"Sayang, aku jemput ya?" tanya Alvin lewat ponsel nya.
Semenjak pernyataan cinta nya semalam, mereka berdua sepakat untuk menjalani hubungan serius ke depan nya.
"Memang kamu tahu mas rumah aku?" bukan nya menjawab, tapi Rara malah memberikan sebuah pertanyaan kembali kepada Alvin.
"Kamu share lock dong sayang."
"Ya sudah aku share lock ya, aku mau siap-siap dulu." jawab Rara sambil tersenyum.
"Oke hunny, dandan yang cantik ya, aku akan mengajak kamu ke suatu tempat." ucap Alvin lalu memutuskan panggilan nya.
Betapa bahagia nya hati Alvin, ternyata perasaan nya terbalaskan, tinggal menunggu restu orang tua Rara.
Perasaan bahagia Alvin sama seperti yang lagi di rasakan oleh Rara, Rara terus bersenandung sampai-sampai dirinya tidak sadar kalau lagi di perhatikan oleh ke dua orang tua nya.
Hari ini hari minggu, hari dimana pak Ramly menghabiskan waktu nya hanya untuk istri dan anak nya.
"Bahagia bener? Mau kemana sayang sudah rapih begitu?" tanya bu Rasti.
"Mau pergi sama," belum juga Rara menyelesaikan kalimat nya, pak Ramly sudah memotong nya.
"Oh kalian mau jalan bareng." ucap pak Ramly yang melihat kedatangan Ramzi.
Rara tidak mengerti dengan ucapan ayah nya, lalu melirik ke arah mata ayah nya tertuju.
"Kak Ramzi, tumben main kesini?" tanya Rara, ternyata ayah nya menganggap kalau dirinya akan pergi bersama Ramzi.
"Kangen aja, dan juga mumpung libur." jawab Ramzi lalu mencium telapak tangan pak Ramly dan bu Rasti.
"Papah kira kalian mau jalan bareng." ucap pak Ramly sambil melihat ke arah Ramzi dan Rara.
"Aku,"
"Tin tin," Suara klakson terdengar jelas di telinga mereka semua.
"Sepertinya ini rumah nya." gumam Alvin sambil mencocok kan alamat rumah yang di berikan Rara, sekaligus titik share lock nya juga berhenti di situ.
Alvin pun menekan klakson dua kali hingga pak satpam keluar dan bertanya.
"Selamat siang pak, anda mau bertemu siapa?" tanya pak satpam yang jaga di rumah pak Ramly.
"Maaf pak apa benar ini rumah nya pak Ramly?" tanya Alvin dengan sopan.
"Oh benar, kamu siapa? Dan mau bertemu dengan siapa?"
"Saya Alvin dan mau bertemu dengan Rara, apa saya boleh masuk?"
Pak satpam pun menatap dan menelisik sosok Alvin, setelah di rasa meyakinkan, pak satpam pun membuka kan pintu pagar yang menjulang tinggi.
"Silahkan masuk den."
Alvin melajukan mobil nya masuk ke pekarangan rumah besar milik pak Ramly.
"Buset, besar amat rumah kamu Ra? Aku akan membangun rumah besar seperti ini nanti di kampung buat ibu dan kak Syifa." gumam Alvin lalu menghentikan mobil nya tepat di depan rumah Rara.
Alvin keluar dari mobil dengan pakaian kasual nya menambah kadar ketampanan Alvin bertambah.
"Sebentar ya pah, mah." ucap Rara lalu berlari keluar rumah, karena Rara yakin kalau yang baru datang adalah Alvin.
"Siapa yang menjemput Rara." gumam bathin Ramzy sedikit kesal.
"Rupanya anak kita sudah mempunyai seseorang yang spesial mah." ucap pak Ramly sambil menatap istri nya.
"Iya pah, kamu kapan mengenalkan calon istri kamu kepada kita Ram?" tanya bu Rasti kepada Ramzi.
"Belum kepikiran mah."
"Pah, mah, ngga usah di kenalin lagi kan? Kalian juga sudah pada kenal." ucap Rara sambil membawa Alvin kehadapan orang tua nya.
"Alvin." gumam pak Ramly dan Ramzi bersamaan.
"Siang pak, bu, pak Ramzi." sapa Alvin dengan sopan dan tidak lupa dirinya mencium telapak tangan pak Ramly dan bu Rasti.
"Bisa kalian jelaskan kepada papah?" tanya pak Ramly sambil menatap Alvin dan Rara.
"Sabar pah, ayo nak silahkan duduk dulu." ucap bu Rasti ramah.
Alvin dan Rara pun duduk berdampingan membuat Ramzi sedikit kepanasan.
"Begini pak, sebelum nya saya mau minta maaf karena saya sudah lancang menyukai dan mencintai Rara anak bapak, dan semalam kami resmi membuat komitmen untuk saling bersama, tapi apalah arti nya hubungan kita berdua ini kalau tanpa ada restu dari bapak dan ibu." ucap Alvin dengan penuh kesopanan.
"Jadi kalian berdua sudah resmi untuk pacaran?" tanya pak Ramly.
"Iya pah." jawab Rara sambil menganggukan kepala nya.
"Kalau seandainya saya tidak merestui nya apa yang akan kamu lakukan?"
"Pah," protes Rara yang tidak menyukai pertanyaan papah nya kepada Alvin, pak Ramly hanya mengangguk seperti sebuah kode kalau Rara cukup diam saja.
Rara pun akhirnya terdiam dan mendengar perbincangan antara papah nya dan Alvin.
"Saya akan mundur, karena mungkin bapak lebih tahu dengan siapa Rara harus bersama."
"Kenapa kamu tidak mempertahankan nya?
"Karena saya sangat mencintai nya dan tidak ingin membuat dia menderita, kalau seandainya kita berdua tidak di restui kehidupan kita juga nanti nya tidak akan tenang dan damai, mencintai tidak harus memiliki, tapi melihat orang yang kita cintai bahagia saya juga ikut bahagia." jawaban Alvin kena banget di hati Ramzi.
"Benar juga yang diucapkan Alvin, aku harus belajar mengikhlaskan Rara untuk bersama dengan Alvin, seperti nya Rara juga mencintai Alvin." gumam bathin Ramzi.
Pak Ramly dan bu Rasti sangat kagum dengan jawaban yang Alvin berikan.
"Kamu punya apa berani mendekati dan meminta anak saya untuk menjadi pendamping kamu?"
Sebenar nya pak Ramly sangat senang melihat Rara dan Alvin, karena pak Ramly sudah tahu kepribadian Alvin, bahkan keadaan Alvin di kampung pun pak Ramly sudah mengetahui nya, tapi pak Ramly hanya ingin mengerjai anak nya sendiri dan ingin tahu jawaban dari Alvin calon menantu nya.
"Saya memang tidak punya apa-apa untuk saya berikan kepada Rara, saya hanya orang kampung dengan kehidupan saya yang seadanya, tapi saya punya rasa sayang dan cinta yang besar buat Rara, dan saya akan selalu berusaha untuk membuat Rara bahagia dan tidak pernah meneteskan air mata kesedihan walaupun hanya setetes."
Sungguh jawaban Alvin membuat kupu-kupu yang berada di hati Rara langsung menari-nari bahagia.
Pak Ramly sangat puas dengan jawaban yang Alvin berikan.
"Baiklah, kalau memang kalian berdua saling mencintai, tapi pesan papah buat kalian terutama kamu Alvin, cintai dan sayangi Rara seperti kami yang sangat mencintai nya, kalau kalian ada masalah tolong selesaikan berdua dan jangan mengambil keputusan sebelah pihak."
"Baik pak, saya akan selalu mengingat pesan dari bapak."
"Jadi papah merestui kita?" tanya Rara dengan wajah yang berbinar.
"Ya." jawab pak Ramly sambil tersenyum dan mengangguk kan kepala nya.
Mereka pun tersenyum bahagia, kecuali Ramzi, dia tersenyum tapi hati nya menangis.
"Mungkin kamu memang ditakdirkan bukan buat aku Ra." gumam bathin Ramzi sambil menatap wajah bahagia Rara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Dyah Oktina
makanya jgn d simpan dalam hati... harus mau mencoba dulu...jd nya d duluin alvin kan..
2024-09-15
0
Atiqa Fairuz Khalisa
kasihan gak langsung nebak sih.
2023-05-29
1
Michelle Rafa
fixs ini hanya ada di dunia halu ku 😛 dn GK pernah terjadi di dunia nyata ku 🤣🤣🤣 thank you momy 😘😘😘😘
2023-05-20
4