Beep! Beep! Beep!
Ketukan demi ketukan beraturan memenuhi ruangan bernuansa cokelat dengan aroma primrose di dalamnya. Cahaya nyaman nan hangat membuat penghuninya tidur dengan lelap.
Seorang gadis berambut panjang berbaring di atas brankar pasien, tak kunjung sadarkan diri setelah dibawa ke rumah sakit satu hari yang lalu.
Kini semua pegawai dalam rumah sakit itu menggantungkan hidup dan karirnya pada seorang gadis biasa yang tidak dianggap keluarganya.
Pasalnya, Sagara sedang mengamuk di ruangan dokter karena Dea tak kunjung sadarkan diri sejak dibawa ke rumah sakit.
Brak!!! Brakk!! Brakk!!!
Kursi, meja, jam dan lukisan lukisan berubah menjadi barang tempur. Sagara tersulut emosi karena tak kunjung mendengar kabar dari Dea yang masih belum sadarkan diri.
"Barak, kenapa dia tak kunjung bangun!!" Kesal Sagara.
Barak, dokter tampan itu hanya bisa menghela nafas menghadapi tempramen super keras dari Sagara.
"Tuan muda, tolong tenanglah dahulu, dia tidak akan langsung bangun sekalipun kau menghancurkan seluruh rumah sakit ini!!" Kesal Barak.
" Dia juga perlu istirahat setelah tubuhnya melawan efek racun itu, lagipula siapa yang menyuruhmu meninggalkan istrimu begitu kau selesai menikah, dasar bodoh!!" Ejek Barak.
"Kau!!' Sagara terdiam.
Ucapan Barak memang ada benarnya, tidak seharusnya dia meninggalkan Dea di malam pernikahan tanpa mengatakan apa pun pada gadis itu maupun seluruh pelayan di kediamannya.
Barak menenggak salivanya, pria di depannya itu memang sangat menyeramkan.
"Cihh... Dasar dokter tidak berguna!" Kesal Sagara.
"Katakan saja kau memang tidak sanggup, dokter lemah!" Ketus pria itu lagi .
"A.. apa!?" Barak terbelalak.
"Kau bilang aku lemah, tidak berguna!? Sagara... Sagara... Apa kau tidak tahu kalau aku adalah dokter muda terbaik di negeri ini!??" Kesal Barak.
"Terbaik dalam membunuh pasien!" Ucap Sagara lalu pergi dari sana.
"Hah.. me.. membunuh! Sagara!! " Pekik Barak.
"Sagara beraninya kau!!!" Teriak pria itu lagi.
"Sudahlah, kau seperti tidak tahu Tuan muda, ini juga hal yang baik bagi tuan muda," ucap Lin seraya menepuk punggung Barak.
Mendengar ucapan Lin, pria itu malah merasa terhina," hal yang baik apanya!? Kau juga merendahkan seorang profesor muda seperti ku!? Coba kau tanya di luar sana, apakah ada dokter muda, tampan ,jenius, cerdik dan lihat yang seperti aku hah!? Dasar menyebalkan!!!"
puk!!
Lin menepuk pundak pria itu lebih keras lagi," Sepertinya kau belum mengerti situasinya tuan Barak yang terhormat," ucap Lin sambil tersenyum.
"Lihat tuan muda Sagara, apa yang berubah darinya? Itu adalah hal baik yang ku bicarakan," ucap Lin sambil tersenyum lalu pergi keluar dari dalam ruangan Barak.
"Sagara!? Dia..." Barak mengusap kepalanya sambil memikirkan tindakan dan kata kata Sagara beberapa saat lalu.
Segera dia menyadari bahwa ada hal berbeda yang dia lihat dari pria menyeramkan itu hari ini, bahwa Sagara masih punya hati nurani.
"Dia masih manusia hahahahha... Sagara yang galak masih seorang manusia wahahahha... Ini berita hebat, ini berita hebat, seluruh dunia akan tercengang karena ini!!!" Teriak Barak sambil melompat bahagia.
Dia berlari keluar mengejar kedua pria tadi sampai melupakan citranya yang kharismatik di hadapan para medis yang sudah menjadi fansnya bertahun-tahun.
"Hei tunggu aku,!!" Teriak Barak.
"Aku jadi penasaran, seperti apa gadis ini sampai membuat seorang Sagara yang sangat kejam begitu khawatir!" Batin Barak sambil tersenyum licik.
Sagara membuat orang-orang yang mengenalinya tercengang. Terutama Lin dan Barak yang jelas tahu bagaimana kepribadian pria kejam itu.
Setelah memberikan hukuman pada pelayan yang melakukan kejahatan di kediamannya, dia langsung berangkat ke rumah sakit untuk memeriksa keadaan Dea secara langsung.
Biasanya dia tidak akan mengotori tangannya hanya untuk gadis seperti Dea.
Pria itu masuk ke dalam kamar Dea. Ternyata di saat yang sama Dea sudah sadarkan diri dan sedang duduk kebingungan di atas brankarnya.
"Ummm... Di mana ayam kecap manisnya tadi... Hoooaammmm... Apa aku sedang bermimpi!?" Celetuk gadis itu sambil mengusap usap kepalanya yang terasa pusing. Perutnya sedikit mual dan wajahnya masih pucat.
"Ayam kecap manisnya... Huwaa.... Ini rumah sakit, kalau begitu aku sedang bermimpi!!!" Rengek gadis itu sambil menendang-nendang selimutnya dengan wajah cemberut.
Padahal dia sedang bermimpi makan makanan enak, daging ayam kecap manis dengan hidangan mewah lainnya, tapi karena perutnya mual tiba-tiba dia keluar dari dunia mimpinya.
"Kau sudah sadar!?" Sagara menatap gadis itu dengan wajah datarnya.
Dea terkejut mendengar suara monster jahat yang di dalam mimpinya terus mengejar dirinya.
" Warkhhh!!!"
"Kenapa monsternya ikut keluar dari mimpi ku!!!" Pekik Dea yang sontak melompat dari atas brankar dan berlari ke sudut ruangan sampai tak sadar jarum infus di tangannya tertarik begitu saja hingga lepas.
"Awhhh tanganku!!!" Dia meringis kesakitan saat jarum itu tertarik hingga tangannya berdarah.
Sagara, Lin dan Barak yang masuk ke ruangan itu tentu dikejutkan dengan tingkah Dea yang aneh. Gadis itu malah terlihat seperti seseorang yang sedang mengigau.
"Kau... Sedang apa kau, pergi jangan makan aku!! Jangan makan aku!!" Teriak Dea sambil mengusir Sagara yang jauh berdiri di sebrang sana tapi dia pikir akan langsung menerkam dirinya.
"Nyo... Nyonya Muda, tenanglah, tidak ada yang menyakiti anda di sini, anda pingsan jadi kami membawa anda ke rumah sakit," jelas Lin.
Pria itu juga sama terkejutnya dengan Sagara. Dea memang tidak bisa ditebak isi kepalanya.
"Kalian!?" Dea menunjuk mereka.
"Membawaku!?" Tanya gadis itu sambil menunjuk dirinya.
Lin mengangguk, sedangkan Sagara yang selalu dingin pada manusia lain tidak peduli dengan ocehan gadis itu dan memilih duduk di dekat brankar Dea sambil terus menatap gadis itu dengan tatapan mengintimidasi.
"Memangnya aku kenapa!?" Tanya Dea sambil menatap seluruh tubuhnya dengan wajah kebingungan. Dia melihat tubuhnya, melihat ruangan itu dan menatap Sagara juga Lin bergantian.
"Apa kau tidak ingat!?' tanya Sagara.
Dea menggelengkan kepalanya sambil menggaruk-garuk lehernya.
"Semalam aku masak di dapur, bawa makanan ke kamar dan makan sampai kenyang eh tiba-tiba pusing terus gak ingat lagi!!" Celetuk Dea.
Sagara menatapnya lagi dengan tatapan mengintimidasi itu. Padahal jelas sekali dia sangat khawatir saat Dea terkena racun dari serbuk yang dimasukkan oleh Yaya.
"Eh... Maaf.. maafkan aku memasak sembarangan, itu juga salahmu karena memberikan rumput untuk ku makan, kau pikir aku kambing sampai harus menghabiskan semua jenis sayuran hijau bau tanah itu!!' ketus Dea seraya menggoyangkan tubuhnya.
"Merepotkan!" Ketus Sagara.
"Barak periksa otaknya, sepertinya ada kerusakan, kenapa dia bertingkah seperti itu!? Apa benar dia terkena racun!?" Tanya Sagara.
"RACUN!!" teriak Dea.
"Ck...shhh... Suaramu!!" Kesal Sagara.
"Apa aku keracunan semalam!? Yang benar saja, bagaimana bisa!? Lin.. apa benar aku keracunan!?" Tanya Dea tak menyangka kalau semalam dia keracunan makanan yang menyebabkan dirinya pingsan bahkan hampir mengalami henti jantung.
"Benar nyonya, anda keracunan setelah memasak bahan makanan yang ada di dapur, maaf atas keteledoran saya nyonya!" Ucap Lin penuh penyesalan.
Dea terdiam, dia kembali menatap Sagara," apa... Kau sebegitu benci padaku!? Sampai menaruh racun pada bahan makanan itu!?" Dea menatap Sagara.
"Apa kau menuduhku!?" Sagara tak terima.
"Iya, itu pasti kau kan!? Siapa lagi yang bisa melakukan hal kejam itu selain dirimu!!" Balas Dea.
"Para pelayan mengantar makanan yang katanya diperintahkan olehmu, tapi apa yang mereka berikan!?'
"Mereka memasak semak semak dan rumput makanan kambing untukku, memberikan air berlumut dengan piring yang tidak steril, cara membunuh di kediamanmu sangat unik ya!?" Teriak gadis itu.
Dia sangat marah, di kediaman Tulip dia hanya disuguhi makanan yang tak layak dan mendengar penghinaan yang mengerikan bahkan di hari ketika dia menginjakkan kaki di mansion itu.
"Ja.. jadi nyonya serius soal rumput!?" Tanya Lin.
"Apa aku akan semarah ini jika tidak serius Lin!? Itu pasti ulahnya ,semua orang tahu betapa kejam dirinya, dan mungkin seperti ini dia membunuh semua mantan istrinya itu!!" Ucap Dea sambil menatap sinis ke arah Sagara.
"Ma.. mantan istri!? Membunuh!? Sagara!? Yang benar saja, dari mana kau mendengar semua itu nona!?" Tanya Barak terkejut.
"Barak periksa saja keadaannya, setelah itu kirim dia pulang ke mansion!" Titah Sagara seraya bangkit berdiri.
"Lin pastikan tidak ada yang keluar dari mansion!!" Ucap pria itu.
"Tuan mau ke mana!?" Tanya Lin.
"Mau membunuh seseorang!" Ucapnya lalu pergi begitu saja.
"Cihh... Dasar bajingan jahat. Hati hati terkena karma, dasar manusia jahat!!!" Teriak Dea menjerit saking marahnya.
Seharian di mansion, hatinya sakit karena diejek terus menerus, diberikan makanan yang tidak layak dan harus kelaparan, saat dia memasak malah terkena racun, dan Sagara sama sekali tidak menjelaskan apa pun padanya.
Tentu saja Dea akan salah paham, entah bagaimana mereka akan mengakhiri masalah ini.
.
.
.
Like, vote dan komen 🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 166 Episodes
Comments
🐊⃝⃟ ⃟🍒⁰¹
astga Dea lucu 🤣😂
2023-06-06
0
Ririn Alfathunisa
visualnya kak
2023-05-11
2