Seluruh kediaman Mansion Tulip dibuat terkagum-kagum dengan sifat nyonya muda mereka yang berbeda jauh dengan apa yang disampaikan Friska dan Yaya.
Dea disebut jahat dan kejam, suka memerintah seenaknya dan juga sangat membenci pelayan di rumahnya dahulu, hal ini membuat mereka menjaga jarak dengan Dea.
Tapi hari ini, sifat sebenarnya dari gadis itu telah mereka saksikan dengan kedua mata mereka masing-masing. Dea memperlakukan mereka selayaknya manusia, bahkan memperhatikan seorang pelayan rendah yang sudah menghinanya.
"Aku sangat terkejut dengan sikap nyonya, dia membuatku terkagum-kagum!"
"Kau benar, nyonya muda kita sangat baik!!"
"Sejujurnya selain baik dia juga sangat cantik!!"
Para pelayan tak berhenti membicarakan hal ini. Semaunya dibuat kagum dengan kerendahan hati Dea.
Para pelayan melakukan pekerjaan mereka dengan hati yang senang. Semuanya tampak sangat tenang dan damai sekalipun mereka dikurung di kediaman itu.
Sementara itu, Dea baru saja keluar dari ruangan perawatan, meninggalkan Friska untuk beristirahat di sana.
" Huwaaa..... Erkgghhhh...."
Krak!! Krakk!!
Tubuh gadis itu sudah seperti rongsokan, berbunyi begitu keras hanya dengan sedikit gerakan peregangan.
" Aku lapar!!" Celetuk Dea sambil mengusap perutnya.
Dia menatap kediaman itu, hari sudah cukup sore dan sebentar lagi akan makan malam.
Dia masih melihat para pelayan tampak bekerja dengan rajin.
Dea berjalan menuruni anak tangga lalu keluar dari bangsal perawatan.
"Mereka semua pasti lapar, ada baiknya makan bersama malam ini, pasti akan seru!!' gumam Dea.
Dia menatap halaman yang lebar di sana, sebuah ide muncul di kepala gadis itu. Dia tersenyum manis sambil menepuk-nepuk perutnya yang keroncongan.
Gadis itu berjalan menuju arah dapur utama kediaman itu.
"Selamat sore nyonya!" Sapa para pelayan sambil tersenyum pada Dea.
"Ahh sore sore... " Balas gadis itu sambil tersenyum juga.
Dia berjalan lagi, dan adalagi pelayan yang melewatinya," selamat sore nyonya," sapa mereka lagi.
Dea mengangguk sambil tersenyum," selamat sore!"ucapnya .
Sepanjang jalan dia menemui para pelayan dan anehnya mereka semua menyapa dan tersenyum padanya sambil membungkuk hormat.
"Apa mereka terlalu lelah bekerja sampai semuanya menyapaku seperti itu!?" Pikir Dea seraya memiringkan kepalanya.
Gadis itu menggidikkan bahunya dan lanjut berjalan dengan senyuman cerah di wajahnya. Dia berjalan menuju dapur utama di mana semua makanan di masak.
" Hey kalian sedang apa!?" Dea mengintip dari balik dapur utama menatap para pelayan bagian dapur sedang beres beres bahan makanan.
"Nyonya!!" Seru mereka sambil membungkuk hormat.
"Ehh gak perlu terlalu formal, kita tidak sedang di kantor, santai aja say!!" Celetuk Dea sambil tertawa ramah.
Para pelayan dibuat tersenyum dengan tingkah nyonya mereka. Tak butuh waktu lama, para pelayan dibuat jatuh hati dengan kepribadian gadis itu.
"Kami sedang mempersiapkan bahan makan malam, apa nyonya butuh sesuatu!?" Tanya mereka.
Dea menatap mereka semua, " benar, aku butuh sesuatu, sesuatu yang akan sangat merepotkan!" Ucap gadis itu.
" Katakan saja nyonya, akan kami usahakan!" Ucap mereka dengan penuh semangat.
" Benar!? Kalian mau bantu!?" Tanya Dea sambil menaikkan kedua alisnya.
Mereka semua mengangguk setuju.
Dea tersenyum," baiklah!' ucap gadis itu.
"Malam ini kita akan makan bersama di halaman samping, kita adakan malam kebersamaan!!" Seru Dea dengan penuh semangat.
Namun respon mereka tidak seperti yang Dea harapkan. Mereka tampak menunduk dengan wajah takut lagi.
"Ummm? Tadi kalian bahagia sekali, kenapa sekarang semuanya malah cemberut!?" Celetuk Dea sambil menggaruk kepalanya.
" Ma.. maaf nyonya, kami para pelayan tidak pernah makan bersama dengan majikan kami, ini hal yang tidak pantas, kami masih tahu batasan kami, maafkan kami nyonya," ucap pada pelayan itu sambil membungkuk.
"Maafkan kami Nyonya, kami tidak berani!!" Ucap mereka semua dengan serentak.
"Cihh... Dasar penakut!' ejek Dea.
Mereka semua mengulum bibir mereka sambil saling melirik satu sama lain.
"Tuan muda kalian mengatakan aku bisa melakukan apa saja, oleh karena itu, mulai hari ini setiap bulan kita akan lakukan malam kebersamaan di mansion ini!!" Seru Dea penuh semangat.
" Batasan apanya!? Kita masih sama sama manusia, sama sama tinggal di bumi, jangan membuat diri kalian sendiri kesulitan, ayo semua ikuti aku!!' ucap gadis itu.
"Apa anda yakin nyonya?" Tanya Siska.
"Kami hanya pelayan rendahan, tidak layak makan bersama Nyonya, sedang nyonya adalah seorang putri bangsawan,kami..."
"Haisshh shuutt.... Jangan bahas masalah bangsawan di rumah ini, tidak ada gunanya, bangsawan apanya!!" Ketus Dea.
"Kalian jelas tahu, aku putri yang tidak disayangi, dijual ke kediaman ini juga untuk kepentingan bisnis, jangan bahas tentang bangsawan padaku, karena aku tidak menyukainya!" Tegas Dea.
" Mulai hari ini, mari kita hidup dengan bebas dan santai, selagi si montser jahat itu belum pulang!!" Ucap Dea sambil melompat-lompat penuh semangat.
"Kalian lihat aku, penuh gairah dan semangat. Jiwa muda itu harus semangat!! Ayo semuanya!" seru Dea sambil melompat tinggi dan...
Jeleduk!!
Kepalanya terjedot ke ambang batas pintu.
" Ouuchhh... Benjol kecilku akan jadi benjol tua!!hahahahhaha....." Dea tertawa terbahak-bahak.
" Pffhtt... Bahahahhaa... Nyonya anda ada ada saja!!"
Mereka semua tertawa bahagia. Kehadiran Dea yang baru beberapa Minggu sudah mengubah kediaman itu menjadi lebih berwarna.
Sambil bekerja sama, mereka menyiapkan tenda berteduh di halaman depan, membawa tikar lebar dan panjang serta peralatan memanggang.
Bahan bahan makanan yang harusnya disiapkan untuk Dea dan Sagara, diambil semua oleh gadis itu untuk dinikmati bersama oleh para pelayan.
"Apa di sekitar sini ada yang jual petasan!? Akan lebih seru kalau ada petasan," tanya Dea pada Ruka, pelayan yang menjaganya.
"Petasan? Nyonya ingin kembang api?" Tanya Ruka.
"Iya, aku sudah lama tidak melihatnya, apa kita bisa memasangnya di sini?" Tanya Dea.
Ruka berpikir sejenak," sepertinya tidak bisa nyonya, kita semua dikurung oleh tuan muda, membeli petasan tidak akan semudah itu," jelas Ruka.
" Begitu ya, huhh... Ya sudahlah, kita akan adakan pertunjukan malam ini hehe...ayo kita bantu yang lain?!" Seru Dita dengan penuh semangat.
Ruka tersenyum, dia menatap ke langit dengan wajah optimis," Dasar pria dingin yang bodoh, istri cantik dan baik begini kau tinggal kerja? Di mana matamu Sagara bodoh!" Batin gadis itu.
Seisi kediaman tampak sangat bahagia. Para pelayan tak memperbolehkan Dea mengangkat barang, mereka membiarkan nyonya mereka duduk dan mengawasi.
Tapi, Dea yang jelas bukan orang yang bisa diam tak akan mau disuruh duduk tenang tanpa melakukan apa pun.
Dari sudut halaman, tepat di depan bangsal Dea, gadis itu duduk sambil memegang gitar akustik yang dia ambil dari ruang musik.
" Mansion Tulip, let me hear your Voice!!" Seru Dea melalui Mic yang sudah dipasang.
" Wah Nyonya main gitar, semuanya lihat, Nyonya akan bernyanyi!!" Seru para pelayan sambil menatap ke arah Dea.
" Wohooo!!!!"
"Untuk menghibur kakak dan adik sekalian, biarkan saya, Dealora Eldrich melantunkan sebuah lagu untuk kita semua," ucap gadis itu sambil tersenyum.
"Wohooo... Hidup nyonya, hidup nyonya!!" Seru mereka sambil bertepuk tangan meriah.
Dea memainkan gitarnya, menyanyikan lagu lagu kesukaannya di depan mereka semua .
Para pelayan menari dengan bahagia. Bekerjasama dan berseru kegirangan di kediaman yang awalnya disebut sebagai kediaman hantu itu.
Sementara itu, di sisi lain rumah itu, seseorang tampaknya mengawasi Dea dengan tatapan tajam dan menusuk.
"Dea Eldrich, kau pikir kau bisa mengubah kediaman ini hmm!? Lihat saja, aku akan mangusirmu dengan tanganku sendiri!!" Geram Kepala pelayan yang menatap Dea dengan tatapan sinis dan bengis.
.
.
.
Like, vote dan komen 🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 166 Episodes
Comments
🐊⁰³
astaga knp msh ad kepal pelayan yg jahat disana
2023-06-07
0