Heru si OB yang terkenal cupu namun baik hati ternyata adalah Liam Kaisar Pramudya, pewaris tunggal kekayaan keluarga Pramudya. Baik Pak Tono, Asep dan karyawan lainnya yang mengenal Heru benar-benar tak menyangka akan fakta yang baru saja mereka lihat secara nyata bukan fatamorgana.
Setelah penyerahan buket bunga penyambutan selesai dan saling menyapa sejenak di lobby, akhirnya kakek Geraldo bersama Liam dan Ferhard sudah memasuki lift khusus CEO. Mereka bertiga menuju ruangan CEO yang ada di lantai tujuh belas.
Satu jam lagi acara ramah tamah dengan jajaran para pemegang saham maupun petinggi perusahaan akan di mulai.
Kakek Geraldo menemani sang cucu melihat ruangan CEO terlebih dahulu yang sudah ia ubah menjadi sedemikian rupa dan tampak lebih mewah dari biasanya. Liam tentu saja tidak pernah memasuki ruangan CEO tersebut. Dikarenakan dahulu saat menjadi Heru, dirinya adalah OB junior.
Hanya OB senior dan sudah dipilih oleh kepala OB termasuk Asep yang bertugas mengurusi permintaan CEO G Corp seperti kopi, makanan maupun hal lainnya. Hal itu membuat Heru hanya mengenal Agustine dan kepala divisi lainnya yang jabatannya lebih rendah.
Sehingga sepanjang beberapa bulan bekerja di G Corp, Heru tak pernah bertemu atau bertegur sapa dengan kakek Geraldo. Dirinya hanya sekedar tahu nama Presdir tempatnya bekerja. Hanya itu tidak lebih.
"Bagaimana ruanganmu, apa kamu suka? Jika ada yang kamu ingin benahi atau kurang suka, katakan saja sama Ferhard. Tak perlu sungkan. Sekarang kamu lah pemiliknya," tutur kakek Geraldo.
"Tidak perlu, Kek. Semua sudah sesuai. Bagaimana tadi penampilan perdanaku? Apa ada yang kurang atau mengecewakan di mata kakek?" tanya Liam seraya membuka beberapa berkas yang ada di mejanya di mana sebelumya masih tersegel dengan rapat.
"Sangat baik dan sempurna."
"Kamu tak melihat tadi, bagaimana reaksi seluruh karyawan yang mengenalmu? Walaupun penampilan kamu sekarang jauh lebih tampan dan parlente tetap saja bagi yang mengenalmu, mereka begitu terkejut dengan kedatanganmu tadi yang sebagai Liam bukan Heru. Terutama para karyawati yang begitu kecentilan itu. Pesonamu mengingatkan kakek pada jaman muda dulu saja. Memang buah jatuh tak jauh dari pohonnya," ucap kakek Geraldo seraya terkekeh.
Liam pun membalas dengan senyum tipisnya. Ia memang sangat tahu sekali bagaimana reaksi para karyawati di lobby tadi. Bahkan ia melihat dengan seksama banyak diantara mereka berdandan sangat berlebihan untuk bekerja.
Seakan dandanan mereka lebih cocok untuk datang ke pesta bukan ke perusahaan dalam rangka bekerja. Sangat terlihat menor menurutnya sebagai lelaki.
"Nia, Mas jadi rindu padamu. Apa kabarmu di sana? Semoga kamu juga merasakan rindu yang sama seperti Mas," batin Liam mendadak tengah diselimuti rindu yang membuncah pada istrinya.
🍁🍁🍁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
@⍣⃝కꫝ🎸BuNdAιиɑ͜͡✦🇵🇸
heru di make over jadi Liam. kapan nemui lia?
2024-04-15
1
Uyud Uyudtea
mantaf
2024-03-26
3
Imam Sutoto
buset dah keren banget lanjut
2024-02-25
1