"Dari kejadian mengerikan itu, kita memiliki 2 ulasan yang patut kita selidiki sampai detail. Kemungkinan pertama adalah nama-nama di buku misterius adalah pelakunya. Sedangkan kemungkinan kedua nama-nama tersebut adalah target selanjutnya. Oleh karena itu, kita harus mengusut tuntas dengan mencari tau siapa saja yang terlibat, dan sebesar apa kemungkinan keterlibatan mereka dalam kematian Jia." Rev mengkaji singkat, memberi tau kecurigaan yang menghuni kepala.
"Nama kedua setelah Jia adalah Kayla Ramadhani." Baca Angkasa.
"Lo cari tau tentang Kayla." Perintah Rev.
Aldo berjongkok, menaruh laptop di tanah, membuka laptop yang di bawa dan mengotak-atik dengan cepat. Kedatangan Aldo bukan hanya ingin bergabung saja tapi karena dia memiliki potensi yang tidak di miliki teman satu gank, kemampuannya cukup mengesankan sehingga di rasa cocok jika berada di gank ini.
Anak yang mahir dalam dunia rentas merentas itu tengah mencari tau asal usul tentang seorang Kayla Ramadhani, pihak kedua yang namanya di bawa-bawa karena tercantum di buku misterius. Yang lain melihat dengan penuh penasaran, patut di acungi jempol kelihaian Aldo yang pintar dalam dunia teknologi.
"Ketemu gak do?" Cakap Clara memandang fokus pada layar laptop.
"Tentu. Nama lengkapnya Kayla Ramadhani, anak pertama dari pasangan suami yang tinggal gak jauh dari lokasi pemakaman umum. Tepatnya di gang kecil sebelah barat pemakaman." Aldo lampirkan secara singkat tempat dan faktor ekonomi yang kurang memadai di keluarga Kayla Ramadhani.
"Kayla masuk ke SMA Gloriacastra jalur beasiswa, artinya dia memang benar bukan anak orang kaya." Ucap Steven memperhatikan wajah Kayla tengah tersenyum di layar laptop Aldo.
"Jika Kayla pelakunya? Motif apa yang dia cari dengan melenyapkan Maria Sheljia?" Menerka-nerka Rev.
Sejenak suasana menjadi hening, mulut-mulut itu diam tak bergeming, pikiran mencari tau dengan susah payah dasar utama jika memang Kayla Ramadhani adalah sosok sesungguhnya di balik kematian sahabat mereka Maria Sheljia.
"Secara logika kalau Kayla bunuh Jia karena permusuhan keluarga berasaskan bisnis gak mungkin, mereka berdua terlahir di keluarga yang sederhana, gak ada persaingan bisnis panas di kedua belah pihak. Tapi ada kemungkinan kalau Kayla membunuh Jia gara-gara takut kalah saing, mereka sama-sama anak beasiswa, dan persaingan antara satu sama lain itu sama-sama ketat. Terlebih bulan depan ada olimpiade matematika yang hanya mengeluarkan satu orang anak di sekolah untuk mewakili sekolah kita ke ajang lomba antar sekolah. Atau juga, motifnya karena beasiswa takut di cabut lantaran pihak sekolah mewanti-wanti anak beasiswa di kelas unggulan yang nilainya paling tidak harus mencapai nilai minimum, yakni berputar di angka 90. Jika sampai nilai mereka turun, maka beasiswa mereka akan di cabut di penentuan tes dalam kategori kelayakan para siswa untuk menghuni kelas unggulan, yang akan segera di langsungkan Minggu depan." Argumentasi Angkasa. Di balik panjangnya narasi, terdapat dua kemungkinan yang masuk di akal.
Setiap awal pembelajaran, hal paling berat selalu melanda para siswa dari jalur beasiswa. Peraturan sekolah yang sangat ketat membuat setiap anak beasiswa merasa tercekik. Terlebih siswa di kelas unggulan. Minggu depan akan di adakan tes kelayakan untuk menjadi siswa kelas unggulan. Bagi yang tidak mampu mencapai nilai minimum yang di tetapkan sekolah, maka dengan terpaksa siswa kelas unggulan itu akan di out dari kelas dan akan masuk ke kelas reguler.
"Tapi masa iya karena itu?" Keraguan tersemat di wajah Clara, otaknya kurang server dengan pernyataan teman satu grup."Masa cuman gara-gara takut kalah saing pembunuhan itu terjadi."
"Clar, lo pinter lo menang, itu komponen utama sebagai anak beasiswa." Sasar Steven.
"Lo kaya lo aman. Sekolah kita dari awal emang rada-rada, tiap tahun menimalisir anak beasiswa. Apalagi di kelas unggulan kayak kita, persaingan ketat men. Dan gue ngerasa mereka-mereka yang berada di kategori anak beasiswa harus berjuang keras agar beasiswa mereka gak di cabut. Lo enak, udah pinter, bokap lo kaya. Kalau sekelas Jia dan Kayla, mereka benar-benar berjuang untuk bisa menempuh pendidikan di sini." Aldo berterus terang menyatakan dengan sadar jika sama-sama satu pikiran dengan Angkasa.
Di sekolah yang makin sulit untuk hadirnya anak kalangan kelas bawah, berbagai cara mereka lakukan untuk mendapat pendidikan di SMA favorit kota Bandung, yang dari awal kesempatan lolos bagi golongan anak dengan IQ di bawah rata-rata terbilang sulit, terlebih keterbatasan ekonomi orang tua mereka yang membuat mereka semakin sulit memijak ruang lingkup SMA Gloriacastra.
Clara seketika diam, ia ingat bagaimana ambisinya anak beasiswa yang tak lain adalah Jia sahabatnya sendiri. Sampai-sampai Jia tak pernah keluar rumah selain ke sekolah, harinya hanya di penuhi dengan pelajaran dan buku. Clara juga tau jelas jika Jia berjuang keras di sini, apalagi dia bukan berasal dari anak konglomerat, sehingga dia harus ekstra belajar untuk bisa mengimbangi teman-teman satu kelas.
"Tapi masa iya, sepolos Kayla membunuh orang demi ambisinya?" Terasa tak mungkin, Clara mengenal sosok Kayla bukan sehari dua hari, tapi telah bersamanya selama kurang lebih 1 tahun 4 bulan terakhir. Karena Clara masuk ke SMA Gloriacastra di pertengahan kelas 10, tepatnya di awal semester genap.
"Hati orang itu beda-beda, kadang mukanya aja yang terlihat baik, tapi belum tentu hatinya. Ingat, badai itu terbuat dari laut yang tenang!" Penuh penekanan Aldo saat mengeluarkan kata-kata itu.
Mereka semua langsung bungkam, mengerti jelas maksud Aldo.
"Gue tambah satu lagi yang perlu kalian inget. Setiap orang itu gak bisa di tebak, seperti garis takdir kita masing-masing, kita memang menjalani tapi kita tidak bisa memprediksi dengan tepat di depan akan ada apa. Ingat, jangan tertipu dengan dia yang polos, kadang kala yang terlihat tenang, itulah yang paling mematikan." Pungkas Steven seketika membuat mereka tak berkutik.
Situasi semakin panas, keraguan dan keyakinan saling bertempur satu sama lain. Kemana kaki akan melangkah jika dua kemungkinan belum bisa di pastikan kebenarannya.
"Kita ambil jangan tengahnya. Kita selidiki keterlibatan Kayla Ramadhani di sini, baru kita bisa menemukan kata kunci dari tewasnya Maria Sheljia." Putus Rev.
"Untuk mendapatkan itu semua, kita harus selidiki Kayla. Secepatnya kita harus cari tau tentang dia, sebelum dia kabur dari permainan yang dia buat sendiri." Saran cermat Angkasa, lebih cepat lebih baik, jika terus di pendam, masalah bukan semakin padam, tapi malah melebar.
"Gak hanya di sekolah aja kita mengintai target. Tapi juga di luar sekolah." Usulan Aldo.
Rev menatap tajam Aldo."Pulang sekolah kita ikuti dia."
Mereka semua mengangguk patuh, menyetujui perintah di buat oleh sang ketua OSIS.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 311 Episodes
Comments
Yeyet Faranova
cemangat menguak kejahatan angkasa...
2024-02-21
0