Misteri Kematian Di Sekolah
SMA Gloriacastra adalah sebuah SMA terkemuka di kota Bandung. Sekolah megah basis swasta itu di kenal dengan sebutan sekolah para pewaris. Rata-rata yang menginjakkan kaki di sekolah tersebut adalah para putra putri dari pemilik perusahaan dengan relasi tingkat nasional maupun internasional. Tak jarang apabila peserta didik dari SMA tersebut di singgahi orang ber-IQ tinggi. Persyaratan masuk ke sekolah tersebut tidak hanya kaya, tapi pintar. Kecerdasan selalu di jadikan komponen utama, namun jika di barengi oleh kekuasaan, kata sempurna akan melengkapi.
Seleksi ketat selalu di lakukan di setiap tahun mengenai penerimaan murid jalur beasiswa yang di tempati para anak-anak kalangan kelas bawah. Pertahun SMA Gloriacastra hanya mengambil 1000 murid beasiswa di tiga jurusan yang berbeda, yakni IPA, IPS dan Bahasa. Selain terkenal dengan fasilitas yang the best, para murid SMA Gloriacastra juga selalu berjuang mati-matian untuk bisa duduk di class unggulan. Persyaratan menepati kelas terbaik tersebut tidak main-main, dan yang berjuang mendapatkan posisi itu ribuan orang.
Angkasa Askar Dirgantara, seorang pemuda asal SMA Purnama Khatulistiwa yang merupakan seorang vokalis band Amanda dan putra pemilik PT Citra Purnama itu memutuskan pindah ke SMA Gloriacastra. Pemuda itu di hadapkan dengan tes kemampuan sebelum singgah di tempat itu, dan dia berhasil lolos dengan pernyataan resmi masuk ke dalam kelas unggulan dengan skor rata-rata nilai 99,9. Pemuda itu menepati ranking ke-2 di kelas unggulan.
Kelas unggulan SMA Gloriacastra di kenal sebagai murid titisan Einstein. Kemampuan berpikir yang harus cerdas dan juga nilai tidak boleh keluar dari angka 90 membuat setiap kandidat berusaha untuk mendapatkan nilai tertinggi dengan belajar mati-matian. Bahkan koma di setiap nilai adalah komponen penting untuk menemukan sang bintang.
Pemuda yang baru masuk ke SMA Gloriacastra sejenak terdiam, penampilannya yang sangat berbeda dengan gaya keseharian adalah bentuk perubahan besar yang telah di pikirkan matang-matang. Demi terwujudnya kedamaian, gaya culun harus di keluarkan agar para fans tak menggila saat melihatnya.
"Welcome to SMA Gloriacastra. Gue dengar sekolah terbaik jatuh pada SMA Gloriacastra. Apakah itu benar?" Seolah menantang. Lelaki itu berdiri di depan gerbang SMA Gloriacastra. Tekad menjadi yang terbaik dalam segi prestasi akan di kembangkan di tempat ini.
Gaya rambut yang condong ke bawah bak dora, serta kacamata yang bertengger di hidung membuat pergerakan manusia berangsur normal. Tak ada yang berteriak memanggil namanya, rencana yang tertata rapih berhasil secara sempurna.
"Di tahun terakhir ini, gue akan melihat dunia. Dunia pendidikan yang haus prestasi, dan semoga keinginan gue berlanjut sampai wisuda itu tiba." Hati berdoa dalam keramaian, suara yang terlontar hanya mampu di dengar oleh telinga sendiri.
Pemuda berusia 18 tahun yang memasuki kelas 12 dengan artian tinggal 1 tahun masa belajar kini di kabarkan gila meraih prestasi. Di sekolah sebelumnya, pemuda itu di kenal dengan kenakalan remaja pada umumnya, serta melakukan aksi membuat guru BK kapok. Semua kelakuan buruk akan di rubah di tempat ini.
Di awal tahun pembelajaran, Angkasa dengan pasti melangkah melihat sekolah baru yang megah dan mewah. Semua kegiatan Angkasa harus terhenti saat memasuki ruang kelas unggulan yang bergengsi tersebut.
"Pagi anak-anak. Hari ini kita kedatangan murid pindahan dari SMA Purnama Khatulistiwa yang berhasil menempati peringkat ke-2 di kelas unggulan." Bu Yola, selaku wali kelas unggulan tersebut menerangkan dan memperkenalkan sosok berkacamata yang diam saat semua mata menyorot ke arahnya.
Reaksi murid unggulan langsung melebarkan mata. Seolah kata 'wow' terlapis di bibir secara spontan. Masuk ke daftar 10 besar saja sulit bagi mereka, dan hari ini seorang anak baru langsung melengserkan peringkat kedua yakni putri kepala sekolah bernama lengkap Dyera Erly. Pemilik nama itu bersedekap dada di bangkunya, menatap kesal saat namanya di paksa mundur ke belakang dan menepati posisi ke empat.
"Halo semua, gue Angkasa. Semoga kita bisa menjadi teman baik." Pemuda itu menyapa kawan-kawan barunya. Aura mencekam dari balik wajah setiap orang dengan jumlah total 36 siswa sangat mengerikan. Aura mahal dengan kemampuan akademik yang baik sukses membuat Angkasa terteguk.
Sapaan lelaki itu bagai ilusi. Setiap orang memasang wajah datar, tatapan mereka menggambarkan berbagai macam jenis asumsi, ada yang menyukai, ada pula yang tidak.
"Sabar Dyer." Sepelan mungkin kalimat penenang di lempar oleh Gina yang tak lain adalah teman sebangku Dyera.
"Gimana gue bisa sabar, gara-gara itu anak cupu, gue kalah telak. Gagal deh gue melengserkan Steven." Kesal putri kepala sekolah tak berhenti membidik dengan tatapan maut ke arah dia yang baru datang.
Bu Yola seperti biasa menebarkan senyum manis."Oke Angkasa, selamat bergabung di kelas unggulan. Silahkan kamu duduk di samping Clara."
Pemilik nama yang di sebutkan mengacungkan tangan, pemuda itu lantas mendekat dan duduk di samping.
"Hai gue Clara, kita satu bangku. Semoga kita jadi teman baik." Clara menyambut ramah laki-laki yang di lempari ujaran kebencian dari teman satu kelas.
"Tentu saja." Tersenyum Angkasa menganggukkan kepala senang. Untuk pertama kali ia memiliki teman cewek. Selama ini Angkasa menghindar dari para wanita, dengan alasan yang sangat sulit di ungkapkan.
"Lo udah bikin sekolah SMA Gloriacastra bergetar, karena baru pertama kalinya anak pindahan menepati peringkat 2. Padahal di antara kami yang sudah berjuang keras untuk masuk tiga besar, dan kesempatan itu makin kecil saat lo masuk." Clara menjelaskan singkat kegaduhan di awal masuk sekolah gara-gara satu insan.
Pemuda itu terdiam."Pantesan aja tatapan mereka seolah gue adalah pembunuh. Jadi ini yang bikin mereka gak suka sama gue." Batin Angkasa.
"Bikin gaduh dong gue, btw yang peringkat pertama siapa?"
Manik mata hazel Clara jatuh pada bangku kosong tepat di depannya."Dia, Steven Kenzuela Nagaswara. Sudah 3 tahun pemuda itu berada di peringkat pertama dengan perolehan nilai terbaik. Sementara rank di bawahnya selalu berubah-ubah di setiap semester. Tapi sayangnya orangnya lagi sakit, gak bisa masuk."
Angkasa memperhatikan bangku kosong tak berpenghuni. Di bangku tersebut siswa terbaik duduk. Di kelas unggulan para murid duduk bersebelahan, walaupun begitu aksi saling mencontek tak di temukan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 311 Episodes
Comments
Yeyet Faranova
lanjut..
2024-02-16
0
Biah Kartika
hadir
2024-01-17
0
Al Fatih
aq mampir kaka
2023-11-27
1