"Nak, bagaimana kabar nya Alvin ya di kota? Apa dia sudah mendapat kan pekerjaan?' tanya bu Salma.
"Ngga tahu bu, mudah-mudahan saja adek sudah mendapatkan kerjaan." jawab Syifa.
"Bagaimana cara nya kita bisa tahu keadaan nya ya nak?'"
"Ya kita tunggu adek pulang saja lah bu, mau gimana lagi, kita kan ngga punya alat komunikasi." jawab Syifa.
"Mudah-mudahan adek kamu cepat sukses dan cepat pulang ya nak, ibu sudah kangen sama dia."
"Kita do*a kan saja bu." ucap Syifa sambil mengelus punggung ibu nya.
Bu Salma tidak tahu saja, kalau Syifa sangat merindukan adik nya itu, tapi dia selalu memendam rasa rindu nya itu sendirian di dalam hati nya.
"Syifa." teriak Bima dengan suara yang sangat lantang.
"Iya mas, sebentar." jawab Syifa lalu berlari menghampiri Bima suami nya.
"Lama amat, bikin kan aku kopi." teriak Bima.
"Baik mas, tunggu sebentar." ucap Syifa lalu pergi ke dapur untuk membuat kopi pesanan suami nya.
"Jangan lama-lama." teriak Bima kembali.
"Iya mas." jawab Syifa sambil teriak.
Awal-awal pernikahan Bima terlihat baik dan lembut, tapi setelah satu bulan lebih mulai kelihatan asli nya.
Bima suka membentak Syifa, dan juga suka kasar sama Syifa.
Untung Syifa sudah memasang alat kontrasepsi pada tubuh nya, karena Syifa belum siap mempunyai anak dari Bima.
"Kenapa lagi suami kamu?" tanya bu Salma.
"Biasa bu, minta dibuatkan kopi."
"Kalau kamu sudah ngga tahan sama dia, kamu minta pisah saja nak."
"Ngga bisa bu, aku takut dia meminta uang nya kembali, sedangkan Alvin belum ada kabar nya." jawab Syifa.
"Uang sisa yang kamu simpan masih utuh kan nak?"
"Masih bu, jangan sampai uang itu kurang, kita ngga tahu ke depan nya akan seperti apa, itu untuk bekal kita bu." jawab Syifa.
"Syifa, cepetan." teriak Bima.
"Iya mas sebentar." jawab Syifa.
"Bikin kopi gitu aja lama banget." ucap Bima lalu menghisap rokok nya.
"Aku kasih kopi ini ke mas Bima dulu ya bu." ucap Syifa lalu pergi menghampiri Bima yang sudah menunggu kopi nya.
"Ini mas kopi nya." ucap Syifa sambil menyimpan gelas kopi nya di atas meja.
"Lain kali kalau di suruh buat kopi jangan lama, dasar istri tidak berguna." teriak Bima.
"Iya maaf mas." ucap Syifa sambil menunduk.
"Bosan aku mendengar kata maaf dari kamu."
Syifa hanya bisa pasrah, dia mulai mendapatkan perlakuan kasar dan dirinya sellau di hina, tapi dia ngga pernah mengeluh dan ngga pernah memberitahu ibu nya.
Syifa beranggapan ibu nya tidak tahu dengan apa yang di lakukan oleh Bima suami nya, padahal tanpa sepengetahuan Syifa, bu Salma selalu mendengar cacian dan makian Bima kepada Syifa, tapi bu Salma hanya bisa meneteskan air mata nya.
*
*
"Ini bu sudah selesai, tolong di periksa kembali, dan saya mohon pamit kembali untuk bekerja." ucap Alvin sambil memberikan berkas nya kepada Rara.
Rara pun menerima berkas nya, dan tanpa sengaja tangan mereka kembali bersentuhan, dan aliran itu kembali berdesir pada tubuh mereka.
"Selalu seperti ini setiap kali kita bersentuhan." gumam bathin Alvin.
"Lagi dan lagi aku merasakan getaran ini." gumam bathin Rara.
"Terimakasih sudah mau menyelesaikan tugas saya mas." ucap Rara.
"Sama-sama, tapi periksa dulu, takut nya masih banyak yang salah." ucap Alvin lalu pergi kembali ke ruangan pantry.
"Alvin kamu harus bisa menahan perasaan kamu, kamu itu tidak layak buat bu Rara." gumam bathin Alvin sambil terus berjalan menuju pantry.
Rara pun langsung memeriksa berkas yang di kerjakan oleh Alvin dengan teliti.
"What! Dia mengerjakan semua ini dengan benar, imposible." gumam Rara dengan wajah tak percaya nya.
"Kenapa nak?" tanya pak Ramly yang sudah berdiri di depan Rara dan mendengar ucapan Rara.
"Pah, coba lihat." ucap Rara sambil memberikan berkas nya kepada pak Ramly.
Pak Ramly pun mengambil berkas dari tangan Rara lalu memeriksa nya dengan teliti.
"Apa nya yang salah? Ini sudah benar kok. Tumben kamu cepat mengerjakan nya?" ucap pak Ramly.
"Papah tahu tidak, aku tadi mengerjakan nya lama sekali bahkan aku sampai makan bakso yang rasa nya pedes karena kepalaku mumet dengan berkas ini, tapi mas Alvin mengerjakan nya dengan cepat dan hasil nya pun benar-benar diluar dugaan." jawab Rara dengan antusias.
"Apa! Jadi yang mengerjakan semua ini adalah Alvin?' tanya pak Ramly dengan wajah tak percaya nya.
"Iya pah, dia seperti nya mudah mengerjakan laporan ini semua." ucap Rara.
"Anak itu benar-benar genius, baiklah papah akan uji dia sekali lagi, kalau dia berhasil mengerjakan nya maka bulan depan papah akan menempatkan dia di bagian distribusi dulu." ucap pak Ramly.
"Beneran pah, ah makasih papah sayang." ucap Rara lalu mencium pipi ayah nya.
Terlihat roman bahagia pada wajah Rara mendengar Alvin akan di tempatkan kebagian yang lebih baik.
"Kamu bahagia sekali, apa benar kamu menyukai Alvin?" tanya pak Ramly sambil menatap wajah bahagia anak nya.
"Iya pah, aku menyukai mas Alvin, bahkan sangat menyukai nya." jawab Rara dengan wajah yang sudah berubah warna.
"Ya kalau kamu menyukai nya, kamu dekati dan teruslah memberikan semangat buat dia." ucap pak Ramly.
"Ah, papah memang yang terbaik, tapi aku malu pah kalau aku yang harus mendekati dia duluan." ucap Rara sambil menggandeng tangan papah nya dengan manja.
"Kenapa harus malu, kan kamu hanya mendekati nya bukan yang harus mengatakan nya duluan."ucap pak Ramly.
"Benar juga ya pah." ucap Rara.
"Dengarkan papah, kamu dekati dulu dia, terus kamu cari tahu tentang keluarga nya, kalau kamu sudah tahu tentang dia, kamu baru bisa memutuskan nya, papah ngga mau kamu menyesal akhir nya." ucap pak Ramly.
"Baik pah, apapun dan bagaimana pun keadaan keluarga dia, aku akan menerima nya selama mas Alvin bertanggung jawab kepada keluarga nya."
"Bagus, kita hanya manusia biasa, dimata tuhan kita sama, soal kaya dan miskin itu sudah menjadi takdir, jadi kamu jangan menolak dia hanya karena keadaan keluarga nya. Harta yang kita miliki hanya titipan dan hanya untuk sementara, jadi ngga baik untuk di sombong kan." ucap pak Ramly.
"Iya pah, pesan papah dan mamah akan selalu Rara ingat." ucap Rara sambil tersenyum lalu memeluk papah nya.
"Seperti nya anak papah ini lagi jatuh cinta." ucap pak Ramly sambil tersenyum.
"Iya pah ternyata jatuh cinta yang sesungguh nya itu seperti ini ya pah,"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Michelle Rafa
paling seneng klo baca novel karakter ortu nya yg Kya gini ,, adem banget bacanya 🤣🤣🤣
2023-05-18
3