"Anak ini benar-benar anak yang jujur dan baik, aku butuh anak seperti ini di perusahaan, tapi aku ngga mau terkecoh dulu, aku akan menempatkan dia sebagai ob dulu." gumam bathin pak Ramly.
"Oh iya pak, maaf tadi saya sudah lancang membaca berkas bapak, dan di situ ada kesalahan sedikit." ucap Alvin.
Alvin memang tidak kuliah dan dia juga tinggal di desa, tapi dia gemar membaca, apalagi masalah yang berkaitan dengan bisnis, dia sangat menyukai nya.
"Bisa kamu tunjuk kan letak kesalahan nya di mana?" tanya pak Ramly sambil membuka berkas nya.
Pak Ramly ingin tahu apa yang di ucapkan Alvin benar atau tidak nya.
"Ini pak." jawab Alvin sambil menunjuk berkas nya.
Pak Ramly pun membaca nya dengan teliti hingga bibir nya sedikit tersenyum.
"Anak ini bukan cuma jujur dan baik, tapi dia juga pintar, Rara saja sampai ngga sadar kalau dirinya salah ketik." gumam bathin pak Ramly.
"Terima kasih nak, kamu sudah memberi tahu saya, kalau begitu bagaimana kalau kamu ikut saya menemui klien sekarang?' tanya pak Ramly.
"Maaf pak, bukan saya ngga mau, tapi saya ngga pantas untuk ikut dalam pertemuan bapak sama klien bapak, apalagi saya ini bukan karyawan di perusahaan ini." ucap Alvin.
"Kamu hanya mendampingi saya saja, sekalian kita makan malam nanti, saya mohon kamu tidak menolak nya, anggap saja ini sebagai ucapan terima kasih saya, karena kamu sudah menemukan dan mengembalikan tas saya." ucap pak Ramly.
Setelah sedikit berpikir, Alvin pun menyetujui permintaan dari pak Ramly, karena menolak pun percuma pasti pak Ramly memaksa nya.
"Baiklah kalau itu yang bapak minta." ucap Alvin sambil tersenyum.
Pak Ramly tersenyum lalu memanggil Rara lewat intercom.
"Ra, kamu sudah siap? Kita berangkat sekarang." ucap pak Ramly lalu menutup intercom nya setelah ada jawaban dari Rara.
"Ayo kita berangkat." ajak pak Ramly lalu melangkahkan kaki meninggalkan ruangan nya.
Alvin pun mengikuti kemana pak Ramly melangkah di belakang nya, dia ngga mau mendahului pak Ramly walaupun pak Ramly sudah menyuruh nya untuk berjalan di depan nya.
"Ra, kenalkan ini Alvin, dia yang menemukan tas bapak, Alvin kenalkan ini Rara sekertaris perusahaan ini." pak Ramly pun mengenalkan Alvin kepada anak nya.
"Ya ampun, makasih ya mas." ucap Rara sambil tersenyum.
"Manis sekali kalau dia lagi tersenyum, ingin sekali ku sentuh bibir nya." gumam bathin Alvin sambil menatap bibir merah Rara.
"Sama-sama bu." jawab Alvin.
"Seperti nya kita seumuran deh atau mungkin lebih muda aku dari pada mas nya, jadi jangan panggil ibu dong." ucap Rara.
"Ini kan lagi di kantor, saya berasa ngga sopan kalau memanggil anda hanya dengan nama saja." ucap Alvin sambil tersenyum.
"Ah, senyuman nya, jadi pengen cubit hidung nya deh." gumam bathin Rara.
"Ya sudah terserah mas nya saja lah kalau begitu." ucap Rara.
"Sudah, ayo kita berangkat, kalau mau protes masalah panggilan nanti di lanjut lagi." ucap pak Ramly membuat Rara sedikit malu.
Mereka pun akhirnya pergi ke tempat pertemuan yang sudah di janjikan.
Alvin membuka kan pintu untuk pak Ramly dan Rara, setelah keduanya masuk baru dirinya ikut duduk di samping pak Ramly.
"Apa kamu mau kerja di perusahaan saya?" tanya pak Ramly pada Alvin.
"Beneran pak?" Alvin pun malah balik bertanya saking kaget dan tidak percaya.
"Ya, tapi untuk sementara kamu jadi ob dulu." jawab pak Ramly.
"Ngga apa-apa pak, apapun pekerjaan nya akan saya terima." ucap Alvin dengan rona bahagia nya.
"Anak ini benar-benar lagi membutuhkan pekerjaan, diterima jadi ob saja bahagia nya seperti mendapat hadiah lotre." gumam bathin pak Ramly.
"Kalau begitu kamu besok sudah bisa langsung masuk kerja, kamu temui orang yang bernama Ramzi, bilang ke dia kalau saya yang menyuruh kamu bekerja menjadi ob." ucap pak Ramly.
"Baik pak, sekali lagi saya mengucapkan banyak terima kasih, karena bapak sudah menerima saya menjadi pegawai bapak." ucap Alvin dengan sopan.
"Ya sama-sama, kamu yang rajin ya kerja nya." ucap pak Ramly.
"Insya Allah pak." ucap Alvin.
"Wah, bisa ketemu setiap hari dong sama dia." gumam bathin Rara dengan bibir tersenyum.
Rara memang anak pak Ramly yang kaya raya dan salah satu ahli waris dari keluarga nya, tapi kedua orang tua nya mengajarkan adab dan sifat yang rendah hati kepada nya.
Dia tidak memandang orang dari status nya, tapi dia memandang orang dari perilaku dan sikap nya, dia ngga melihat kaya atau miskin nya seseorang, karena menurut nya apapun yang ada di dunia ini hanyalah titipan semata.
"Hotel ini kan Ra?" tanya pak Ramly begitu mereka sudah sampai di depan hotel yang di tuju.
"Iya pak." jawab Rara lalu membuka pintu mobil nya.
"Maaf pak, saya menunggu saja di sini bersama pak sopir." ucap Alvin.
"Ngga nak, kamu harus ikut dan membantu saya dalam bisnis ini, saya yakin kamu bisa langsung paham dengan apa yang kita bicarakan, buktinya di berkas saya kamu menemukan kesalahan." ucap pak Ramly.
"Apa pak, jadi ada yang salah ya berkas nya?" tanya Rara kaget, karena menurut dia berkas yang sudah dia susun sudah benar.
"Iya Ra, Alvin menemukan kesalahan itu dan sudah saya benarkan." jawab pak Ramly.
Rara menatap kagum pada Alvin."Apa orang sepintar kamu pantas jadi ob." gumam bathin Rara.
"Ya sudah ayo kita masuk." ucap pak Ramly membuyarkan lamunan Rara.
Pak Ramly pun melangkah masuk di ikuti Rara dan Alvin dari belakang.
Selagi berjalan masuk ke dalam hotel, Rara dan Alvin sesekali saling melirik satu sama lain nya.
"Andaikan ngga ada papah, sudah ku pepet mas Alvin ini." gumam bathin Rara.
"Andai saja kamu jadi kekasih ku atau istri ku, betapa bahagia nya aku ini, tapi ini semua ngga bakalan terjadi, kamu kelihatan nya anak orang kaya, sedangkan aku orang biasa, rumah pun kecil dan sudah pada rapuh, sedangkan kamu pasti tinggal di rumah yang bagaikan istana." gumam bathin Alvin sambil terus mengikuti langkah pak Ramly.
"Seperti nya Alvin ini cocok buat di jadikan menantu, anak nya tampan, baik dan juga jujur, dan juga seperti nya dia pekerja keras, aku akan dekatkan kamu dengan Rara." gumam bathin pak Ramly sambil tersenyum dan terus berjalan menuju restoran hotel tersebut.
"Bu, kak, do*a kan aku, mulai besok aku akan bekerja keras demi kalian, demi keinginan ayah yang belum terlaksana." gumam bathin Alvin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Michelle Rafa
wah karya mu emang GK pernah gagal momy ,,, lanjut momy 😘😘😘
2023-05-14
4