Dea tampak duduk tenang di dalam mobil sambil menghela nafas. Wajahnya mengatakan dia sedang dalam kondisi kalut.
Barak menyatakan bahwa kondisi Dea yang berhalusinasi tadi pagi adalah efek ringan dari racun yang sempat masuk ke tubuhnya.
Racun yang jika digunakan dengan kadar sedikit akan memberi efek seperti pemakai obat obatan dan itulah yang dialami oleh Dea di rumah sakit tadi.
Kondisinya sudah stabil dan hanya butuh istirahat dan makan yang benar karena Dea dinyatakan mengalami kekurangan nutrisi.
"Nyonya, saya harap anda tidak berpikir berlebihan tentang tuan muda," Lin mulai menjelaskan.
"Tidak berlebihan bagaimana!? Jelas dia yang mulai duluan!" Kesal gadis itu.
"Apa pun caranya, aku akan keluar dari kediaman itu!!" Tegas Dea.
Barak dan Lin saling melirik ," kami tidak yakin anda bisa keluar !" Ucap keduanya bersamaan.
"Eh.. kalian.. hahhhh... Kenapa juga aku bicara pada bawahannya, gak ada gunanya, kalian semua adalah Monster!!" Ucap Dea sambil menangis kesal.
Pada awalnya dia pikir rencananya akan berjalan dengan baik, tak tahunya suaminya adalah pria yang sangat sulit dikendalikan.
"Nyonya, mengenai racun dan perlakuan pelayan itu, tuan muda sama sekali tidak tahu kalau mereka melakukannya pada Anda, semua ini tidak ada hubungannya dengan tuan muda," jelas Lin.
"Tidak ada hubungan bagaimana!? Semua orang mengatakan kalau dia adalah monster walaupun sangat disayangkan wajahnya yang tampan itu terbuang percuma!" Celetuk Dea.
" Mereka mengatakan dia menyiksa orang-orang di sekitarnya, suka main perempuan, kejam, penjahat dan raja iblis, itu sudah jelas kalau dia yang melakukan semua ini!!" Ucap Dea berapi-api.
"Dia juga meninggalkan ku di malam pernikahan. Memperlakukan aku seperti sampah, tentu saja kalian para bawahannya akan mengikuti sikapnya!!" Ucap Dea seraya menatap mereka dengan wajah ditekuk. Keningnya sampai berkeringat dan pipinya menggembung karena kesal.
"Nona, jika Sagara seperti yang kau sebutkan tadi, maka dia tidak akan repot-repot dengan wajah panik menggendong mu dan membuat keributan di tengah malam di rumah sakit ini!!" Ucap Barak dengan tegas membela sahabatnya.
"Dia sampai mengancam kami bahkan hampir mengjaharku karena khawatir padamu Nona, kalau dia monster, maka dia akan membiarkanmu mati membusuk di mansion itu seperti rumor yang sudah sudah!' Barak membela Sagara dengan tegas.
Sekalipun Sagara pria yang kejam dan tak berperasaan, tetapi ketika posisi Sagara disudutkan dan dituding melakukan hal buruk, Barak, Lin dan teman-teman Sagara yang mengenal baik pria itu siap pasang badan untuk membelanya.
"Di.. dia membawaku?" Tanya Dea.
"Benar nyonya, tuan muda yang menyelamatkan anda begitu tahu kalau bahan makanan yang harusnya dibuang malam itu malah anda masak sendiri, tuan muda untuk pertama kalinya melakukan hal itu," jelas Lin.
" Tuan muda sudah menghukum pelakunya, dan para pelayan sudah diberikan tindakan tegas nyonya,"
"Jadi siapa pelakunya!? Siapa yang meracuniku!? Apa mungkin orang suruhan saudar.. eh...hempk!!" Dea langsung menutup mulutnya dengan wajah takut.
"Apa anda mencurigai seseorang nyonya?" Tanya Lin seraya melirik Barak yang juga merasa aneh dengan kata kata Dea barusan.
"Ehehehhehe... Nggak nggak kok, terimakasih sudah menjelaskan nya," ucap Dea dengan suara gugup, mencoba mengalihkan pembicaraan setelah hampir mengungkap rahasianya.
"Kalau boleh tahu, di mana tuan kalian berada sekarang? Aku ingin menemuinya," tanya Dita.
"Tuan muda sudah terbang ke London nyonya, tidak tahu kapan akan kembali," jelas Lin.
"Lo.. London!?" Mata Dea membulat sempurna.
"Kapan dia pergi!? Cepat sekali!? Apa dia marah padaku!? Hanya karena ku tuduh dia sampai pergi menjauh ke negara lain!?" Tanya gadis itu.
Siapa sangka Sagara sudah berangkat ke negara lain setelah melihat kondisi Dea di rumah sakit tadi.
"Mungkin, anda membuatnya kecewa nyonya, tuan Sagara bukan orang jahat seperti yang dirumorkan orang-orang," jelas Lin.
"Benar sekali, Kami kenal betul dengan dia, dia hanya menerima semua tudingan terhadap dirinya dan semua hinaan itu, tapi bayangkan betapa kejamnya dunianya ketika istrinya sendiri bahkan menuduhnya sebagai pembunuh!" Ucap Barak menyindir sikap Dea tadi.
Dea terdiam kecut, dia menundukkan kepalanya dengan rasa bersalah memenuhi hatinya. Dia juga tahu rasanya bagaimana di tuduh dan diperlakukan tidak adil oleh dunia.
"Ahh... Baguslah jika dia membenciku, dengan demikian dia akan mengusirku dari kediamannya, ini akan bagus untuk kami berdua, aku menjalani hidupku dan dia menjalani hidupnya sendiri," ucap Dea.
Barak dan Lin tidak menyangka dengan jawaban Dea yang selalu bersikeras ingin keluar dari kediaman Sagara.
"Nyonya, tuan Sagara tidak akan pernah melepaskan anda, saya yakin itu, karena anda perempuan pertama yang tuan bawa dan langsung menempati kediaman nyonya rumah," jelas Lin.
"Arrhhh aku tidak peduli entah itu nyonya rumah atau apa pun, aku akan menebus kesalahanku padanya dan dia akan mengeluarkan ku dari rumahnya," ucap Dea.
"Tapi nyonya, tuan muda...
"Sudahlah, jangan bicara lagi, aku mau istirahat, biar istri tak berguna ini selamanya ditinggalkan," ucap Dea sambil bersandar pada kursi mobil dan memejamkan kedua matanya.
Barak maupun Lin tak bisa berkata-kata dengan pendirian teguh gadis itu. Pantas saja perempuan keras kepala itu dipertemukan dengan manusia sedingin es di puncak Everest, mereka sama sama berhati dingin.
"Aku harus keluar, jika aku tidak segera menjemput Amira, aku takut dia akan disiksa di rumah itu, " batin Dea penuh tekad.
" Untuk Sagara, ahh... Aku memang bersalah, tapi itu juga karena semua rumor yang ku dengar tentangnya, bagaimana aku akan menghadapi dia nanti!?"
Berbagai pertanyaan muncul di kepala gadis itu. Entah sampai kapan dia akan terjebak di sana dan menunda semua rencana yang sudah dia susun sejak keluar dari kediaman bangsawan Eldrich.
Tak butuh waktu lama, mereka tiba di kediaman Sagara. Tampak beberapa hal mencolok yang berubah di sana. Pagar memasuki kediaman itu diubah sepenuhnya menjadi besi baja yang hanya bisa dibuka dari bagian luar,pagar belakang pun sama, semua diubah dengan tingkat keamanan seperti penjara.
Yang awalnya tak ada kamera keamanan, kini kediaman itu dipasangi kamera keamanan kecuali kamar pribadi.
Puluhan pengawal berjaga dan tak ada yang bisa keluar atau masuk tanpa seijin pemilik kediaman itu.
"Ada apa ini? Kenapa seperti nya semuanya berubah!?" Tanya Dea sambil menatap seluruh area kediaman itu.
" Ini keputusan tuan muda nyonya, setelah kejadian kemarin, seluruh pelayan ditahan di sini dan tidak diperbolehkan keluar selama tiga bulan tanpa ijin dari tuan Sagara," jelas Lin.
" Jadi maksudnya semua yang ada di sini dikurung!?' tanya Dea.
"Benar nyonya, karena kejadian itu, seluruh pelayan dihukum!" Jelas Lin.
Dea terdiam, tak bisa dia berkata-kata mendengar penjelasan Lin.
"Wah.. tuan kalian benar benar sesuatu ya, dia sangat kejam!" Ucap Dea sambil geleng-geleng kepala.
"Ini juga karena anda nyonya,mohon jangan melakukan tindakan yang bisa membuat tuan muda marah, apalagi jika anda sampai berusaha melarikan diri dari mansion ini, tuan muda pasti akan menghukum Anda dan seluruh pelayan di sini," ucap Lin dengan serius dan penuh penekanan.
Dea terdiam membisu, saat ini dia sadar betapa tegas dan seramnya seorang Sagara. Tuan muda yang jalan pikirannya sangat sulit ditebak.
"Mati aku!!"
.
.
.
Like, vote dan komen 🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 166 Episodes
Comments
🐊⁰³
suamiu baik dea
2023-06-07
0