Keesokan paginya,
"Arrkhh... Aduhhhhhhh..... Kepalaku!!!!" Suara teriakan menggelegar berhasil menghebohkan seisi kediaman Mansion Tulip.
Teriakan dari bangsal nyonya rumah yang sangat keras membuat semua orang terkejut, gak terkecuali Sagara yang sedang duduk tenang di ruang bacanya.
"Ada apa lagi dengan wanita itu!?" Dia berdack kesal sambil menutup bukunya dengan keras .
"Lin ada apa ! Kenapa nyonya kalian berteriak seperti orang kesurupan!?" Kesal Sagara.
" Sebentar saya cek tuan!" Ucap Lin berlari keluar dari ruangan baca tuan mudanya menuju bangsal sang nyonya besar.
Sagara melemparkan pandangannya ke arah bangsal itu," kau mau keluar dari rumah ini ya!? Mimpi saja kau!' batin pria itu.
Sementara itu, Lin bergegas menuju kediaman nyonya muda mereka, demikian para pelayan yang juga panik mendengar suara teriakan menggelegar sang nyonya.
" Nyonya muda ada apa!??" Lin langsung menerobos pintu masuk rumah itu dan berlari ke dalam kamar Dea.
"Kepalaku benjoooollll!!!!!" Teriak Dea sambil menunjuk gundukan kecil di atas kepalanya, merah keunguan dan bulat menggemaskan di atas kepalanya.
"kau apakan aku Salamander tak bertulang!!!" Teriak Dea sambil menangis.
Lin terhenyak, dia menatap nyonya mudanya dengan wajah kecut. Baru sehari tinggal di mansion Tulip, perempuan itu sudah menimbulkan keributan di sana.
"Nyonya tenanglah dahulu, biar saya jelaskan!" Ucap Lin.
Dea menatap pria itu sambil bersedekap dada,"jelaskan!" Ucapnya.
"Apa anda tidak ingat? Semalam anda pingsan di depan kediaman tuan muda Sagara, kepala anda terjedot ke batu, itu sebabnya muncul benjolan itu," jelas Lin dengan tenang.
Dea terhenyak, dia menutup mulut tak percaya,"jadi semalam bukan mimpi Kak Lin!?" Celetuk gadis itu dengan suara berbisik sambil menatap ke sana kemari.
"la... Laki laki samalam, tuan kalian!?" Tanya Dea sekali lagi. Dia sangat terkejut.
Sekretaris Lin mengangguk," benar nyonya, pria semalam adalah suami anda," jelas Lin singkat.
Mata gadis itu membulat, rahangnya jatuh ke bawah," ti.. tidak.. hahah... Tidak mungkin !!" Ucap Dea panik.
Gadis itu mencengkram kepalanya sambil berjalan ke sana kemari saking paniknya karena kejadian semalam sama sekali bukan mimpi.
"aku pasti bermimpi kan!?" Gumam gadis itu.
Puk... Puk... Plakk!!
"arkhhh!!!" Dea memekik sendir setelah menampar wajahnya.
"Pffthh... Nyonya muda benar benar orang yang berbeda," Lin menahan tawanya di sudut sana, memperhatikan nyonya mudanya yang aneh tapi lucu.
"Huwaa.... liiiinnn... Bagaimana ini!? Aku sudah melakukan kesalahan yang tidak bisa diampuni, aku pasti akan di makan oleh monster itu!!!" Ucap Dea sambil menatap Lin dengan wajah khas.
Lin tersenyum tipis," benar nyonya, sebaiknya anda bersiap-siap, tuan akan datang memakan anda!" Celetuk Lin sambil tersenyum jahil.
" Tidak tidak tidak!!" Dea menarik tangan pria itu dan menatapnya seperti anak kecil.
"Jangan pergi, dia akan memakanku nanti, kau tahu kan, dia pasti mendengar semua rumor yang ku katakan itu!!!" Ucap Dea seraya mengerucutkan bibirnya.
Tuk!!
Lin mengetuk pucuk kepala gadis itu dan mendorongnya dari sisinya.
"Sebaiknya nyonya bersiap, rapikan pakaian anda," ucap Lin sambil tersenyum tipis.
Dea hanya bisa cemberut, dia menggigit ujung jarinya sambil menatap Lin dengan mata memelas," tak bisa kan aku keluar dari rumah ini Lin? Apa kesempatan ku untuk keluar sudah habis!?" Tanya Dea dengan suara pelan.
"Semua itu bukan hak saya nyonya, emua keputusan ada di tangan tuan muda, anda hanya harus patuh dan mengikuti peraturan di rumah ini!" Ucap Lin dengan tenang.
"Tapi...
"Liiiinnn!!!!" Suara teriakan Sagara terdengar.
Sontak Dea menutup mulutnya sambil mengintip ke arah luar.
"Saya permisi nyonya " ucap Lin yang langsung undur diri dan berlari menuju ruang baca sang tuan muda.
Dea melirik ke kiri dan kanan, hanya ada pengawal dan pelayan yang sedang bekerja di kediaman itu. Tak seorang pun yang dia kenal di sana.
"Bagaimana ini!? Aku harus keluar dari rumah ini!" Batin Dea sambil mengendap-endap memeriksa situasi.
Krruuuukkkkkk...
"Ahhh aku lapar.... Apa tidak ada makanan di rumah ini!?" Gumam gadis itu sambil menatap ke sana kemari hingga matanya menemukan beberapa hidangan sarapan pagi yang sudah ditata di ruangan bangsal itu.
Dia tersenyum ceria, sontak gadis itu melangkah dengan cepat mendekati meja makan itu.
"Makan pagi..." Guma Dea sambil menatap beberapa potong roti, jus jeruk dan buah yang diletakkan di meja itu.
"Apa ini sarapan paginya!?' tanya Dea pada pelayan yang berdiri di sana.
"Benar nyonya, ini sarapan pagi anda, silahkan dinikmati," ucap pelayan itu.
Dea hanya mengerucutkan bibirnya,"kalau makan ini mana bisa kenyang," gumam Dea.
"Apa tuan kalian juga makan yang sepe ini!?" Celetuk gadis itu.
"Tidak nyonya, menu makan tuan muda sudah diatur oleh sekretaris Lin," jelas pelayan itu.
Dea menghela nafas sambil menepuk perutnya yang sudah keroncongan.
"Tidak tahu apa. Cacing cacing peliharaanku sudah menabuh genderang perang, haihh!!"
"Sudahlah, nanti aku pikirkan yang penting sekarang makan dulu!'" gumam gadis itu.
Dea melahap semua rotinya dengan cepat, menyeruput minumannya seperti orang kelaparan.
Jelas saja lapar, di kediaman Eldrich dia tak diberi makan, tiba ke kediaman Sagara pun dia tak mendapatkan makanan bahkan air minum setetes pun tak disediakan.
"Apa tuan muda kalian tidak bekerja!?" Tanya Dea heran.
"Tuan muda akan berangkat pukul 9 nanti nyonya, apa nyonya mau menemani? Supaya saya sampaikan!" Ucap pelayan itu.
"Ehh tidak tidak tidak!" Tolak gadis itu sambil menggoyangkan tangannya.
"Aku hanya akan dimakan nanti," celetuk Dea sambil menatap Sagara yang tampak serius berdiskusi dengan Lin di ruang bacanya.
"Jam sembilan ya, hmm... Sepertinya aku bisa melarikan diri dari tempat ini segera!" Batin Dea sambil tersenyum licik.
Sementara itu di ruang baca Sagara,
"Apa yang terjadi padanya?" Tanya Sagara.
"Nyonya muda terkejut karena ada benjolan kecil di kepalanya," jelas Lin.
"Benjolan?" Sagara menatap Lin dengan wajah heran.
"Benar tuan, semalam nyonya pingsan di depan bangsal anda karena terkejut kalau nyonya sudah mengatakan yang tidak-tidak tentang anda," jelas Lin singkat.
" Pingsan!? Kenapa kau tidak bilang apa-apa padaku!?" Tanya Sagara.
"Eh.. itu, saya pikir anda tidak peduli tuan," ucap Lin pelan.
Sagara mengalihkan pandangannya, Benar juga, buat apa dia peduli dengan urusan remeh seperti itu.
"Awasi perempuan itu dengan baik, dan cari tahu segala sesuatu tentang dia, pastikan apakah dia berhubungan dengan orang itu atau tidak!" Tukas Sagara.
"Sejauh yang saya selidiki, nyonya muda sama sekali tidak memiliki hubungan baik dengan keluarganya tuan, nyonya muda bersih sampai saat ini!" Jelas Lin.
Sagara mengangguk paham," apa kau sudah mencari tahu kenapa kakak perempuannya menolak pernikahan ini?" Tanya Sagara.
"Bukankah sudah jelas tuan? Nyonya muda saja tahu rumor buruk tentang anda, hanya sekali mendengar pasti mereka akan menolak," tutur Lin.
"Lalu kenapa perempuan itu mau? Apa benar ucapannya dia ingin di bunuh?" Gumam Sagara.
"Menurut saya, nyonya muda ingin lepas dari keluarga itu, nyonya dianggap sebagai pembawa sial dan seluruh keluarga bangsawan Eldrich mengucilkan Nyonya," jelas Lin.
"Nyonya sepertinya orang yang baik tuan, " jelas Lin.
"Baiklah, sepertinya kau sudah lebih paham tentang nyonyamu, bagaimana kalau kau bekerja untuk nyonya?" Celetuk Sagara seraya melirik pria itu.
Lin terdiam, dia tahu dia terlalu banyak bicara," saya tidak berani tuan!" Ucap pria itu.
"Cih!"
Sagara menatap ke arah luar jendela yang dapat langsung mengamati kediaman nyonya rumah itu. Dia memandang ke arah bagian teras bangsal di mana Dea sedang menikmati sarapan paginya dengan lahap.
"Tuan, kalau boleh tahu, kenapa anda setuju menikahi nyonya muda? Jelas dia tidak memberikan keuntungan bagi tuan, " tanya Lin.
Sagara menatap gadis itu dengan intens," Kau mau mati Lin? Orang yang banya bertanya biasanya cepat mati!" Ucap Sagara dengan suara berat.
Glek!!
"Ma.. maaf tuan!" Ucap pria itu sambil membungkuk.
"Sial, tuan muda memang begitu dingin, apa yang ku harapkan!?" Batin Lin yang langsung gemetar mendengar ucapan sarkas dar Sagara.
Sagara menatap Dea," penasaran, aku penasaran..." Batin pria itu.
.
.
.
Like, vote dan komen 🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 166 Episodes
Comments
🐊⃝⃟ ⃟🍒⁰¹
aku hadirrrrr semngt thirrr
2023-06-06
0
Ririn Alfathunisa
lanjut kak maaf aku baru mampir di cerita kakak yg baru😁
2023-05-06
2