Semakin hari hubungan Rara dan Alvin pun semakin dekat dan romantis, tapi mereka lakukan semua itu diluar jam kerja, kalau di kantor mereka layak seorang atasan dan bawahan.
"Nak Alvin, saya mau membuka cabang lagi di luar kota, jadi perusahaan ini saya serahkan sama kamu." ucap pak Ramly.
"Maksud bapak?" Alvin tidak mengerti dengan arah pembicaraan pak Ramly.
"Bapak angkat kamu sebagai CEO perusahaan ini, tapi bapak ingin kamu menikahi Rara dulu, biar bapak tenang mengelola cabang di sana, soalnya untuk sementara bapak akan tinggal di sana.
Alvin terdiam, dirinya bingung harus menjawab apa, di satu sisi dia merasa bahagia karena mau di nikahkan dengan wanita yang sangat ia cintai, tapi di satu sisi Alvin tidak mau sampai orang berprasangka kalau dirinya memanfaat kan Rara.
"Kenapa ngga pak Ramzi saja pak?"
"Ramzy sudah memegang satu perusahaan, dan ngga memungkin kan untuk memegang perusahaan ini juga, jadi harapan bapak satu-satu nya yaitu kamu, bapak percaya kalau kamu bisa menjadi pemimpin yang baik dan jujur, bapak yakin kalau perusahaan ini akan leboh maju ada di tangan kamu, tapi bapak minta kalian menikah dulu, biar bapak bisa tenang meninggalkan Rara." ucap pak Ramly penuh harap.
"Tapi saya ini dari keluarga biasa pak, rumah di kampung saya pun kecil dan sudah tua, apa bapak akan merestui saya menjadi pendamping anak bapak?"
"Saya dan istri tidak mempermasalahkan kamu dari mana dan keturunan siapa, kamu orang kaya atau pun orang biasa, yang kami butuhkan untuk menjadi pendamping hidup anak kami adalah orang yang jujur, bertanggung jawab serta meratu kan anak kami apapun dan dimana pun dia berada, jadi kalau kamu siap untuk selalu membahagiakan dia dan ngga akan pernah menyakiti nya, kamu bilang sama ibu dan kakak kamu kalau kamu akan menikah dengan Rara."
"Tapi saya tidak bisa menghubungi ibu serta kakak saya pak, karena mereka di kampung tidak mempunyai ponsel."
"Jadi selama kamu berada di sini, kamu belum pernah kasih kabar sama ibu serta kakak kamu?"
"Ya ." Alvin pun mengangguk sambil menunduk.
"Terus kamu juga belum pernah pulang walau hanya sebentar?"
"Belum, karena saya berjanji pada mereka, kalau saya ngga akan pulang sebelum saya sukses, dan cita-cita saya pergi ke kota ini, hanya untuk mengabulkan keinginan mendiang ayah yaitu membangun rumah yang besar untuk ibu dan kakak saya."
Sungguh hati pak Ramly terenyuh mendengar nya, di zaman seperti sekarang masih ada seorang anak yang masih peduli dengan keinginan ayah nya yang sudah tidak ada, dan pak Ramly semakin yakin kalau perusahaan ini akan lebih maju berada di tangan Alvin.
"Terus sekarang kamu sudah siap untuk membuat rumah untuk mereka?"
"Kalau untuk membangun rumah seperti nya sudah ada, tapi untuk yang lain nya belum, saya ingin begitu pulang ke kampung, saya benar-benar sudah meraih kesuksesan yang sesungguh nya, dan sekarang saya mau membuka showroom mobil di daerah xxxx. Untuk menambah isi tabungan saya buat menyenangkan hati ibu dan kakak saya."
"Sungguh kamu anak muda yang berbakat, kamu pekerja keras dan jujur dalam segala hal, pertahan kan itu semua.
"Permisi." terdengar suara Rara sambil mengetuk pintu ruangan ALvin.
"Masuk." teriak pak Ramly.
Rara pun masuk dan langsung duduk diantara mereka berdua.
"Mau makan di mana pah? Sebentar lagi jam makan siang."
"Makan di ruangan ini saja, kamu pesankan makanan nya."
"Tumben pah makan di sini?"
"Sekalian ada yang mau papah bicarakan sama kalian, kalau nunggu nak Alvin ke rumah itu akan memakan waktu, soal nya papah hanya punya waktu satu minggu."
"Memang nya soal apa pah?"
"Kamu pesankan makanan nya dulu, nanti kita telat lagi untuk makan siang nya."
"Ya sudah aku pesan kan, seperti biasa kan?" Rara sudah tahu kesukaan kedua nya jadi ngga perlu bertanya lagi dan langsung memesan nya.
"Kamu suruh karyawan semua nya untuk hadir di aula besok pagi, papah mau mengumumkan kalau perusahaan ini di pegang Alvin mulai sekarang."
"Apa! Jadi mas Alvin diangkat jadi CEO?" Rara kaget mendengar ucapan dari ayah nya.
"Ya, karena papah sangat percaya dengan Alvin, papah percaya perusahaan ini akan maju di pegang oleh Alvin."
"Terus papah mau kemana?" Rara terus bertanya kepada ayah nya, sedangkan Alvin hanya diam mendengar kan perbincangan anak dan ayah itu.
"Papah buka cabang di daerah xxxx, dan rencana papah dan mamah akan tinggal di sana, karena untuk meningkatkan sebuah perusahaan harus papah dulu yang menghandle nya, sambil waktu berjalan, papah juga sambil mencari orang yang benar-benar bisa di percaya seperti Ramzi dan Alvin.
"Itu jauh sekali pah, terus aku di tinggalkan sendirian dong pah." protes Rara.
"Maka dari itu papah ingin bicara sama kalian, bagaimana kalau kalian menikah, biar papah merasa tenang mengelola perusahaan di sana, karena kamu sudah ada yang menjaga nya."
"What! Menikah?"
Rara kaget mendengar ucapan papah nya, sedangkan Alvin kaget mendengar teriakan Rara, seolah-olah Rara tidak menyetujui nya.
"Ya, menikah, Apa kamu siap menikah dengan ALvin?" tanya pak Ramly.
"Bukan Rara ngga siap, tapi kan mas Alvin mau nya kalau suatu saat kita menikah, mas Alvin berharap ibu dan kakak nya menghadiri pernikahan kita, sedangkan untuk saat ini mas Alvin belum bisa membawa mereka, karena mas Alvin ingin benar-benar sukses dulu baru pulang kampung." ucap Rara dengan wajah sendu nya.
"Baiklah, papah paham dengan semua nya, bagaimana kalau kalian menikah di KUA dulu, nanti setelah alvin siap untuk pulang ke kampung halaman nya, baru kita akan mengadakan pesta pernikahan kalian, bagaimana?"
Alvin dan Rara pun saling menatap sambil berpikir jawaban apa yang harus di berikan kepada pak Ramly.
"Kalau saya di percaya untuk menjadi pendamping Rara saya siap, tapi kan kasihan Rara nya pak, dia anak bapak satu-satu nya, pasti dia memimpikan sebuah pesta yang megah dalam pernikahan nya." ucap ALvin.
"Ya kan nanti kita adakan pesta nya, yang penting untuk sekarang kalian sah dulu, jadi bapak merasa aman meninggalkan Rara bersama kamu."
"Memang nya papah berangkat kapan?"
"Minggu depan, makanya papah ingin secepat nya membicarakan masalah ini sama kalian berdua."
"Baiklah kalau memang kondisi nya yang mengharuskan aku menikah di depan KUA dulu aku mau pah, tapi dengan satu syarat."
"Apa?" tanya pak Ramly dan Alvin bersamaan.
"Ciee mertua dan menantu kompak." goda Rara membuat Alvin sedikit malu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Michelle Rafa
woow,, notif muncul pokonya langsung cuz baca , lanjut momy 😘😘
2023-05-21
3