Senyum miring tertarik di sudut bibir, aura gadis misterius bertambah pekat."Sebelumnya gue mau nanya. Apa lo tau kalau diamnya Jia bukan tanpa alasan? Apa pernah terlintas di pikiran lo kalau dulunya Jia bukan seorang anak pendiam seperti sekarang?"
Bungkam seribu kata, pertanyaan di ajukan cukup berhasil mengunci mulut. Awal-awal mengenal sosok Jia, memang pernah muncul pikiran seperti apa yang di pertanyakan.
Melihat Clara diam, gadis misterius itu makin melebarkan senyum."Lo gak tau kan? Sekarang gue kasih tau. Dulu, Jia bukan anak pendiam, dia aktif, sama kayak anak-anak pada umumnya. Ada satu masalah yang bikin sikapnya berubah sampai dia membenci manusia, dia gak suka keramaian bukan karena dia merasa sesak, tapi dia benci dengan hadirnya manusia. Masalah itu cukup besar, tapi itu kunci jawaban dari kejadian tewasnya dia."
Gadis bermata hazel berpikir dalam, menerima baik-baik ucapan menghentikan detak jantung berjalan."Maksud lo diamnya Jia karena satu peristiwa buruk yang telah mendatanginya. Bukan murni pendiam karena faktor genetik." Ringkas Clara menatap penuh penasaran.
"Betul, ada masalah besar yang di hadapi sahabat lo. Dia gak bisa mengutarakan karena sebuah tekanan. Dia menderita cukup lama atas peristiwa itu, di nilai peristiwa tersebut merupakan malapetaka paling besar yang pernah ada."
Bibir pink alami tertutup rapat. Bersahabat selama 1 tahun 6 bulan dengan sosok bernama Jia rupanya tak memperoleh apa-apa. Banyak rahasia yang di pendam sendiri, sebagai sosok sahabat peran penting itu tak Clara lakukan karena Jia yang terlalu tertutup dan enggan membuka masalah mengganggu isi hati.
"Lo cari baik-baik, kalau emang lo mau tau alasan utama Jia meninggal." Ucap gadis misterius, sedetik kemudian lenyap dari pandangan. Dia pergi tak berbekas meninggalkan misteri baru.
Clara masih diam dengan pikiran dalam. Antara percaya atau tidak, tapi memang nyata kalau Jia tidak suka dengan keramaian + paling tidak suka berbagi cerita apalagi masalah.
"Apa iya itu saling berhubungan dengan kematian Jia? Tapi peristiwa apa yang menyebabkan dia berubah secara total dan permanen?" Di sepinya balkon, tipuan angin lumayan kencang menerpa wajah, di kabarkan gadis atas nama Clara Ayuda Pratama sibuk memikirkan tragedi pemicu utama sahabat terbaik terenggut nyawanya.
Kaki Clara melangkah masuk ke dalam kamar, duduk di tepi kasur, mengigit bibir sambil memikirkan dengan segenap hati clue terdengar mudah tapi susah di lakukan."Kayaknya diamnya Jia ada hubungannya dengan kematiannya. Besok gue harus kasih tau yang lain, mereka harus dengar, dan penyelidikan bisa di lanjutkan ke tahap yang lebih serius."
...🍁🍁🍁...
Di malam yang menenangkan pemuda-pemuda tampan merupakan personil band Amanda duduk di tangga dengan segala aktivitas yang berbeda, ada yang sibuk menscroll tiktok, ada pula yang membaca buku misterius, ada pula yang bermain game, dan ada yang live streaming Ig. Dan ada satu anak yang diam menompang dagu, memikirkan hidup yang terasa membosankan.
"Jalan-jalan yuk. Udah lama kita gak keluar bareng." Ajak Aryan merasakan kebosanan di tengah gelapnya malam.
Pandangan berpusat pada laki-laki menyerukan suara.
"Lest goooooo!" Seru kompak band Amanda.
Tubuh-tubuh sibuk dengan aktivitas masing-masing langsung berdiri kokoh, melangkah bersamaan turun ke bawah mendekat pada sebuah mobil Alphard berwarna hitam.
"Ke taman ya Mang." Titah Angkasa.
"Siap den." Timpal Mang Asep. Mobil melaju keluar dari pekarangan rumah elit di komplek perumahan yang hanya di singgahi orang-orang dengan ekonomi kelas atas.
Aryan sibuk memandangi gelapnya malam yang banyak kendaraan berlalu lalang di kanan kiri. Ketika malam hari datang, ketenangan itu ada, tapi sayang tubuh tidak bisa bereksplorasi dengan maksimal akibat banyak wajah-wajah yang mengenali keberadaan dan akan membuat masalah baru.
"Ternyata Bandung kalau malam hari bagus juga ya." Rafael menikmati hembusan angin segar menenangkan.
"Jangankan Bandung. Korut aja kalau malam bagus banget malah." Timpal Aryan. Kemudian Rafael kasih lirikan tajam pemuda yang melenceng dari suasana tenang.
"Apapun kalau di malam hari jauh lebih indah ketimbang siang. Karena, kita temukan ketenangan yang di suguhkan alam, kebisingan itu berkurang, dan tiba waktu paling tepat untuk kita mengenal alam dan melupakan penghuni yang kadang kala mengganggu kenyamanan " Sambung Reyhan.
"Kek susah amat kita-kita berjalan dengan tenang di bumi yang luas ini. Muncul sedikit, langsung di teriakin, kak Aryan, aaaarrggh gak nyangka bisa ketemu kakak. Ternyata lebih ganteng liat langsung ketimbang liat di TV. Iiiiituuu terus yang selama ini gue dengar. Gak ada yang lain, hampir semua begitu keterangannya." Seloroh Aryan mendalami peran.
Yang lain cekikikan tak kuasa menahan tawa. Ada saja yang di lakukan untuk membuat mulut tak berhenti mengeluarkan tawa.
"Kepedean lo." Senggol Angkasa.
"Kalau ngayal jangan tinggi-tinggi. Tapi kalau bisa ngomong itu pake fakta, karena dari apa yang barusan lo ucapin itu, rata-rata ketika mereka ketemu sama Angkasa. Bukan situ." Perjelas Reyhan.
Pipi Aryan menggembung, ketimbang ia, memang banyak yang mengejar sahabatnya. Dan dia hanyalah penonton kala ciwi-ciwi caper keparat dengan vokalis band Amanda tak lain adalah Angkasa."Lo bisa gak sih biarin gue bahagia sekejaaap aja!"
"Owh iya silahkan." Welcome Reyhan.
"Silahkan berhalusinasi mas Aryan." Tambah Rafael.
Gelak tawa makin pecah menertawakan putra keluarga Olsen. Aryan bersedekap, tak memasukkan ke dalam hati candaan teman-teman satu grup.
"Udah sampe den." Lapor Mang Asep menghentikan mobil di bahu jalan.
"Parkirnya jangan jauh-jauh ya Mang, biar kita gak susah nyarinya." Pesan Angkasa.
"Siap den."
5 manusia dengan pengikut yang fantastis di media sosial turun dari mobil. Menatap hiruk pikuk kota, banyak lampu-lampu menyala di gelapnya malam, udara yang segar menjadi pelengkap indahnya bumi yang kini di pijak.
"Leganya hidup. Kalau kayak gini terus, betah gue keluyuran." Reyhan merentangkan tangan meresapi angin segar menyapu tubuh. Mata di pejamkan untuk semakin masuk ke dalam dunia menenangkan.
Tudung hoodie hitam di belakang kepala tiba-tiba turun menutup wajah. Reyhan angkat kembali tudung hoodie sempat menutupi ketenangan masuk ke dalam hidup. Mata beralih menatap sosok berwajah dingin, paling irit bicara.
"Turunin, kita di keramaian. Jangan sampai ada yang liat kita." Perintah Bryan.
Untuk mencari aman, Reyhan lakukan perintah sosok di gambarkan seperti batu berjalan.
"Kita cari tempat duduk, gue mau main game." Seru Aryan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 311 Episodes
Comments
Yeyet Faranova
Klu pertama, lanjut....
2024-02-20
0
02_ Ade Rizki Pramadhana
"aku udah tanya langsung sama jia"
2023-12-04
1