Tangan membuka pintu sebuah rumah mewah dengan harga fantastis, melangkah masuk ke dalam. Tanpa tolah-toleh berjalan menuju tangga untuk tiba di kamar yang kebetulan terletak di lantai 2.
"Angkasaaaa!"
Seketika langkah terhenti, merotasikan pandangan pada ruang tamu. Terlihat sepasang suami istri duduk di sofa. Wanita paruh baya mengenakan pakaian modis berwarna merah selutut tampak elegant, wanita berumur 40 tahun itu terbilang masih amat muda.
Tangan wanita cantik itu melambai memberikan kode pada remaja mematung di tempat."Ke sini sebentar."
Kaki Angkasa hampiri pasangan suami istri tak lain adalah papa dan mamanya sendiri, meski agak terkejut lantaran mereka tumben-tumbenan berada di rumah di jam setengah empat sore. Biasanya mereka pulang kisaran jam 10 malam. Fenomena alam tak terduga terjadi di depan anak baru pulang dari sekolah full day tersebut.
"Ada apa ma pa, kok manggil Angkasa?" Angkasa duduk di sofa lembut berwarna putih. Menatap penuh penasaran, dalam benak menerka-nerka maksud dan tujuan dua orang tersibuk sampai sering kali tertangkap pulang larut malam. Tak ada angin tak ada hujan tiba-tiba di siang bolong mereka berada di rumah.
"Enggak, gak ada apa-apa. Mama sama papa cuman mau bilang kalau nanti malam kami ada acara di perusahaan. Kamu di rumah aja, jangan keluar rumah. Situasi di luar masih belum aman." Kania, wanita meniti karir bersama suaminya dalam membesarkan perusahaan terus terlibat urusan bisnis lantaran dia menjadi sekretaris di PT.
"Owh, cuman itu doang, tenang Angkasa akan nurut. Udah, Angkasa mau ke kamar. Capek." Ungkap pemuda bermata elang tersebut.
"Gimana penyamaran kamu hari ini?" Azlan, lelaki berperawakan tinggi duduk dengan secangkir kopi di atas meja.
Niat bangkit dari duduk terpaksa di urungkan."Aman dong. Semuanya berjalan dengan lancar, satupun tidak ada masalah yang terjadi. Anak papa ini kan cerdas, gak akan ketahuan."
"Bagus kalau begitu. Papa gak usah repot-repot nutup media agar mereka tidak mengendus keberadaan sekolah mu."
Angkasa acungkan jempol, lalu berdiri tegak dan berlalu dari hadapan mereka.
Sebuah kamar di lengkapi 1 set tempat tidur, kamar mandi dalam, rak buku, almari dan meja belajar tersedia di sana. Tak lupa televisi tertempel di dinding guna mengisi hari-hari Angkasa ketika bosan.
Angkasa melempar tas secara sembarang ,Sejenak bibir itu terkatup, mata menatap dalam tanpa pergerakan, otak berkelana ke langit ke tujuh membayangkan kejadian melelahkan di lewati seharian ini.
"Sumpah, hari ini adalah hari termelelahkan yang pernah gue rasakan."
"Kenapa di hari pertama gue sekolah malah harus berurusan dengan si inces Dyera yang sok berkuasa. Bener-bener bocah itu, kalau aja gue gak lagi nyamar. Udah gue cekik tuh anak." Gerutuan lepas di bibir, sekuntum rasa kesal kembali menyergap.
Sebuah buku tanpa sampul memiliki ukiran misterius tercipta oleh tinta gold di keluar dari dalam tas hitam. Buku tanpa judul yang Angkasa ambil di perpustakaan memiliki cerita cukup menegangkan. Di setiap halaman yang tertera hanyalah ketegangan. Demi mengusir rasa letih, Angkasa gunakan waktu senggang dengan membaca kelanjutan cerita yang masih tinggal separuh lagi.
Waktu terus berputar, kini waktu menunjukkan pukul 5 sore, tapi Angkasa tetap fokus membaca buku itu, ia lupa waktu karena saking serunya membaca cerita yang terasa sangat nyata.
"Rasa sakit itu ada karena luka yang terlalu mendera." Sepenggal kata-kata yang Angkasa temukan di buku.
Tok
Tok
Tok
Angkasa langsung melempar buku secara sembarang, dengan terkejut bangun dari tidur dan bergegas mendekati pintu.
"Mama!" Kaget menyerang Angkasa kala seorang wanita berpakaian modis dan selalu glamor berada di balik pintu.
"Kamu kenapa belum ganti baju, udah pulang dari tadi bukannya bersih-bersih malah langsung tidur!" Omelan keluar dari wanita cantik beranak satu.
Angkasa menggaruk kepala tak gatal, menyunggingkan senyum mencairkan suasana."Anu ma, Angkasa ketiduran, belum sempat ganti baju hehe."
Kebohongan tercipta agar rasa aman melanda. Demi selamat, semua di lakukan.
"Cepat sekarang mandi, habis itu ke meja makan, mama sama papa nunggu kamu di bawah!"
"Iya ma."
Kania melangkah menuruni anak tangga. Angkasa masih diam di tempat menatapi punggung Kania yang pelan-pelan menjauh.
"Huft! Untung mama gak sempat lihat buku misterius itu!" Lega menghampiri Angkasa. Pintu kembali di tutup rapat, kaki melangkah mendekati kasur, tangan meraih buku misterius tergeletak di lantai.
Angkasa angkat buku hampir membuat jantung copot oleh isinya."Gue suka buku yang kayak gini, menakutkan tapi menantang."
Buku tak bersampul menyuguhkan hal menegangkan di letakkan bersama dengan buku-buku lain di rak. Angkasa memilih membersihkan tubuh sebentar, kemudian turun setelah habis berpakaian.
Ruang tamu terdiri dari meja dan 5 buah kursi di duduki dua orang pasangan suami istri tampak sangat harmonis. Angkasa mengambil duduk di antara kursi kosong.
Berbagai lauk pauk tersaji di meja makan, mulai dari sayur-sayuran, daging, buah-buahan dan masih banyak lagi.
"Ma pa kalian akan berangkat kapan?" Tangan Angkasa mengambil secentong nasi untuk di letakkan di piring kosong, lalu mengambil ayam suwir.
"Nanti jam 7. Kamu jangan kabur dari rumah. Kalau sampai mama dengar kamu nekat, gak ada uang saku." Ancam Kania.
Dalam mulut penuh dengan nasi, tangan Angkasa membentuk huruf oval sebagai balasan. Mana mungkin Angkasa berani melawan sang ibu yang sekalinya ngamuk, melebihi kak Ros.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 311 Episodes
Comments
aswien Prasetiyo
bab sblnya nama azlan..skrg kok azril?? atau gua aja yg salah
2024-04-03
1
Yeyet Faranova
lanjut, masih blm kenyang cerita selanjutnya
2024-02-20
0