Siang ini Alvin dan Rara meninggalkan kantor dengan alasan mau ada pertemuan di luar, mereka ngga ada yang curiga karena memang kerjaan sekertaris dan CEO menemui klien di luar dan di jam makan siang sampai ngga kembali ke kantor, itu sudah hal yang biasa, tapi mereka tidak tahu saja kalau siang ini Alvin dan Rara akan menikah di KUA.
Ramzi yang kemarin di kasih tahu oleh pak Ramly dengan pernikahan yang akan di lakukan oleh Alvin dan Rara pun sedikit kaget dan kecewa, karena sampai detik ini Ramzi masih berharap Rara menjadi pendamping hidup nya kelak.
Ramzi berusaha ikhlas melepaskan Rara untuk Alvin, bagaimana pun dirinya ngga bisa memaksa Rara untuk menyukai nya.
Rara dan Alvin kini sudah duduk bersanding di depan pak penghulu, dengan suara yang lantang dan jelas, Alvin melakukan ijab kobul hingga kini mereka sudah sah menjadi suami dan istri.
"Kalau kamu bahagia dengan Alvin, aku rela dan ikhlas melepas mu Ra, tapi kalau kamu ngga bahagia aku mohon izinkan aku untuk membahagia kan mu." gumam bathin Ramzi sambil menahan air mata nya.
Acara pun di lanjut dengan makan bersama di rumah nya pak Ramly dan hanya keluarga Rara dan Ramzi yang tahu akan pernikahan mereka.
"Mbak Rara, carikan aku calon suami seperti mas Alvin dong." ucap keponakan Rara.
"Kamu itu selesaikan dulu kuliah baru mikirin calon suami."
"Ya ngga apa-apa mbak, kan buat stok dulu, nanti setelah lulus baru di gas menikah."
"Ya ampun nih anak, bukan nya mikir dengan sekolah nya malah mikirin calon suami."
Mereka pun berkumpul dan bercengkerama, terlihat sekali kekeluargaan diantara mereka, mengingatkan Alvin kepada ibu dan kakak nya.
"Ibu, aku sudah menikah dengan gadis yang aku cintai, kak, maafkan aku sudah melangkahi kakak, aku janji sepulang nya aku nanti akan aku berikan apa yang kakak mau." gumam bathin Alvin.
"Mas, kenapa melamun? Ingat sama ibu dan kak Syifa ya?" tanya Rara.
Rara sudah mengetahui asal usul keluarga Avin dan sudah tahu nama ibu dan kakak nya Alvin, sebenar nya Rara juga ingin sekali bertemu dengan keluarga Alvin, bahkan Rara rela mengeluarkan uang buat beli tiket pesawat buat pergi ke kampung halaman nya Alvin, tapi Alvin menolak nya, karena diri nya sudah berjanji akan pulang kalau benar-benar sudah sukses.
"Iya aku kangen mereka."
"Kalau begitu minggu depan kita pulang ya mas."
"Sayang, aku ini baru saja diangkat sebagai CEO, masa sudah ngga masuk, nanti saja tahun depan kita kesana, aku juga mau meresmikan showroom mobil mewah dulu, setelah itu kita pulang, bagaimana?"
"Baiklah mas, terserah kamu, asal aku ngga mau melihat wajah sedih kamu seperti ini lagi." Rara pun mencium pipi Alvin.
"Duh, pengantin baru tolong jangan mesra-mesraan di depan mata aku dong, kan mata aku jadi ternodai." ucap Serli saudara sepupu Rara.
"Pengen ya?" goda Rara.
"Au ah, pah, mah, ayo kita pulang, sudah mau malam, besok aku ada kuliah pagi." ajak Serli kepada kedua orang tua nya.
"Om Serli ingin di nikahkan tuh."
"Bohong pah, jangan di dengar kan."
Mereka berdua terus berdebat, begitulah Rara, ketika lagi bersama keluarga nya Rara seperti anak kecil yang bar bar dan sangat manja, tapi kalau sudah di kantor, dia menjadi dewasa dan peminim.
Keluarga pak Ramly dan keluarga bu Rasti pun sudah meninggalkan kediaman pak Ramli karena hari sudah menjelang malam.
Ramzi yang datang bersama kedua orang tua nya pun pamit dan pergi dari kediaman pak Ramly.
Kini tinggal lah Alvin dan Rara beserta kedua orang tua Rara, mereka masih bercengkerama di ruang keluarga.
"Sekarang papah dan mamah sudah tenang meninggalkan kamu nak, jadilah istri yang baik, nurut sama suami kamu, siapapun dan bagaimana pun dia , hormati dia karena dia sekarang sudah menjadi suami kamu yang patut kamu hormati." ucap pak Ramly sambil mengelus rambut Rara.
"Iya pah, papah dan mamah sehat-sehat di sana ya? Rara pasti kangen kalian."
"Kalau kalian kangen kan bisa main kesana, lagian perjalanan nya ngga jauh seperti ke kampung halaman nya nak Alvin." ucap bu Rasti.
"Nak Alvin, tolong jaga anak saya seperti saya menjaga nya, jangan pernah sekali-kali kamu menyakiti hati dan jiwa nya, jangan biarkan air mata kesedihan nya menetes walaupun hanya setetes, dan papah titip perusahaan, semoga kamu bisa lebih mengembangkan nya."
"Baik pak."
"Kok pak sih, sekarang kan dia papah kamu juga mas, jadi kamu juga harus panggil papah dan mamah seperti aku.
"Iya pah."
"nah begitu dong, ya sudah kalau begitu papah sama mamah istirahat duluan, kalian juga istirahat besok kan harus ke kantor pagi-pagi."
"Iya pah."
Setelah kepergian kedua orang tua Rara, Alvin pun langsung menggendong Rara ala bridal style.
"Mas, nanti aku jatuh lo." teriak Rara sambil mengalungkan kedua tangan nya ke leher Alvin.
"Ngga bakalan, malam ini kan malam pertama kita, jadi kamu siap-siap ya." ucap Alvin sambil terus melangkah membawa Rara ke dalam kamar nya.
Dengan perlahan Alvin membaringkan Rara dengan tatapan mendamba nya, mereka saling menatap satu sama lain dengan posisi Alvin yang sudah ada di atas tubuh Rara.
Dengan perlahan tapi pasti Alvin mendekatkan wajah nya hingga bibir nya menyentuh bibir Rara, kedua mata Rara ia pejamkan sambil merasakan getaran yang bagaikan sengatan listrik di seluruh tubuh nya
Alvin mulai menggerakkan bibir nya membuat Rara pun membalas apa yang di lakukan Alvin, tangan Alvin sudah mengabsen setiap inch tubuh Rara hingga kini kedua tangan nya sudah berada di atas puncak bukit yang masih padat.
Ke dua tangan Alvin bermain-main di sana hingga membuat Rara semkin bergairah dan menginginkan lebih dan lebih.
Mereka terus bercumbu dan saling menyentuh hingga tanpa sadar tubuh keduanya sudah tidak ada satu helai pun kain yang nempel pada tubuh mereka.
"Kamu siap sayang?"
Rara hanya mengangguk kan kepalanya karena dia sedang menahan sesuatu yang sejak tadi ingin keluar.
"Kamu tahan ya sayang." Alvin pun mulai mengarahkan adik nya agar tidak salah jalan.
Dengan tiga kali hentakan akhir nya Alvin berhasil mencetak gol yang membuat Rara meneteskan air mata nya.
Alvin menghentikan sejenak permainan nya, lalu mencium kedua mata Rara yang sudah berair dengan penuh kasih sayang.
"Kenapa berhenti? Lanjut saja mas." sakit memang yang Rara rasakan, tapi naluri Rara sebagai wanita yang baru merasakan, Rara ingin merasakan kenikmatan dunia bersama suami nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Imas Syamsiah
nasib jomblo hanya melamun saja....apa yang dilakukan mereka 🤣🤣🤧
2023-07-13
4
Michelle Rafa
ho ho ho hareudang momy 🤣 suami Mana suami ,,, nasib LDR ya begitulah 😅😅😅😅
2023-05-24
1
ALADIN
maaf sebelumnya kenapa yach setiap author yng menuliskan cerita malam pertama... kenapa selalu menuliskan "" 𝑻𝒊𝒈𝒂 𝒉𝒆𝒏𝒕𝒂𝒌𝒂𝒏"".... terutama mommy nih dari semua cerita yg ditulis pasti kata itu keluar 🤔🤔🤔🤔🤔🧐🧐🧐🧐🧐🤣🤣🤣🤣🤣
2023-05-24
43