"Nak, apa keputusan kamu sudah benar, kamu tahu kan dia itu sudah punya istri?" tanya bu Salma setelah kepergian Bima dari hadapan nya.
"Aku akan menerima konsekuensi nya bu, tapi aku mohon ibu jangan bilang-bilang sama adek ya? Biar ini akan menjadi rahasia kita berdua saja, aku takut adek malah menolak dan pergi tanpa membawa uangnya." ucap Syifa.
"Baiklah kalau itu kemauan kamu, ibu hanya bisa mendo*a kan kalian, maaf kan ibu ya nak, ini semua karena ibu yang tidak bisa mencukupi kalian berdua." ucap bu Salma.
"Sudahlah bu, jangan di bahas lagi, kita jalani saja, apapun yang terjadi kita lalui bersama-sama." ucap Syifa.
"Baiklah nak, kalau begitu ayo kita pulang."
"Bu, kita kasih adek lima juta cukup ngga? sisa nya kita simpan buat jaga-jaga." ucap Syifa.
"Insya Allah cukup nak." jawab bu Salma.
Mereka berdua pun kembali ke rumah nya dengan membawa uang sebesar lima belas juta.
"Ibu sama kakak kemana ya? Kok lama banget sih." gumam Alvin.
"Dek, kakak pulang." teriak Syifa sambil membuka pintu rumah nya.
"Darimana sih kak, kok lama banget?" tanya Alvin.
"Dek, ini buat bekal kamu pergi ke kota." ucap Syifa, dia sengaja ngga menjawab pertanyaan adik nya.
"Ini uang darimana kak? Kalau pun ibu menjual perhiasan nya, ngga mungkin sebanyak ini uang nya, perhiasan ibu kan cuma cincin nikah dari ayah, jumlah nya juga kalau di jual ngga mungkin segini?" tanya Alvin.
Ya, harta berharga milik bu Salma satu-satu nya hanya cincin nikah nya yang masih melingkar di jari manis nya, bu Rahma selalu mempertahankan cincin itu karena itu salah satu peninggalan suami nya.
"Tadi kakak sama ibu bertemu sama teman kakak, dan dia kasih pinjam kakak uang, sudah kamu terima saja, kapan kamu berangkat dek?" Syifa pun balik bertanya.
"Besok pagi saja kak, biar bisa bersama-sama kakak dan ibu dulu sebelum aku pergi." jawab Alvin.
"Kamu di sana hati-hati ya nak, jadilah orang baik dan jujur, jangan sampai kamu mengambil yang bukan hak kamu." ucap bu Salma.
"Iya bu, pesan ibu akan selalu aku ingat." ucap Alvin.
"Kakak do*a kan kamu jadi orang sukses, dan bisa mengabulkan semua yang di impikan ayah." ucap Syifa.
"Iya kak, dan untuk uang ini, nanti aku bayar beserta bunga nya." ucap Alvin.
"Sudah, kamu ngga usah memikirkan uang ini, kamu pakai saja, uang ini urusan kakak." ucap Syifa.
"Andai kamu tahu dek, uang itu dari mana, mungkin kamu akan marah besar dan membatalkan kepergian kamu." gumam bathin Syifa.
"Maafkan ibu nak, ibu sudah membohongi kamu, tapi mau bagaimana lagi, ibu ngga tega melihat tekad pada diri kamu." gumam bathin bu Salma.
*
*
Pagi hari nya bu Salma di sibuk kan membuat sarapan dan makanan buat bekal Alvin yang akan berangkat pagi ini ke kota besar mengejar impian nya.
"Banyak amat bu masak nya?" tanya Syifa sambil melihat kearah makanan.
"Iya nak, sekalian buat bekal Alvin nanti." jawab bu Salma
"Semoga adek jadi orang sukses ya bu." ucap Syifa.
"Aamiin."
"Pagi bu, pagi kak." ucap Alvin yang sudah terlihat rapih dengan tas yang dia gendong.
"Pagi nak."
"Pagi dek."
Wah sudah cakep adek nya kakak ini, pasti banyak perempuan kota yang tergila-gila." ucap Syifa sambil tersenyum.
"Apa sih kak, mana ada yang mau perempuan kota sama adek yang kehidupan nya saja pas-pas san begini." ucap Alvin.
"Kamu jangan begitu nak, perempuan kota ngga semua begitu, pasti ada salah satu nya yang mau menerima pasangan apa adanya." ucap bu Salma.
"Benar kata ibu, nanti kamu pulang sekalian bawa calon adik ipar ya dek." ucap Syifa.
"Jangan lupa ya nak, kamu ngga perlu malu dan gengsi dengan keadaan kita di sini, karena wanita yang menerima kita apa adanya pasti akan selalu bertahan di sisi kamu, yang penting kamu selalu jujur dalam segala hal." ucap bu Salma.
"Iya bu, ya sudah kalau gitu aku berangkat ya bu, kak, tunggu aku pulang dengan membawa kesuksesan." ucap Alvin.
"Bawa makanan ini nak, siapa tahu di perjalanan nanti kamu lapar." ucap bu Salma sambil memberikan makanan yang sudah dia bungkus.
"Makasih bu." ucap Alvin sambil mengambil bungkus makanan dari tangan ibu nya.
"Do*a kan aku ya bu." ucap Alvin lalu mencium telapak tangan dan memeluk serta mencium wajah ibu nya.
"Hati-hati ya dek, ingat selalu sama kakak dan ibu di sini." ucap Syifa lalu memeluk dan mencium seluruh wajah adik nya itu.
"Iya kak, aku titip ibu." ucap Alvin lalu pergi meninggalkan mereka berdua karena ojek yang dia pesan sudah menunggu.
Bu Salma dan Syifa pun berpelukan sambil menangis, karena merasa sedih di tinggalkan pergi oleh Alvin.
Sungguh berat hati Alvin meninggalkan dua wanita yang sangat dia sayangi, tapi tekad dan keinginan yang besar membuat dia harus tegar dan tetap melangkah.
Sepanjang perjalanan Alvin terus teringat akan ibu dan kakak nya, selama dia hidup baru kali ini dirinya berpisah jauh dengan ibu dan kakak nya.
"Bu, kak, aku akan membuktikan nya kepada kalian dan mendiang ayah, aku akan berusaha menjadi orang sukses dan bangun rumah besar buat kalian, dan uang yang kakak pinjam ini, nanti aku ganti sepuluh kali lipat.' gumam bathin Alvin dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
Tekad dan impian yang kuat membuat semangat nya luar biasa, Alvin memang baru berusia dua puluh lima tahun sedangkan kakak nya berusia dua puluh tujuh tahun, tapi kedewasaan Alvin melebihi dari Syifa kakak nya.
Perjalanan nya ke kota besar membutuhkan waktu yang lama, karena jarak dari kampung nya ke kota besar memang sangatlah jauh dan bisa di tempuh selama dua hari perjalanan lewat jalur darat.
Alvin bukan ngga mau naik kereta api yang sedikit lebih cepat dari bus, tapi dia memilih naik bus dengan alasan biar irit.
Alvin ngga mau menghambur-hamburkan uang nya, karena dia tahu kalau uang yang dia terima dari kakak nya itu uang hasil dari pinjaman.
Alvin malah berpikir kalau uang itu terpakai maka dia akan langsung mengganti nya.
Lelah dalam perjalanan dan juga terus teringat sama ibu dan kakak nya, Alvin pun memutuskan untuk tidur.
Alvin tertidur sambil terus mendekap tas dan makanan yang ibu nya berikan tadi sebelum berangkat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Michelle Rafa
oh ceritanya sangat mengharukan momy 🥺
2023-05-11
37