Menemukan Tas

"Ternyata mencari kerja di kota ngga segampang yang aku pikir kan." gumam Alvin sambil duduk di bangku taman dan menatap orang yang sedang berlalu lalang di hadapan nya.

Alvin sudah kesana kemari mencari kerja, tapi ngga ada satu pun yang menerima nya untuk bekerja.

Sudah hampir satu bulan dirinya mencari kerja kesana kemari, uang tabungan yang dari Syifa pun kini tinggal beberapa lembar lagi, itu pun kadang dirinya di kasih makan oleh bu Lasmi.

"Bu, kak, bagaimana kabar kalian, maaf kan aku bu, maafkan aku kak, aku sampai sekarang belum mendapat kerjaan." gumam bathin Alvin.

Alvin pun hendak berdiri dari duduk nya, tanpa sengaja kaki nya menendang sesuatu di bawah kursi yang sedang dia dudukin.

"Aduh, apa ini?" gumam Alvin sambil menatap ke arah kaki nya.

"Tas siapa ini?" gumam Alvin sambil mengambil tas yang ada di bawah kursi.

Dengan perlahan Alvin pun membuka isi tas itu lalu melihat isi di dalam nya.

Seperti nya ini berkas-berkas sebuah perusahaan." gumam Alvin lalu membuka dan membaca nya satu persatu.

"Benar, ini berkas penting, bahkan seperti nya sangat penting sekali." gumam Alvin lalu mengambil dompet yang ada di dalam tas tersebut.

Alvin pun membuka nya hanya untuk mencari alamat orang yang mempunyai tas tersebut.

"Ramly Surya Diningrat." Alvin pun membaca sebuah kartu nama yang ada di dalam dompet tersebut.

Alvin pun terus mencocok kan nya dengan alamat perusahaan yang ada di berkas, Alvin yakin kalau tas ini milik pak Ramly.

"Aku harus mengantar nya kemana? Ah aku naik ojek saja, barangkali ada yang tahu dengan perusahaan ini." gumam Alvin sambil berdiri dan membawa tas itu pergi.

Sementara di sebuah perusahaan, pak Ramly sedang marah besar, karena tas nya tidak ada.

"Ramzi, apa kamu benar tidak melihat tas saya?" tanya pak Ramly kepada anak buah kepercayaan nya.

"Tidak pak, sedari tadi juga bapak ngga bawa tas pas waktu masuk ke kantor." jawab Ramzi sambil menunduk.

"Apa tertinggal di rumah ya?" gumam pak Ramly dan langsung menghubungi orang rumah.

"Mah, lihat tas papah yang suka papah bawa ke kantor tidak?" tanya pak Ramly kepada istri nya.

"Kan papah bawa tadi ke kantor, memang nya kenapa sih pah?" Rasti sang istri pun balik bertanya kepada pak Ramly.

"Tas papah hilang mah, mana ada berkas penting di dalam nya buat meeting nanti malam bersama klien dari singapura." jawab pak Ramly.

"Kok bisa hilang sih pah? Tadi memang nya papah kemana dulu? Ingat-ingat deh, mungkin saja papah lupa naro, atau kalau ngga coba tanya Rara deh pah, kali aja Rara melihat nya." ucap Rasti.

"Ya sudah kalau gitu, papah akan mencari nya lagi." ucap pak Ramly lalu memutuskan panggilan nya.

"Ramzi tolong panggilkan Rara kesini." ucap pak Ramly.

Rara adalah anak semata wayang nya pasangan pak Ramly dan bu Rasti, Rara sengaja menjadi sekertaris di kantor papah nya.

Dan dia tidak mau mengenalkan dirinya sebagai anak dari yang punya perusahaan, selama dia bekerja jadi sekertaris, identitas nya benar-benar aman terkendali, sehingga tidak ada satu orang pun orang kantor yang mengetahui identitas asli nya kecuali Ramzi dan sopir papah nya.

"Baik pak." ucap Ramzi lalu pergi meninggalkan pak Ramly.

Ramly pun dibuat pusing dengan tas nya yang hilang entah kemana, dia tidak memikirkan isi di dalam dompet nya, tapi yang dia pikirkan adalah berkas-berkas penting untuk meeting nanti malam dengan pengusaha yang dari singapura.

"Ra, di panggil papah." ucap Ramzi pelan.

"Kak Ramzy sudah aku bilang kalau di kantor jangan panggil papah." ucap Rara.

Rara sudah menganggap Ramzy ini sebagai kakak nya sendiri, jadi dia sudah ngga canggung lagi dengan Ramzi.

Berbeda dengan Ramzi, sebenar nya dia sangat menyukai Rara, tapi dia sadar diri siapa dirinya, jadi Ramzi hanya menahan perasaan nya di dalam hati.

"Maaf, keceplosan." ucap Ramzi sambil tersenyum.

"Ada apa? Tumben alu di panggil?" tanya Rara.

"Ngga tahu, sudah sana samperin saja, jangan biarkan bos menunggu." ucap Ramzi.

"Kalau gitu aku ke ruangan papah dulu ya." ucap Rara lalu pergi meninggalkan Ramzi di ruangan nya.

"Tadi katanya kalau lagi di kantor jangan panggil papah karena takut ketahuan, tapi dia sendiri yang bilang papah ke bos, dasar wanita yang selalu maha benar." gumam Ramzi sambil menggelengkan kepala nya lalu pergi ke ruangan nya.

Rara pun membuka pintu ruangan pak Ramly setelah papah nya mengizinkan untuk masuk.

"Ada apa pah?" tanya Rara setelah dirinya menutup rapat-rapat pintu ruangan papah nya.

"Apa kamu melihat tas warna hitam yang selalu papah bawa ke kantor?" tanya pak Ramly sambil menatap wajah Rara.

"Bukan nya tadi pas berangkat papah bawa?" ucap Rara.

"Nah itu dia, papah lupa naro." ucap pak Ramly.

"Coba deh papah ingat-ingat, kali saja papah mengingat nya." ucap Rara.

Pak Ramly pun terus mengingat tas nya yang dia bawa tadi pagi.

"Memang isi nya apa saja pah?' tanya Rara.

"Dompet dan berkas-berkas penting buat meeting nanti malam bersama pengusaha singapura." jawab pak Ramly.

"What! Jadi berkas yang akan dibawa nanti malam hilang?" teriak Rara, pak Ramly pun hanya mengangguk lemas.

"Pah bagaimana ini, tinggal beberapa jam lagi lo pertemuan nya." ucap Rara sambil melihat jam dinding yang ada di ruangan papah nya.

"Ya mau bagaimana lagi, papah pasrah saja lah." ucap pak Ramly.

"Aku buat kembali pun waktu nya ngga bakalan sempat, kalau gitu aku menyampaikan nya secara otodidak saja, hasil nya bagaimana nanti saja." ucap Rara.

Pak Ramly dan Rara pun hanya diam tanpa kata, mereka berdua sibuk dengan pikiran nya masing-masing, sedangkan waktu sudah menunjuk kan jam pulang para karyawan.

"Permisi pak." teriak Ramzy sambil mengetuk pintu ruangan pak Ramly.

"Masuk."

"Maaf mengganggu, di lobi ada seorang pria yang mencari bapak." ucap Ramzy.

"Siapa? Apa dia dari sebuah perusahaan?" tanya pak Ramly sambil menatap kearah Ramzy.

"Tidak tahu pak, dia hanya bilang ingin bertemu dengan pak Ramly karena ada hal yang penting yang ingin dia bicarakan." jawab Ramzy.

"Sudahlah pah suruh masuk saja, barangkali memang benar ada hal yang penting." ucap Rara.sambil menatap ayah nya.

"Ya sudah bawa kemari." ucap pak Ramly.

"Baik pak." jawab Ramzi, lalu pergi ke lobi untuk membawa orang yang mencari pak Ramly bos nya sekaligus orang yang sudah dia anggap sebagai ayah nya.

Terpopuler

Comments

Michelle Rafa

Michelle Rafa

hmm makin seru aja,, lanjut momy 😘😘

2023-05-13

4

lihat semua
Episodes
1 Kepergian Ayah
2 Mencari Pinjaman
3 Keputusan Syifa
4 Demi adik ku
5 Menemukan Tas
6 Menemui Pak Ramly
7 Saling Mengharapkan
8 Menggoda Rara
9 Hari Pertama Kerja
10 Perhatian
11 Jatuh Cinta
12 I Love U
13 Restu
14 Kompak
15 Menjadi CEO
16 Calon Istri
17 Pesan Papah Mertua
18 Skandal
19 Jatuh Cinta Beneran
20 Lapar
21 Mengikuti
22 Mencari Tahu
23 Rencana Mayang
24 Menahan Amarah
25 Ceo Ku Suamiku
26 Status Rara
27 Mengajak Pulang
28 Terkejut
29 Kesedihan Alvin
30 Penganiayaan
31 Emosi
32 Janji Alvin
33 Emosi Alvin
34 Keren dan Tampan
35 Rabun
36 Konser
37 Hasutan
38 Amarah Rara
39 Kasihan Deh Lo
40 Menyesal
41 Kagum
42 Kaget
43 Mulai Tenang
44 Di Temani Cewek Cantik.
45 Kakak Kamu Kakak Aku Juga
46 Merubah Penampilan
47 Bodoh
48 Masuk Kantor
49 Perasaan Aneh
50 Kedatangan Bu Marta
51 Memaafkan
52 Tidak Rela
53 Bangkit
54 Melawan Rasa Trauma
55 Pusing
56 Sepemikiran
57 Gejala
58 Mengetahuinya
59 Tidak Suka
60 Hadiah Terindah
61 Positive
62 Berbagai Soto
63 Terlambat
64 Terlena
65 Ngga Bisa Tidur
66 Martabak Telor Bebek
67 Syifa Maharani
68 Perasaan Ramzi
69 Menerima Nya
70 Keinginan Syifa
71 Keputusan Syifa
72 Tidak Tenang
73 Penyambutan
74 Perjuangan Bersama
75 Dia Sudah Sembuh
76 Menguntit
77 Menikmati Ice Cream
78 Pembahasan
79 Syifa Hilang
80 Dia Calon Istri Saya
81 Membawa Syifa pulang
82 Terbongkar
83 Minta Cerai
84 Tampil Cantik
85 Manja
86 Sah
87 Tunangan
88 Ambil Saja Dia
89 Hadiah Dari Rara
90 Kehausan
91 Menggoda Syifa
92 Melahirkan
93 Alvaro Mahesa
94 Resepsi Kedua
95 Happy Ending
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Kepergian Ayah
2
Mencari Pinjaman
3
Keputusan Syifa
4
Demi adik ku
5
Menemukan Tas
6
Menemui Pak Ramly
7
Saling Mengharapkan
8
Menggoda Rara
9
Hari Pertama Kerja
10
Perhatian
11
Jatuh Cinta
12
I Love U
13
Restu
14
Kompak
15
Menjadi CEO
16
Calon Istri
17
Pesan Papah Mertua
18
Skandal
19
Jatuh Cinta Beneran
20
Lapar
21
Mengikuti
22
Mencari Tahu
23
Rencana Mayang
24
Menahan Amarah
25
Ceo Ku Suamiku
26
Status Rara
27
Mengajak Pulang
28
Terkejut
29
Kesedihan Alvin
30
Penganiayaan
31
Emosi
32
Janji Alvin
33
Emosi Alvin
34
Keren dan Tampan
35
Rabun
36
Konser
37
Hasutan
38
Amarah Rara
39
Kasihan Deh Lo
40
Menyesal
41
Kagum
42
Kaget
43
Mulai Tenang
44
Di Temani Cewek Cantik.
45
Kakak Kamu Kakak Aku Juga
46
Merubah Penampilan
47
Bodoh
48
Masuk Kantor
49
Perasaan Aneh
50
Kedatangan Bu Marta
51
Memaafkan
52
Tidak Rela
53
Bangkit
54
Melawan Rasa Trauma
55
Pusing
56
Sepemikiran
57
Gejala
58
Mengetahuinya
59
Tidak Suka
60
Hadiah Terindah
61
Positive
62
Berbagai Soto
63
Terlambat
64
Terlena
65
Ngga Bisa Tidur
66
Martabak Telor Bebek
67
Syifa Maharani
68
Perasaan Ramzi
69
Menerima Nya
70
Keinginan Syifa
71
Keputusan Syifa
72
Tidak Tenang
73
Penyambutan
74
Perjuangan Bersama
75
Dia Sudah Sembuh
76
Menguntit
77
Menikmati Ice Cream
78
Pembahasan
79
Syifa Hilang
80
Dia Calon Istri Saya
81
Membawa Syifa pulang
82
Terbongkar
83
Minta Cerai
84
Tampil Cantik
85
Manja
86
Sah
87
Tunangan
88
Ambil Saja Dia
89
Hadiah Dari Rara
90
Kehausan
91
Menggoda Syifa
92
Melahirkan
93
Alvaro Mahesa
94
Resepsi Kedua
95
Happy Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!