Semakin hari Rara dan Alvin semakin dekat, Rara semakin menunjukkan rasa suka nya terhadap Alvin, sebagian orang yang memandang rendah seorang ob, tapi tidak dengan Rara, dia menikmati kebersamaan nya dengan Alvin.
Walaupun mereka semakin dekat, tapi mereka tahu tempat dan profesional.
Tidak ada yang tahu dengan kedekatan mereka kecuali pak Ramly sang papah.
Berkat kejujuran dan giat nya bekerja, kini Alvin menjabat sebagai asisten pak Ramly.
Alvin di belikan beberapa baju dan jas untuk bekerja oleh Rara, begitu besar perhatian Rara kepada Alvin.
"Tampan sekali." gumam Rara sambil menatap Alvin yang sedang mencoba jas pilihan nya.
"Kamu juga cantik, bahkan lebih cantik dari wanita yang pernah aku temui."
Mereka sepakat kalau lagi berdua menghilangkan sikap formal mereka.
"Blush," pipi Rara seketika berubah warna mendengar pujian dari Alvin.
"Mas Alvin bisa saja, bagaimana dengan jas nya? Nyaman kan di pakai nya?" tanya Rara mengalihkan pembicaraan.
"Apa pun pilihan kamu, aku pasti menyukai nya."
Rara semakin dibuat salah tingkah oleh Alvin, hingga dirinya sudah ngga sanggup untuk berkata apa-apa.
"Aku mohon coba lah baju ini." ucap Alvin sambil memberikan sebuah dres dengan panjang selutut yang dia pilihkan.
"Ngga usah mas, kita kesini kan mau beli baju buat kamu kerja."
"Tidak ada kata penolakan." ucap Alvin sambil menatap Rara dengan tajam.Rara pun pasrah dan mencoba dres nya.
Begitu pintu kamar pas terbuka Alvin langsung menatap tanpa berkedip ke arah Rara.
"Cantik, jangan ganti lagi, kamu langsung pakai." ucap Alvin sambil menarik tangan Rara menuju kasir.
"Tapi mas,"
"Ngga ada tapi-tapian." Alvin tidak memperdulikan Rara, dia langsung membawa Rara dan belanjaan nya ke kasir.
Alvin sudah mempunyai simpanan, selama bekerja di perusahaan pak Ramly dia menyimpan uang hasil kerja nya, dan menggunakan uang nya hanya untuk kebutuhan pribadi nya saja.
Dengan tekad yang kuat Alvin sebisa mungkin menyimpan uang nya hingga saldo tabungan nya pun semakin banyak dan melimpah dengan deretan angka.
Alvin pun sudah membeli rumah dari hasil kerja keras nya selama di kota, dan Alvin ingin mempunyai beberapa usaha sebelum dirinya pulang ke kampung halaman nya.
Kini mereka berdua sudah berada di dalam mobil setelah perdebatan di kasir tadi karena berebut ingin membayar belanjaan, Alvin sudah membeli mobil walaupun hanya mobil murah.
"Kita mau kemana mas?" tanya Rara sambil menatap jalanan.
"Aku mau menunjuk kan sesuatu sama kamu." ucap Alvin sambil fokus mengemudi.
Rara pun terdiam dan menikmati perjalanan nya, hingga Alvin menghentikan mobil nya di depan sebuah rumah yang lumayan besar, tapi tetap masih lebih besar rumah orang tua Rara.
"Ini rumah siapa mas?" tanya Rara sambil menatap rumah yang ada di depan nya.
"Nanti juga kamu akan tahu, ayo kita turun." Alvin pun membuka kan pintu mobil buat Rara dan membantu nya turun dengan memegang tangan Rara.
Rara sangat bahagia sekali dekat dengan Alvin, dirinya merasa selalu menjadi ratu kalau dekat dengan Alvin.
"Kamu yang buka." ucap Alvin sambil memberikan sebuah kunci rumah.
"Ini rumah siapa? Kok kunci nya ada sama kamu?" Rara pun menatap heran kepada Alvin.
"Kan aku sudah bilang, nanti juga kamu tahu, jadi sekarang buka pintu nya."
Rara pun menerima kunci dan membuka pintu rumah itu dengan hati yang terus bertanya-bertanya.
Begitu pintu terbuka nampak sebuah tulisan besar yang sudah di dekor oleh orang suruhan Alvin.
"Mas, ini sungguhan? Aku tidak mimpi kan?" ucap Rara sambil menatap tulisan yang ada di depan nya.
"Ya ini rumah kita, sengaja aku baru ngasih tahu, biar jadi surprise buat kamu."
"Tapi kan ini rumah kamu, kenapa tulisan nya kita?" kembali Rara menatap dan membaca tulisan nya.
"SELAMAT DATANG DI RUMAH KITA."
"Karena aku ingin kamu menjadi ibu dari anak-anak ku, maaf kalau aku sudah lancang dan membuat kamu tidak nyaman, tapi jujur, semenjak aku melihat kamu di kantor waktu itu, aku sudah merasakan getaran-getaran dalam hati ini, aku terus menghindar dengan semua perasaan yang aku miliki sama kamu karena kamu dan aku beda kelas bahkan sangat jauh berbeda, aku yang dari kampung dan orang biasa saja sedangkan kamu seorang putri dari turunan orang berada membuat aku selalu menahan rasa ini, tapi rasa ini selalu tumbuh setiap hari nya bahkan sekarang semakin besar, dan mungkin sekarang lah saat nya aku mengungkap kan semua nya."
Alvin pun bersimpuh di depan Rara sambil memegang sebuah kotak di tangan nya.
"Rara Andira Siregar, aku sangat mencintai kamu, mau kah kamu menjadi kekasih ku?"
Rara sungguh kaget dan bahagia mendengar semua penuturan dari Alvin, ini momen yang sangat dia nantikan selama ini.
"Mas, sebenar nya aku,"
"Kalau kamu sudah mempunyai pasangan yang lebih segala nya dari aku, aku ikhlas, dan lupakan ucapan ku barusan." ucap Alvin sambil berdiri dan memasukan kembali kotak perhiasan nya ke dalam saku celana nya, tapi sebelum kotak itu masuk ke dalam saku celana nya, terdengar Rara mengucapkan sesuatu yang membuat Alvin kaget dan tidak jadi menyimpan kotak nya.
"Sebenar nya aku juga menyukai mas Alvin semenjak mas Alvin menginjak kan kaki di kantor papah." ucap Rara yang tanpa sadar sudah keceplosan bicara.
"Kantor papah? Maksud nya?'" tanya Alvin sambil menatap Rara.
Pak Ramly dan Rara sangat rapih menyimpan rahasia mereka berdua, bahkan selama Rara bekerja di kantor pak Ramly, ngga ada satu pun karyawan yang tahu tentang mereka berdua.
"Maaf kan aku yang belum jujur sama mas Alvin, sebenar nya pak Ramly itu adalah papah aku, tapi orang kantor tidak ada yang tahu kecuali papah dan kak Ramzy."
"Maaf kan aku, kalau begitu aku ralat kembali perkataan aku tadi." sungguh Alvin merasa ngga pantas menjadi pendamping Rara, Alvin pun membalik kan tubuh nya dan berniat masuk ke dalam rumah.
"Mas, aku mencintai kamu, bahkan aku menyukai dan mencintai kamu semenjak kamu jadi ob." teriak Rara sambil memeluk Alvin dari belakang.
Alvin pun membalikan tubuh nya dan menghadap Rara, "Tapi kita berbeda Ra, kamu bagaikan langit sedangkan aku, aku hanya seonggok sampah yang ber, umh." ucapan Alvin terhenti karena Rara sudah membungkam mulut Alvin dengan cara mencium bibir nya.
Alvin kaget dan mata nya hampir lepas karena kaget dapat ciuman dari Rara orang yang selama ini dia cintai.
"Jangan pernah kamu ucapkan kata-kata seperti itu lagi, kita semua sama, harta hanya titipan, hanya takdir yang berbeda." ucap Rara setelah melepaskan ciuman nya."
Alvin hanya terdiam dan terus menatap mata Rara.
"I Love You." bisik Rara dengan nada lembut dan manja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
ALADIN
cinta sejati tak mengenal perbedaan baik harta tahta mau pun usia.... status sosial hanya yang membedakan kasta atau kedudukan seseorang tapi cinta dan kasih sayang tak pernah menilai semua itu jalani dengan ketulusan pupuk dengan kepercayaan siram dengan kejujuran maka akan berbuah kenyamanan dan keharmonisan
2023-05-20
2
Michelle Rafa
uluh uluh so sweet,, gercep ya momy
2023-05-19
3